Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah


Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU
No.18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, disebutkan sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat
atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni:
1. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman
biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal
disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan
biasanya cenderung organik, seperti sisa-sisa makanan atau
sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik,dll.
2. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat-
tempat umum adalah tempat yang kemungkinan banyaknya
orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat
tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam
memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti
pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya
berupa sisa-sisa makanan, sayuran busuk, sampah kering, abu,
plastik, kertas dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.
3. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah ini dari perkantoran baik perkantoran pendidikan,
perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah
ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip dan sebagainya.
Umumnya sampah ini bersifat anorganik, dan mudah terbakar
(rubbish).
4. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya
terdiri dari : kertas kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan,
pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh,
daun-daunan, plastik, dan sebagainya
5. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)
Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang
berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang
berasal dari proses produksi, misalnya :sampah-sampah
pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil,
kaleng, dan sebagainya.
6. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian
misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung,
ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan, dan jenisnya
tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri, maisalnya:
batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang),
dan sebagainya.
8. Sampah yang berasal dari petenakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa :
kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan bangkai binatang, dan
sebagainya (Notoatmojo, 2003).

2.2 Jenis-Jenis Sampah

Jenis-jenis sampah yang ada disekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan , sampah
institusi/kantor/sekolah dan sebagainya.
2.2.1 Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya yaitu sebagai berikut:
a. Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah
ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah
tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus
(selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan
ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah
organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
b. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi:
sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah
kertas, sampah kaca, keramik, sampah deterjen. Sebagian besar anorganik
tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme secara keseluruhan
(unbiodegrable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga
misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.
2.2.2 Sampah berdasarkan dapat dan tidaknya terbakar
a. Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik,
kain bekas dan sebagainya
b. Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas,
besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya
2.2.3 Sampah berdasarkan karakteristiknya
a. Abu (Ashes)
Merupakan sisa pembakaran dari bahan yang mudah terbakar, baik di
rumah, di kantor maupun industri
b. Sampah Jalanan (Street Sweeping)
Berasal dari pembersihan jalan dan trotoar, terdiri dari kertas-kertas,
kotoran dan daun-daunan
c. Bangkai Binatang (Dead Animal)
Yaitu bangkai binatang yang mati karena bencana alam, penyakit atau
kecelakaan.
d. Sampah pemukiman (Household refuse)
Yaitu sampah campuran yang berasal dari daerah perumahan.
e. Bangkai Kendaraan (Abandoned vehicles)
Yang termasuk jenis sampah ini adalah bangkai mobil, truk, kereta api,
satelit, kapal laut dan alat transportas lainnya.
f. Sampah industri
Terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri pengolahan hasil
bumi, tumbuh-tumbuhan dan industri lainnya.
g. Sampah hasil penghancuran gedung/bangunan (Demolotion waste)
Yaitu sampah yang berasal dari perombakan gedung/bangunan.
h. Sampah dari daerah pembangunan
Yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan gedung, perbaikan
dan pembaharuan gedung. Sampah dari daerah ini mengandung tanah
batu-batuan, potongan kayu, alat perekat, kertas dan lain-lain.
i. Sampah Padat Pada Air Buangan (Sewage Solid)
Sampah yang terdiri dari benda yang umumnya zat organik hasil
saringan pada pintu masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
j. Sampah Khusus
Yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus dalam
pengelolaannya, misalnya kaleng cat, film bekas, zat radioaktif dan zat
yang toksis. (Mukono, 2006).

Berdasarkan bentuknya sampah ada tiga macam, yaitu:


1. Sampah padat (solid) misalnya daun, kertas, karton, sisa bangunan,
plastik, ban bekas;
2. Sampah berbentuk cair misalnya air cucian, air sabun, minyak goreng sisa
dll
3. sampah berbentuk gas misalnya karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), HCI,NO2, SO2 dll.

2.3 Dampak Sampah


Menurut Gelbert ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan
yaitu:
1. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi
beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan
anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan
yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a. Penyakit Diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dan bercampur air
minum, penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita
(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernaan binatang
ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
2. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang kedalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana.
Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
meledak.
3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya
pembiayaan (untuk mengobati ke rumah sakit)
b. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

2.4 Pengelolaan Sampah Dengan Konsep 3R


Menurut UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, pengertian
pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya pengurangan
pembuangan sampah, melalui program menggunakan kembali (Reuse),
mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).
a. Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara
langsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi yang lain
b. Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang
menyebabkan timbulnya sampah
c. Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah
mengalami proses pengolahan

2.5 Pemanfaatan Sampah Organik


a. Biogas
Limbah-limbah kantin memiliki potensi untuk menjadi sumber energi
terbarukan, yaitu biogas. Limbah sisa makanan dan aktifitas dapur dalam
jumlah yang cukup dikumpulkan, dilakukan penghalusan dan
homogenisasi, lalu tahap memasukan substrat beserta ekstrak rumen sapi
sebagai sumber bakteri anaerob kedalam batch reactor dengan
penambahan air sebagai variasi.
Salah satu penanggulangan banyaknya sampah pasar tradisional yaitu
dengan mengolahnya menjadi biogas. Penelitian biogas ini dibuat dari
pencampuran antara sampah organik sayur-sayuran dengan kotoran sapi
dan penambahan urea pada starter secara anaerobik pada reaktor batch.
b. Energi Alternatif Biodisel
Limbah tahu cair dapat dimanfaatkan sebagai media kultivasi mikroalga.
Nannochloropsis sp merupakan mikroalga yang mampu menghasilkan
lipid yang besar tersebut dapat dikonversi menjadi salah satu energi
alternatif biodiesel.
c. Alternatif Bahan Bangunan
Hasil pengelolaan sampah seperti styrofoam, sekam padi, kertas, plastik
dan serbuk kayu dapat dijadikan sebagai alternatif bahan bangunan dan
telah teruji kelebihannya, baik secara fisik maupun mekanik
d. Kompos
Pengelolaan sampah rumah tangga dengan cara pengomposan merupakan
pelaksanaan kaidah daur ulang dalam upaya ikut menyelamatkan
lingkungan. Manfaat kompos sangat banyak, antara lain kebersihan ,
kesehatan, kelestarian lingkungan dan tambahan pendapat
e. Briket Sampah
Sampah organik yang bersifat keras seperti ranting dan batok kelapa
dapat dijadikan briket bahan bakar
f. Pelet Pakan Ternak
Sisa –sisa makanan dari warung makan atau restoran dapat dimanfaatkan
menjadi pelet.

Anda mungkin juga menyukai