Anda di halaman 1dari 3

A.

Konsep Demokrasi

Menurut kamus, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat di mana kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah
sistem pemilihan bebas. Demokrasi oleh Abraham Lincoln didefenisikan secara sederhana dan populer,
yaitu pemerintahan “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. mengandung arti bahwa dalam negara
demokrasi, rakyatlah yang memiliki dan mengendalikan kekuasaan, dan kekuasaan itu dijalankan adalah
demi kepentingan rakyat (United States Information Agency).

Demokrasi menurut asal kata berarti ”rakyat yang berkuasa” atau government or rule by the people.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani ”demos” berarti ”rakyat”, kratos/krate'n berarti
”kekuasaan”/”berkuasa” (Budiardjo, 1993). Atau, pemerintahan ada karena rakyat ada; yang
memerintah adalah rakyat; dan tujuan adanya pemerintahan itu pun untuk rakyat. Rakyat di sini
menjadi sentrum demokrasi, rakyatlah yang menjadi kriteria dasar demokrasi, rakyatlah yang berdaulat
dalam negara.

Dalam pengertiannya yang normatif, dalam konsep negara demokrasi sedikitnya mengandung nilai-nilai
sebagai berikut: (a) nilai kesetaraan (egalitarianisme), (b) nilai penghargaan terhadap HAM, (c) nilai
perlindungan (protection), (d) nilai keberagaman (pluralism), (e) nilai keadilan, (f) nilai toleransi, (g) nilai
kemanusiaan, (h) nilai ketertiban, (i) nilai penghormatan terhadap orang lain, dan G) nilai kebebasan
(Munir Fuady, 2010).

B. Hakekat dan Bentuk-Bentuk Demokrasi

1. Hakekat Demokrasi

Hakekat demokrasi adalah partisipasi rakyat daIam penyelenggaraan kenegaraan (partisipasi politik),
yaitu; (1 ) penduduk ikut pemilu; (2) penduduk hadir dalam rapat selama 5tahun terakhir; (3) penduduk
ikut kampanye pemilu; (4) penduduk jadi anggota parpol dan ormas; (5) penduduk komunikasi langsung
dengan pejabat pemerintah (Mas'oed, 1997; Mustafa Kamal Pasha, 2003).

Negara yang menganut sistem demokrasi mengakui bahwa hakekat demokrasi adalah kekuasaan atau
kedaulatan rakyat. Salah satu sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat itu adalah melalui pemilihan
umum. Di dalam proses pemilihan umum itu, hasilnya dapat berupa terjadinya pergantian pemerintahan
secara berkala, dan legitimasi politik pemerintahan. Pergantian pemerintahan secara berkala dilakukan
melalui pemilihan umum, sehingga keabsahan pemerintahan yang berkuasa dapat ditegakkan. Begitu
pula program dan kebijaksanaan yang dihasilkan oleh pemerintah yang bersangkutan. Dengan begitu,
pemerintah terbentuk berdasarkan legalitas politik dan hukum yang disepakati bersama.
2. Bentuk-Bentuk Demokrasi

Dari sudut pandang cara penyaluran kehendak rakyat, bentuk demokrasi dapat dibedakan antara lain:

a. Demokrasi langsung, yakni rakyat secara langsung mengemukakan kehendaknya di dalam rapat yang
dihadiri oleh seluruh rakyat.

b. Demokrasi perwakilan atau demokrasi representatif, yakni rakyat menyalurkan kehendaknya dengan
memilih wakiI-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan rakyat. Pada era modern ini, pada
umumnya, negara-negara menjalankan demokrasi perwakilan mengingat jumlah penduduk cenderung
bertambah banyak dan wilayah negara semakin luas sehingga demokrasi langsung sulit untuk dijalankan.

C. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, yakni gabungan antara demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan. Ini artinya, rakyat memilih wakiI-wakil mereka untuk duduk dalam dewan
perwakilan rakyat, tetapi dewan itu dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan sistem referendum dan
inisiatif rakyat.

Ada dua macam referendum, yaitu referendum obligator dan referendum Fakultatif. Dalam referendum
obligator, kebijakan atau undang-undang yang diajukam oleh pemerintah atau dibuat oleh dewan
perwakilan rakyat baru dapat dijalankn setelah disetujui oleh rakyat dengan suara terbanyak.

C. Prinsip Demokrasi

Secara substantif, prinsip utama dalam demokrasi ada 2, yaitu: (a) kebebasan/persamaan
(fredum/equatr'ty), dan (b) kedaulatan rakyat (people’s sovereignty). Kebebasan dan persamaan
adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana mencapai kemajuan dengan memberikan
hasil maksimal dari uasaha orang tanpa adanya pembatasan dari penguasa. Jadi, bagian tak terpisahkan
dari ide kebebasan adalah pembatasan kekuasaan penguasa politik. Dengan demikian, demokrasi
merupakan sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintah
untuk menjamin kebebasan tersebut (Maswadi Rauf, 1997). Demokrasi pada dasarnya merupakan
pelembagaan demokrasi yang menjunjung tinggi prinsip persamaan politik dan kebebasan politik, serta
mengakui adanya keterwakilan rakyat (representativeness) dalam sistem pemerintahan.

Parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu negara meliputi
empat aspek, yaitu:

1) Masalah pembentukan negara. Proses pembentukan kekuasaan akan sangat menentukan bagaimana
kualitas, watak, dan pola hubungan yang akan terbangun. Pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu
instrumen penting yang dapat mendukung proses pembentukan pemerintahan yang baik.

2) Dasar kekuasaan negara. Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta
pertanggungjawabannya langsung kepada rakyat.

3) Susunan kekuasaan negara. Kekuasaan negara hendaknya dijalankan secara distributif. Hal ini
dilakukan untuk menghindari pemusatan kekuasaan dalam satu tangan.
4) Masalah kontrol rakyat. Kontrol masyarakat dilakukan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah
atau negara sesuai dengan keinginan rakyat.

D. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia telah tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan dan d dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Konsepsi demokrasi yang diterapkan dilandasi oleh UUD/Konstitusi negara
yang bertaku pada saat itu. Dalam perkembangannya demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat
periode (Moh. Mahfud, 2003; Kaelan, 2002, lihat pula Jimiy Asshiddiqie. 1994). yaitu: Pertama, periode
1945-1959 (periode berlakunya UUD 1945 yakni 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember1949; periode
berlakunya Konstitusi RIS yaitu 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950; periode beriakunya UUDS
1950 yaitu 17 Agustus 1950 sampai 5 Juti 1959; periode 5 Juli 1959 berlaku kembali UUD 1945).
merupakan masa demokrasi Panementor.

E. Pendidikan. Demokrasi

Pendidikan demokrasi bertujuan mempersiapkan warga masyarakat berperilaku dan bertindak


demokratis, melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda akan pengetahuan, kesadaran dan nilai-
nilai demokrasi. Pengetahuan dan kesadaran akan nilal-nilai demokrasi itu meliputi tiga hal. Pertama,
kesadaran bahwa demokrasi adalah pola kehidupan yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat
itu sendiri, demokrasi adalah pilihan terbaik di antara yang buruk tentang pola hidup bernegara. Kedua,
demokrasi adalah sebuah learning process yang lama dan tidak sekadar meniru dari masyarakat lain.
Ketiga, kelangsungan demokrasi tergantung pada keberhasilan mentransformasikan nilai-nilai demokrasi
pada masyarakat (Zamroni, 2001).

Nilai-nilai demokrasi sesungguhnya merupakan nilai-nilai yang diperlukan untuk mengembangkan


pemerintahan demokratis. Berdasarkan nilai atau kondisi inilah, sebuah pemerintahan demokratis dapat
ditegakkan. Sebaliknya, tanpa adanya kondisi ini, pemerintahan tersebut akan sulit ditegakkan. Nilai-
nilai demokrasi yang dimaksud antara lain adalah nilai kebebasan (berpendapat, berkelompok,
berpartisipasi), menghormati orang/kelompok lain, kesetaraan, kerjasama, persaingan, dan kepercayaan
(Askuri lbnu Chamim, dkk. 2003). Di

Anda mungkin juga menyukai