Anda di halaman 1dari 22

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan

manusia dan hewan. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku

makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini

didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin

meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Di Indonesia jagung merupakan komoditi

tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal.

Tanaman jagung tak hanya kaya serat, jagung juga sumber karbohidrat

kompleks, dan sejumlah zat gizi lainnya seperti vitamin B, dan C, karoten, kalium, zat

besi, magnesium, fosfor, omega 6, dan lemak tak jenuh yang dapat membantu

menurunkan kolesterol.

Jagung manis merupakan jenis tanaman yang disukai dan selalu di pergunakan

oleh masyarakat sebagai bahan masakan. Sehingga pasokan untuk kebutuhan jagung

harus senantiasa tersedia untuk konsumsi masyarakat. Akan tetapi jagunng tidak

digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia karena kadar lisin dan tryptopan sangat

rendah. Jika dikonsumsi sangat banyak akan menimbulkan penyakit radang tenggorakn

(pellagra).Adapun tanaman jagung ini biasanya digunakan sebagai bahan olahan

makanan ringan.

Usaha peningkatan produksi jagung di Indonesia telah digalakan melalui dua

program utama yakni : Ekstensifikasi (perluasan areal) dan intensifikasi (peningkatan

produktivitas). Program peluasan areal tanaman jagung selain memanfaatkan lahan

1|Page
kering juga lahan sawah, baik sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui

pengaturan pola tanam. Usaha peningkatan produksi jagung melalui program

intensifikasi adalah dengan melakukan perbaikan teknologi dan manajemen

pengelolaan. Usaha-usaha tersebut nyata meningkatkan produktivitas jagung terutama

dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing (produktif, efisien dan

berkualitas) telah dapat menghasilkan jagung sebesar 7 – 9 ton/ha seperti ditem ukannya

varietas ungul baru dengan tingkat produktvitas tinggi dan metode manajemen

pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu.                        

Untuk itu pada pratikum kali ini dilakukan penanaman jagung guna mengetahui

tentang pengaturan jarak tanam yang berpengaruh  pada persaingan dalam penyerapan

hara, air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan

mempengaruhi hasil tanaman. Jarak tanam rapat mengakibatkan terjadinya kompetisi

intra spesies dan antar spesies. Dan pada praktikum ini juga guna untuk mengetahui

pengaruh dosis pupuk urea, Urea merupakan salah satu jenis pupuk yang mengandung

unsur nitrogen. Unsur ini diperlukan tanaman selama pertumbuhannya, ketersediaannya

dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, mensintesa asam amino dan protein

dalam tanaman, serta dapat merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman.

2|Page
1.2. Tujuan Praktimun

1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman jagung berdasarkan

pengaturan jarak tanam dan dosis pupuk urea.

2. Untuk melihat dan mengetahui penampilan tanaman akibat persaingan antara

tanaman dalam memperebutkan faktor-faktor lingkungan (cahaya, air, hara, dll).

3|Page
I. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung Manis ( Zea Mays L ) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

terpenting, selain gandum dan padi. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi,

dan arkeologi di ketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Anonim,

2012).

Klasifikasi dari tanaman jagung yaitu Kingdom : Plantae (Tumbuhan),

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi : Spermatophyta

(Menghasilkan biji), Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas : Liliopsida

(berkeping satu/monokotil), Sub Kelas : Commelinidae, Ordo : Poales, Famili :

Poaceae(suku rumput-rumputan), Genus : Zea, Spesies : Zea mays L. (Rukmana, 1997).

Jagung adalah tanaman rerumputan tropis yang sangat adaptif terhadap

perubahan iklim dan memiliki masa hidup 70-210 hari. Jagung dapat tumbuh hingga

ketinggian 3 meter. Jagung memiliki nama latin Zea mays. Tidak seperti tanaman biji-

bijian lain, tanamn jagung merupakan satu satunya tanaman yang bunga jantan dan

betinanya terpisah (Belfield dan Brown, 2008).

Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m

meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup

dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu

menyangga tegaknya tanaman. Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam

akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal

adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan

melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan pertumbuhan akar seminal

akan berhenti pada fase V3.


4|Page
Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di ujung

mesokotil, kemudian set akar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan

terus ke atas antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif

berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam

siklus hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot

total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait

atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas

permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak

dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.

Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas,

pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan (Nuning

Argo Subekti,dkk. 2012).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun

tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat

sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun

yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung

lignin. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris,

dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang

berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang

produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis),

jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Teknik Produksi dan

Pengembangan lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan

5|Page
lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu

mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi dibawah epidermis

menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat

memiliki lebih banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis

batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000).

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan bangun

pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), Antara pelepah dan

helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun

ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter, yang

khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas.

Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel

daun. (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam

satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku

Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae

(tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan

bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina

tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.

(Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur,

subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan

ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat

6|Page
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian

antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl.

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah

beriklim sedang hingga beriklim subtropik/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah

yang terletak antara 500LU-400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan

tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa

pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari yang

penting dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk

pertumbuhan terbaiknya antara 270-320 C (Purwono dan Hartono, 2005).

Penyebab perbedaan hasil dari pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan

produksi jagung belum diketahui pasti (Barbieri et al, 2000).

Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2, angin dan unsur hara yang

diperoleh tanaman sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesis yang pada

akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan dan

produksi jagung (Barri, 2003).

Jarak tanam yang rapat akan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma

karena tajuk tanaman menghambat pancaran cahaya ke permukaan lahan sehingga

pertumbuhan gulma terhambat, disamping juga laju evaporasi dapat ditekan (Dad

Resiworo, 1992).

Namun pada jarak tanam yang terlalu sempit mungkin tanaman budidaya akan

memberikan hasil yang relatif kurang karena adanya kompetisi antar tanaman itu

sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan jarak tanam optimum untuk memperoleh hasil yang

maksimum. Sebagai parameter pengukur pengaruh lingkungan, tinggi tanaman sensitive

7|Page
terhadap factor lingkungan tertentu seperti cahaya. Tanaman yang mengalami

kekurangan cahaya biasanya lebih tinggi dari tanaman yang mendapat cahaya (Sitompul

dan Guritno, 1995).

Pupuk Urea (CO(NH2)2) mengandung 46 % nitrogen (N). karena kandungan N

yang tinggi menyebabkan pupuk ini menjadi sangat higroskopis. Urea sangat mudah

larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudak menguap dalam bentuk ammonia. Jika di

dalam tanah, nitrogen urea berubah menjadi ammonium akan terikat langsung oleh

koloid tanah. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan hasil

tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam proses

pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman

kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu kadar biuret dalam

Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada Urea sangat dibutuhkan

pada pertumbuhan awal tanaman (Nurhayati , dkk, 1986)

Manfaat unsure hara nitrogen pada urea membuat bagian tanaman lebih hijau

dan segar, mempercepat pertumbuhan dan menambah kandungan protein hasil panen.

Gejala kekurangan unsure hara nitrogen pada tanaman yaitu seluruh tanaman berwarna

pucat kekuningan, pertumbuhan lamabtdan kerdil, daun tua berwarna kekuningan pada

tanaman padi dimulai dari ujung daun menajalar ke tulang daun, pertumbuhan buah

tidak sempurna seringkali masak sebelum waktunya, dan jika dalam keadaan

kekurangan yag parah daun menjadi kering dimulai dari bagian bawah tanaman terus ke

bagian atas tanaman (Nurhayati , dkk, 1986).

Kelebihan pupuk urea yaitu ketika pupuk urea digunakan sesuai porsi dan diukur

melalui metodologi yang tepat, maka ureaakan memberikan hasil produksi yang

8|Page
optimal. Pupuk urea dapat dengan mudah disimpan, diangkut dan ditangani

denganaman. Urea tidak berpotensi menimbulkan bahaya ledakan. Komposisi nutrisi /

unsur hara nitrogen yang diberikan oleh ureadapat meningkatkan produktivitas tanah

dan memperkaya kandungan nutrisinya. Urea juga memberikan unsur-unsurrelevan

yang diperlukan tanaman, sehingga urea dapat menopang kehidupan tanaman (Anonim b,

2012).

Pupuk urea juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain : urea dapat

menghasilkan polutan berbahaya selama prosesproduksi pada proses produksi yang

melibatkan emisi gas polutan di udara. Selain dapat menambah unsur hara nitrogenbagi

tanah, pada kondisi tertentu urea dapat mengganggu kestabilan pH di dalam tanah yang

mengakibatkan terganggunyakesuburan alami tanah tersebut (Anonimb, 2012)

Kompetisi yang terjadi utamanya adalah kompetisi dalam memperoleh cahaya,

unsur hara dan air. Beberapa penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa

semakin rapat jarak tanam, maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata

berpengaruh pada jumlah cabang serta luas daun. Tanaman yang diusahakan pada

musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas, oleh

karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang. Akibat lebih jauh

terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang. (Budiastuti,

2000).

9|Page
II. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan waktu

Praktikum Mata Kuliah Prinsip-prinsip agronomi ini di laksanakan di Green

House Fakultas Pertanian Universitas Klabat Manado, Jalan Arnold Mononutu, Air

madidi Bawah, Kecamatan Air Madidi, Manado. Waktu praktikum di laksanakan dari

tanggal 23 Agustus 2019 - 10 November 2019.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah benih jagung,

pupuk Urea dan SP-36. Sedangkan alat yang yang digunakan pada praktikum ini adalah

gembor, garu, cangkul, meteran, dan alat tulis.

C. Pelaksanaan Praktikum

1. Pengolahan lahan

Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian

dicangkul dan tanah digemburkan. Masing-masing individu luas bedengan 1,3 m x 10

m, tinggi bedengan 30 cm dan luas parit 50 cm.

2. Penanaman

Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum ini perlakuan

jarak tanam 30 cm dengan populasi 33 tanaman/bedengan. Penanaman dilakukan


10 | P a g e
dengan cara tunggal dengan kedalaman lobang tanam 5 cm dengan jumlah 1

benih/lubang tanam. Penyisipan dilakukan 1 minggu setelah tanam, terhadap benih yang

tidak tumbuh.

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea dan SP-36. Pada

praktikum ini perlakuan pemupukan untuk pupuk urea dengan dosis 200 g/bedeng

sedangkan pupuk SP-36 250 g/bedeng. Pemupukan pertama dilakukan pada saat

penanaman benih.

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini

menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa kurang

air perlu dilakukan penyiraman.Akan tetapi penyiraman biasanya dilakukan 2

kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang

masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan

jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih

belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman

berumur 15 hari.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

11 | P a g e
Pada praktikum ini hanya hama saja yang menyerang tanaman jagung yaitu

belalang, untuk pengendaliannya di lakukan dengan pemberian decis sesuai dengan

dosis. Pemberian decis ini dilakukan setelah penyiraman pada sore hari dengan cara

disemprot pada daun tanaman. Untuk penyakit yang menyerang tanaman jagung pada

praktikum ini tidak ada.

6. Panen

Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat kecoklatan

pekat, atau pemanenan juga dapat di tandai dengan biji yang kering, keras, dan

mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan dengan cara

mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung tersebut.

D. Parameter pengamatan

Pada praktikum ini di lakukan pengamatan dengan cara menghitung dan

mengukur :

1. Tinggi tanaman

Pada pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan pada saat tanaman mulai berumur

sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya dengan interval 1 minggu

sekali sampai munculnya bunga. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan

menggunakan penggaris dan meteran, pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur

dari titik tumbuh (pangkal batang) sampai pada daun dibagian paling atas.

2. Jumlah daun

Pada pengamatan jumlah daun ini dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar

2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya dilakukan 1 minggu sekali sampai

12 | P a g e
berbunga. Jumlah daun di hitung mulai daun bagian bawah sampai pada daun bagian

atas.

3. Umur berbunga

Pada pengamatan umur berbunga ini dihitung mulai dari setelah tanam hingga

munculnya bunga, yang di amati pada tanaman ini adalah umur munculnya bunga jantan

(pollen) dan umur munculnya bunga betina (stigma)

4. Umur panen

Pada pengamatan umur panen ini dihitung mulai dari saat tanam sampai pada

saat panen.

5. Berat tongkol/tanaman

Pada pengamatan berat tongkol/tanaman ini dilakukan dengan cara menimbang

tongkol yang dipanen pada setiap satu tanaman.

6. Panjang tongkol/tanaman

Pada pengamatan panjang tongkol/tanaman ini dilakukan dengan cara mengukur

panjang tongkol yang dipanen pada setiap satu tanaman menggunakan penggaris.

13 | P a g e
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam 30

cm/tanaman dan dosis pupuk urea 200 g/bedeng dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Dengan Jarak Tanam 30 cm dan dosis urea 200
g/bedeng
Tinggi Tanaman (cm)
Sampel
20 Hari 27 Hari 34 Hari 41 Hari 78 Hari
1 68 97 145 153 204
2 65 99 136 140 197
3 63 90 140 148 201
Rata-Rata 65.333 95.3333 140.333 147 200.667

Pertumbuhan tanaman jagung dari segi tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di

atas bahwa pertumbuhan tinggi tanaman jagung terhambat tidak seperti pada tanaman

jagung biasanya, hal ini disebabkan karna ternaungnya tanaman jagung oleh pohon karet

yang berada di sekitar area lahan, sehingga kualitas dan kuantitas cahaya yang

dibutuhkan tanaman jagung jadi berkurang. Pada dasarnya tanaman jagung ini sangat

rakus terhadap cahaya.

Tanaman jagung memiliki bentuk batang tak bercabang. Ia cenderung silindris

dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Di buku ruas tersebut dijumpai tunas yang

di kemudian waktu akan tumbuh menjadi tongkol. Bagian tunas paling ataslah yang
14 | P a g e
akan berkembang menjadi tongkol yang menghasilkan biji jagung. Bagian batang

jagung ini mempunyai 3 komponen jaringan utama, yakni bagian kulit atau epidermis,

jaringan pembuluh atau bundles vaskuler. pusat batang atau pith.

B. Jumlah Daun

Data hasil pengamatan jumlah daun tanaman jagung dengan perlakuan jarak

tanam 30 cm/tanaman dan dosis pupuk urea 200 g/bedeng dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman Jagung Dengan Jarak Tanam 30 cm dan Dosis Urea 200
g/bedeng
Jumlah Daun
Sampel
20 Hari 27 Hari 34 Hari 41 Hari 79 Hari
1 6 7 9 11 13
2 6 7 8 9 12
3 7 8 9 10 13
Rata-Rata 6.33333 7.33333 8.66667 10 12.6667

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah daun jagung tidak seperti biasanya,

hal ini di pengaruhi salah satu faktor eksternal yaitu intesitas cahaya yang kurang, hal ini

dikarnakan adanya naungan pohon karet di sekitar area lahan sehingga tanaman tidak

dapat tumbuh secara optimal.

Daun jagung adalah daun sempurna. Berbentuk memanjang, antara pelepah dan

helai daun terdapat ligula. Tulang daunnya sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan

daun kadang berambut tapi kadang juga licin. Stomata jagung pada daunnya berbentuk

halter dan setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas, yang khas dimiliki

familia Poaceae.

Jumlah daun pada tanaman jagung lazimnya 10 sampai 18 helai. Rata-rata, daun

yang terbuka setiao harinya antara 3 sampai 4. Jumlah ini turut dipengaruhi iklim
15 | P a g e
dimana jagung tersebut tumbuh. Daun pada jagung ini semuanya panjang. Namun ujung

daun tersebut memiliki bentuk yang variatif. Ada yang runcing agak bulat, runcing,

bulat, tumpul serta bulat agak tumpul.

C. Umur berbunga

Data hasil pengamatan umur berbunga tanaman jagung dengan perlakuan jarak

tanam 30 cm/tanaman dan dosis pupuk urea 200 g/bedeng dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Umur Berbunga Tanaman Jagung Dengan Jarak Tanam 30 cm dan Dosis Urea
200 g/bedeng
Umur Berbunga (Hari)
Sampel
Bunga jantan (pollen) Bunga Betina (stigma)
1 48 55
2 48 55
3 48 55
Rata-Rata 48 55

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa terbentuknya bunga tanaman jagung sangat

lambat, hal ini juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang kurang.

Tanaman jagung dikenal dengan sitilah Monoeciuos sebab ia tergolong

tumbuhan berumah satu. Artinya istilah tersebut bermakna bunga jagung, baik jantan

maupun betina ada dalam satu tanaman. Kedua bunga ini diklin atau terpisah. Pada tiap

kuntum bunga jagung terdapat struktur yang khas dari kelompok Poaceae yang

dinamakan floret. Pada tanaman jagung sendiri, floret menjadi terbatas sebab terdapat

gulmae. Bunga jantan jagung tumbuh pada bagian puncak tanaman. Ia berupa

inflorescence atau karangan bunga. Bagian serbuk sarin pada bunga jagung berwarna

kuning dengan aroma yang cukup khas. Adapun bunga betina tersusun dalam bentuk

tongkol yang tumbuh dari bagian buku. Ia ada di antara bagian pelepah daun dan batang.

16 | P a g e
Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah (diklin) dalam satu tanaman

(monoecious). Bunga jantan jagung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih awal dari

bunga betinanya (protandri).

D. Umur Panen

Data hasil pengamatan umur panen tanaman jagung dengan perlakuan jarak

tanam 30 cm/tanaman dan dosis pupuk urea 200 g/bedeng dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Umur Panen Tanaman Jagung Dengan Jarak Tanam 30 cm/tanaman dan Dosis
Urea 200 g/bedeng
Sampel Umur Panen (Hari)
1 79
2 79
3 79
Rata-Rata 79

Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung

dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat

dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/

masak mati.

Ciri jagung manis yang siap dipanen adalah:

1. Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.

2. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai

dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.

3. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah

tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak

harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman

17 | P a g e
berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur

panen jagung masak mati.

E. Berat Tongkol/Tanaman

Data hasil pengamatan berat tongkol/tanaman jagung dengan perlakuan jarak

tanam 30 cm/tanaman dan dosis pupuk urea 200 g/bedeng dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Berat Tongkol/Tanaman Jagung Dengan Jarak Tanam 30 cm dan Dosis Urea
200g/bedeng
Sampel Berat Tongkol/Tanaman (g)
1 346.33
2 343.61
3 120.92
Rata-Rata 269

Dapat dilihat pada tabel di atas bahwasanya berat tongkol/tanaman pada 3

sampel di atas tidak optimal. Pada umumnya berat tongkol jagung yang optimal dapat

mencapai 450-600 gram. Berat tongkol yang minim ini karna disebabkan oleh faktor

intensitas cahaya yang kurang.

Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya,

satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki

sejumlah bunga betina. Buah Jagung siap panen Beberapa varietas unggul dapat

menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik.

Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada

bunga betinanya (protandri).

18 | P a g e
kekurangan intensitas cahaya, pada dasarnya tanaman jagung sangat membutuhkan

cahaya yang cukup mulai dari pertumbuhan vegetatif hingga generatif, apalagi pada saat

pembentukan tongkol.

Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk

menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut seluruh bagian jagung betina ("buah

jagung"). Tongkol terbungkus oleh kelobot (kulit "buah jagung").

Secara morfologi, tongkol jagung adalah tangkai utama malai yang

termodifikasi. Malai organ jantan pada jagung dapat memunculkan bulir pada kondisi

tertentu.

Tongkol jagung muda, disebut juga babycorn, dapat dimakan dan dijadikan

sayuran. Tongkol yang tua ringan namun kuat, dan menjadi sumber furfural, sejenis

monosakarida dengan lima atom karbon.

19 | P a g e
IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai budidaya tanaman jagung ini dapat disimpulkan

bahwa hasil produksi dari segi kualitas dan kuantitas tidak optimal, hal ini disebabkan

oleh tanaman karet di area lahan yang menaungi tanaman jagung. Pada dasarnya

tanaman jagung ini sangat rakus terhadap cahaya, oleh karna itu pertumbuhan dan hasil

produksi tidak optimal.

Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol

berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung.

Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

Dari segi hasil, tongkol ukurannya kecil danpadatongkol terdapat biji yang

ompong, hal ini disebabkan rambut bunga betina tidak bekerja dan berfungsi secara

normal, pada dasarnya bunga betina ini terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan

stil dan stigma. Setiap satu helai rambut bunga betina terdapat satu biji didalam tongkol

tersebut.

B. Saran

Saran saya sebaiknya prosedur dalam pelaksanaan praktek kedepannya harus

dilakukan secara lebih intensif dari yang sebelumnya. Lalu pada pohon karet yang

20 | P a g e
berada di dekat area lahan lebih baik ditebang agar faktor lingkungan lebih seragam dan

hasil perlakuan yang di berikan lebih efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Teknologi produksi jagung melalui pendekatan pengelolaan sumberdaya dan


tanaman terpadu. http://balitsereal.litbang.deptan.go.id.

Belfield, Stephanie & Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual. Maize (A Guide to
Upland Production in Cambodia). Canberra

Malti, Ghosh, Kaushik, Ramasamy, Rajkumar, Vidyasagar. 2011. Comparative


Anatomy of Maize and its Application.Intrnational Journal of Bio-resorces and
Stress Management.

Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti. 2012, Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia,
Maros.

Pramono Bambang R. Jagung. http://www.benss.co.cc.

Putu Budi Adnyana, Ida Bagus Putu Arnyana, 2000, Morfologi Tumbuhan, Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Singaraja.

Setyamidjaya, Djoehana. 2000. Teh Budidaya dan Pengolahan Persiapan. Kanisius.


Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, Gembong, 1985, Morfologi Tumbuhan, 81-82, 126, 236-237, Gajah


Mada University Press, Yogyakarta

Widyastuti, Yustina E. dan Adisarwanto T. 2002. Meningkatkan Produksi Jagung di


Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://www.teknisbudidaya.com. Di akses pada tanggal 14 juni 2014.

http://www.syarat-tumbuh-tanaman jagung.com. Di akses pada tanggal 14 juni 2014.

21 | P a g e
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Praktikum

AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER


N KEGIATAN
O PRAKTIKUM 22 2
23 24 5 1 2 3 4 1 2 3 4 7 8 9 10
1 Pembersihan lahan                                
Pembagian
2 lahan/kelas                                
Pembagian
3 lahan/individu                                
Pembuatan
4 bedengan                                
Penanaman benih
5 jagung                                
Pemberian pupuk
6 urea,kcl,tsp (J1U1)                                
Pemilihan 3 sampel
7 secara acak                                
8 Panen                                

22 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai