Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

PENJADWALAN
Penjadwalan merupakan tahap waktu yang mengambarkan saling ketergantungan antara
waktu dan sumber daya yang terbatas guna pencapaian tujuan yang sfesifik. Skejuling proyek
merupakan proses yang komplek, tidak dapat diprediksikan dengan kebenaran yang mutlak, dan
dinamis. Kompleksitas berasal dari indepedensi aktivitas, persyaratan sumber daya yang beragam,
jenis kegiatan yang beragam, konflik tujuan, kendala teknik, dan kendala skejul. Skejuling tidak dapat
diperkirakan karena ketersediaan peralatan, material alam (penghantaran dan kualitas), performa
operator, absensi pekerja, kejadian yang tidak diharapkan, dan lain-lain. Kedinamisan dapat berasal
dari variasi sumber daya, perubahan pekerjaan, dan penggantian tenaga kerja. Untuk itu prediksi skejul
dapat dianggap sebagai pendekatan skejul untuk dapat mengantisipasi berbagai potensi permasalahan
dalam skejul. Skejul dapat dianggap sebagai ”rencana yang mungkin” untuk dilaksanakan.
3.1. ESTIMASI DURASI PEKERJAAN
3.1.1 PEMAHAMAN DURASI
Durasi dipahami sebagai jumlah hari kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Hari kerja tidak termasuk didalamnya hari libur, hari minggu atau hari non kerja lainnya.
Durasi pengertiannya berbeda dengan waktu kerja (dalam pengertian jumlah jam kerja), karena dalam
durasi termasuk juga pengertian jam kerja dalam satu hari yang dipergunakan untuk istirahat makan,
pengarahan, memasang alat keamanan, alat bantu, dan lain-lain. Jadi pengertian durasi lebih
ditekankan pada pengertian jumlah hari dimana pekerja telah bekerja untuk satu tujuan tertentu.
Sebagai contoh; untuk pekerjaan pondasi batu kali, dalam satu kubik pondasi dibutuhkan
tenaga kerja 2 orang pekerja dan satu tukang batu dan 1 jam kerja. Sehingga untuk 20 kubik pondasi
akan diperlukan waktu kerja 20 jam kerja atau 2,5 hari kerja (satu hari 8 jam kerja). Akan tetapi pada
kenyataannya diperlukan 4 hari kerja. Untuk itu maka durasinya adalah 4 hari kerja. Hal ini dapat terjadi
karena faktor lain diluar kondisi ideal misalnya tanah pondasi yang keras, bahan bangunan diambil dari
jarak yang cukup jauh, banyaknya waktu istirahat, merokok, snack, dan lain-lain. Contoh yang lebih
ekstrim dicontohkan oleh Wysocki (2000 : 159) tentang perhitungan durasi ”telaahan dokumen kontrak”
oleh kantor hukum sebagai berikut:
 Waktu pengiriman 3 hari
 Waktu terima hingga sampai dimeja notaris 1 hari
 Waktu telaahan oleh notaris 30 menit
 Waktu pengesahan pengadilan 2 hari
 Pengiriman kembali 3 hari

38
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

Sehingga total waktu yang diperlukan adalah 10 hari kerja. Durasi bukanlah dihitung berdasarkan
jumlah waktu telaahan oleh kantor hukum akan tetapi jumlah hari kerja total yang diperlukan hingga
dokumen kembali ke proyek. Berdasarkan ilustrasi diatas maka perhitungan durasi bukan merupakan
proses yang mudah. Untuk itu diperlukan pengalaman terutama pekerjaan yang bersifat sfesifik.
Pengenalan proses dan tahap-tahap pekerjaan sangat membantu untuk menemukan durasi yang
realistis.
3.1.2 PEMAHAMAN DURASI DIKAITKAN DENGAN JUMLAH SUMBER DAYA
Durasi aktivitas sangat tergantung dari jumlah tenaga kerja yang bekerja pada pekerjaan
tersebut. Akan tetapi penambahan tenaga kerja tidak berbanding lurus dengan pengurangan durasi
pekerjaan. Untuk ilustrasi akan dicontohkan pekerjaan plafond. Jika dilakukan oleh seorang pekerja,
maka pekerjaan yang dilakukan adalah mengetam kayu untuk rangka, membuat perancah, membuat
rangka plafond, mengangkat bahan penutup plafond, dan memasang plafond. Seluruh pekerjaan
dilakukan sendiri sehingga pekerjaan plafond seluas 12 m2 dilaksanakan selama 3 hari. Jika
ditambahkan seorang pekerja, maka pekerja tersebut akan membantu tukang dalam pekerjaan
mengetam, memasang perancah, mengangkat bahan dan pekerjaan kecil lainnya. Durasi berkurang
menjadi 2 hari. Jika tukang dan pekerja digandakan maka durasi kemungkinan tidak akan berubah
menjadi satu hari.
Penambahan jumlah pekerja juga harus dipertimbangkan terhadap keterbatasan volume
pekerjaan itu sendiri. Contoh yang dapat diambil adalah jika jumlah tenaga kerja digandakan menjadi 4
pasang pekerja, maka justru akan menimbulkan kekacauan karena jumlah pekerja yang banyak tidak
dapat ditampung oleh ruangan yang ada, disamping itu jumlah pekerja yang banyak tidak sesuai
dengan volume pekerjaan yang kecil. Hal lain yang patut dipertimbangkan adalah adanya penambahan
jumlah tenaga kerja akan mengakibatkan terjadinya perselisihan akibat perbedaan kebiasaan kerja
diantara mereka.
3.1.3 VARIASI DALAM DURASI AKTIVITAS
Memperkirakan durasi aktifitas merupakan proses yang sulit, karena tidak seorangpun akan
mengetahui dengan pasti berapa lama waktu yang sesungguhnya diperlukan untuk suatu aktifitas.
Suatu aktifitas yang sama dengan perlakuan yang sama pula dapat diselesaikan dalam waktu yang
berbeda-beda walaupun dilakukan oleh kelompok pekerja yang sama. Wysocki (2000) menyebut
penomena durasi aktivitas sebagai variabel random. Terdapat beberapa sebab mengapa terjadi variasi
durasi aktual kegiatan antara lain:
a. Variasi tingkat keahlian. Pengalaman untuk mengetahui rata-rata kemampuan pekerja dan
kelompoknya dalam suatu aktivitas sangat menentukan dalam penentuan durasi. Berdasarkan
pengalaman para kontraktor diketahui bahwa daerah tertentu memiliki pekerja yang ahli dalam

39
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

pekerjaan sfesifik tertentu. Misalnya tukang dari Bali cakap dalam pekerjaan finishing, tukang
dari jawa cepat dapat pekerjaan dinding, tukang dari Lombok cocok untuk pekerjaan yang agak
kasar, dan lain-lain.
b. Kejadian yang tidak diharapkan. Terdapat banyak kejadian yang tidak terduga dan diluar
kendali pekerja yang dapat mengurangi produktivitas atau peningkatan durasi aktivitas, seperti
kecelakaan kerja, kejadian alam, keterlambatan suplay bahan, kesalahan pengiriman,
keterlambatan lalu-lintas, listrik padam, dan lain-lain.
c. Efisiensi waktu kerja. Tingkat efisiensi pekerja akan bepengaruh terhadap produktivitas.
Penurunan produktivitas umumnya disebabkan oleh banyaknya interupsi pekerjaan untuk hal-
hal yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan misalnya merokok, mengobrol, bernaung,
istirahat diluar dalam jam kerja, dan lain-lain.
d. Kesalahan dan kesalahpahaman dalam melakukan pekerjaan. Kondisi ini akan
mengakibatkan penambahan waktu dan biaya akibat pekerjaan bongkar dan bangun kembali.
3.1.4 METODE ESTIMASI DURASI
Estimasi durasi merupakan proses yang menantang, karena begitu banyak faktor yang saling
terkait dan mempengaruhinya. Setiap estimator mempunyai pandangan, analisa dan metode yang
berbeda-beda. Beberapa pendekatan penentuan durasi yang umum dikenal antara lain:
a. Aktivitas lain yang sama. Cara termudah adalah dengan membandingkan aktivitas sejenis
dengan kondisi yang hampir sama.
b. Data historis. Data historis didapatkan berdasarkan data proyek yang lampau kemudian
dikondisikan dengan keadaan aktual masa kini, terutama kaitannya dengan penggunaan
teknologi baru yang dapat membantu proses kegiatan.
c. Nasehat ahli. Nasehat ahli biasanya diperlukan jika aktivitas tersebut berhubungan dengan
teknologi baru.
d. Metode Delphi. Metode delphi merupakan pendekatan yang terbaik, dimana keputusan
diambil berdasarkan hasil diskusi kelompok atau panel ahli yang dapat menjelaskan dengan
rinci keadaan (nature) dari aktivitas yang sebenarnya. Keputusan diambil dari berbagai macam
alternatif yang mungkin dan disertai argumentasi logis atas sekuen pekerjaan.
e. Teknik tiga titik. Metode tiga titik mengacu pada pertimbangan bahwa penentuan durasi
merupakan proses yang random, dimana durasi dianggap sebagai nilai rata-rata (E) dari
berbagai variasi durasi yang ditemukan yaitu nilai optimis (O), kebanyakan (Most likely(M)) dan
nilai pesimistis (P).

40
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

f. Metode delphi yang diperluas. Metode Delphi dapat digabungkan dengan metode lainnya
misalnya dengan metode tiga titik, ataupun metode lainnya.
3.1.5 ESTIMASI DURASI BERDASARKAN KETERSEDIAAN SUMBER DAYA.
Terdapat tiga variabel dalam estimasi durasi antara lain:
 Durasi itu sendiri
 Total perkiraan pekerjaan, misalnya dalam bentuk orang-hari/jam.
 Jumlah waktu yang dapat dialokasikan untuk pekerjaan tersebut , misalnya 50% perhari, dan
lain-lain.
Untuk menghitung durasi dapat dilakukan dengan cara:
 Total pekerjaan yang diselesaikan dalam persentase tetap dalam setiap satuan waktu.
Misalnya 100% pekerjaan pondasi diselesaikan 5% setiap harinya, sehingga dibutuhkan 20
hari kerja.
 Durasi diperhitungkan berdasarkan ketersediaan tenaga kerja. Dalam pelaksanaan kontruksi
metode ini sering digunakan oleh manager proyek untuk menghasilkan penugasan tenaga
kerja kontinyu dan merata. Metode ini lebih realistis terutama untuk perusahaan dengan
sumber daya yang terbatas.
 Jenis pekerjaan yang akan ditangani. Hal ini biasanya terkait dengan persyaratan material
untuk mencapai kondisi puncaknya. Misalnya pekerjaan beton durasi minimalnya adalah 2
minggu, mengingat ketentuan pengeringan beton minimal 2 minggu.
 Volume tenaga kerja efektif yang dapat ditampung oleh lokasi. (lihat contoh pada bagian 3.1.2).
Metode ini sangat jelas manfaatnya pada area yang sempit, misalnya pada pembangunan
bangunan berlantai banyak diarea bisnis perkotaan dimana kemampuan lahan untuk
menampung tenaga kerja dan alat sangat terbatas.
 Kemampuan alat. Misalnya dalam pekerjaan beton 1000 m3, karena keterbatasan alat maka
dalam satu hari hanya dapat diproduksi 100 m3, maka akan diperlukan durasi 10 hari kerja.
3.2. METODE PENJADWALAN
Beberapa metode penjadwalan yang banyak digunakan antara lain diagram panah, diagram
preseden, diagram batang, keseimbangan garis dan penjadwalan probabilistik.

41
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

3.2.1. DIAGRAM BATANG


Diagram balok ditemukan oleh H.L Gantt pada tahun 1917, untuk itu diagram balok sering
disebut sebagai Gantt Bar Chart atau disingkat Bar Chart. Diagram balok masih digunakan secara luas
karena diagram ini mudah dibuat dan dipahami oleh setiap level manajemen, sehingga sebagai alat
komunikasi dalam pelaksanaan proyek. Dewasa ini diagram balok untuk tujuan diatas dibuat setelah
diagram jaring.
Contoh diagram balok ditampilkan sebagai berikut:

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DIAGRAM BALOK


Keuntungan diagram balok:
 Mudah dibuat dan mudah dipahami oleh setiap level manajemen.
Kerugian diagram balok antara lain:
 Tidak dapat menunjukkan secara sfesifik hubungan ketergantungan antar satu kegiatan
dengan lainnya, sehingga sulit mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan suatu
kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek
 Sukar mengadakan perbaikan, karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan
balok.
 Untuk proyek yang berukuran besar dan bersifat komplek, penggunaan bagan balok akan
menghadapi kesulitan.
PENGGUNAAN DIAGRAM BALOK DALAM EVALUASI PROYEK
Informasi yang diberikan diagram balok waktu evaluasi setidaknya mencakup tiga hal yaitu
pekerjaan seharusnya sudah selesai, seharusnya sedang berlangsung, seharusnya dimulai.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

42
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

Contoh penggunaan evaluasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Beberapa bentuk gabungan antara rencana kerja dan kemajuan pekerjaan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

3.2.2 PENJADWALAN PRESTASI DENGAN METODE KURVA S


Kurva S merupakan diagram komulatif biaya (% biaya unit/biaya total) yang diplot pada suatu
sumbu absis, yaitu sumbu X menyatakan satuan waktu dan sumbu Y menyatakan nilai komulatif (%).
Kurva S umumnya digunakan secara bersama-sama dengan diagram balok. Dalam pelaksanaan
konstruksi, kurva S dapat digunakan untuk menunjukkan rencana komulatif dan prestasi pekerjaan
berdasarkan serapan biaya konstruksi. Cara pembuatan kurva S ditunjukkan sbb;

43
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

 Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.


 Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi biaya total pekerjaan
dikalikan 100.
 Setelah bobot masing-masing item dihitung pada masing-maing didistribusikan bobot
pekerjaan selama durasi masing-masing aktivitas.
 Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu, dijumlah secara komulatif.
 Angka komulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu Y dalam grafik dan waktu pada
sumbu X
Contoh pemakaian kurva S dapat dilihat pada halaman berikutnya.
3.2.3 DIAGRAM GARIS
Metode ini dikenal di Jerman dengan nama VZ- Diagran (Volume _ Zeit Diagram) atau Time-
Production Graph. Metode ini mirip dengan diagram balok, tetapi penampilan informasinya
menunjukkan dua variabel yaitu waktu dan volume.

Sumbu X digambarkan sebagai skala waktu. Sumbu Y digambarkan sebagai skala volume.
Sebuah garis miring menyakan satu aktivitas dan proyeksi ke sumbu x menyatakan waktu, sedangkan
sumbu y menyatakan volume aktivitasnya.
Metode diagram garis umumnya digunakan untuk penjadwalan proyek-proyek dengan
pengukuran prestasi pekerjaan dengan satuan volume tertentu, misalnya proyek jalan yang diukur
berdasarkan kilometer, tiang pancang berdasarkan jumlah unit tiang, bangunan bertingkat yang diukur
berdasarkan tingkatnya, menara berdasarkan ketinggiannya, terowongan, kanal, saluran irigasi, pipa,
dan lain-lain. Untuk maksud tersebut maka metode ini sering disebut sebagai Vertical Production
Method (V.P.M).
Metode ini penggunaannya dapat digabungkan dengan diagram balok, sebagaimana
ditunjukkan oleh Nugraha (1996 : 37) sbb:

44
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

Jarak waktu kritis mencerminkan suatu tenggang waktu yang harus diamankan untuk
mencegah aktivitas yang tumpang tindih. Sedangkan untuk pekerjaan yang berulang (repetitive)
diselesaikan dengan line of balance method dengan menggunakan diagram yang sama (diagram
garis). Manfaat diagram garis dapat disebutkan antara lain:
 Hubungan antara waktu (lamanya aktivitas dan volume terlihat jelas.
 Hubungan antara 2 aktivitas dapat diatur secara:
o Hubungan akhir-awal (Finish-start/FS)
o Hubungan Awal-awal (start-start/SS)
o Hubungan akhir-akhir (FF)
o Hubungan awal-akhir (SF)
o Hubungan pendekatan kritis (critical Approach relation)
 Kecendrungan kegiatan dapat dilihat dengan segera (actual vs plan), dimana dalam jangka
waktu tertentu dapat segera dilihat, apakah kegiatan pekerjaan lambat atau sebaliknya.

45
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

Kelemahan diagram garis antara lain:


 Belum dapat menunjukkan aktivitas yang kritis dengan jelas
 Tidak memberikan alternatif pelaksanaan yanglain.
 Tidak memberikan ramalan akan pengaruh keterlambatan suatu aktivitas terhadap
penyelesaian proyek.
 Jika aktivitas yang digambarkan banyak, maka akan tampak rumit dan sulit dibaca sehingga
sebagai alat monitor kurang efektif penggunaannya.
 Hubungan antar aktivitas secara menyeluruh tak dapat dilihat.
Berikut ini beberapa soal yang diadopsi dari Nugraha (1986) antara lain:
1. Dalam bagian proyek jalan raya dari km 8600 sampai km 23600 lapisan konstruksi jalan (aspal
beton) akan dilaksanakan mulai 1 januari 2006. Penempatan instalasi lapangan dapat
dilakukan sebelumnya dan dianggap 1 januari sudah siap. Ditentukan 10 jam/hari kerja dan 25
hari/bulan sebagai satuan waktu. Dua buah peralatan finisher untuk membuat jalan tersedia
dan lebarnya masing-masing mesin bergaris antara rentang 4,00 m sampai 6,00 m. Masing-
masing lapisan dihamparkan satu lapis. Kecepatan mesin maksimum 1,3 m/menit.

Diminta :
1. Penyelesaian paling awal (earliest finish) untuk penyerahan dapat dfipakai bagian jalur
km 8600 – km 13100.
2. Penyelesaian paling awal (earliest finish) untuk seluruh bagian proyek.
3. Penyajian proses konstruksi dengan diagram garis.

46
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

2. Pekerjaan membuat terowongan melintasi batuan gunung tampak dari atas sebagai berikut:

Batuan gunung terdiri dari dua macam batuan

Kecepatan kerja pada batuan:


A := 6 m/hari/kelompok kerja
B = 2,5 m/hari/kelompok kerja
Dalam pelaksanaan tersedia 4 kelompok kerja. Gambar danhitung jadwal pelaksanaan
secepat mungkin dengan diagram garis.
3.2.4 DIAGRAM ANAK PANAH
PENDAHULUAN
Metode jaringan kerja pertama-tama berkembang pada saat yang hampir bersamaan pada wal
tahun 1957 di Amerika Serikat (Critical Path Method, CPM) dan padatahun 1958 di Prancis (Metra
Potential Method, MPM). Metode ini tercipta setelah ada kebutuhan yang mendesak yaitu bagaimana
mengorganisir suatu proyek yang melibatkan ribuan aktivitas yang harus diselesaikan dalam jangka
waktu tertentu.

47
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

Disamping team riset CPM harus menentukan bagaimana cara sebaik-baiknya untuk
mengurangi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan konstruksi yang akan menghasilkan
pengurangan jumlah beaya langsung seminimum mungkin.
Sejak metoda perencanaan jaringan kerja ini sukses maka penggunaannya berkembang
kemana-mana mulai dari pekerjaan menyelenggarakan seminar sampai proyek-proyek pembangunan
canggih, misalnya proyek LNG, bendungan, gedung pencakar langit, dan lain-lain. Metoda
penjadwalan ini termasuk salah satu yang paling ampuh dimana perencana dipaksa untuk memikirkan
aspek kegiatan proyek sambil memikirkan seluruh aspek kegiatan proyek sambil memperhatikan
sasaran/tujuan dari proyek tersebut.Dalam diagram ini status aktivitas ditentukan dan digambarkan
dalam jaringan kerja (network) dengan mempertimbangkan beberapa jenis hubungan aktivitas.
TERMINOLOGI DIAGRAM PANAH
Beberapa terminologi untuk dapat mengerti diagram panah adalah sebagai berikut:
 Aktivitas nyata; adalah pelaksanaan kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Oleh karena itu
aktivitas memerlukan sumber-sumber daya seperti tenaga manusia, material, peralatan dan
fasilitas lainnya.Aktivitas nyata ini biasanya digambarkan secara grafis sebagai anak panah
pada jaringan kerja dan biasanya dicantumkan waktu pengerjaannya (duration), misalnya:
membuat acuan beton, mengecor beton dan lain-lain.

 Aktivitas palsu
Aktivitas palsu: disebut juga dummy activity. Aktivitas ini digambarkan sebagai anak panah
yang terputus dan fungsinya adalah untuk menunjukkan ketergantungan antar aktivitas.
Aktivitas palsu ini tidak mempunyai waktu pengerjaan (zero time duration).

48
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

 Event (kejadian ) merupakan titik pangkal dan titik akhir suatu aktivitas. Suatu event
memerlukan waktu dan sumber daya. Secara grafis dapat digambarkan sebagai lingkaran
dengan diberi nomor didalamnya.

MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR AKTIVITAS


 Diagram dibawah ini menggambarkan hubungan aktivitas yang berurutan, dimana suatu
pekerjaan baru dapat dilakukan seperti plat pondasi dapat dilaksanakan bila aktivitas
sebelumnya

 Bila beberapa aktivitas harus selesai dulu, sebelum aktivitas selanjutnya dapat dimulai, atau
akhir aktivitas-aktivitas tersebut jatuh bersamaan dengan awal aktivitas berikutnya.

 Bila aktivitas-aktivitas baru dapat dilakukan setelah selesainya suatu aktivitas

49
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

 Apabila dua aktivitas harus selesai ulu sebagai syarat untuk pelaksanaan dua kativitas
berikutnya).

 Untuk penampilan hubungan aktivitas satu dengan lainnya dapat dipakai aktivitas palsu
(dummy). Dibawah ini aktivitas C dapat dilakukan setelah aktivitas A dan B selesai dilakukan.

Dummy merupakan kelemahan dari diagram anah panah, sebab bila terlupa memberi dummy,
maka akan terjadi tidak adanya ketentuan yang jelas terhadap aktivitas satu dengan lainnya atau
meruibah logika (log of network). Bila terlalu banyak menggunakan dummy maka jaringan kerja akan
menjadi sulit dibaca terutama dalam memperhitungkan waktunya. Kelemahan lainnya adalah sebuah
aktivitas harus selesai 100% dulu, baru dapat disambung dengan aktivitas yang lain. Padahal
kenyataannya dalam praktek tidaklah emikian. Sering pekerjaan berikutnya dapat tanpa harus
menunggu pekerjaan sebelumnya harus selesai 100%. Sebagai pemecahannya aktivitas tadi dipecah
menjadi dua aktivitas yang memiliki nama yang sama dengan kode indeks, misalnya aktivitas A
dipecah menjadi A1 dan A2.

50
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

MENENTUKAN WAKTU KRITIS PELAKSANAAN DAN JALUR LINTASAN


KRITIS
DEFINISI-DEFINISI
D : waktu yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas suatu aktivitas
(duration)
SA = TE : saat paling awal terjkadinya suatu event/kejadian (earliest event occurance
time)
SL = TL : saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu event/kejadian (latest
allowable event occurance time)
MA = ES : saat mulai paling awal suatu aktivitas (earliest activity start time)
BA = EF : saat berakhir paling awal suatu aktivitas (earliest activity finish time)
ML = LS : Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas (latest allowable
activity start time)
BL = LF : Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas (latest
allowable activity start time)
TF = S : total activity slack, atau float atau total Float. Adalah sejumlah waktu sampai
kapan suatu aktivitas boleh diperlambat
SF : Free slack suatu aktivitas atau waktu aktivitas bebas.
Dikenal perumusan untuk menghitung total ploat S dan Free slack SF sebagai berikut:
S = LS – EF
SA = TE – EF
PENENTUAN LINTASAN KRITIS
Untuk menentukan lintasan kritis dikenal perhitungan maju, perhitungan mundur dan
perhitungan dan perhitungan float/slack.
 Perhitungan maju
 Dalam perhitungan maju dipakai beberapa anggapan sebagai berikut:
 Saat paling awal untuk terjadinya kejadian (event) yang pertama dari jaringan kerja
disamakan dengan nol.
 Tiap aktivitas mulai paling awal (ES) disamakan saat paling awal terjadinya event
sebelumnya (MA = SA / ES = TE)
 Jadi EF = ES + d
 Untuk merge event, saat mulai paling awal terjadinya disamakan dengan harga terbesar
dari saat berakhir paling awal dari aktivitas sebelumnya.

51
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

 Perhitungan mundur
 Sesudah langkah cara perhitungan maju selesai dilakukan sampai event terakhir, maka
pengecekan perlu dilakukan perhitungan mundur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya:
 Saat paling lambat yang diijinkan pada event terakhir dari jaringan kerja disamakan
dengan saat paling awal untuk event trsebut yang didapat dari cara perhitungan maju (SL
= SA)
 Saat paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas adalah (ML) sama dengan saat
berakhir paling lambat (SL) yang diijinkan untuk kejadian berikutnya dikurangi waktu
pelaksanaan aktivitas (d). ML = Sl – d.
 Untuk burst event, saat paling lambat yang dijinkan untuk terjadinya suatu event sama
dengan harga terkecil dari saat mulai paling lambat yang diijinkan. Dipilih ML paling terkecil
yaitu ML1 = 31.

 Perhitungan float
Kata slack atau float diartikan sebagai skala waktu yang longgar bagi pelaksanaan
suatu aktivitas atau beberapa aktivitas, sehingga aktivitas tersebut pelaksanaannya dapat
diperlambat secara maksimum sesuai dengan besarnya slack/float tadi agar jadwal
pelaksanaan proyek tidak terganggu. Total Float adalah jangka waktu saat paling lambat

52
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang
bersangkutan, bila kegiatan tersebu dimulai saat paling awal peristiwa awal.Free float adalah
jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir kegiatan yang bersangkutan dengan saat
selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal
peristiwa awal. Independent Float adalah jangka waktu antara saat paling awal peristiwa akhir
kegiatan yang bersangkutan dengan saat selesainya kegiatan yang bersangkutan, bila
kegiatan tersebut dimulai pada saat paling lambat peristiwa awal.

3.2.5 DIAGRAM PRESEDENCE


PENDAHULUAN
Diagram Presedence merupakan penyempurnaan dari diagram panah, karena diagram panah
pada prinsipnya hanya memakai satu jenis hubungan aktivitas yaitu hubungan Akhir –Awal (Finish –
start relation). Pada diagram precedences dapat digambarkan adanya empat hubungan yaitu:
 Hubungan Awal-awal (start-start/SS)
 Hubungan akhir-awal (Finish-start/FS)
 Hubungan akhir-akhir (FF)
 Hubungan awal-akhir (SF)
Ciri-ciri diagram precedemce adalah sebagai berikut:
 Aktivitas tidak dinyatakan sebagai panah (arrow) lagi, melainkan Node, lingkaran atau kotak.
 Anak panah/garis penghubung tidak mempunyai durasi, sehingga diagram precedence tidak
memerlukan dummy.
NOTASI
Sebagai pedoman atau kunci dari blok atau noda dapat dilihat gambar dibawah ini:

53
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

Keterangan :
MA = ES = Mulai paling awal (earliest start)
BA = EF = berakhir paling awal (earliest finish)
ML = LS = mulai paling lambat (Latest start)
BL = LF = Berakhir paling lambat (latest finish)
ID = Identifikasi
LABEL = Nama aktivitas
Dur = durasi
PENGGAMBARAN
Diagram precedence dapat diperoleh dengan mudah dengan mengubah dari diagram panah
dengan menempatkan aktivitas kedalam node atau kotak, kemudian baru digambarkan hubungan
logikanya dengan garis penghubung yang arah membacanya selalu dari kiri kekanan dan tidak boleh
kembali kekiri. Penggunaan anak panah juga diperkenankan tetapi hanya berfungsi sebagai
penghubung.

54
Mata Kuliah - Manajemen Konstruksi

55

Anda mungkin juga menyukai