Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

HIPERTENSI PADA KELUARGA TN.WS

DI BR. RANGKAN,DESA KETEWEL,KEC.SUKAWATI,KAB.GIANYAR

OLEH :

NI NENGAH DWI PRATIWI


P07120319026
PROFESI NERS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
I. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat
secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa
darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini
dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti jantung
dan ginjal. Didefinisikan sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis menderita
hipertensi/penyakit tekanan darah tinggi oleh tenaga kesehatan (dokter/perawat/bidan)
atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi tetapi saat diwawancara sedang
minum obat medis untuk tekanan darah tinggi (minum obat sendiri). (Divine, 2012)
Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 kriteria hipertensi yang digunakan
pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil
pengukuran tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.
Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk umur ≥18 tahun, maka prevalensi hipertensi
berdasarkan pengukuran tekanan darah dihitung hanya pada penduduk umur ≥18 tahun.
Mengingat pengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk umur ≥15 tahun maka
temuan kasus hipertensi pada umur 15-17 tahun sesuai kriteria JNC VII 2003 akan
dilaporkan secara garis besar sebagai tambahan informasi. Prevalensi hipertensi di
Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen,
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan
Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang
minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang
minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
26,5 persen (25,8% + 0,7 %). Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada
kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat
ketidaktahuan tentang pola makan yang baik. Pada analisis hipertensi terbatas pada usia
15-17 tahun menurut JNC VII 2003 didapatkan prevalensi nasional sebesar 5,3 persen
(laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%) lebih tinggi dari perkotaan
(5,1%).
Pada Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2014, berdasarkan pola 10 besar
penyakit pada pasien rawat jalan di RSUD di Provinsi Bali kejadian hipertensi kususnya
hipertensi essensial (Primer) menduduki peringkat ke-2 dengan jumlah kasus sebesar
6.801 kasus. Sedangkan berdasarkan pola 10 besar penyakit terbanyak pada pasien di
puskesmas di provinsi Bali tahun 2014 hipertensi essensial juga menduduki pringkat ke-
2 (158.262 kasus) disusul pharingitis, kecelakaan, dermatitis kontak alergi, penyakit
lain pada saluran nafas. Hasil Riskesdas Provinsi Bali tahun 2013, menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun di provinsi Bali berdasarkan hasil
pengukuran tekanan darah sebesar 19.9% dan berdasarkanwawancara tentang
penyakitnya sebesar 8.7%.

II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai pencegahan penyakit hipertensi selama 20
menit diharapkan sasaran dapat mengetahui dan memahami pencegahan dan penanganan
penyakit hipertensi serta dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai pencegahan penyakit Hipertensi selama 20
menit diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab penyakit Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi penyakit Hipertensi
5. Menyebutkan cara pencegahan penyakit Hipertensi
6. Menyebutkan dan mengimplementasikan pencegahan dan penanganan penyakit
Hipertensi dengan jus mentimun dan akupresure

III. GARIS BESAR MATERI


Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
A. Pengertian Hipertensi
B. Penyebab Hipertensi
C. Tanda dan gejala penyakit Hipertensi
D. Komplikasi Hipertensi
E. Pencegahan Hipertensi
F. Demonstrasi pencegahan dan penanganan penyakit Hipertensi dengan jus mentimun
dan akupresure.
IV. STRATEGI PELAKSANAAN
Langkah-
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran
langkah
1 Pendahuluan 3 menit - Salam Pembukaan Sasaran antusias atas
- Perkenalan Diri kedatangan perawat
- Penyampaian Tujuan Sasaran menjawab salam

- Kontrak Waktu
2 Penyajian 10 menit Pemberian Materi : Sasaran mau
1. Pengertian mendengarkan dengan
Hipertensi seksama dan aktif
2. Penyebab memberikan pertanyaan
Hipertensi
3. Tanda dan gejala
penyakit Hipertensi
4. Komplikasi
Hipertensi
5. Pencegahan
Hipertensi
6. Pencegahan dan
penanganan
Hipertensi dengan
jus mentimun dan
akupresure
3 Evaluasi 5 menit - Memberikan Sasaran mampu
pertanyaan seputar menjawab semua
materi yang telah pertanyaan dengan baik
disampaikan
4 Penutup 2 menit - Penyampaian Terima Sasaran berterima kasih
Kasih atas kedatangan penyaji
- Salam Penutup

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik

VII. SUMBER:

American Heart Association. (2014). Retrieved 2015, from American Heart


Association:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/PreventionTrea
tmentofHighBloodPressure/Potassium-and-High-Blood-
Pressure_UCM_303243_Article.jsp#.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas). Jakarta: Depkes RI; 2013.
Garnadi, Y (2012). Hidup Nyaman Dengan Hipertensi. Jakarta : Agromedia
GY Andrea - 2013. Hipertensi. digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-
6413-satuan%20acara.pdf. Diakses pada tanggal 5 februari 2020.
Noorhidayah, S.A., 2016. Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Terhadap
Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Desa Salamrejo.
Organization WH. A global brief on Hypertension: silent killer, global public health
crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO. 2013.
PUSDATIN, 2013. Hipertensi. www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin/...hipertensi.pdf. Diakses pada tanggal 5
februari 2020.
Saraswati,S. 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan
Stroke. Jogjakarta : A plus Book.
Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.

VIII. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien
IX. WAKTU
Hari : Jumat
Tanggal : 7 Februari 2020
Jam : 17.00-17.20 WITA

X. TEMPAT : Ruman keluarga Tn.WS


XI. Seting Tempat

Penyaji

Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta

XII. RENCANA EVALUASI


A. Struktur :
1. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik. Kurun waktu dalam
persiapan media 3 hari.
2. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun waktu dalam
persiapan materi 3 hari.

B. Proses penyuluhan :
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan sasaran
memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan bertanya
sebanyak 50% dari jumlah audience dan 80% bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan penyaji.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan sasaran
diberikan penyuluhan.
3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.

C. Hasil penyuluhan :
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan oleh penyaji saat penyuluhan
2. Sasaran paham dan bisa mempraktikkan cara membuat jus mentimun dan
akupresure.

XIII. LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Materi
B. SOP akupresure
C. Leaflet
D. Lembar balik

Lampiran I Materi Penyuluhan


HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu kondisi saat nilai tekanan sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg
atau nilai tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Menurut Perhimpunan Hipertensi
Indonesia, untuk menegakkan diagnosis hipertensi perlu dilakukan pengukuran tekanan
darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu bila tekanan darah kurang dari 160/100
mmHg (Garnadi, 2012).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(PUSDATIN, 2013).

B. PENYEBAB
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan dalam
Noorhidayah (2016) adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer, merupakan 90% dari seluruh kasus
hipertensi adalah hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah yang tidak diketahui penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:
a. Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko
tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak dapat dikendalikan,
jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan darah tinggi.
b. Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan
darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki
lebih tinggi dari pada perempuan.
c. Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan
berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh penderita dengan
mengurangi konsumsinya karena dengan mengkonsumsi banyak garam dapat
meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada beberapa orang, khususnya dengan
pendeita hipertensi, diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika garam
yang dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan
menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.
Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan peningkatan pada volume darah
seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah membawa lebih banyak cairan.
Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang menyebabkan
pembuluh darah bekerja ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam
dinding pembuluh darah. Konsumsi garam per hari yang dianjurkan adalah sebesar
1500 – 2000 mg atau setara dengan satu sendok teh.
d. Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
keadaan normal atau ideal. Cara mengendalikannya adalah dengan berolahraga,
Studi epidemiologi membuktikan bahwa olahraga secara teratur memiliki efek
antihipertensi dengan menurunkan tekanan darah sekitar 6-15 mmHg pada
penderita hipertensi. Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan
menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada
hipertensi, (Andrea, gy, 2013).
e. Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi yaitu merokok dan
minum alkhohol.
1. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah
hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena
suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid,
hipertensi endokrin, hipertensi renal, kelainan saraf pusat yang dapat mengakibatkan
hipertensi dari penyakit tersebut karena hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal
disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal yang paling banyak
menyebabkan tekanan darah tinggi karena adanya penyempitan pada arteri ginjal,
yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila
pasokan darah menurun maka ginjal akan memproduksi berbagai zat yang
meningkatkan tekanan darah serta ganguuan yang terjadi pada tiroid juga merangsang
aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah yang mengakibtkan meningkatnya
resistensi pembuluh darah sehingga mengakibtkan hipertensi. Faktor pencetus
munculnya hipertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, coarctation
aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan,
peningkatan volume intravaskuler, luka bakar, dan stress, karena stres bisa memicu
sistem saraf simapatis sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan pada
pembuluh darah.
B. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah : Sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut: sakit kepala/pusing, kelelahan, mual, muntah, rasa berat dan sakit di tengkuk,
tekanan darah >140/90 mmHg, dan pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya
kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat
mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
(DEPKES, 2013)

C. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Komplikasi yang dapat terjadi dalam Noorhidayah (2016) adalah:
1. Payah Jantung, payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung tidak
mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena
kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
1. Stroke . Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadi stroke, karena tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi
pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi pendarahan otak
yang dapat berakibat kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari
gumpalan darah yang macet dipembuluh yang sudah menyempit.
2. Kerusakan ginjal. Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang
menuju ginjal, yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya
gangguan tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali
kedarah.
3. Kerusakan pengelihatan. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di
mata, sehingga mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau buta. Pendarahan
pada retina mengakibatkan pandangan menjadi kabur, kerusakan organ mata dengan
memeriksa fundus mata untuk menemukan perubahan yang berkaitan dengan
hipertensi yaitu retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagaian otak,
jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi mengalami
kerusanan organ mata yaitu pandangan menjadi kabur.

E. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN


Penatalaksanaan hipertensi yang dapat dilakukan dalam Noorhidayah (2016) adalah:
1. Pengaturan diet
Mengkonsumsi gizi yang seimbang dengan diet rendah garam dan rendah lemak sangat
dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk dapat mengendalikan tekanan darahnya dan
secara tidak langsung menurunkan resiko terjadinya komplikasi hipertensi. Selain itu
juga perlu mengkonsumsi buah-buahan segar. Meningkatkan konsumsi ikan, terutama
ikan yang masih segar yang belum diawetkan dan tidak diberi kandungan garam yang
berlebih (Syamsudin, 2011).
2. Perubahan gaya hidup
Penurunan berat badan merupakan modifikasi gaya hidup yang baik bagi penderita
penyakit hipertensi. Menurunkan berat badan hingga berat badan ideal dengan
munggurangi asupan lemak berlebih atau kalori total. Kurangi konsumsi garam dalam
konsumsi harian juga dapat mengontrol tekanan darah dalam batas normal. Perbanyak
buah dan sayuran yang masih segar dalam konsumsi harian (Syamsudin, 2011).
3. Menejemen Stres
Olahraga teratur dapat mengurangi stres dimana dengan olahraga teratur membuat
badan lebih rileks dan sering melakukan relaksasi (Muawanah, 2012).
4. Mengontrol kesehatan
Penting bagi penderita hipertensi untuk selalu memonitor tekanan darah. Kebanyakan
penderita hipertensi tidak sadar dan mereka baru menyadari saat pemeriksaan tekanan
darah. Penderita hipertensi dianjurkan untuk rutin memeriksakan diri sebelum timbul
komplikasi lebih lanjut. Obat antihipertensi juga diperlukan untuk menunjang
keberhasilan pengendalian tekanan darah (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, dan
Setiati, 2010). Keteraturan berobat sangat penting untuk menjaga tekanan darah pasien
dalam batas normal dan untuk menghindari komplikasi yang dapat terjadi akibat
penyakit hipertensi yang tidak terkontrol (Annisa, Wahiduddin, dan Jumriani, 2013).
5. Olahraga teratur
Olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolestrol pada
pembuluh darah nadi. Olahraga yang dimaksut adalah latihan menggerakan semua nadi
dan otot tubuh seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda, aerobik. Oleh karena itu
olahraga secara teratur dapat menghindari terjadinya komplikasi hipertensi (Corwin,
2009).
6. Konsumsi buah-buahan yang dapat menurunkan tekanan darah
a. Semangka
1) Kandungan : Semangka mengandung banyak kalium, kalsium magnesium dan
fosfor yang bersifat diuretik.
2) Manfaat
a) Menurunkan tekanan darah
b) Menyehatkan jantung dan tulang
c) Mengurangi risiko kolestrol
d) Mencegah kanker
e) Menghindari dehidrasi dan kaya serat
b. Tomat
1) Kandungan : Mengandung antioksidan alami bernama likopen (lycopene), rendah
kalori dan lemak. namun kaya akan karotenoid, lutein, gula, vitamin A, vitamin C,
folat dan kalium.
2) Manfaat :
a) Menurunkan tekanan darah
b) Mencegah kanker
c) Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah
d) Mencaga kesehatan kulit
e) Mencegah sambelit
c. Melon
1) Kandungan : Melon adalah sumber yang sangat baik dari vitamin A, vitamin C,
thiamin dan kalium. Satu cangkir melon (173 g) mengandung 484 mg kalium, ini
setara dengan 14 persen dari nilai kebutuhan harian yang direkomendasikan.
Melon juga merupakan sumber yang baik dari magnesium, asam folat dan vitamin
B6.
2) Manfaat :
a) Menurunkan tekanan darah
b) Mencegah penyakit jantung
c) Membantu memperlancar pencernaan
d) Mencegah penyakit DM
e) Menurunkan berat badan
f) Mengurangi stres
d. Mentimun
1) Kandungan : Mentimun kaya akan serat, kalium dan magnesium.
2) Manfaat :
a) Menurunkan tekanan darah
b) Membantu mengeluarkan racun dalam tubuh
c) Menghambat pertumbuhan sel kanker
d) Mencegah sambelit
e) Mengatasi bengkak disekitar mata
f) Merawat kulit
e. Pisang
1) Kandungan : Satu buah pisang ukuran sedang menyediakan 1% kalsium, 8%
magnesium, dan 12% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Kadar kalium yang
tinggi inilah yang baik untuk menurunkan tekanan darah.
2) Manfaat :
a) Membantu menurunkan tekanan darah
b) Menurunkan kadar hormon stres dalam darah
c) Sumber energi yang baik saat beraktivitas fisik atau olahraga
d) Membantu mengatur denyut jantung
f. Alpukat
1) Kandungan : Setengah potong buah alpukat memberikan 1% kalsium, 5%
magnesium, dan 10% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Selain mengandung
mineral yang dapat menurunkan darah tinggi, buah alpukat juga kaya lemak tak
jenuh tunggal yang sehat bagi jantung.
2) Manfaat :
a) Mengendalikan tekanan darah
b) Menurunkan kolestrol
c) Menjaga kesehatan jantung
d) Mengurangi resiko stroke
e) Meningkatkan penerapan nutrisi

g. Buah kiwi
1) Kandungan : Satu buah kiwi berukuran sedang menyediakan 2% kalsium, 7%
magnesium, dan 9% kalium yang kita butuhkan setiap hari. Memang buah ini
jarang tersedia di pasar tradisional, tapi dapat dengan mudah kita temui di
supermarket. Selain itu, buah kiwi juga kaya akan vitamin C, bahkan dengan
ukuran yang sama lebih banyak kandungan vitamin C nya daripada jeruk.
2) Manfaat :
1) Membantu mengatut tekanan darah
2) Meningkatkan imunitas
3) Meningkatkan kesehatan pencernaan
4) Membantu membersihkan racun dalam tubuh
5) Membantu melawan penyakit jantung

Pencegahan dan Penanganan Hipertensi dengan jus mentimun

1. Bahan-bahan:
a. 200 gram mentimun
b. 2 sendok makan gula pasir halus
c. Air Secukupnya
2. Cara membuat:
a. Potong-potong mentimun
b. Masukkan dalam blender
c. Tambahkan air, gula pasir secukupnya
d. Proseslah hingga halus
e. Tuang kedalam gelas
f. Jus siap dihidangkan dan langsung diminum

Pencegahan dan Penanganan Hipertensi dengan akupresure


1. Alat :
a. Minyak Zaitun
b. Tissue basah
c. Tissue kering

2. Cara Kerja :
a. Siapkan alat dan bahan seperti matras, minyak zaitun, tissue basah & kering,
sphygmomanometer & stetoskop
b. Posisikan pasien dengan posisi duduk dengan kedua kaki lurus ke depan
c. Kaji keluhan pasien dan ukur TTV pasien
d. Bersihkan telapak kaki pasien dengan tissue basah
e. Keringkan telapak kaki pasien dengan tissue kering
f. Tuangkan minyak zaitun ke tangan secukupnya
g. Massage ringan kaki pasien untuk melemaskan otot-ptot kaki agar tidak kaku
h. Mulai melakukan akupresure pada titik KI 1 lakukan tekanan selama 2 menit

i. Mulai melalukan akupresure pada titik LR 3 lakukan tekanan selamat 2 menit.

j. Mulai melalukan akupresure pada titik ST 36 lakukan tekanan selamat 2 menit.

k. Mulai melalukan akupresure pada titik LI 4 lakukan tekanan selamat 2 menit.

l. Mulai melalukan akupresure pada titik DU 16 lakukan tekanan selamat 2 menit.


m. Mulai melalukan akupresure pada titik GB 20 lakukan tekanan selamat 2 menit.

n. Mulai melalukan akupresure pada titik GB 21 lakukan tekanan selamat 2 menit.

o. Mulai melalukan akupresure pada titik TH 17 lakukan tekanan selamat 2 menit.


EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Hipertensi?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan Hipertensi?
3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit Hipertensi?
4. Apa Komplikasi dari penyakit Hipertensi?
5. Apa yang dilakukan untuk mencegah Hipertensi?

B. Kunci Jawaban
1. Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada
tekanan darah diatas 140/90 mmHg
2. Penyebab hipertensi
a. Konsumsi garam berlebihan
b. Kegemukan
c. Stres
d. Merokok
e. Mengkonsumsi alcohol
f. Mengkonsumsi kopi
3. Tanda dan gejala hipertensi
a. Pusing
b. Lemas
c. Tekanan darah > 140/90 mmHg
d. Mual dan muntah
e. Rasa berat dan sakit di tengkuk
4. Komplikasi pada penyakit Hipertensi
a. Payah Jantung
b. Stroke
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan pengelihatan
5. Pencegahan hipertensi
a. Periksakan tekanan darah secara teratut
b. Olahraga teratur
c. Isturahat yang cukup
d. Menghindari kegemukan
e. Menghindari munuman alcohol dan kopi berlebihan
f. Konsumsi buah-bahan yang dapat menurunkan tensi seperti semangka, tomat,
mentimun, melon, pisang, alpukat, kiwi

Anda mungkin juga menyukai