NPM : 1710503094 Rombel : Struktur Beton III TS.03 Tugas : Post Test X (Beton Prategang)
1. Sebuah beton prategang dengan penampang segiempat 230 X 380 mm terletak
di atas perletakkan sederhana sepanjang 7,5 m. Kuat tekan beton sebesar 32 MPa. Gaya prategang yang digunakan sebesar 270 kN dengan posisi tendon tepat pada pusat berat penampang balok. Tentukan tegangan yang timbul akibat gaya prategang ! Penyelesaian : Tegangan yang terjadi di penampang beton sesaat setelah berlangsung perlimpahan gaya prategang : Ps 270 . 103 f= − = − = −3,089244851 MPa Ac 230 . 380 Tegangan yang timbul akibat berat sendiri balok : WDL = 0,23 . 0,38 . 23 = 2,0102 kN/m Momen lentur akibat beban mati balok : 1 1 MDL = WDL . l² = . 2,0102 . 7,5² = 14,13421875 kNm 8 8 Momen inersia balok : 1 1 Ig = bh³ = . 230 . 380³ = 1051713333 mm⁴ 12 12 Tegangan yang timbul akibat beban sendiri : M0 c (14,13421875 . 106 )(0,5 . 380) f= ± = ± = ± 2,55345395 MPa I 105713333 Tegangan yang timbul akibat gaya prategang dan beban mati : f(prategangan transfer+beban mati) = −3,089244851 ± 2,55345395 = - 5,642698801 Mpa (atas, tekan) = - 0,535790901 Mpa (bawah, tarik) 2. Sebuah betonprategang dengan penampang segiempat 275 X 480 mm sepanjang 8,5 m. Luas penampang satuan baja prategang sebesar 1100 mm² sejumlah 7 buah. Kuat tekan beton sebesar 40 MPa. Gaya prategang awal 950 kN. Beban mati kerja sebesar 3,25 kN/m dan beban hidup kerja 10 kN/m. Baja prategang terletak 365 mm dari serat tepi terluar. Tentukan tegangan lentur yang terjadi ! Penyelesaian : Berat balok : WDL = 0,275 . 0,48 . 23 = 3,036 kN/m Momen akibat dari beban berat sendiri balok (beban mati) : 1 1 MDL = WDL . l² = . 3,036 . 8,5² = 27,418875 kNm 8 8 Momen totak akibat beban hidup dan beban mati : 1 1 MDL+LL = WDL+LL . l2 = . (3,036 + 3,25 + 10). 8,52 = 147,0829375 kNm 8 8 Letak garis netral : (275 . 480)(0,5 . 480) + (1100 . 7)(365) y= = 246,8897638 mm (275 . 480) + (1100 . 7) Eksentrisitas baja prategang dengan garis netral : e = 365 − 246,8897638 = 118,1102362205 Momen inersia terhadap garis netral 1 I = ( . 275. 4803 ) + (275.480(246,8897638 − 240)) 12 + (1100.7(118,11023622052 )) = 2642724664 mm⁴ • Kondisi prategangan awal (penjumlahan antara tengangan akibat gaya prategangan aksial dan tegangan akibat gempa eksentris) : Ps M c Ps (Ps . e) c f= − ± = − ± Ac I Ac I Ps 950 . 103 − =− = −7,196969697 (desak atas bawah) Ac 275 . 480 Mc (950 . 103 )(118,1102362205)(233,1102362) ± =+ I 2642724664 = +10,48243818 Mpa (tarik, atas) Mc (950 . 103 )(118,1102362205)(246,8897638) ± =− I 2642724664 = −9,897387407 Mpa (tekan, bawah) • Berat sendiri balok : M0 c f= ± I (27,418875 . 106 )(233,1102362) f=+ 2642724664 = +2,418572209 Mpa (tarik, bawah) (27,418875 . 106 )(246,8897638) f= − 2642724664 = −2,56153797 Mpa (tekan, atas) Tegangan pada tepi atas balok = – 7,196969697 + 10,48243818 - 2,56153797 = + 0,723990513 MPa Tegangan pada tepi bawah balok = – 7,196969697 – 9,897387407+2,456153797 = -14,63820331 Mpa • Beban mati dan hidup (DL+LL) Mt c f= ± I (147,0829375 . 106 )(233,1102362) f= + 2642724664 = +12,97393511 (tarik, bawah) (147,0829375 . 106 )(246,8897638) f= − 2642724664 = −13,74084565 (tekan, atas) Kondisi akhir : Tegangan pada tepi atas balok = + 0,723990513 – 13,74084565 = - 13,01685514 Mpa Tegangan pada tepi bawah balok = - 14,63820331 + 12,97393511 = - 1,6642682 Mpa