Anda di halaman 1dari 29

1

BAB 1
TINJAUAN TEORI
1.1 Konsep teori Plasenta Previa
1.1.1 Pengertian
1. Plasenta Previa adalah placenta berimplantasi pada segmen bawah uteri
sehingga menutupi sebagaian hingga seluruh ostium uteri internum (Tanto,
2014: 444).
2. Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen-
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (Wiknjosastro, 2010: 365 ).
3. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh pembukaan jalan lahir. Implantasi yang normal adalah pada dinding
depan atau dinding belakang rahim di daerah fundus uteri (Sofian, 2012: 187).
1.1.2 Etiologi
Penyebab plasenta previa belum diketahui dengan pasti. Teori lain
mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang
tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atrofi. Paritas
tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah sesar, miomektomi, dan
sebagainya berperan dalam proses peradangan dan kejadian atrofi di endometrium
yang semuanya dapat dipandang sebagai faktor risiko bagi terjadinya plasenta
previa (Saifuddin, 2014: 492).
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kejadian plasenta previa :
1. Umur penderita
a. Umur muda karena endometrium masih belum sempurna
b. Umur di atas 35 tahun karena tumbuh endometrium yang kurang subur
2. Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
endometrium belum sempat tumbuh.
3. Endometrium yang cacat
a. Bekas persalinan berulang dengan jarak pendek
1
2

b. Bekas operasi, bekas curretage atau plasenta manual


c. Perubahan endometrium pada mioma uteri atau polip
d. Pada keadaan malnutrisi (Manuaba, 2012: 254)
4. Hipoplasia endometrium, bila kawin dan hamil pada umur muda.
5. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima
hasil konsepsi (Sofian, 2012: 189).
1.1.3 Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga dan
mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah
rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Sebagaimana diketahui tapak
plasenta terbentuk dai jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang
bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi
segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplementasi sedikit banyak akan
mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar (affacement) dan membuka
(dilatation) ada bagian tapak plasenta yang terlepas. pada tempat laserasi itu akan
terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan
intervillus dari plasenta.
Oleh karena fenomena pembentukan segmen bawah rahim ini, perdarahan
pada plasenta previa betapa pun pasti akan terjadi. Perdarahan di tempt itu relatif
dipermudan dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak
mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat
minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak akan tertutup
dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali
jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta pada mana perdarahan
akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Oleh karena pembentukan segmen
bawah rahim itu akan berlangsung lebih progresif dan bertahap, maka laserasi
baru akan mengulang kejadian perdarahan (Saifuddin, 2014 : 496-497).
3

1.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa menurut Saifuddin (2014: 495-496) :
1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak kurang 2 cm
dari ostium uteri internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak
normal.
Sedangkan klasifikasi menurut Ani Triana, dkk (2012:93) yaitu :
1. Tingkat I : Lateral Plasenta Previa pinggir bawah plasenta berinserasi
sampai ke segmen bawah rahim, namun tidak sampai ke pinggir pembukaan.
2. Tingkat II : Marginal Plasenta Previa plasenta mencapai pinggir
pembukaan (ostium)
3. Tingkat III : complete plasenta previa plasenta menutupi ostium waktu
tertutup, dan tidak menutupi bila pembukaan hampir lengkap.
4. Tingkat IV : central plasenta previa plasenta menutupi seluruhnya pada
pembukaan hampir lengkap.
1.1.5 Diagnosis
Menurut Tanto (2014: 444) diagnosis placenta previa sebagai berikut :
1. Perdarahan warna merah
segar tanpa rasa nyeri.
2. Awalnya sedikit lalu berhenti
sendiri kemudian akan berulang tanpa sebab jelas dan lebih banyak, seperti
mengalir
3. Pada kehamilan lanjut bagian
bawah janin tidak masuk pintu atas panggul tempat umumnya kondisi janin
baik hingga terjadi perdarahan agak banyak.
4

4. Plasenta previa sulit


didiagnosis hingga sekitar usia 28 minggu yang mana segmen bawah mulai
terbentuk. Untuk membantu memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan
USG.
1.1.6 Komplikasi
Komplikasi plasenta previa menurut Saifuddin (2014 : 499) antara lain :
1. Perdarahan banyak
Serviks dan segemen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah
sangat potensial untuk robek disertai oleh perdarahan yang banyak
2. Anemia bahkan syok
Oleh karena pembentukan segmen rahim terjadi secara ritmik, maka pelepasan
plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan semakin banyak
dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi
anemia bahkan syok
3. Plasenta inkreta dan perkreta
Oleh karena plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim dan
sifat segmen ini yang tipis mudahlah jaringan trofoblas dengan kemampuan
invasinya menerobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan
menjadi sebab dari kejadian plasenta inkreta dan plasenta perkreta
4. Kelahiran prematur
Kelahiran prematur sering terjadi oleh karena tindakan terminasi kehamilan
yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm
5. Kelainan letak janin
Karena dihalangi oleh plasenta maka bagian terbawah janin tidak terfiksir ke
dalam pintu atas panggul, sehingga terjadilah kelainan letak janin yaituetak
kepala mengapung, letak sungsang dan letak lintang.
6. Seksio sesarea
Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa
lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala konsekuensinya
5

7. Komplikasi lain yairu solusio plasenta (13,8%), perdarahan pasca salin (1,7%),
kematian maternal akibat perdarahan (50%) dan disseminated intavascular
coagulation (DIC) (15,9%).

1.1.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Rukiah (2010:289) yaitu :
1. Perhatian
Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show (perdarahan inisial)
harus dikirim kerumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rektal
apalagi vaginal.
2. Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum
inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau berat janin dibawah 2500 gr
maka kehamilan dapat dipertahankan istirahat dan pemberian obat-obatan
seperti spasmolitika, progestin, atau progesteron, observasi dengan teliti.
3. Periksalah golongan darah yang tertera pada buku KIA atau tanyakan pada ibu
dan siapkan donor transfusi darah. Bila memungkinkan kehamilan
dipertahankan setua mungkin supaya janin terhindar dari prematuritas.
4. Bila dijumpai ibu hamil diduga plasenta previa, rujuk segera kerumah akit
dimana terdapat fasilitas operasi, transfusi darah. Bila kekurangan darah,
berikanlah transfusi darah dan obat-obatan penambah darah.
1.2 Tinjauan Askeb Plasenta Previa
1.1.1. Pengkajian Data
1. Data Subyektif
a. Biodata / Identitas
1) Umur
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan
pada usia di atas 30 tahun (Saifuddin, 2014: 496).
b. Keluhan utama
6

1). Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang. Perdarahan
timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang
perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur, pagi hari tanpa disadari tempat
tidur sudah dipenuhi darah. Perdarahan cenderung berulang dengan
volume yang labih banyak dari sebelumnya (Sofian, 2012: 189).
2). Darahnya bersifat merah segar (Wiknjosastro, 2010 : 368).
c. Riwayat Kesehatan
1). Riwayat kesehatan yang lalu
Miometrium dan polip sangat rentan pula terhadap placenta previa
(Manuaba, 2012: 254).
2). Riwayat kesehatan sekarang
Perdarahan keluar pervaginam berwarna merah segar, tanpa nyeri
(Sofian, 2012: 189).
d. Riwayat kebidanan
1). Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
endometrium belum sempat tumbuh.
b) Endometrium yang cacat oleh bekas persalinan berulang dengan jarak
pendek yaitu <2 tahun, bekas operasi caesar, bekas curretage atau
plasenta manual (Manuaba, 2012).
2). Riwayat Kehamilan sekarang
Usia > 28 minggu yang mana segmen bawah mulai terbentuk. Untuk
membantu memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan USG.
Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan
lanjut (TM III). Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri dan
berulang. Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun.
Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu tidur dan saat bangun tidur,
pada usia kehamilan 7 bulan yang disebabkan oleh pergerakan plasenta
dan dinding rahim. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang
labih banyak dari sebelumnya (Sofian, 2012:189).
e. Pola kebiasaan sehari-hari
7

1). Nutrisi
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kejadian plasenta previa salah
satunya endometrium yang cacat disebabkan oleh malnutrisi (Sofian,
2012: 189). Ibu hamil dengan plasenta previa ini mudah sekali
mengalami penurunan kadar Hemoglobine dalam darah akibat
perdarahan (Romana, 2015).
2). Seksual
Penyebab non obstetrik plasenta previa luka-luka jalan lahir akibat
terjatuh, coitus atau varises yang pecah (Sastrawinata, 2005).
3). Aktivitas
Pada ibu hamil dengan plasenta previa dianjurkan untuk memperbanyak
istirahat (Sastrawinata, 2005)
4). Ketergantungan
Hipoksemi akibat karbon monoxida akan dikompensasi dengan hipertrofi
plasenta hal ini terjadi terutama pada perokok berat lebih dari 20 batang
perhari (Sastrawinata, 2005).
f. Psikososial
Cemas dengan keadaan bayinya karena perdarahan yang banyak dan tiba-
tiba. (Sulistyawati, 2012).
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum
Pada pasien plasenta previa keadaan umum ibu lemah (Sulistyawati, 2012).
b. Tanda-tanda vital
1). Tekanan darah
Pada kasus placenta previa tekanan darah rendah antara 90/70 mmHg
sampai 120/80 mmHg karena perdarahan (Saifuddin, 2014 : 243 ).
2). Suhu
Pada pasien placenta previa suhu tubuh meningkat tidak lebih dari 38oC
(Saifuddin, 2014: 243)

3). Nadi
8

Pada pasien plasenta previa nadi meningkat lebih dari 80x/menit


(Saifuddin, 2014 : 243)
4). Respirasi
Pada pasien placenta previa respirasi lebih dari 30 x/menit (Saifuddin,
2014:243)
c. Pemeriksaan Fisik
1). Muka
Pada pasien plasenta previa wajah terlihat pucat karena perdarahan
(Jannah, 2012)
2). Mata
Pada pasien plasenta previa konjungtiva berwarna pucat karena
perdarahan yang terjadi (Rukiyah, 2010).
3). Abdomen
Terdapat kelainan letak sungsang atau melintang (Sastrawinata, 2005:
86).
4). Genetalia
Pada pasien plasenta previa ada perdarahan pervaginam (Saifuddin, 2010
: 220).
d. Pemerikasaan khusus :
1). Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam : banyak, sedikit, darah
beku dan sebagainya. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan
pucat atau anemis (Manuaba, 2012 : 220).
2). Palpasi
Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas
panggul. Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalan
pada segmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus (Rukiah, 2010 :
25).
3). Auskultasi
9

Denyut jantung janin dalam batas normal, yaitu 120-160x/menit


(Sarwono, 2011)
4). Pemerikasaan dalam
Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan
anterpartum sebelum persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan
inspekulo secara hati-hati dapat menentukan sumber perdarahan berasal
dari kanalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan,
laserasi atau trauma) (Saifuddin, 2014).
e. Pemerikasaan penunjang menurut Saifuddin (2014 : 501)
1). USG
Dengan USG dapat dilihat demarkasi antara lapisan Nitabuch dengan
desidua basalis yang terputus
2). Color Doppler
Dengan Color Doppler terlihat adanya turbulensi aliran darah dalam
plasenta yang meluas ke jaringan sekitarnya
3). MRI
Dengan MRI dapat diperlihatkan perluasan jaringan plasenta ke dalam
miometrium (plasenta inkreta atau perkreta)
3. Analisa data
Setelah diperoleh data yang akurat, langkah selanjutnya yaitu analisa data.
Menurut Kemenkes (2011) tentang Standar Asuhan Kebidanan yang merupakan
hasil dari pengumpulan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan menganalisa data yang
diperoleh dalam pengkajian, menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk
menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.
1.1.2. Diagnosa
Diagnosa menurut Saifuddin (2014, 145)
G........PAPIAH, usia kehamilan....... minggu, janin hidup, tunggal/ganda, intrauterin,
situs membujur/melintang, habitus fleksi/defleksi, posisi puka/puki, presentasi
kepala/bokong, Keadaan umum baik/lemah, Prognosa baik/buruk, dengan
masalah :
10

1. Kecemasan
2. Perdarahan pervaginam
3. Kelainan letak
4. Anemia
1.1.3. Perencanaan
G........PAPIAH, usia kehamilan....... minggu, janin hidup, tunggal/ganda, intrauterin,
situs membujur/melintang, habitus fleksi/defleksi, posisi puka/puki, presentasi
kepala/bokong, Keadaan umum baik/lemah, Prognosa baik/buruk, dengan
masalah :
1. Kecemasan
2. Perdarahan pervaginam
3. Kelainan letak
4. Anemia
Tujuan : Ibu dan janin sehat, sejahtera sampai melahirkan.
Kriteria :
- Tidak terjadi perdarahan sampai akhir kehamilan aterm (38-40
minggu).
- Ibu dan janin dalam kondisi baik
- Kesadaran komposmentis
- TTV dalam batas normal
TD : 110/70 sampai 130/90 mmHg
N : 76-88 x/menit
S : 36oC- 37oC
R : 16-24 x/menit
- DJJ dalam batas normal (120-160 x/mnt)
Perencanaan menurut Rukiah (2010, 289)
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
R/ Ibu lebih tenang karena telah mengetahui kondisinya, sehingga ibu juga
lebih kooperatif.
2. Periksa tanda-tanda vital
R/ Untuk mengetahui kondisi pasien
11

3. Berikan dukungan mental dan emosional, bila perlu pasien selalu didampingi
R/ Ibu lebih tenang dan percaya diri karena banyak yang mendukungnya.
4. Evaluasi kondisi ibu dan janin setelah perdarahan terjadi
R/ Memastikan perkembangan kondisi ibu
5. Anjurkan ibu untuk Bedrest (istirahat) total
R/ Mencegah pergerakan plasenta sehingga mencegah perdarahan
6. Anjurkan ibu untuk menghindari hubungan seksual dan kerja rumah tangga
kecuali jika setelah pemeriksaan USG ulangan dan dianjurkan minimal setelah
4 minggu
R/ Memperlihatka ada migrasi plasenta menjauhi OUI, mulai usia kehamilan
lebih dari 28 minggu.
7 Anjurkan ibu untuk menjalankan perawatan di rumah sakit apabila terjadi
perdarahan berulang atau sudah saatnya untuk melahirkan
R/ Mendapatkan penanganan yang lebih baik dan komprehensif
8 Segera dilakukan Kolaborasi jika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin
R/ Menyelamatkan jiwa ibu dan janin
Masalah I : Cemas sehubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan : - Cemas berkurang
Kriteria : - Ibu tenang
- Ibu kooperatif dalam setiap tindakan
- Ekspresi wajah tidak tegang
Intervensi ( Rukiah,2010) :
1. Lakukan pendekatan psikososial dengan melaksanakan komunikasi terapeutik.
R/ Menjalin hubungan saling percaya dengan klien sehingga mau
mengutarakan perasaannya.
2. Berikan dukungan moril kepada klien.
R/ Klien lebih siap menerima kehamilannya.
3. Anjurkan klien untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME.
R/ Dapat memberi ketenangan psikis bagi ibu.
4. Anjurkan keluarga menemani dan memberi dukungan pada ibu.
R/ Memberikan ketenangan pada ibu.
12

Masalah 2 : Potensial perdarahan berulang sehubungan dengan plasenta previa.


Tujuan : Perdarahan berulang tidak terjadi
Kriteria : - KU ibu baik
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
T : 110/70-130/90 mmHg
N : 76-80 x/mnt
S : 16-24 x/mnt
R : 16-24 x/mnt
- Tidak ada pengeluaran darah pervaginam
- Hb > 11 gr%
- KU janin baik
DJJ normal 120-160 x/mnt
Intervensi (Rukiah,2010) :
1. Anjurkan ibu tirah baring.
R/ Dengan tirah baring kondisi ibu menjadi pulih membaik, dan tidak terjadi
perdarahan berulang.
2. Anjurkan ibu segera datang ke tempat pelayanan bila terjadi
perdarahan.
R/ Deteksi dini, segera ke tempat pelayanan bila terjadi perdarahan.
3. Anjurkan ibu tidak melakukan aktivitas berat.
R/ Untuk menguranggi perdarahan
Masalah 3 : Kelainan letak janin
Tujuan : Mengurangi resiko persalinan abdominal
Kriteria :
- Keadaan ibu dan janin baik.
- Pada pemeriksaan bahwa letak plasenta ada
di OUI.
Intervensi (Rukiah,2010) :
1. Beritahu ibu dan keluarga bahwa letak janin sungsang/lintang
R/ Ibu lebih tenang karena telah mengetahui kondisinya, sehingga ibu juga
lebih kooperatif.
13

2. Berikan dukungan mental dan emosional, bila perlu pasien selalu didampingi
R/ Ibu lebih tenang dan percaya diri karena banyak yang mendukungnya.
3. Lakukan inform consent pada suami atau keluarga jika akan dilakukan
operasi sectio caesaria
R/ sebagai pertanggung jawaban atas tindakan yang dilakukan tenaga
kesehatan.
4. Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan operasi sectio caesaria
R/ mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan
serviks dan segmen bawah rahim (SBR).
1.1.4. Pelaksanaan
Menurut Kemenkes (2011), tentang Standar Asuhan Kebidanan adalah
bidan dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/ pasien, dalam
bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan. Kriteria pelaksanaan rencana asuhan kebidanan
adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual-
kultural
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau
keuarganya (inform consent)
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based
4. Melibatkan klien atau pasangan dalam setiap tindakan
5. Menjaga privasi klien/ pasien
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8. Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada dan sesuai
9. Melakukan tindakan sesuai standar
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
1.1.5. Evaluasi
Menurut Kemenkes RI (2011:7-8) tentang Standar Asuhan Kebidanan,
bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat
14

keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan , sesuai perubahan perkembangan


dengan kondisi klien. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan
pada formulir yang tersedia. Evaluasi ditulis dalam bentuk catatan perkembangan
SOAP :
S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
O adalah data Objektif, mencatat hasil pemeriksaan
A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan
P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan rujukan.

Petugas
15

BAB 2
TINJAUAN KASUS

2.1. Pengkajian data


Tanggal Pengkajian : 18 Juli 2017 pukul 08.20 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Bersalin RSUD dr. Sayidiman Magetan
2.1.1. Data Subyektif
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. S Tn. N
Umur : 39 tahun 44 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 SMA
Pekerjaan : Ustadzah Ustadz
Penghasilan : Rp. 1.000.000,00 3.000.000,00
Umur menikah : 24 tahun 29 tahun
Lama/Berapa kali menikah : 15 tahun/1 kali 15 tahun/1 kali
Alamat : Magetan

2. Keluhan utama
Mengeluarkan darah agak banyak dari jalan lahir sekitar ½ pembalut pada
tanggal 17-07-2017 pukul 19.00 WIB yang berwarna merah segar dan tidak
nyeri.
3. Riwayat kesehatan
16

a. Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang


Ibu sehat tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular,
menurun, menahun.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga sehat tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menular,
menurun, menahun. Dan tidak memiliki riwayat kembar dan cacat bawaan.
4. Riwayat kebidanan
15
a. Haid
Ibu pertama kali haid usia 13 tahun, siklus 28-30 hari, lama 6-7 hari,
konsistensi encer. Selama haid tidak ada keluhan. Ibu mengalami keputihan
saat menjelang haid.
HPHT: 02-01-2017 dan HPL: 09-10-2017
b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak pertama lahir spontan, ditolong bidan, di BPM, langsung menangis,
gerak aktif, BB= 3000 gram, PB= 49 cm, jenis kelamin perempuan,
sekarang usia 14 tahun.
Anak kedua lahir spontan, ditolong oleh bidan, di BPM, langsung menangis,
gerak aktif, BB= 3500 gram, PB= 50 cm, jenis kelamin perempuan,
sekarang usia 10 tahun.
c. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil anak ketiga, usia kehamilan 7 bulan, rutin periksa ke bidan dan
mendapat tablet Fe, kalk, multivitamin diminum sampai habis sesuai
anjuran, mendapat penyuluhan tentang kebutuhan dasar ibu hamil, tanda
bahaya ibu hamil. Pada kehamilannya saat ini tanggal 17-08-2017 pukul
19.00 WIB, mengalami perdarahan agak banyak berwarna merah segar serta
tidak nyeri kemudian langsung ke bidan dan dirujuk untuk USG, karena
sudah malam, ibu langsung datang ke UGD RSUD dr. Sayidiman pada
pukul 19.30 WIB, dilakukan anamnesa, pemasangan infus, cek
laboratorium, pemeriksaan ANC, observasi pengeluaran pervaginam.
d. Riwayat KB
17

Anak pertama berusia 5 bulan, menggunakan KB suntik 3 bulan selama 3


tahun, tidak ada keluhan. Setelah anak kedua lahir dan berusia 7 bulan,
menggunakan KB suntik 3 bulan selama 8,5 tahun, tidak ada keluhan.
Hamil anak ketiga lahir, rencana menggunakan KB suntik 3 bulan lagi
karena merasa cocok dengan KB suntik 3 bulan. Rencana punya anak 4.

5. Pola Kebiasaan sehari-hari


a. Nutrisi
Sebelum hamil: Ibu makan 3x sehari porsi cukup dengan komposisi nasi,
lauk (tahu, tempe, telur, ayam), sayur (bayam, wortel, sawi), buah (pisang,
jeruk), minum air putih 7-8 gelas per hari.
Selama hamil: Ibu makan 3x sehari porsi cukup seperti sebelum hamil. Saat
MRS, makan 3x sehari sesuai jadwal di rumah sakit, porsi cukup dengan
komposisi nasi, lauk (tahu, ayam), sayur (wortel, kol, kubis), minum air
putih hampir 2 botol ukuran 1500 ml dan makan selingan buah (pisang,
pepaya) dan susu.
b. Eliminasi
Sebelum hamil: Ibu BAK 3-4x per hari, warna kuning jernih, bau khas urin,
tidak ada keluhan, dan BAB 1x per hari konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan, tidak ada keluhan.
Selama hamil: Ibu BAK 4-5x per hari, warna kuning jernih, bau khas urin,
tidak ada keluhan, dan BAB 1x per hari konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan, tidak ada keluhan. Saat MRS mulai tanggal 17-07-2017 pukul
19.00 s.d tanggal 18-07-2017 pukul 08.00 (13 jam) ibu BAK 2x pukul 22.30
dan pukul 06.30 menggunakan pispot.
c. Istirahat
Sebelum hamil : Ibu tidur siang pukul 13.00-14.00 WIB, tidur malam pukul
22.00-05.00 WIB (8 jam), tidak ada gangguan tidur.
18

Selama hamil : Ibu tidur siang pukul 13.00-15.00 WIB. Tidur malam
pukul 22.00-04.00 WIB (8 jam), tidak ada gangguan tidur. Saat MRS mulai
tanggal 17-07-2017 ibu tidur pukul 23.00-05.00 (6 jam).
d. Aktivitas
Sebelum hamil : Ibu mengajar mulai pukul 07.00-13.00 WIB dan
melakukan aktivitas rumah tangga, setiap pagi jalan-jalan sambil belanja
sayuran.
Selama hamil : Ibu mengajar mulai pukul 07.00-11.00 WIB dan juga
melakukan aktivitas rumah tangga yang ringan, setiap pagi jalan-jalan
sambil belanja sayuran. Saat MRS, hanya berbaring di tempat tidur
terkadang miring kanan dan miring kiri.
e. Personal hygiene
Sebelum hamil : Ibu mandi 2x sehari, keramas 2x seminggu, sikat gigi 2x
sehati, setelah BAK & BAB Ibu cebok dari arah depan ke belakang.
Selama hamil : Ibu mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, sikat gigi 2x
sehati, setelah BAK & BAB Ibu cebok dari arah depan ke belakang. Saat
MRS, ibu disibin dan dilakukan vulva hygiene pada pagi hari.
f. Kehidupan seksual
Sebelum hamil : Ibu melakukan hubungan seksual 2-3x seminggu, tidak
ada keluhan.
Selama hamil : Ibu melakukan hubungan seksual 1x seminggu, tidak ada
keluhan. Terakhir melakukan hubungan seksual 1 minggu yang lalu, tidak
ada keluhan.
6. Pola ketergantungan
Ibu maupun suami tidak mempunyai ketergantungan terhadap obat-obatan
tertentu, tidak merokok dan tidak minum alkohol
7. Latar belakang sosial budaya
Ibu tidak mempunyai pantangan makanan tertentu, tidak mempunyai kebiasaan
meminum jamu dan pijat perut
8. Psikososial
Ibu dan keluarga cemas dengan perdarahan yang dialami.
19

2.1.2. Data Obyektif


1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
2. Tanda - tanda vital
TD : 110/70 mmHg
S : 36,7 0C
N : 84x/menit
R : 20 x/menit

3. Pemeriksaan obstetri
BB sebelum hamil = 54 Kg TB = 150 cm IMT : 24 kg/m2 (Normal)
BB terakhir periksa = 61 Kg Lila = 24 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak mudah rontok, tidak ada
benjolan abnormal
b. Muka : Tidak sembab, tidak pucat, tidak oedema
c. Mata : Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih, kelopak
mata tidak oedema
d. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
e. Mulut : bibir lembab, merah muda, tidak stomatitis, tidak ada caries gigi
f. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen berlebih
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis
h. Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
i. Dada : Pernapasan normal, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak
ada wheezing dan ronchi
j. Payudara : Payudara membesar simetris, puting susu menonjol dan bersih,
tidak ada benjolan abnormal, kolostrum belum keluar
k. Abdomen : Membesar tidak sesuai usia kehamilan, melintang, gerakan
janin aktif, tidak ada luka bekas operasi
20

l. Genetalia : terdapat pengeluaran bercak darah di vagina, berwarna merah


segar.
m. Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak oedema/ varises, tidak ada cacat bawaan. Terpasang
infus RL 20 tpm flash I. Tidak oedema dan terfiksasi dengan rapi pada
tangan kiri
Bawah : Simetris, tidak oedema/varises, tidak cacat bawaan
5. Pemeriksaan khusus
a. TFU = 21 cm
b. Palpasi
Leopold I : TFU 1 jari diatas pusat, teraba kosong
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bundar, keras, melenting
(kepala) dan bagian kiri janin teraba lunak, kurang
bundar dan tidak melenting (bokong)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba seperti papan memanjang
(punggung)
c. Auskultasi
DJJ (+), 140 x/menit (12.11.12) kuat dan teratur, punctum maksimum
setinggi pusat sebelah kanan.
6. Pemeriksaan penunjang
a. USG oleh dr. Sp.Rad pada 18-07-17 jam 08.00 WIB di Radiologi RSUD
dr. Sayidiman dengan diagnosa medis plasenta previa marginalis.
Hasil:
- Janin tunggal, hidup, DJJ (+), presentasi melintang (kepala disisi kanan
ibu)
- Plasenta di segmen bawah rahim meluas ke OUI dan menutupi
sebagian OUI
- Uk 28-29 minggu, EFW ± 1375 gram
- Amnion jernih dan cukup
b. Pemeriksaan Laboratorium
- Hb : 11 gr %
21

- HbsAg : Negatif
- Protein Urine : Negatif
- PITC : NR
7. SPR : 18 (skor awal ibu hamil=2; terlalu lama hamil lagi (≥10 tahun)=4; terlalu
tua (umur ≥35 tahun)=4; perdarahan dalam kehamilan ini=8). Resiko sangat
Tinggi
8. Terapi yang didapat: - Infus RL 20 tpm habis setiap 8 jam 30 menit.
1 x 24 jam ganti 3 kolf infuse RL
- Inj. Dexametasone 16mg/IV 1 x 24 jam pukul
21.00 WIB
2.1.3 Analisa Data
Tanggal : 8-7-2017 pukul 08.40 WIB
Diagnosa / Masalah Data Dasar
DS :
G3P20002 Usia Kehamilan 28-29 - Hamil ke tiga UK 7 bulan
minggu, janin tunggal, hidup, intra - HPHT: 02-01-2017 dan HPL: 09-
uterine, situs lintang, habitus fleksi, 10-2017
presentasi bahu, punggung bawah, - Tadi malam pukul 19.00
kesan panggul dan jalan lahir normal mengeluarkan darah merah segar
dengan kehamilan resiko sangat agak banyak sekitar ½ pembalut
tinggi plasenta previa marginalis, melalui jalan lahir tanpa nyeri.
keadaan umum ibu dan janin baik. DO :
Prognosa baik. - Ku ibu baik, kesadaran
komposmentis
- TTV
TD : 130/80mmHg, S : 36,6o C,
N : 80x/menit, R : 20 x/menit
- Mata : Konjungtiva palpebra merah
muda, sklera putih
- Abdomen pembesaran tidak sesuai
usia kehamilan melintang, gerakan
22

janin aktif, tidak ada luka bekas


operasi
- Genetalia terdapat pengeluaran
bercak darah di vagina warna
merah segar dan tidak dilakukan
VT
- TFU 21 cm, 1 jari atas pusat,
fundus teraba kosong, kanan teraba
kepala dan bagian kiri teraba
bokong
- DJJ 140x/menit (12-11-12) kuat,
teratur, PM setinggi pusat.
- Hb : 11gr%, HbsAg (negatif), Prot
urine (negatif)
- USG (18-07-2017): plasenta di
segmen bawah rahim meluas ke
OUI dan menutupi sebagian OUI
- SPR : 18
2.2. Diagnosa Kebidanan
G3P20002 Usia Kehamilan 28-29 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterine, situs
lintang, habitus fleksi, presentasi bahu, punggung bawah, kesan panggul dan jalan
lahir normal dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta previa marginalis,
keadaan umum ibu dan janin baik. Prognosa baik.
2.3. Perencanaan
Tujuan : - Tidak ada perdarahan hingga kehamilan aterm.
Kriteria : - Tidak terjadi perdarahan sampai akhir kehamilan
- Kesejahteraan ibu dan janin baik
- TTV dalam batas normal
TD : 110/70 – 130/90 mmHg
S : 36-37oC
N : 76-88x/menit
23

R : 20x/menit
- DJJ dalam batas normal 120-160x/menit
- Pergerakan janin normal 10x dalam 24 jam
- TBJ sesuai usia kehamilan
- USG tidak terdapat perdarahan yang tersembunyi
Intervensi :
1. Jelaskan tentang hal pemeriksaan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga mengetahui keadaannya dan bisa kooperatif
2. Jelaskan tentang plasenta previa meliputi pengertian, penyebab, dan akibatnya
R/ Pemahaman terhadap kondisi kehamilannya, meningkatkan kerjasama ibu
dan keluarga dalam segala tindakan yang akan diberikan
3. Anjurkan ibu untuk dapat bedrest total sampai perdarahan berhenti
R/ Dapat mengurangi pergerakan plasenta sehingga mencegah perdarahan
4. Jelaskan tentang kebutuhan dasar ibu hamil sehubungan dengan plasenta previa
meliputi nutrisi, aktivitas, istirahat dan hubungan seksual
R/ Ibu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya selama hamil
5. Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan
R/ Ibu bisa segera datang ke petugas kesehatan bila menemui hal tersebut
6. Lanjutkan advis dokter SpOG bahwa kehamilan tetap dipertahankan serta
mengatur tetesan infus dan pemberian terapi sesuai jadwal
R/ Untuk segera mendapatkan perawatan lebih lanjut
2.4. Pelaksanaan
Tanggal : 18 Juli 2017 pukul 08.45 WIB
Implementasi :
1. Menganjurkan ibu untuk bedrest total di kamar bersalin hingga perdarahan
berhenti dan menganjurkan BAB dan BAK di pispot.
2. Menjelaskan mengenai kebutuhan dasar ibu hamil sehubungan dengan plasenta
previa
3. Melanjutkan advis dokter SpOG bahwa kehamilan tetap dipertahankan,
pemberian terapi sesuai jadwal yaitu :
- Terapi Dexamentason 1 x 24 jam pada pukul 21.00 WIB
24

- Infus RL 20 tpm 3 Kolf 1 x 24 jam (habis setiap 8 jam 30 menit)


Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum dan
tanda-tanda vital.
2.5. Evaluasi
Tanggal : 18 Juli 2017 pukul 10.00 WIB
S : - Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan bidan tentang kebutuhan dasar
ibu hamil
- Ibu mengatakan akan melaksanakan sesuai anjuran bidan
O : - Ibu tampak lebih tenang
- KU Ibu baik
- TTV : TD : 130/90 mmHg, S : 36,5oC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Keluar darah sedikit warna merah segar
- KU janin baik : DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM setinggi
pusat
A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta
previa marginalis, pengetahuan Ibu bertambah
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf II
- Menjelaskan tentang pengertian, penyebab dan akibat plasenta previa
marginalis.
- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan
ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ
Tanggal : 18 Juli 2017 pukul 16.00 WIB
25

S : - Ibu dapat menjelaskan tentang pengertian, penyebab dan akibat plasenta


previa marginalis
- Ibu dapat makan sesuai jadwal dan habis
O : - KU Ibu baik
- TTV : TD : 130/90 mmHg, S : 36,6oC, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Keluar darah sedikit warna merah segar
- KU janin baik : DJJ (+) 144 x/menit (12.12.12) kuat, teratur. PM setinggi
pusat
A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta
previa marginalis
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf III
- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan
ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ
Tanggal : 18 Juli 2017 pukul 21.00 WIB
S : - Masih mengeluarkan darah sedikit berwarna merah segardan tidak nyeri
- Ibu dapat makan sesuai jadwal dan habis
- Ibu miring kanan dan kiri
O : - KU Ibu baik
- TTV : TD : 120/90 mmHg, S : 36,5oC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Keluar darah sedikit warna merah segar
- KU janin baik : DJJ (+) 144 x/menit (12.12.12) kuat, teratur. PM setinggi
pusat
26

A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta


previa marginalis
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf IV
- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan
ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ

Tanggal : 19 Juli 2017 pukul 08.30 WIB


S : - Masih mengeluarkan flek-flek cokelat
O : - KU Ibu baik
- TTV : TD : 120/70 mmHg, S : 36,7oC, N : 84 x/menit, R : 24 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Keluar flek-flek cokelat
- KU janin baik : DJJ (+) 140 x/menit (11.12.12) kuat, teratur. PM setinggi
pusat
A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta
previa marginalis
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf V
27

- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan


ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ
Tanggal : 19 Juli 2017 pukul 17.20 WIB
S : - Masih mengeluarkan flek-flek cokelat sedikit
O : - KU Ibu baik
- TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5oC, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Keluar flek-flek cokelat
- KU janin baik : DJJ (+) 144 x/menit (12.12.12) kuat, teratur. PM etinggi
pusat
A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta
previa marginalis
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf IV
- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan
ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ
Tanggal : 19 Juli 2017 pukul 20.15 WIB
S : - Sudah tidak mengeluarkan darah pervaginam
O : - KU Ibu baik
- TTV : TD : 120/70 mmHg, S : 36,7oC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Tidak ada pengeluaran pervaginam
- KU janin baik : DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM etinggi
pusat
28

A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta


previa marginalis
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf VI
- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan
ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ
Tanggal : 20 Juli 2017 pukul 07.30 WIB
S : - Ibu tidak ada keluhan
O : - KU Ibu baik
- TTV : TD : 120/80 mmHg, S : 36,5oC, N : 80 x/menit, R : 20 x/menit
- Pengeluaran pervaginam : Tidak ada pengeluaran pervaginam
- KU janin baik : DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM setinggi
pusat
A : G3P20002 UK 28-29 minggu dengan kehamilan resiko sangat tinggi plasenta
previa marginalis
P :
- Mengobservasi tetesan infus, fiksasi infus, area penusukan, keadaan umum
dan tanda-tanda vital. Tetsan infuse 20 tpm, fiksasi infuse rapi, tidak ada
oedema, KU ibu baik dan TTV dalam batas normal
- Mengobservasi DJJ. DJJ (+) 140 x/menit (12.11.12) kuat, teratur. PM
setinggi pusat
- Melanjutkan kolaborasi dengan dokter SpOG mengenai terapi lanjutan
infuse RL Kolf VII
29

- Rencanakan asuhan pada evaluasi selanjutnya meliputi tanyakan keluhan


ibu, tanyakan pemenuhan kebutuhan harian ibu, periksa KU, TTV,
pengeluaran pervaginam dan DJJ
- Melepas infus dan merencanakan pulang setelah visite dr. SpOG apabila
KU ibu baik, TTV dalam batas normal dan tidak ada pengeluaran
pervaginam
- Menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu dihindari dan perawatan
kehamilan selama di rumah

Petugas

Anda mungkin juga menyukai