Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol.

1 (1), 7-14

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SENI RUPA SISWA MELALUI TEKNIK PENCETAKAN


DENGAN BANTUAN MEDIA ASLI
Ardita Destiani
arditadestiani14@gmail.com
Sri Saparahayuningsih
saparahayuningsih@unib.ac.id
Wembrayarli
wembrayarli@yahoo.com

Abstract
The problem this research is whether through printing technique assisted by original media
can improve students B1 group art creativity?. The purpose of this research is to improve
art creativity through printing technique assisted by original media. Method of this research
to be Classroom Action Research with subject of research children B1 group at Early
Chilhood Education Aisyiah Bustanul Athfal II Bengkulu City, that of 11 peoples, 8 boys and
3 girls . Data was collected by observation. Data analyzed by mean evaluation formula and
mastery learning formula. The results of this research indicate that through printing
technique assisted by original media can increases children’s art creativity with results of
mean value good, whereas children’s achieved mastery learning is 81,8%. From results of
this research can recomended to early chilhood education teachers for improving children's
creativity can use learning through art activity with printing technique by original media.

Key Words : Creativity, Art, Printing technique and Original media

PENDAHULUAN dilakukan di dalam maupun di luar


Pendidikan anak usia dini adalah lingkungan keluarganya.
suatu upaya pembinaan yang ditujukan Untuk mewujudkan harapan dalam
kepada anak sejak lahir sampai dengan mengembangkan aspek kepribadian anak
usia enam tahun yang dilakukan melalui melalui rangsangan, secara umum
pemberian rangsangan pendidikan untuk pendidikan anak usia dini memiliki tujuan
membantu pertumbuhan dan yaitu memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar perkembangan anak secara optimal dan
anak memiliki kesiapan dalam memasuki menyeluruh sesuai dengan norma-norma
pendidikan lebih lanjut (UU RI Nomor 20 dan nilai kehidupan yang dianut (Rahman,
Tahun 2003). 2005:6). Melalui program pendidikan yang
Menurut Ebbeck (dalam Rahman, dirancang dengan baik, anak akan mampu
2005:3) pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan segenap potensi yang
pelayanan kepada anak mulai lahir sampai dimiliki baik dari aspek fisik, sosial, moral,
umur delapan tahun. Selanjutnya menurut emosi, kepribadian dan lain-lain.
Anwar (2009:2), pendidikan anak dini usia Aspek perkembangan anak usia dini
(PADU)/ PAUD adalah pendidikan yang terdiri atas bidang pengembangan yang
berfungsi untuk membantu pertumbuhan mendasarinya yakni pengembangan diri
dan perkembangan jasmani, serta dan pengembangan dasar. Pengembangan
perkembangan kejiwaan peserta didik yang diri terdiri dari aspek kemandirian, nilai

7
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

moral agama, dan sosial emosional. Teknik mencetak adalah proses


Sedangkan bidang pengembangan dasar berkarya senirupa yang bertujuan untuk
terdiri aspek bahasa, kognitif, fisik motorik menghasilkan karya dalam jumlah banyak
dan seni (Depdiknas, 2004). dan memiliki wujud yang sama sesuai alat
cetak yang digunakan dan dilakukan
Dalam bidang pengembangan
dengan cara, mula-mula dibuatlah alat
dasar, aspek yang menjadi variabel
cetak, lalu pada alat tersebut diberi cat
penelitian adalah aspek seni. Lowenfeld
atau tinta dan kemudian dicetakkan pada
(dalam Pekerti, 2010:1.24) menjelaskan
bidang cetak misalnya kertas, hasil cetakan
bahwa kegiatan seni berperan dalam
inilah yang disebut karya cetak (Sumanto,
mengembangkan berbagai kemampuan
2005:16). Dalam proses mencetak,
dasar dalam dirinya, seperti kemampuan
diperlukan alat atau media yang dijadikan
fisik, perseptual, pikir/ intelektual,
sebagai acuan bentuk dalam mencetak.
emosional, kreativitas, sosial dan estetik.
Penulis menggunakan media asli dalam
Pembelajaran senirupa dalam bentuk
teknik mencetak ini, yaitu berbagai
kegiatan kreatif yang menyenangkan juga
tumbuh-tumbuhan.
difungsikan untuk memberikan dasar-dasar
pengalaman edukatif. Dikemukakan oleh Pendidikan seni rupa untuk anak
Soeharjo (dalam Sumanto, 2005:23), usia dini memiliki peranan yang penting
sebagai pengalaman edukatif intinya sebagai upaya meningkatkan daya
adalah: 1) seni membantu pertumbuhan ekspresi, eksplorasi, imajinasi, kreasi, dan
dan perkembangan anak, 2) seni membina seni dalam bermain kreatif. Dalam
perkembangan estetik, 3) seni bermanfaat penelitian tentang teknik mencetak
mengembangkan bakat, dan 4) seni menggunakan media asli yang dalam hal
membantu menyampurnakan kehidupan. ini yang digunakan peneliti adalah berbagai
Berdasarkan fungsi pendidikan senirupa tumbuh-tumbuhan, diharapkan anak-anak
tersebut, pembelajaran senirupa untuk dapat menciptakan karya yang baru
anak usia dini sangat penting. Oleh karena melalui kombinasi-kombinasi tumbuh-
pembelajaran senirupa sangat penting, tumbuhan yang dipadukan, dicetak
untuk itu diperkenalkan tentang seni. menjadi suatu hasil karya yang kreatif dan
bernilai seni.
Seni adalah gagasan manusia yang
diekspresikan melalui pola kelakuan Dalam pengembangan seni
tertentu sehingga menghasilkan karya diperlukan kreativitas. Kreativitas
yang indah dan bermakna dengan wujud merupakan suatu proses mental yang
kesenian yang terbagi dalam pengetahuan, dilakukan individu berupa gagasan
gagasan, nilai-nilai yang ada pada pikiran ataupun produk baru atau
manusia (Setyobudi, 2007:3). Karya rupa mengkombinasikan antara keduanya yang
yang mengandung hasil pemikiran dan pada akhirnya akan melekat pada dirinya
perasaan anak tentang diri dan (James dalam Rachmawati (2005:15).
lingkungannya disebut seni rupa (Pamadhi, Supriadi (dalam Rachmawati, 2005:15)
2012:1.17). Dalam pengertian luas, seni juga mengutarakan bahwa kreativitas
rupa dapat dipahami sebagai produk atau adalah kemampuan seseorang untuk
sebagai kegiatan mencipta atau kegiatan melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa
kreasi (Pekerti, 2010:8.29). Salah satu gagasan maupun karya nyata yang relatif
proses berkarya yang termasuk dalam seni berbeda dengan apa yang telah ada.
rupa adalah teknik mencetak. Kreativitas dinilai dari empat aspek (4P),
yaitu : pribadi, pendorong (press), proses

8
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

dan produk (Munandar, 2004). Keempat Hasil pengamatan menunjukkan,


“P” ini saling berkaitan, bahwa pribadi satu orang anak dengan inisial Wsn sudah
yang kreatif yang melibatkan diri dalam dapat membuat bentuk kandang hewan
proses kreatif dan dengan dukungan dan pada tema Rekreasi dengan subtema
dorongan (press) dari lingkungan, akan kebun binatang. Hal ini dikarenakan, Wsn
menghasilkan produk kreatif. fokus serta memperhatikan apa yang
peneliti instruksikan, sehingga ia mengerti
Kegiatan seni rupa dalam teknik
kegiatan apa yang harus dilakukan. Tingkat
mencetak yang jarang dilakukan di kelas
keluwesan serta kelancarannya dalam
merupakan salah satu rendahnya tingkat
mencetak juga sudah dikategorikan baik,
kreativitas anak. Berdasarkan pengamatan
walaupun kerapiannya masih
yang dilakukan peneliti, kegiatan seni rupa
dikategorikan cukup. Sedangkan untuk
dengan teknik mencetak jarang dilakukan
anak-anak yang lainnya, rata-rata memiliki
karena proses pembelajarannya hanya
tingkat kelancaran dan keluwesan yang
mengembangkan kegiatan seni seperti
cukup, karena pada saat peneliti
menggambar dan mewarnai. Kegiatan-
menginstruksikan tahap kegiatan, masih
kegiatan itu juga termasuk kedalam proses
ada anak yang tidak memperhatikan,
berkarya dan dapat mengembangkan
sehingga pada saat kegiatan berlangsung,
aspek keterampilan seni anak, namun tidak
banyak anak-anak yang masih sering
sepenuhnya dapat menumbuhkan
bertanya. Hal ini juga dikarenakan anak
kreativitas. Selain itu, tuntutan orang tua
belum terbiasa dengan kegiatan seni rupa
agar anak lebih cepat dalam hal membaca
dengan teknik mencetak, sehingga
dan menulis juga menjadi salah satu faktor
kelancaran serta keluwesan dan juga
penghambat pengembangan kreativitas
penciptaan karya baru yang melibatkan
anak yang merupakan aspek yang paling
imajinasi anak belum sepenuhnya
penting dalam membentuk pribadi anak
berkembang. Dengan adanya
menjadi anak yang kreatif.
permasalahan ini peneliti mengharapkan
Dari hasil pengamatan di PAUD agar anak mampu meningkatkan daya
Aisyiah Bustanul Atfhal II yang dilakukan kreativitasnya melalui kegiatan seni rupa
pada tanggal 14 Januari 2015 dengan yang sebelumnya belum pernah dilakukan,
jumlah anak 11 orang, 8 orang laki-laki dan sehingga anak dapat menciptakan suatu
3 orang perempuan, yang pada saat karya dengan melibatkan imajinasinya.
pembelajaran dengan tema rekreasi, Oleh karena itu, pembelajaran seni perlu
peneliti melihat hanya 1 orang anak yang ditingkatkan.
memiliki keluwesan dalam mencetak,
Melalui kegiatan ini anak juga
penciptaan karya yang baru, kerapian hasil
dapat mengembangkan kreativitasnya
karya mencetak tanpa bantuan dan
secara optimal karena anak dapat
bimbingan guru. Sedangkan 10 orang
mengkombinasikan media dalam teknik
lainnya masih perlu bimbingan dari guru
mencetak tersebut seperti, daun, irisan
dan dilihat dari hasilnya, karya yang
buah, umbi-umbian, penampang pelepah
dihasilkan anak sebenarnya sudah memiliki
dan tangkai daun pepaya menjadi suatu
kerapian dalam berkarya, namun anak
karya yang dilengkapi dengan bermacam
belum mampu menciptakan suatu karya
warna yang dijadikan sebagai tinta untuk
yang baru berasal dari imajinasinya,
mencetak/mengecap tersebut. Kegiatan
tergesa-gesa serta belum mampu bekerja
pembelajaran seperti mencetak sangat
dengan luwes dan lancar.
menarik dan menyenangkan untuk
dilakukan karena anak berkesempatan
9
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

untuk berimajinasi dan berkreasi menurut 2. Apakah dengan teknik


kemampuan yang dimiliki anak. Jadi, mencetak berbantuan media asli dapat
banyak sekali aspek yang dapat meningkatkan kreativitas anak dilihat dari
dikembangkan dari kegiatan mencetak ini aspek proses pada kelompok B1 TK Aisyiah
tidak hanya seni rupa, namun aspek Bustanul Athfal II Kota Bengkulu?
kognitif, motorik halus dan kreativitas anak METODE PENELITIAN
juga ikut berkembang seiring dengan
adanya kegiatan tersebut. Jenis Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, Jenis penelitian yang dilakukan
penulis ingin merumuskan penelitian penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas
tentang ” Meningkatkan Kreativitas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas
Senirupa Melalui Teknik Mencetak (Classroom Action Research) adalah suatu
Berbantuan Media Asli”. Dengan kegiatan pencermatan terhadap kegiatan belajar
menggunakan teknik mencetak ini, berupa sebuah tindakan, yang sengaja
diharapkan peserta didik (anak) menjadi dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kreatif dalam melakukan kegiatan ini kelas secara bersama, yang dimana
dalam nuansa belajar yang penuh tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
semangat dan kenyamanan, disamping itu dengan arahan dari guru yang dilakukan
anak memperoleh pengalaman langsung oleh siswa (Arikunto, 2008:58). Penelitian
sehingga dapat menambah kekuatan untuk tindakan kelas merupakan salah satu
menerima, menyimpan, dan memproduksi bagian dari penelitian tindakan dengan
kesan-kesan tentang hal-hal yang tujuan yang spesifik yang berkaitan dengan
dipelajarinya dalam waktu yang lama dan kelas dan PTK adalah penelitian tindakan
menjadikan pembelajaran lebih yang dilakukan di kelas yang bertujuan
menyenangkan, bermakna, dan memperbaiki atau meningkatkan mutu
kontekstual sehingga dapat meningkatkan praktik pembelajaran (Arikunto, 2008:58).
kreativitas anak. Ciri khusus dari PTK adalah adanya
RUMUSAN MASALAH tindakan (action) yang nyata, yang dimana
tindakan itu dilakukan pada situasi alami
Berdasarkan latar belakang di atas, dan ditujukan untuk memecahkan
maka rumusan permasalahan penelitian ini permasalahan praktis (Arikunto, 2008:62).
secara umum adalah, “Apakah dengan Selain itu, PTK memiliki keunikan yang lain,
teknik mencetak berbantuan media asli yang diantaranya adalah adanya kolaborasi
dapat meningkatkan kreativitas seni rupa (kerjasama) antara praktisi (guru, kepala
anak pada kelompok B1 PAUD Aisyiah sekolah, siswa dan lain-lain) dan peneliti
Bustanul Athfal II?” dalam pemahaman, kesepakatan tentang
Sedangkan rumusan masalah dari permasalahan, pengambilan keputusan
penelitian ini secara rinci atau spesifik yang akhirnya melahirkan kesamaan
yaitu : tindakan (action) (Arikunto, 2008:63).
1. Bagaimana kreativitas anak Dalam penelitian ini, peneliti
dilihat dari aspek produk setelah diberikan menggunakan penelitian tindakan kelas
kegiatan pembelajaran seni rupa dengan (PTK) dengan adanya kolaborasi
teknik mencetak berbantuan media asli (kerjasama) dengan guru kelas. Melalui
pada kelompok B1 PAUD Aisyiah Bustanul kerjasama, secara bersama menggali dan
Athfal II Kota Bengkulu ? mengkaji permasalahan nyata yang
dihadapi guru dan atau siswa di sekolah

10
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

(Arikunto, 2012). Adanya kerjasama Penelitian yang dilakukan


dengan guru kelas sebagai teman sejawat merupakan penelitian tindakan kelas yang
dalam penelitian ini, diharapkan sebagai dilakukan di PAUD Aisyiah Bustanul Atfhal
bahan perbaikan untuk proses II Kota Bengkulu. Adapun subjek dalam
pembelajaran selanjutnya. penelitian ini yaitu kelompok B1 yang
berjumlah 11 (sebelas) orang anak yang
Lokasi Penelitian
terdiri dari 8 (delapan) orang anak laki-laki
Lokasi yang menjadi tempat dan 3 (tiga) orang anak perempuan.
penelitian ini adalah di PAUD Aisyiah
Penelitian tindakan kelas ini
Bustanul Atfhal II kelompok B1, Kota
merupakan penelitian yang dilakukan
Bengkulu yang terletak di JL. Enggano,
untuk meningkatkan kreativitas seni rupa
Kelurahan Pasar Bengkulu, Kecamatan
anak melalui teknik mencetak berbantuan
Sungai Serut, Kota Bengkulu. Adapun kelas
media asli. Penelitian ini dilaksaakan dalam
yang dijadikan subjek penelitian adalah
dua siklus, dimana masing-masing siklus
kelompok B1 PAUD Aisyiah Bustanul Athfal
terdiri atas tiga hari pertemuan. Adapun
II Kota Bengkulu, yang berjumlah 11 orang,
penelitian ini memiliki empat tahapan,
terdiri dari anak laki-laki sebanyak 8 orang
yaitu: tahap perencanaan, tahap
dan jumlah anak perempuan sebanyak 3
pelaksanaan, tahap pengamatan, serta
orang.
tahap refleksi yang di dalamnya terdapat
Teknik Pengumpulan Data keberhasilan maupun kegagalan yang
Pengumpulan data dalam dijadikan sebagai acuan dalam penelitian.
penelitian ini dilakukan dalam beberapa Berdasarkan hasil analisis data
metode diantaranya adalah teknik observasi anak siklus 1 dan siklus 2 dari
observasi (observation) dan dokumentasi. pertemuan pertama hingga pertemuan
Dokumentasi yang dijadikan data ketiga merupakan suatu gambaran
pendukung dalam berlangsungnya aktivitas anak dalam melakukan kegiatan
penelitian ini meliputi, data rata-rata nilai pembelajaran dengan meningkatkan
anak, foto-foto selama kegiatan kreativitas seni rupa melalui teknik
berlangsung dan data-data lainnya yang mencetak berbantuan media asli. Adapun
mendukung sebagai analisa pada tahapan hasil analisis data observasi pembelajaran
awal. anak selama tiga pertemuan dalam dua
Instrumen Pengumpulan Data siklus ini disajikan melalui tabel
rekapitulasi berikut ini :
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan
Aspek Kreativitas Kegiatan Mencetak
lembar observasi dimana peneliti mencatat
Berbantuan Media Asli Pada Siklus 1
informasi dan peristiwa yang diamati
Pertemuan
selama penelitian. Lembar observasi terdiri N Na Klasifik Keteranga
atas lembar observasi aktivitas guru dan o. ma I II III asi n
Ana
lembar observasi aktivitas anak. Lembar k
observasi guru dan lembar observasi siswa 1 Awn 3 3,12 4 Baik Meningkat

dikembangkan oleh peneliti berdasarkan 2 Jul 3,25 3,87 4 Baik Meningkat


langkah-langkah pembelajaran yang 3 Bga 3 2,25 3,5 Cukup Meningkat
berlaku. 4 Dva 3,12 2,87 4 Baik Meningkat
5 Nta 2 3,12 3 Cukup Menurun
HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Rck 2 2,5 3,12 Cukup Meningkat
7 Rzk 2 2,75 3,5 Cukup Meningkat

11
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

8 Shr 2 2,12 2,62 Cukup Meningkat = 4,21


u
9 Vnz 2 2 2,5 Kurang Meningkat Berdasarkan tabel di atas, pada siklus
10 Wsn 3,62 3,62 4 Baik Meningkat
pertama di pertemuan pertama nilai rata-rata
11 Yol 3,25 2,87 4 Baik Meningkat
per pertemuan sebesar 4,06, pada pertemuan
kedua 4,16 dan pada pertemuan ketiga
Rata-rata 2,65 2,82 3,47
per sebesar 4,43. Untuk ketuntasan belajar pada
Pertemua pertemuan pertama dengan perolehan
n
Ketuntasa 72,72%, pertemuan kedua 81,8% dan
n Belajar 9,10 18,2 45,4 pertemuan ketiga 81,8%.
per % % %
pertemua Dari hasil penelitian yang telah
n
dilakukan selama dua siklus, dapat dilihat
Nilai Rata-rata Kreativitas Cukup terjadi peningkatan dalam setiap pertemuan
Keseluruhan = 2,98 pada kedua siklus. Berikut ini dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas, pada tabel rekapitulasi yang merupakan
siklus pertama di pertemuan pertama nilai perbandingan siklus pertama dan siklus kedua
rata-rata per pertemuan sebesar 2,65, pada pertemuan ketiga :
pada pertemuan kedua 2,82 dan pada Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Pengamatan
pertemuan ketiga sebesar 3,47. Untuk Aspek Kreativitas Perbandingan Pada
ketuntasan belajar pada pertemuan Siklus I dan II
pertama dengan perolehan 9,10%, No Nama Siklus I Siklus 2
pertemuan kedua 18,2% dan pertemuan Anak Pertemuan 3 Pertemuan 3

ketiga 45,4%. 1 Awn 4 5


2 Jul 4 4,75
Berikut adalah rekapitulasi hasil
pengamatan aspek kreativitas kegiatan 3 Bga 3,5 3,5
4 Dva 4 4,37
mencetak berbantuan media asli pada
5 Nta 3 4,62
siklus kedua. 6 Rck 3,12 4,5
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Pengamatan 7 Rzk 3,5 4,37
Aspek Kreativitas Kegiatan Mencetak 8 Shru 2,62 3,5
Berbantuan Media Asli Pada Siklus 2 9 Vnz 2,5 4,5
Pertemuan 10 Wsn 4 5
No Nama Klasifi Keterangan 11 Yol 4 4,62
Anak I II III kasi
Rata-rata per 3,47 4,43
1 Awn 4,25 4,5 5 Sangat Meningkat Pertemuan
Baik Ketuntasan 45,4% 81,8%
2 Jul 4,37 4,5 4,75 Sangat Meningkat
Baik
Belajar per
3 Bga 3,5 3,25 3,5 Cukup Meningkat pertemuan
4 Dva 4,12 4,37 4,37 Baik Meningkat

5 Nta 4,25 4,25 4,62 Sangat Meningkat


Baik Hasil pelaksanaan tindakan yang
6 Rck 3,5 4,12 4,5 Baik Meningkat
diperoleh selama tiga pertemuan pada
7 Rzk 4,25 4,25 4,37 Baik Meningkat siklus 2 yang dilakukan peneliti dan teman
8 Shru 3,25 3,5 3,5 Cukup Meningkat sejawat merupakan perbaikan terhadap
9 Vnz 4,12 4 4,5 Baik Meningkat
kekurangan dan kelemahan yang terjadi di
10 Wsn 4,5 4,75 5 Sangat Meningkat
Baik tiap pertemuan pada siklus 1. Berdasarkan
11 Yol 4,37 4,37 4,62 Sangat
Baik
Meningkat
analisis data di kedua siklus ini, aspek
Rata-rata 4,06 4,16 4,43 kreativitas anak sudah mengalami
per
Pertemuan peningkatan. Nilai rata-rata pertemuan
Ketuntasan
Belajar per 72,72 81,8% 81,8% ketiga pada siklus pertama dengan
pertemuan %
perolehan 3,47 dengan ketuntasan belajar
Nilai Rata-rata Kreativitas Keseluruhan Baik

12
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

45,4% sedangkan pada siklus kedua meningkatkan kreativitas seni rupa anak
pertemuan ketiga perolehannya 4,43 kelompok B1 PAUD Aisyiah Bustanul Athfal
dengan ketuntasan belajar 81,8%. Dalam II Kota Bengkulu dengan hasil pengamatan
proses kegiatan, secara keseluruhan anak- yang dilakukan mencapai ketuntasan
anak sudah mampu melakukan kegiatan belajar 81,8% dengan nilai kreativitas
dengan teknik mencetak berbantuan keseluruhan 4,21 dengan kriteria baik.
media asli. Sedangkan kesimpulan secara
Dari hasil tindakan di siklus 2, khususnya adalah :
peneliti dan teman sejawat menyimpulkan 1. Kreativitas anak dilihat dari
bahwa tujuan dari penelitian ini sudah aspek produk setelah diberikan kegiatan
tercapai dan kreativitas anak berhasil
pembelajaran seni rupa dengan teknik
ditingkatkan karena analisis pada siklus 2 mencetak berbantuan media asli pada
mencapai 81,8% dan sudah mencapai kelompok B1 PAUD Aisyiah Bustanul Athfal
ketuntasan belajar yang diharapkan yakni II Kota Bengkulu meningkat dengan
75% dari jumlah anak keseluruhan, maka perolehan nilai 4,36 dengan kriteria Baik.
dari hasil penelitian ini dicukupkan sampai 2. Kreativitas anak dilihat dari
siklus 2. aspek proses setelah diberikan kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian yang pembelajaran seni rupa dengan teknik
telah dilakukan peneliti dengan dibantu mencetak berbantuan media asli pada
oleh teman sejawat sebagai kolaborator kelompok B1 PAUD Aisyiah Bustanul Athfal
yang dimana penelitian ini dilakukan II Kota Bengkulu meningkat dengan
selama 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri perolehan nilai 4,49 dengan kriteria Baik.
dari 3 pertemuan, dengan subjek Saran
penelitian ini adalah anak-anak kelompok
B1 PAUD Aisyiah Bustanul Athfal II Kota Berdasarkan kesimpulan di atas,
Bengkulu menunjukkan bahwa kegiatan maka dapat disarankan sebagai berikut:
pembelajaran seni rupa yang dilakukan
melalui teknik mencetak berbantuan
media asli mampu meningkatkan a. Bagi Guru
kreativitas seni rupa anak usia dini. Hal ini Untuk guru, pengembangan
sejalan dengan pendapat Sumanto kreativitas anak sungguh sangat penting,
(2005:10), bahwa aktivitas berkesenian maka hal yang harus dilakukan adalah
sangat berhubungan dengan kreativitas menjadikan kegiatan pembelajaran
dan keterampilan, kreativitas adalah menjadi suatu yang menarik, salah satunya
bagian dari kegiatan berproduksi atau dengan menggunakan media pembelajaran
berkarya termasuk dalam bidang seni rupa yang kreatif dan menyenangkan, sehingga
dan hal ini didasari oleh lekatnya proses anak lebih tertantang dan antusias dalam
penciptaan sebuah karya seni dengan melakukan kegiatan. Kegiatan teknik
kegiatan terampil kreatif. mencetak dengan berbantuan media asli
yakni dengan memanfaatkan lingkungan
KESIMPULAN DAN SARAN sekitar sangat baik dan sesuai untuk
Kesimpulan meningkatkan kreativitas seni rupa anak.
b. Bagi Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian yang Bagi sekolah hendaknya
telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa memberikan apresiasi terhadap
pembelajaran dengan teknik mencetak terlaksananya kegiatan yang menarik dan
berbantuan media asli dapat menyenangkan bagi anak sebagai proses
13
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli
Jurnal Ilmiah Potensia, 2016, Vol. 1 (1), 7-14

mengembangkan kreativitas seni rupa Rachmawati, Yeni, dkk. 2005. Strategi


anak. Dengan adanya kegiatan yang Pengembangan Kreativitas Pada
menarik bagi anak, anak akan antusias dan Anak Usia Taman Kanak-kanak.
berkreasi menurut imajinasi mereka jika Jakarta : Depdiknas.
adanya fasilitas dalam proses Rahman, Hibana. 2005. Konsep dasar
pembelajaran yang dapat Pendidikan Anak Usia Dini.
mengembangkan daya cipta mereka untuk Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
berkreasi. Setyobudi, dkk. 2007. Seni Budaya untuk
c. Bagi Peneliti SMP kelas VII. Jakarta : Erlangga.
Dari hasil penelitian ini diharapkan
kepada peneliti selanjutnya dapat Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas
dijadikan referensi sebagai acuan dasar Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Depdiknas.
penelitian berikutnya yang berkaitan
dengan pengembangan kreativitas anak. Undang-undang RI No.20 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA Nasional, Surabaya: Karina

Anwar, dkk. 2009. Pendidikan Anak Dini


Usia. Bandung : Alfabeta.
Aqib, Zainal dkk. 2014. Penelitian
Tindakan Kelas Untuk Guru SD,
SLB, dan TK. Bandung : CV.
Yrama Widya
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Ario, dkk. 2007. Kreasi Seni Budaya untuk
SMA kelas X. Jakarta : Ganecha
Exact.
Barmin. 2008. Seni Budaya dan
Keterampilan untuk kelas IV SD
dan MI. Solo : Tiga Serangkai.
Depdiknas. 2004. Standar
kurikulum TK dan RA. Jakarta:
Depdiknas.
Pamadhi, Hajar, dkk. 2012. Seni
Keterampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Pamilu, Anik. 2007. Mengembangkan
Kreativitas dan Kecerdasan Anak.
Yogyakarta : Citra Media.
Pekerti, Widia, dkk. 2010. Metode
Pengembangan Seni. Jakarta:
Universitas Terbuka.

14
Ardita Destiani, Sri Saparahayuningsih dan Wembrayarli

Anda mungkin juga menyukai