Anda di halaman 1dari 22

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

“STIMULASI PERSEPSI SENSORI”

Oleh :

Sofia Erfiani (40219020)

Siti Fatimah (40219019)

Rinda Dinarti (40219016)

Resa Valentina (40219015)

Shinta Putri Gitayu (40219018)

Rizky Irmawati (40219017)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas


sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau
petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok
untuk klien gangguan interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah
upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang
adekuat.(Kelliat B.A & Akemat,2012). Terapi ini diberikan karena klien tidak
mampu berespon dengan lingkungan sosialnya.
Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau
suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap
lingkungan sosial secara langsung (Rawlins, 2010). Kerusakan interaksi sosial
terjadi apabila individu menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain. Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan
ketidakpuasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh
kurangnya peran serta dan tidak mampu berespon dengan lingkungan
sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan
keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah laku tersebut tidak
segera ditanggulangi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yang
lebih berat seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain
dan penurunan minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien
dengan kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan
pendekatan kelompok. Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok,
penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak
positif dalam upaya pencegahan kekambuhan serta pemulihan harga diri klien
selama dirawat di Rumah Sakit. Dinamika kelompok membantu klien
meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif.
Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku
adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan
kerusakan interaksi sosial yang salah satunya disebabkan oleh
ketidakmampuan berespon dengan lingkungan sosialnya.
Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien
mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori klien dapat menggunakan semua panca inderanya untuk
merespon stimulus yang diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang
adekuat, dengan kemampuan memberi respon terutama terhadap lingkungan
diharapkan klien mampu meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai


tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

D. MANFAAT
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori bermanfaat sebagai tindakan
terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI

Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk


menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang
adekuat (Keliat, 2009).
Terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori merupakan aktivitas yang
digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian
diobservasi reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan
melalui gerakan tubuh, ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok
untuk menstimulasi sensori pada penderita yang mengalami kemunduran
fungsi sensoris. Teknik yang digunakan meliputi fasilitas penggunaan
panca-indera dan kemampuan mengekpresikan stimulus baik dari internal
maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum:
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera
yang diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan upaya pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:
a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
B. AKTIVITAS DAN INDIKASI

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien


isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang
komunikasi verbal. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus
terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video,
tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak


yang telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien
tetap tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien
dengan mengatakan “ Yang lain bisa pasti Bapak bisa “
3. Jika klien melakukan hal –hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.

B. PENGORGANISASIAN

1. Terapis :

a. Leadear : Rizky Irmawati


b. Co Leader : Siti Fatimah
c. Observer : Rinda Dinarti
d. Fasilitator : Shinta Putri, Sofia Erfiani
e. Pasien : Klien yang mengalami isolasi sosial, menarik diri,
menarik diri, harga diri rendah dan kurang komunikasi verbal serta
tidak mengalami gangguan pendengaran maupun gangguan
penglihatan

2. Peran Dan Tugas


a. Leadear
Tugas :
1) Membuka acara
2) Menyampaikan tujuan dilakukannya TAK
3) Menyampaikan aturan kegiatan TAK
4) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
5) Menjadi role model pada saat kegiatan
6) Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
7) Mengarahkan proses TAK kea rah pencapaian tujuan dengan
cara memotivasi anggota kelompok untuk terlibat dalam
kegiatan
8) Menutup acara
b. Co Leader
Tugas:
1) Menjadi role model
2) Mengambil alih posisi leader jika leader pasif/blocking
3) Mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang atau ada
yang terlupakan
4) Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
5) Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
c. Fasilitator
Tugas:
1) Memfasilitasi klien dalam kegiatan TAK
2) Mempertahankan keikutsertaan klien dalam kegiatan
3) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya kegiatan
4) Memberi stimulus kepada anggota yang kurang aktif
5) Ikut serta dalam kegiatan kelompok dan berperan sebagai role
model bagi klien sebagai aktivitasi kelompok
d. Observer
1) Mencatat serta mengamati proses jalannya TAK yang dilakukan
oleh leader, co leader, fasilitator dan klien/ dicatat pada format
yang tersedia dan mendokumentasikan kegiatan
2) Memberikan umpan balik terhadap proses kegiatan mulai dari
persiapan sampai acara selesai
3) Menyampaikan hasil observasi pada kelompok

C. JENIS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: STIMULASI SENSORI

TAK stimulasi sensori memiliki 3 sesi yaitu:

Sesi 1 : mendengarkan musik


Sesi 2 : Menggambar
Sesi 3 : Menonton TV/video
Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik

Sesi 1 : mendengar musik

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara pada pasien


sehingga terjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan
1. Klien mampu mengenali musik yang didengar
2. Klien mempu memberii  respon terhadap music
3. Klien mampu menceritakan perasannya setelah mendengarkan musik
III. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Tempat di Ruang makan Puri Mitra

IV. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu dangdut, slow music, rohani (religius)
V. Metode
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi menarik
diri, harga diri rendah dan tidak mau bicara
b) Mempersiakan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
b) Salam dari terapis kepada klien
c) Evaluasi atau validasi
d) Menanyakan perasaan klien saat ini
e) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaiu mendengarkan music
 Terapis menjelaskan aturan main berikut :
° Jika ada klien yang ingin meningalkan kelompok, harus
minta ijin kepeda terapis
° Lama kegiatan 45 menit
° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri ( nama, dan
nama panggilan ) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum
jam.
b) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
c) Terapis dan klien memakai papan nama.
d) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk
tangan atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai
klien akan diminta mencritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan
klien setelah mendengan lagu.
e) Terapis memutar lagu, klien mendengar boleh berjoget, tepuk tangan
(kira-kira 15 menit) music yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi respon klien terhadap musik
f) Secara bergiliran, klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.
Sampai semua klie mendapat giliran.
g) Terapis memberiikan pujian, setiap klien menceritakan perasaannya,
dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang disukai
dan brmakna dalam kehidupannya.
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang yaitu menggambar.
 Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi Dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adlah kemampuan klien sesuai
dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensori mendengar musik,
kemampuan klien yang diharapkan dalah mengikuti kegiatan , respon
terhadap musi, memberi pendapat tentang musik yang didengar dan
perasaan sat mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut:

SESI 1:TAK

STIMULASI SENSORI MENDENGAR MUSIK


KEMAMPUAN MEMBERI RESPON PADA MUSIK

NAMA KLIEN NILAI


NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal


sampai akhir

2. Memberii  respon (ikut
benyanyi/ menari/ joget/
menggerakkan tangan dan
kaki sesuai irama)

3. Memberii  pendapat tetang
musik yang didengar

4. Menjelaskan perasaan setelah


mendengar lagu

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
merespon, memberi pendapat, mennyampaikan perasaan tentang music
yang didengar  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu

b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK


pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1,
TAK stimulasi sensori mendengar musik. Klien mengikuti kegiatan sampai
akhir dan menggerakkan jari sesuai dengan irama music namun belum
mampu memberi pendapat dan perasaan tentang musik. Latih klien untuk
mendengarkan musik diruang rawat.
Terapi Stimulasi Sensori Menggambar

Sesi 2 : Menggambar

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus menggambar pada


pasien sehingga terrjadi perubahan perilaku.

II. Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan perasaan melalui gambar
2. Klien dapat memberii  makna gambar
III. Setting
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
3. Tempat ruangan di Ruang Makan Puri Mitra

IV. Alat
1. Kertas HV A
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat digunakan)
V. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dan klien memakai papan nama
b) Evaluasi / validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c) Kontrak
 Terapis menjelaskan ktujuan kegiatan, yaitu menggambar
dan menceritakannya kepada orang lain
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
° Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis
° Lama kegiatan 45 menit
° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menggambar dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain
b) Terapis membagikan kertas dan pensil untuk tiap klien
c) Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang
diinginkan saat ini
d) Sementara klien mulai menggambar, terapis berkeliling, dan
memberi penguatan kepada klien untuk terus menggambar. Jangan
mencela klien.
e) Setelah semua klien selesai menggambar, terapis meminta masing-
masing klien untuk memperlihatkan dan menceritakan gambar
yang telah dibuatnya pada klien lain. Yang harus diceritakan
adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut untuk klien.
f) Kegiatan point ‘e’ dilakukan sampai semua klien mendapat giliran.
g) Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Trapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan
melalui gambar.
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menonton TV.
 Menyepakati waktu dan tempat.
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di evaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi sensori menggambar, kemampuan klien yang diharapkan
adalah mampu mengikuti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa
yang digambar dan menceritakan makna gambar.

SESI 2: TAK
STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR
KEMAMPUAN MEMBERI RESPON TERHADAP MENGGAMBAR
N ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN
O

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

2. Menggambar sampai selesai

3. Menyebutkan gambar apa

4. Menceritakan makna gambar

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
menggambar, menyebutkan gambar dan menceritakan makna gambar. Beri
tanda  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat


TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien contoh : klien
mengikuti sesi 2 TAK stimulasi sensori menggambar. Klien
mengikuti sampai selesai. Klien mampu menggambar,
menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gambar.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaan melalui gambar.
Terapi Stimulasi Sensori Menonton TV/Video

Sesi 3 : Menonton TV / Video

I. Pengertian

TAK yang diberikan dengan memberikan stimulus suara dan melihat pada
pasien sehingga terjadi perubahan perilaku

II. Tujuan
1. Klien dapat memberii respons terhadap tontonan TV/Video (jika
menonton TV, acara tontonan hendaknya dipilih yang positif dan
bermakna terapi untuk klien).
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.
III. Setting
1. Klien dan terapis duduk membentuk setengah lingkaran didepan
televise.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
3. Tempat di Ruang makan puri Mitra

IV. Alat
1. Video/CD player dan video tape/CD
2. Televisi
V. Metode
Diskusi
VI. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti TAK
sesi 2
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dank lien memakai papan nama
b) Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan,  yaitu menonton
TV/video dan menceritakannya
 Terapis menjelaskan aturan main berikut
° Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada terapis
° Lama kegiatan 45 menit
° Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai
3. Tahap kerja
a) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
menonton TV/video petikan film “laskar pelangi” dan
menceritakan makna yang telah ditonton.
b) Terapis memutar TV/VCD yang telah disiapkan.
c) Terapis mengobservasi klien selama menonton TV/video
d) Setelah menonton, masing-masing klien diberi kesempatan
menceritakan isi tontonan dan maknanya untuk kehidupan klien.
Berurutan searah jarum jam, dimulai dari klien yang ada disebelah
kiri terapis. Sampai semua klien mendapat giliran.
e) Setelah selesai klien menceritakan persepsinya, terapis mengajak
klien lain bertepuk tangan dan memberiikan pujian.
4. Tahap Terminasi
a) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberiikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menonton acara TV yang baik
c) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan dating sesuai dengan indikasi
klien
 Menyepakati waktu dan tempat
5. Evaluasi dan Dokumentasi
a) Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk stimlasi
sensori menonton, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan, berespon terhadap tontonan, menceritakan isi
tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton. Formulir
evaluasi sebagai berikut :
SESI 3: TAK
STIMULASI SENSORIS  MENONTON
KEMAMPUAN MEMBERI  RESPON PADA TONTONAN
N NAMA KLIEN
ASPEK YANG DINILAI
O

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir


TAK

2. Memberi respon pada saat menonton


(senyum, sedih, tertawa, dan gembira)

3. Menceritakan cerita dalam TV/video

4. Menceritakan perasaan saat menonton

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengikuti,
berespon, menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton. Beri
tanda  (√) jika klien mampu dan tanda (×) jika klien tidak mampu
b) Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contohnya : klien
mengikuti sesi 3 TAK stimulasi sensori menonton. Klien
mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar, dan tanpa
respon, klien tidak dapat menceritakan isi tontonan dan
perasaannya. Tingkatkan stimulus di ruangan, ulang kembali
dengan stimulus yang berbeda
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya untuk


menstimulasi semua panca-indera (sensori) agar memberi respon yang
adekuat. Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap stimulus
panca-indera yang diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa
stimulus terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar,
video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-
Stimulasi Sensori adalah klien isolasi menarik diri, harga diri rendah
sosial, yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

D. SARAN

Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar


asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar asuhan
keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang
diberikan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya di
ruang rawat inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban
perawat untuk memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai
dengan kebutuhan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan
menjadikannya sebagai bagian dari budaya profesional sehingga dapat
meningkatkan citra dan mutu pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakara: EGC
Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok.. Arifin Yasir: (Diakses 20 Maret
2019) http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan
Keperawatan Jiwa. (Diakses 20 Maret 2019)
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/lapor
an-terapi-aktivitas kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai