Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Celebrity Worship

Menurut (Chapman dalam Yolanda Bilqis Sherly, 2019) Celebrity Worship


ialah sindrom perilaku obsesif dan adiktif pada segala hal yang saling
berhubungan dengan selebriti yang dikagumi. Semakin tinggi tingkat individu
dalam mengagumi idolanya, maka semakin tinggi juga keterlibatan individu
tersebut dengan selebriti yang diidolakan (celebrity involvement).
Celebrity Worship sangat dipengaruhi oleh kebiasaan individu dalam melihat,
mendengar dan membaca serta mempelajari mengenai kehidupan selebriti idolanya
secara mendalam dan berlebihan, sehingga dapat menimbulkan sifat empati,
identifikasi, obsesi, dan asosiasi yang dapat menimbulkan konformitas (Maltby,
Houran dan McCutcheon dalam Yolanda Bilqis Sherly, 2019 ).
Maltby dan Day (dalam Yolanda Bilqis Sherly, 2019). mengungkapkan
bahwa celebrity worship ialah suatu hubungan parasional, yang merupakan hubungan
satu sisi. Jika diibaratkan dalam dunia maya seperti penggemar yang mengenal
selebriti idolanya namun selebriti idolanya tidak mengenal para penggemarnya secara
pribadi.
Sheridan dkk (dalam Yolanda Bilqis Sherly, 2019 ). menerangkan bahwa
celebrity worship sudah menjadi pusat perhatian dalam investigasi psikologis.
Berawal dari dua penelitian kecil, kini berkembang menjadi literatur celebrity
worship. Penelitian pertama menguji hubungan antara celebrity worship dengan
adiksi, penelitian kedua menguji hubungan celebrity worship dengan kriminalitas.
Eysenck (Alwisol dalam Yolanda Bilqis Sherly, 2019) menyatakan bahwa
pada setiap tiga dimensi kepribadian memiliki 9 trait. Dimensi yang pertama ialah
dimensi ekstraversi terdapat trait sosiabel, aktif, lincah, mencari sensasi, asertif, riang,
bersemangat, dominan, dan berani. Kedua, trait pada dimensi neurotisme antara lain
tertekan, cemas, harga diri rendah, berdosa, tegang, irasional, emosioanal, maju,
murung. Sementara itu yang ketiga, pada dimensi psikotisme memiliki trait dingin,
agresif, egosentrik, impulsif, tidak empatik, antisosial, kreatif dan keras hati. Trai-trait
pada dimensi kepribadian yang telah disebutkan dapat mencerminkan sejauh mana
individu mampu mengendalikan dirinya, sehingga tidak menimbulkan perilaku-
perilaku yang tidak diharapkan [ CITATION Yol19 \l 1057 ].
Menurut Turner (dalam Nadira Wulandari Nasution, 2018) celebrity is a
person known for their wellknowness. Selebriti berdasarkan definisi ini
merupakan orang yang terkenal karena kemampuan mereka. Adapun kemampuan
dari selebriti bisa bermacam-macam, baik dari segi potensi olahraga, seni,
kreatifitas dan lain-lain.
Sementara Schlecht (dalam Nadira Wulandari Nasution, 2019)
menyebutkan bahwa celebrity are people who enjoy public recognition by a large
share of a certain group of people. Berdasarkan definisi ini, selebriti dapat
dinyatakan sebagai orang yang mendapatkan perhatian dari masyarakat luas
[ CITATION Nad18 \l 1057 ].
Jadi dapat disimpulkan bahwa celebrity worship itu merupakan suatu
perilaku obsesif dan adiktif pada segala hal yang saling berhubungan dengan
selebriti yang dikagumi. Yang sangat dipengaruhi oleh kebiasaan individu dalam
melihat, mendengar dan membaca serta mempelajari mengenai kehidupan
selebriti idolanya secara mendalam dan berlebihan.
B. Jenis / Indikator
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Celebrity Worship

Banyak sekali faktor yang menjadi latar belakang terjadinya celebrity


worship. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi celebrity worship
menurut [ CITATION McC02 \l 1033 ] , adalah:

1. Usia: Pada umumnya celebrity worship terjadi pada remaja dengan


rentang usia mulai dari 11 tahun hingga 17 tahun dan akan berkurang
seiring bertambahnya usia.
2. Pendidikan: Biasanya celebrity worship dilakukan oleh orang-orang yang
tingkat inteligensinya rendah.
3. Keterampilan sosial: Celebrity Worship terjadi pada orang-orang yang
keterampilan sosialnya buruk dan terjadi pada orang-orang yang melihat
bahwa celebrity worship adalah pengisi kekosongan dalam hubungan yang
nyata.
4. Jenis kelamin: Terdapat perbedaan konteks yang berbeda antara laki-laki
dan perempuan yang menyukai idolanya. Kaum perempuan memiliki
intensitas yang lebih tinggi dalam menyukai idolanya dibandingkan laki-
laki.
5. Ras/etnis: orang kulit hitam di Amerika lebih mungkin menyukai idola
yang memiliki warna kulit yang sama dengannya, yaitu kulit hitam
dibandingkan dengan idola yang memiliki warna kulit yang berbeda yaitu
kulit putih, begitu juga sebaliknya dengan orang kulit putih di Amerika
yang lebih cenderung menyukai idola yang memiliki warna kulit putih
seperti mereka dibandingkan idola yang memiliki warna kulit hitam.

D. Dampak Celebrity Worship

Setiap perilaku pasti memiliki dampak negatif dan dampak positif, tidak
terkecuali juga perilaku celebrity worship. Telah dilakukan penelitian di Kanada
oleh Boon dan Lomore. Penelitian dilakukan dengan melakukan survey kepada
mahasiswa sebanyak 75 orang. Pada penelitian ini ditemukan bahwa lebih dari
setengah jumlah mahasiswa yang diteliti tersebut percaya bahwa idola mereka
telah mempengaruhi mereka dalam hal sikap dan keyakinan serta memotivasi
mereka untuk mengejar kegiatan tertentu. Hal ini berarti bahwa perilaku celebrity
worship memiliki dampak positif yaitu dapat membuat penggemar memiliki
motivasi untuk mengejar suatu kegiatan [ CITATION Boo01 \l 1033 ].
Selain dampak positif tersebut, dampak lain yang ditimbulkan dari
celebrity worship adalah dampak negatif. Dampak negatif terjadi jika intensitas
perilaku celebrity worship menengah dan tinggi. Berikut beberapa dampak
negatif celebrity worship:
(1) Disosiasi. Telah dilakukan penelitian oleh Maltby, dkk. dengan memeriksa
1.942 subjek pria dan wanita di Inggris dari sekolah, tempat kerja, dan
kelompok masyarakat. Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan
bahwa pada intensitas menengah, celebrity worship memiliki dampak
kecenderungan fantasi, dan pada intensitas tinggi, celebrity worship
memiliki dampak kecenderungan fantasi dan disosiasi [ CITATION Mal06 \l
1033 ].
(2) Kecenderungan untuk kecanduan. Telah dilakukan penelitian oleh
Sheridan, dkk. dengan memeriksa 1.152 orang dari Amerika Serikat,
Inggris, Kanada, dan Australia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara celebrity worship dengan kecanduan terhadap celebrity
worship, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Celebrity Attitude
Scale dan 32-item Addiction Scale dari Eysenck Personality
Questionnaire-Revised. Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan
hubungan dengan statistik positif antara kedua fenomena tersebut
[ CITATION She07 \l 1033 ] .
(3) Kriminalitas. Sheridan, dkk. melakukan penelitian hubungan antara
celebrity worship menggunakan Celebrity Attitude Scale dan
kecenderungan terhadap perilaku criminal menggunakan Criminality
Scale of the Eysenck Personality Questionaire-Revised pada 1.845 peserta
dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia. Pada penelitian ini,
para peneliti menemukan hubungan dengan statistik positif antara kedua
fenomena ini [ CITATION She07 \l 1033 ].
(4) Perilaku Stalking. Dalam penelitian McCutcheon, dkk. yang meneliti
hubungan antara keterikatan atau attachment yang tidak aman pada orang
tua dan memaafkan perilaku peserta yang berindikasi penguntit selebriti
terhadap 299 mahasiswa di Amerika Serikat secara statistik
mengkonfirmasi adanya hubungan antara kedua fenomena ini [ CITATION
McC06 \l 1033 ].
(5) Depresi dan Kecemasan. Maltby, dkk. melakukan penelitian dengan
memeriksa 307 pria dan wanita di Inggris. Penelitian dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara celebrity worship yang dinilai dengan
menggunakan Celebrity Attitude Scale, dan menggunakan General Health
Questionnaire untuk menilai depresi umum, kecemasan, dan gejala
somatik serta disfungsi sosial. Dalam penelitian ini, para peneliti
menemukan bahwa pada celebrity attitude scale secara statistik
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan depresi dan
kecemasan, dan adanya korelasi antara tingkat celebrity worship dengan
gejala somatik [ CITATION Mal01 \l 1033 ].

E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengangkat penelitian-penelitian dengan judul yang
mirip yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian terdahulu berguna sebagai
landasan untuk penelitian ini. Bertujuan juga untuk memperlihatkan
perbedaan dan bahwa belum ada penelitian yang sama persis dengan
penelitian ini. Penelitian terdahulu juga berguna sebagai untuk memperkaya
referensi serta mendukung pelaksanaan penelitian ini. Oleh karena itu, di
bawah ini telah dipaparkan beberapa hasil penelitian terkait dengan celebrity
worship yang pernah dilakukan sebelumnya.

1. Hasil Penelitian Marwatu Shofa (2017)


Skripsi yang disusun oleh Marwatu Shofa ini memiliki judul
Gambaran Psikologis Celebrity Worship Pada Dewasa Awal. Penelitian
ini meneliti celebrity worship pada orang-orang dengan umur dewasa awal
saja. Peneliti memfokuskan penelitiannya terhadap mahasiswa penggemar
k-pop. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran lengkap
tentang celebrity worship serta faktor-faktor yang memengaruhi para
dewasa awal masih terjebak dalam celebrity worship. Untuk mencapai
tujuan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif serta mengumpulkan
subjek dengan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan
cara observasi dan wawancara.
Hasilnya, peneliti mengungkapan gambaran mengenai celebrity
worship yang terjadi pada subjek-subjeknya yang saat ini memasuki usia
dewasa awal. Faktor pertama adalah penampilan fisik artis korea yang
kebanyakan good looking. Faktor kedua adalah musik yang dibawakan
cukup enak didengar, mengikuti tren, serta diiringi tarian yang modern.
Ketertarikan ini menjadi hal yang biasa bagi subjek bahkan bertambah
seiring waktu. Lalu juga kegiatan mengoleksi barang-barang yang
berhubungan dengan idolanya. Peneliti juga menulis pengidolaan sebagai
tanda kegagalan dalam memenuhi love and belonging needs.
Kesimpulannya adalah kegagalan dalam pemenuhan intimasi bisa
menyebabkan individu dewasa awal masih melakukan pemujaan kepada
idolanya. Hal ini juda disebabkan oleh kegagalan dalam memenuhi
kebutuhan cinta dan harga diri. Kegagalan memenuhi kebutuhan cinta ini
muncul hubungan imajinasi yang terbentuk karena tingginya ekspektasi
memilih pasangan. Lalu untuk faktor yang memengaruhi individu dewasa
awal masih terjebak dalam celebrity worship adalah kecanduan dalam
mengidolakan. Juga menemukan rasa kepuasan tersendiri tanpa
memikirkan tujuan serta manfaatnya. Saran yang peneliti sampaikan
adalah merekomendasikan penelitian selanjutnya lebih diperdalam lagi.
(http://etheses.uin-malang.ac.id/9315/1/13410100.pdf diakses pada 16
April 2020, pukul 23.48)
2. Hasil Penelitian Yopi Rizki Melaisani dan Suhana (2018)
Penelitian yang dilakukan oleh Yopi Rizki Melaisani dan Suhana
ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Celebrity Worship pada Anggota
Aktif Bandung Korean Community (X). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui gambaran perilaku celebrity worship pada anggota aktif
Bandung Korean Community. Dalam penelitian ini peneliti membagi
celebrity worship menjadi 3 dimensi yaitu dari tingkat rendah
entertainment social value, lalu tingkat sedang intense-personal-feeling,
dan yang tingkat tinggi borderline-pathological tendency. Peneliti
menggunakan metode teknik analisis deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah
anggota aktif komunitas X kota Bandung yang berjumlah 50 orang.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner,
wawancara dan observasi. Kemudan dianalisis dengan teknik analisis
deskriptif.
Hasil penelitian yang didapat adalah jumlah subjek penelitian yang
termasuk ke dalam tingkatan rendah yaitu entertainment social value
sebanyak 10% (5 anggota). Anggota yang termasuk ke dalam tingkatan
sedang yaitu intense-personal-feeling ialah sebanyak 52% (26 anggota).
Anggota yang termasuk ke dalam tingkatan tinggi yaitu borderline-
pathological tendency sebanyak 38% (19 anggota). Angota yang termasuk
ke dalam tingkatan rendah yaitu entertainment social value, akan
menganggap idolanya sekadar untuk hiburan saja. Lalu naik ke tingkat
sedang yaitu intense-personal-feeling, anggota akan mencintai idolanya
dan merasa memiliki ikatan batin dengan sang idola. Tingkatan terkahir
ialah paling tinggi yaitu borderline-pathological, anggota akan berperilaku
dan berfantasi yang tidak terkontrol mengenai idolanya. Mereka cenderung
berani melakukan apa saja yang berhubungan dengan idolanya.
Kesimpulan yang bisa didapatkan dari penelitian ini adalah
mayoritas anggota komunitas memiliki perilaku celebrity worship yang
berada pada tingkatan sedang yaitu 52% atau sebanyak 26 anggota.
(http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/psikologi/article/view/9473
diakses pada 17 April 2020 pukul 22.33)

Tabel 1
Relevansi Hasil Penelitian Terdahulu

No Item Penelitian I Penelitian II


Nama
1. Marwatu Shofa Yopi Rizki Melaisani dan Suhana
peneliti
Studi Deskriptif Mengenai
Gambaran Psikologis Celebrity Celebrity Worship pada Anggota
2. Judul
Worship Pada Dewasa Awal Aktif Bandung Korean Community
(X)
3. Tahun 2017 2018
Mendapatkan gambaran lengkap
tentang celebrity worship serta Mengetahui gambaran perilaku
Tujuan
4. faktor-faktor yang memengaruhi celebrity worship pada anggota
penelitian
para dewasa awal masih terjebak aktif Bandung Korean Community
dalam celebrity worship
Metode Metode deskriptif, pendekatan Metode deskriptif, pendekatan
5.
penelitian kualitatif kuantitatif
6. Hasil Faktor pertama adalah penampilan Subjek penelitian yang termasuk
fisik artis korea yang kebanyakan ke dalam tingkatan rendah yaitu
good looking. Faktor kedua adalah entertainment social value
musik yang dibawakan cukup sebanyak 10% (5 anggota).
enak didengar, mengikuti tren, Anggota yang termasuk ke dalam
serta diiringi tarian yang modern. tingkatan sedang yaitu intense-
Ketertarikan ini menjadi hal yang personal-feeling ialah sebanyak
biasa bagi subjek bahkan 52% (26 anggota). Anggota yang
bertambah seiring waktu. Lalu termasuk ke dalam tingkatan
juga kegiatan mengoleksi barang- tinggi yaitu borderline-
barang yang berhubungan dengan pathological tendency sebanyak
idolanya. Peneliti juga menulis 38% (19 anggota).
pengidolaan sebagai tanda
kegagalan dalam memenuhi love
and belonging needs.
1. Teori social laerning oleh
1. Hubungan parasosial oleh
Albert Bandura
Horton dan Wohl, Giles (2002)
2. Teori identifikasi oleh
7. Teori 2. Celebrity worship oleh oleh
Erickson (1968),
McCutcheon, Ashe, Houran, &
3. Teori attachment oleh Greenne
Maltby (2013)
dan Adam-Price (1990)
8. Persamaan Meneliti tentang celebrity worship Meneliti tentang celebrity worship
Objek penelitian pada mahasiswa Objek penelitian pada anggota
9. Perbedaan
dewasa awal aktif Bandung Korean Community
http://etheses.uin- http://karyailmiah.unisba.ac.id/ind
10. Sumber
malang.ac.id/9315/1/13410100.pdf ex.php/psikologi/article/view/9473

F. Kerangka Berpikir
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, N. W. (2018). Hubungan Keterampilan Sosial Dengan Celebrity
Worship Pada Remaja Di Komunitas Korean Cultural Centre Medan.

Sherly, Y. B. (2019). Hubungan Antara Celebrity Worship Dengan Perilaku.

Anda mungkin juga menyukai