Preseptor Pendidikan
SUMBER : Muttaqin, Arif. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Price A S, Wilson. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses penyakit Edisi Vol. 2. Jakarta: EGC.
WOC
Etiologi
Kehilangan integritas tulang Perubahan fragmen tulang Fraktur terbuka ujung tulang
kerusakan pada jaringan dan menembus otot dan kulit
pembuluh darah
Luka
Ketidakstabilan posisi
Perdarahan lokal
fraktur, apabila organ fraktur
digerakkan
Gangguan
Hematoma pada daerah fraktur
integritas kulit
Fragmen tulang yang patah
menusuk organ sekitar
Kuman mudah masuk
Aliran darah ke daerah distal
berkurang atau terhambat
Gangguan rasa
nyaman nyeri Resiko tinggi
infeksi
Sindroma kompartemen (warna jaringan pucat, nadi
keterbatasan aktifitas lemas, cianosis, kesemutan)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik (terputusnya jaringan tulang, gerakan
fragmen tulang, dan cedera pada jaringan).
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanik (mis., daya gesek,
tekanan, imobilitas fisik).
3. Risiko syok berhubungan dengan hipovolemia.
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan intoleran aktivitas
5. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak adekuat (kerusakan
integritas kulit dan trauma jaringan).
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut (NANDA) (00132) Setelah diberikan intervensi NIC: Manajemen nyeri
keperawatan selama 3 x 24 jam, Aktivitas keperawatan:
Berhubungan dengan : Nyeri akut teratasi dengan: 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif 1. Untuk mengetahui sejauh
□ Agen cedera fisik (mis., meliputi lokasi, karakteristik, durasi, mana nyeri terjadi
amputasi, luka NOC : frekuensi, intensitas nyeri dan faktor
dekubitus) pencetus
Tingkat Nyeri 2. Kaji tanda-tanda vital 2. Mengetahui keadaan umum
Ditandai dengan : pasien
□ Ekspresi wajah nyeri □ Dipertahankan pada leveL 3. Gali bersama pasien faktor yang dapat 3. Membantu pasien
(mis., mata kurang 4 menurunkan nyeri seperti kompres mengidentifikasi nyeri yang
bercahaya, tampak 1 Berat hangat/dingin dialami agar dapat
kacau, gerakan mata 2 Cukup berat meringankan dan mengurangi
berpencar atau tetap pada 3 Sedang nyeri sampai pada
satu fokus, meringis) 4 Ringan kenyamanan yang diterima
□ Laporan tentang perilaku 5 Tidak ada pasien
nyeri/perubahan aktivitas 4. Evaluasi efektivitas tindakan 4. Untuk mengetahui tindakan
(mis., anggota keluarga, pengontrolan nyeri yang pernah yang nyaman dilakukan bila
pemberi asuhan) Dengan Kriteria Hasil :
digunakan sebelumnya. nyeri muncul
□ Mengekspresikan 5. Berikan informasi mengenai penyebab 5. Pengetahuan yang akan
□ (4)Tampak meringis
perilaku (mis., gelisah, nyeri dan berapa lama nyeri akan dirasakan membantu
□ (4)Mondar-mandir
merengek, menangis, dirasakan mengurangi nyerinya dan
□ (4)Kehilangan nafsu
waspada) dapat membantu
makan
□ Perubahan pada mengembangkan
□ (4)Tekanan darah
parameter fisiologis 6. Kendalikan faktor lingkungan tenang, 6. Lingkungan tenang akan
meningkat
(mis., tekanan darah, batasi pengunjung, suhu ruangan, menurunkan stimulus nyeri
□ (4)Pola napas berubah
frekuensi jantung, pencahayaan eksternal
□ (4)Frekuensi nadi
frekuensi pernapasan, 7. Ganti linen tempat tidur bila diperlukan 7. Memberikan rasa nyaman
meningkat
saturasi oksigen dan end 8. Berikan posisi nyaman ketika nyeri 8. Untuk mengurangi atau
□ (4)Sulit tidur
tidal karbon dioksida) muncul meringankan rasa nyeri
□ (4)Gelisah
□ Keluhan tentang 9. Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri sampai pada tingkat yang
intensitas menggunakan dapat diterima pasien
standar skala nyeri (mis., 10. Dukung istirahat/tidur yang adekuat 9. Distraksi dapat menurunkan
skala wong-baker faces untuk membantu penurunan nyeri stimulus internal
atau skala penilaian 10. Untuk meringankan rasa nyeri
numerik) NIC: Kolaborasi
□ Perubahan selera makan 11. Kolaborasi pemberian obat analgetik
□ Sikap melindungi area dan antibiotik
nyeri Evidance Base 1. Rangsangan murottal/musik
□ Sikap tubuh melindungi 1. Terapi Murottal Efektif Menurunkan meningkatkan pelepasan
□ Perubahan posisi untuk Tingkat Nyeri Dibanding Terapi
menghindari nyeri. endorfin sehingga mengurangi
Musik Pada Pasien Pascabedah
2. Pengaruh Teknik Relaksasi Hand kebutuhan obat analgesik.
Massage Terhadap Nyeri Pada Musik dapat memperlambat
Pasien Kanker Payudara
dan menyeimbangkan
3. Pengaruh teknik relaksasi benson
terhadap skala nyeri pada pasien post gelombang otak, bahkan me-
operasi mengaruhi irama pernapasan,
4. Pengaruh slow deep breathing
denyut jantung, dan tekanan
terhadap nyeri pada pasien post op
apendisitis darah (Campbell, Mainos, &
5. Efektifitas teknik relaksasi nafas Looney, 2001).
dalam dan guided imagery terhadap 2. memberikan stimulasi di
penurunan nyeri pada pasien post
operasi bawah jaringan kulit dengan
6. Teknik relaksasi genggam jari memberikan sentuhan dan
terhadap intensitas nyeri pada pasien tekanan yang lembut untuk
post appendiktomi
memberikan rasa nyaman
(Ackley et al, 2008).
3. meditasi dan relaksasi terjadi
penurunan konsumsi oksigen,
output CO2, ventilasi selular,
frekuensi napas, dan kadar
laktat sebagai indikasi
penurunan tingkat stress
4. Relaksasi sempurna dapat
mengurangi ketegangan otot,
rasa jenuh dan kecemasan
yang dapat menghambat
stimulus nyeri
5. mencapai keadaan relaksasi
menyeluruh, mencakup
keadaan relaksasi secara
fisiologis, secara kognitif, dan
secara behavioral
Evidance based :
11. Pengaruh pemberian air kelapa muda 11. Air kelapa dapat menjaga ion
terhadap tingkat sataus hidrasi cairan dan elektrolit cairan dalam
tubuh setelah melakukan aktivitas tubuh
olahraga
12. Vit C mengurangi rasa haus 12. Vit C akan merangsang
reseptor sensasi rasa asam,
sehingga membawa impuls ke
pusat saliva di medula batang
otak sehingga mengurangi rasa
haus
13. Berkumur dengan obat kumur rasa mint 13. Rasa mint mengurangi
dapat berpengaruh terhadap rasa haus stimulus haus
14. Pemantauan status hidrasi pada pasien 14. Melihat status deraat
meliputi pemantauan selama 24 jam keparahan kekurangan volume
dengan menggunakan chart intake dan cairan dalam tubuh
output
15. Pengaruh dehidrasi oral berbasis beras 15. Beras membantu menahan dan
terhadap anak diare akut dehidrasi tidak mengikat cairan di dalam
berat. tubuh.
4. Hambatan mobilitas fisik b.d Setelah diberikan intervensi NIC: Peningkatan mekanika tubuh
intoleran aktivitas, penurunan keperawatan selama 3 x 24 jam, Aktivitas Keperawatan:
kekuatan otot, penurunan kendali hambatan mobilitas fisik teratasi 1. Kaji pemahaman pasien mengenai 1. kurangnya pemahaman
otot, penurunan massa otot, dengan: mekanika tubuh dan latihan saseorang mengenai mekanika
penurunan ketahanan tubuh, NOC: Pergerakan tubuh dan latihan akan
disuse, kaku sendi, nyeri, fisik Dipertahankan pada 4 cenderung tidak melakukan
tidak bugar, keengganan memulai Ditingkatkan pada 5 perrgerakan pada bagian tubuh
pergerakan, gaya hidup kurang 1= Sangat terganggu tertentu yang menyebabkan
gerak. 2= Banyak terganggu kekakuan pada sendi
3= Cukup terganggu 2. Informasikan pada pasien tentang struktur 2. tingkat penngetahuan
Batasan karakteristik: 4= Sedikit terganggu dan fungsi tulang belakang dan postur mempengaruhi perilaku
Gg. Sikap berjalan 5= Tidak terganggu yang optimal untuk bergerak dan seseorang terhadap aktivitas
Penurunan rentang gerak Dengan kriteria hasil: menggunakan tubuh latihan
Kesulitan membolak-balik Pergerakan 1/2/3/4/5 3. Edukasi pasien tentang pentingnya postur 3. kebiasaan mempertahankan posis
posisi - Keseimbangan tubuh yang benar untuk mencegah tertentu yang tidak seharusnya
Ketidaknyamanan - Koordinasi kelelahan, ketegangan atau injuri dapat menyebabkan terjadinya
Dispnea setelah beraktivitas - Cara berjalan injury pada sendi dan tulang
Gerakan lambat - Gerakan otot 4. Kaji kesadaran pasien tentang 4. penanganan secara dini terhadap
Gerakan tidak terkoordinasi - Gerakan sendi abnormalitas musculoskeletal dan efek abnormalitas musculoskeletal
- Berjalan yang mungkin timbul pada jaringan otot dapat dilakukan jika pasien
Bergerak dengan mudah dan postur menyadari adanya kesalahan
pada sistem musculoskeletal
5. Edukasi penggunaan matras atau bantal 5. penggunaan bantal yang terlalu
yang lembut keras atau kaku dapat
menyebabkan perubaan struktur
tulang leher
6. kaki akan berfungsi sebagai
6. Instruksikan pasien untuk menggerakkan penyangga yang lebih kokoh dan
kaki terlebih dahulu kemudian badan meringankan terjadinya resiko
ketika memulai berjalan dari posisi berdiri jatuh
7. pasien dengan bedrest yang
7. Bantu pasien melakukan latihan fleksi cukup lama dapat menyebabkab
untuk memfasilitasi mobilisasi punggung kekakuan pada tulang punggung
sesuai indikasi 8. aktivitas latihan yang sering
8. Edukasi pasien/keluarga tentang frekuensi dilakukan akan lebih efektif
dan jumlah pengulangan dari setiap untuk meningkatkan mobilisasi
latihan 9. mengevaluasi keefektifan latihan
9. Monitor perbaikan mekanika tubuh pasien yang dilakukan terhadap pasien
10. kebiasaan mempertahanakan
10. Berikan informasi tentang kemungkinan posisi yag salah dapat
posisi penyebab nyeri otot atau sendi menyebakab terjadinya
kontraktur sendi
NIC: Terapi latihan: Ambulasi
Aktivitas Keperawatan: 11. tempat tidur yang terlalu tinggi
11. Sediakan tempat tidur berketinggian dapat menyebabkan kesulitan
rendah yang sesuai pada terapis untuk memberikan
latihan
12. merubah posisi miring ke kanan
12. Dorong untuk duduk di tempat tidur, di dan kekiri, duduk dan ROM aktif
samping tempat tidur, atau dikursi atau pasif adalah terapi latihan
sebagaimana yang dapat ditoleransi pasien yang mudah dilakukan dan
memberikan efek yang efektif
13. penggunaan alat bantu dapat
13. Sediakan alat bantu untuk ambulasi jika dilakukan untuk membantu
pasien tidak stabil pasien bergerak latihan lebih
optimal
14. frekuensi latihan yang dilakukan
14. Dorong pasien untuk bangkit sebanyak sesering mungkin akan
dan sesering yang diinginkan meningkatkan keefektifan terapi
latihan
Evidance Base: 15. Untuk memenuhi kebutuhan
15. Terapi genggam menggunakan bola karet mobilitas fisik
(Sudrajat, 2017) 16. Membantu pemulihan motoric
16. Terapi mobilisasi dan rangsangan taktil anggota gerak atas
secara bersamaan (Susanto, 2016) 17. Memulihkan dan meningkatkan
17. Terapi masase dan terapi latihan kondisi otot, tulang, jantung dan
pembebanan (Harsanti, 2014) paru-paru menjadi lebih baik
18. Meningkatkan fleksibilitas sendi
18. Pemberian latihan rentang gerak dengan anggota gerak
durasi 15 menit (Gusti, 2014) 19. ROM dapat mempertahankan
19. Latihan Range of Motion (Uda, 2016) pergerakan sendi
ROM pasif dilakukan jika klien
tidak dapat melakukan secara
mandiri
5. Risiko infeksi (NANDA) (00004) Setelah diberikan intervensi NIC: Kontrol Infeksi
Dengan faktor risiko : keperawatan selama 3 x 24 jam, Aktivitas keperawatan:
□ penyakit kronis (mis., risiko infeksi teratasi dengan: 1. Batasi pengunjung 1. Mencegah infeksi sekunder
diabetes mellitus) 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah 2. Mencegah HAIs
NOC : merawat pasien
gangguan integritas kulit 3. Tingkatkan masukan gizi yang cukup 3. Meningkatkan daya tahan tubuh
penurunan Hb Keparahan Infeksi 4. Anjurkan pasien istirahat yang cukup 4. Membantu relaksasi dan
membantu proteksi infeksi
□ Dipertahankan pada level 4 5. Pastikan penanganan aseptic daerah IV 5. Mencegah terjadinya infeksi
1 Berat 6. Berikan penkes tentang risiko infeksi 6. Meningkatkan pengetahuan
2 Cukup berat pasien
3 Sedang 7. Bersihkan lingkungan setelah dipakai 7. Meminimalkan risiko infeksi
4 Ringan klien lain
5 Tidak ada 8. Monitor karakteristik, warna, ukuran, 8. Untuk mengetahui keadaan luka
cairan dan bau luka dan perkembangannya
9. Berikan penjelasan kepada pasien dan 9. Dengan diberikan penjelasan,
Dengan Kriteria Hasil :
keluarga mengenai tanda dan gejala dari pasien dan keluarga dapat
□ (4)Kemerahan infeksi mencegah infeksi lebih lanjut
□ (4)Vesikel yang tidak 10. Ajarkan klien dan keluarga untuk 10. Memandirikan pasien dan
mengeras permukaannya melakukan perawatan luka keluarga
□ (4)Cairan luka yang
berbau busuk Evidance Base
□ (4)Drainase purulen 1. Efektivitas Plester Luka Pada 11. Plester penutup luka sederhana
□ (4)Hipertermia Aplikasi Penutup Luka Insisi Pasca yang mengandung antiseptik
□ (4)Nyeri Operasi atau antibakteri (lapisan non-
□ (4)Hilang nafsu makan adherent dan penyerap)
□ (4)Depresi jumlah sel biasanya dipakai untuk
darah putih menutup luka akut dan lecet
□ (4)Malaise (Moon dan Crabtree, 2003).
□ (4)Menggigil 2. Efektivitas Sediaan Salep yang 12. Ekstrak ikan Gabus (Channa
Mengandung Ekstrak Ikan Gabus striata) terdiri dari fase air yang
(Channa striata) pada Proses mengandung albumin dan fase
Penyembuhan Luka Akut Stadium II minyak yang mengandung asam
Terbuka lemak omega-3 dan omega-6
yang dapat mempercepat proses
penyembuhan luka
3. Oleskan madu alami setelah luka 13. Madu dapat bertindak sebagai
dibersihkan dengan normal salin autolitik debridement,
(Sulastri, 2014) mengangkat jaringan mati dari
dasar luka, menghilangkan bau
pada luka, dan merangsang
regenerasi jaringan,
meminimalkan trauma pada
jaringan sehat, alergi, iritasi dan
nyeri saat pergantian balutan,
menurunkan edema karena efek
antiinflamasinya selain itu sifat
fisikokimia
4. Lidah Buaya (Aloe vera) untuk 14. mempercepat proses
Penyembuhan Luka penyembuhan luka karena
tumbuhan lidah buaya dapat
merangsang proliferasi
beberapa jenis sel.
5. Balut luka dengan hydrogel (Rika, 15. Hydrogel merehidrasi dasar
2016) luka dan melunakan jaringan
nekrotik
6. Balut luka dengan Alginates (Rika, 16. Alginates lunak bukan tenunan
2016) yang dibentuk dari bahan dasar
ganggang laut. Alginate tidak
akan dengan luka.
7. Balut luka dengan hydrokoloid 17. Hydrokoloid kunyit mampu
kunyit melindungi luka dari air, udara,
(Doddy, 2017) bakteri, anti inflamasi karena
adanya ekstrak rimpang kunyit
yangmampu menghambat
pertumbuhan bakteri
DAFTAR PUSTAKA