Disusun Oleh :
Kelompok 1
Jusriana. H 105731106817
Risawati 105731114617
Nurul Aisyah 105731109717
Sulfiana 105731107117
Nurfadila Kurnianingsih 105731108817
Kelas : Ak17. C
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam penulisan selanjutnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3
2.1. Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi........................................................ 3
2.2. Penentuan dalam Mata Uang Fungsional................................................ 4
2.3. Translasi Versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Asing......... 7
2.4. Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Fungsional menjadi Mata Uang
Pelaporan Perusahaan Indonesia............................................................. 9
2.5. Pengukuran Kembali Pembukuan ke dalam Mata Uang Asing Fungsional
................................................................................................................. 12
2.6 Investasi Luar Negeri dan Anak Perusahaan Tidak Dikonsolidasikan.... 16
2.7 Lindung Nilai Investasi Bersih di Anak Perusahaan Luar Negeri........... 16
2.8 Keharusan pengungkapan......................................................................... 19
2.9 Pertimbangan Tambahan dalam Akuntansi Untuk Operasi Entitas Luar
Negeri...................................................................................................... 19
BAB III PENUTUP............................................................................................. 13
3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 13
3.2. Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sehubungan dengan hal diatas, maka pada makalah ini kami akan
membahas mengenai “Translasi Mata Uang Asing”
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Standar pelaporan akutansi yang utama saat ini sedang dalam proses
penyusunan oleh International Accounting standard Board (IASB). IASB adalah
sebuah badan yang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar
laporan keuangan international dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi
standar yang berlaku secara international tersebut. IASB mengatur susunan
keanggotaan, dengan komposisi sebagai berikut :
3
e) 2 anggota lainya dapat berlatar belakang dari bidan lainya
Ada dua isu yang ditunjukan pada laporan keuangan yang ditranslasikan
dari mata uang asing pada rupiah Indonesia yaitu:
Ada tiga kemungkinan nilai tukar yang digunakan dalam mengonversi nilai
mata uang asing menjadi rupiah yaitu:
1. Nilai tukar sekarang, merupakan nilai tukar pada akhir tanggal neraca
2. Nilai tukar historis, merupakan nilai tukar yang pada saat transakasi awal
terjadi, seperti nilai tukar pada tanggal saat aset diterima atau kewajiban
diakui.
3. Nilai tukar rata-rata, merupakan nilai tukar rata-rata selama suatu periode.
4
tukar. PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubunganya
dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui proses translasi. PSAK
mengadopsi konsep mata uang fungsional (functional currency) yang definisikan
sebagai mata uang dari lingkungan ekonomi primer untuk membedakan antara
dua jenis kegiatan operasional luar negeri yaitu;
Arus kas Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan
didominasi oleh mata uang tersebut.
Harga jual Harga jual dalam jangka pendek sangat terpengaruh dengan
perubahan nilai mata uang tersebut atau produksi perusahaan
sebagian besar di ekspor.
Beban Beban dipengaruhi oleh perubahan nilai mata uang.
5
fungsional yang sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku secara umum
di Indonesia.
6
2.3 Translasi Versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Asing
Translasi adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata
uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing ,contoh, anak perusahaan
Indonesia di Prancis menggunakan uero untuk catatan dan mata uang
fungsionalnya. Laporan keuangan anak perusahaan harus ditranslasi dari uero ke
rupiah dan selieih dimasukkan dalam komponen Laba Komprehensif.Metode
translasi sering disebut metode nilai tukar sekarang (current rate methods).
Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas
asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional entitas
asing.Pengukuran kembali hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda
dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan dan pencatatan entitas asing.
Contoh, Perusahaan Indonesia mempunyai cabang penjualan di Singapura yang
relatif independen dapat menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang
fungsionalnya tetapi memilih menggunakan dolar Singapura sebagai mata uang
pencatatan dan pelaporan. Jika menggunakan mata uang rupiah, tentu langsung
siap digabung dengan laporan induknya di Indonesia.
Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari
mata uang lokal kepada mata uang fungsional disebut metode temporal (temporal
methods). Aset dan kewajiban moneter menunjukkan adanya hak untuk
menerima atau memenuhi pembayaran dalam sejumlah tertentu mata uang asing
dimasa yang akan datang. Berdasarkan metode temporal, nilai tukar sekarang
untuk mentranslasikan jumlah uang dalam mata uang fungsionalnya pos
7
nonmoneter seperti aset tetap, investasi jangka panjang dan persediaan ,
biasanya ditranslasi dengan menggunakan nilai tukar historis yaitu nilai tukar
dimana aset tersebut dibeli atau saat kewajibannya diakui. Pendapatan dan beban
dalam laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan nilai rata-rata
sepenjang periode pelaporan. Setiap selisih yang timbul akibat ketidakseimbangan
pada metode temporal akan disajikan sebagai bagian dari laporan laba rugi.
Penerapan metode temporal mengonversikan sebuah mata uang asing
menjadi mata uang fungsionalnya namun jika mata uang rupiah menjadi mata ang
fungsional tidak diperlukan lagi penyesuaian.
Tabel berikut menyajikan metode yang dapat digunakan oleh perusahaan
Indonesia untuk menyatakan kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi
rupiah.
Mata Uang Pembukuan
dan Pencatatan Afiliasi Mata Uang Fungsional Metode Pernyataan
Luar Negeri. Kembali
Mata uang lokal ( yaitu Mata uang lokal Translasi ke rupiah
mata uang negara tempat menggunakan nilai tukar
afiliasi berlokasi ) sekarang
Mata uang lokal Rupiah Indonesia Diukur kembali dari
( seperti yang diharuskan mata uang lokal ke
dalam perekonomian rupiah
hiperinflasi
Mata uang lokal Mata uang negara ketiga Pertama, diukur kembali
( bukan mata uang lokal dari mata uang lokal ke
atau rupiah ) mata uang fungsional,
kemudian ditranslasikan
dari mata uang
fungsional ke rupiah
Rupiah Indonesia Rupiah Indonesia Tidak diperlukan
pernyataan kembali,
sudah dinyatakan dalam
rupiah.
8
Afiliasi asing dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama adalah afiliasi yang menghasilkan dan membelanjakan dalam unit mata
ang lokal. mata uang lokal merpakan mata uang fungsional dari entitas tersebut.
Afiliasi asing inidapat mereinvestasi mata uang yang mereka hasilkan atau
mendistribusiakan dana ke kantor pusat ata ke induk perusahaan dalam bentuk
dividen. Perubahan nilai tkar tidak secara langsung memengaruhi arus kas induk
perusahaan Indonesia. Perubahan nilai tukar memengaruhi aset neto (aset
dikuurangi kewajiban ) afiliasi asing dan karena itu , memengaruhi investasi neto
induk perusahaan dientitas tersebut.
Kelompok ke dua afiliasi asing terdiri dari entitas yang merupakan
perpanjangan dari perusahaan Indonesia. Afiliasi ini beroperasi di negara asing
tetspi secara langsung dipengaruhi oleh perubahan dalam nilai tukar, karena
mereka tergantung pada perekonomian Indonesia untuk pasar penjualan,
komponen produksi atau pendanaan. Untuk kelompok ini rupiah adalah mata uang
fungsional. Diasumsiakan bahwa pangaruh dari nilai tukar terhadap aset neto
afiliasi asing memengaruhi langsung arus kas induk perusahaan Indonesia,
sehingga selisih nilai tukar dilaporkan dalam laba untuk perusahaan Indonesia.
2.4 Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Fungsional menjadi Mata Uang
Pelaporan Perusahaan Indonesia
Translasi laporan keuangan entitas asing dari mata uang fungsional ke
mata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah sebagai berikut :
Akun laporan laba rugi :
Pendapatan dan beban Umumnya, nilai tukar rata-rata
tertimbang untuk periode laporan.
Akun neraca:
Aset dan kewajiban Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca
Ekuitas pemegang saham Nilai tukar historis
9
Selisih translasi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan
komprehnsif untuk periode tersebut. Pendapatan komprehensif termasuk semua
perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul
dari investasi pemilik dan bagian ke pemilik. Pendapatan komprehensif
termasuk laba neto dan "pendapatan komprehensif lainnya" yang merupakan
bagian dari perubahan aset neto perusahaan dari sumber selain pemilik ( yaitu
bukan investasi modal tambahan dan dividen) selama periode berjalan. PSAK
mengharuskan laporan pendapatan komprehensif sebagai bagian dari laporan
keuangan utama entitas. Pos utama yang menjadi bagian dari pendapatan
komprehensif lainnya adalah perubahan selisih translasi selama periode berjalan ,
keuntungan atau kerugian belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual,
penilaian kembali lindung nilai arus kas, dan penyesuaian dalam kewajiban
pensiun minimum.
Akun akumulasi Pendapan Komprehensif lainnya – Selisih Translasi
mempunyai saldo kredit karena kurs tunai pada akhir periode pertama
kepemilikan lebih tinggi dari kurs pada awal periode atau kurs rata-rata periode
tersebut.
Ayat Jurnal pada Pembukuan Induk Perusahaan. Ayat jurnal
perusahaan induk perusahaan dibuat untuk mengakui nilai setara rupiah dari
bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan, amortisasi selisih biaya
perolehan dengan nilai buku, selisih translasi kumulatif dari diferensial dan
dividen yang dierima drai anak perusahaan luar negeri. Selain itu, induk
perusahaan harus mengakui bagiannya atas selisih translasi yang timbul dari
translasi laporan keuangan anak perusahaan. Beban periodik dalam selisih
translasi induk perusahaan dari investasi luar negeri dilaporkan sebagai komponen
pendapatan komprehensif lainnya induk perusahaan.
PSAK 11 mengharuskan alokasi dan amortisasi dari diferensial antara
investasi dan nilai bukunya dilakukan dalam konteks mata uang fungsional anak
perusahaan dan jumlah tersebut kemudian ditranslasi menggunakan kurs yang
sesuai dalam kertas kerja pada tanggal neraca.
10
Amortisasi periodik mempengaruhi laporan laba rugi dan karenanya diukur
menggunakan kurs rata-rata yang digunakan untuk mentranslasi akun laporan laba
rugi. Di lain pihak, sisa saldo diferensial yang belum diamortisasi dilaporkan
dalam neraca dan ditranslasi menggunakan kurs sekarang yang digunakan untuk
akun neraca. Pengaruh dari perbedaan kurs tersebut disajikan dalam selisih
translasi induk perusahaan sebagai revisi dari bagian investasi awal induk
perusahaan di anak perusahaan.
Kertas kerja konsolidasi setelah akuisisi. Kertas kerja konsolidasi
disusun setelah proses translasi selesai. Proses konsolidasi sama dengan anak
perusahaan domestik, kecuali untuk dua perbedaan utama : (a) induk perusahaan
akan mencatat bagian selisih translasi yang timbul dari translasi akun anak
perusahaan luar negeri. Maka kepemilikan minoritas akan mendapat alokasi
sebesar bagian persentasenya atas selisih translasi. (b) amortisasi paten untuk
periode berjalan ditranslasikan menggunakan menggunakan kurs laba rugi,
sedangkan saldo akhir paten ditranslasikan menggunakan kurs neraca.
Kepemilikan Minoritas pada Anak Perusahaan Luar Negeri
Sebagian besar perusahaan Indonesia lebihsukauntukmemiliki 100% anak
perusahaan luar negerinya. Dengan demikian akan memungkinkan manajemen
yang lebih efisien atas anak perusahaan dan tidak ada keharusan untuk menyusun
laporan keuangan anak perusahaan untuk kepemilikan minoritas. Akan tetapi,
jikaanakperusahaanluarnegeritidakmemlikisepenuhnya, maka kepemilikan
minoritas harus dihitung dan diperlakukan. Satu-satunya perbedaan alokasi selisih
translasi yang timbul dari translasi akun neraca percobaan anak perusahaan luar
negeri.
11
fungsional dari afiliasi asing bukan mata uang uang lokal. Pengukuran kembali
sama seperti translasi di mana tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai setara
rupiah dari akun-akun afiliasi asing sehingga dapat digabungkan atau
dikonsolidasi dengan laporan keuangan perusahaan Indonesia. Akan tetapi, kurs
yang digunakan untuk pengukuran kembali berbeda dengan kurs yang digunakan
dalam traslasi, yang menghasilkan nilai rupiah yang berbeda untuk akun-akun
afiliasi asing.
12
(kerugian) nilai tukar, atau keuntungan (kerugian) pengukuran kembali. Pos
keuntungan (kerugian) pengukuran kembali digunakan disini karena nama ini
yang paling menggambarkan sumber pos tersebut. Keuntungan atau kerugian
pengukuran kembali dimasukkan dalam laporan laba rugi periode berjalan karena
jika transaksi sejal awal dicatat dalam rupiah, maka keuntungan atau kerugian
nilai tukar akan diakui dalam periode berjalan sebagian dari penyesuaian yang
diharuskan untuk penilaian transaksi luar negeri yang di dominasi dalam mata
uang asing.
Efek beharga:
Efek ekuitas
Efek utang yang tidak diniatkan untuk dipegang sampe jatuh tempo
Persediaan
Biaya dibayar dimuka sperti asuransi, iklan, dan sewa
Aset tetap
Akumulasi depresiasi atas aset tetap
Paten, merek dagang, lisensi, dan formula
Goodwill
Aset tak berwujud lainya
Beban dan kredit ditanggungkan, kecuali pajak ditangguhkan dan biaya
perolehan polis untuk perusahaan asuransi jiwa
Pendapatan ditangguhkan
Saham biasa
Saham preferen yang di catat pada harga dikeluarkan
Pendapatan dan beban terkait dengan pos non moneter, sebagai contoh:
13
Amortisasi beban dan kredit ditangguhkan kecuali pajak ditangguhkan
1. Aset tetap diukur kembali menggunakan kurs historis pada tanggal induk
perusahaan mengakuisisi anak perusahaan luar negeri. Jika anak
perusahaan membeli aset tetap tambahan setelah induk perusahaan
mengakuisisi saham anak perusahaan, maka tambahan aset tetap tersebut
akan diukur kenbali menggunakan kurs pada tanggal pembelian.
2. Harga pokok penjualan terdiri dari transaksi yang terjadi pada berbagai
kurs.
3. Beban operasi juga terjadi pada kurs yamg berbeda.
14
tertimbang pendapatan terkait denan pos
nonmoneter (kurs historis)
Akun-akun
Neraca:
akun-akun Kurs sekarang Kurs sekarang
moneter
akun-akun Kurs sekarang Kurs sekarang
nonmoneter
akun-akun Kurs historis Kurs historis
modal
pemeang
saham
saldo laba Saldo laba periode Saldo periode sebelumnya
sebelumya ditambah ditambah laba dikurangi dividen
laba dikurangi dividen
Selisish kurs yang Selisih translasi Keuntugan atau kerugian
timbul dari proses dilakukan di ekuitas pengukuran kembali yang
pemegang saham dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode berjalan.
15
Anak perusahaan luar negeri yang tidak dikonsolidasi dilaporakan sebagai
investasi dalam neraca perusahaan indonesia. peruashaan investor indonesia harus
menggunakan metode ekuitas jika mempunyai kemempuan untuk menggunakan
pengaruh signifikan atas kebijakan keuangan dan operasional investee. Jika
metode ekuitas digunakan untuk anak perusahaan luar negeri yang tidak
dikonsolidasi, laporan keuangan investee diukur kembali atau ditranslasi
tergantung pada penentuan mata uan fungsional.
Likuidasi Investasi Luar Negeri
Akun selisih translasi translasi terkait langsung dengan invesatasi
perusahaan di entitas luar negeri. Jika investor menjjual sebagian besar investasi
sahamnya, PSAK 11 mengharuskan porsi pro rata dari akun akumulasi selisish
translasi yang dialokasikan ke investasi, dimasukkan dalam perhitungan
deuntungan atau kerugian pelepasan investasi.
2.7 Lindung Nilai Investasi Bersih di Anak Perusahaan Luar Negeri
PSAK 55 memperbolehkan lindung nilai investasi bersih di anak
perusahaan luar negeri, sebagai contoh, PT induk mempunyai investasi bersih
sebesar €50.000 di anak perusahaan german, yang di bayar dengan harga Rp.
660.000.000, PT Induk dapat memutuskan untuk melindung nilai investasi bersih
dengan melakukkan kotrak kurs dimuka untuk mejual euro, atau perusahaan dapat
mengeluarkan kewajiban berbasis euro. PSAK 55 menetapkan bahwa keuntungan
atau kerugian dari bagian efektif lindung nilai investasi bersih dimasukkkan dalam
pendapaatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari selisih translasi. Akan
tetapi, jumlah pengganti kerugian untuk pendapatan konprehensif dibatasi sebesar
selisih translasi untuk investasi bersih. Sebagai contoh, jika digunakan nilai tukar
di muka untuk mengukur efektifitas, jumlah pengganti kerugian dibatasi sebsar
perubahan kurs tunai periode tersebut. Selisih lebih atas bagian tidak efektif dari
lindung nialai harus diakui dalam laba periode berjalan.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 januari 20x1, PT Induk memutuskan untuk
melakukan lindung nilai bagian investasinya yang baru saja dilakukan di german
company yang terkaiit dengan nilai buku aset bersih German company. Pt induk
tidak yakin dengan kurs langsung euro akan meningkat atau menurun untuk tahun
16
tersebut dan ingin melindung nilai investasi aset bersihnya, pada tanggal 1 januari
20x1, kepemilikan 100% PT Induk atas aset bersih German company sama
dengan €50.000 (€40.000 saham biasa di tambah €10.000 saldo laba). PT Induk
meminjam €50.000, pada tingkat bunga 5% untuk lindung nilai investasinya di
German company, dan modal serta bunga jatuh tempo dan terutang pada tanggal 1
januari 20x2.
Ayat jurnal pada pembukuan PT Induk untuk mencatat lindung nilai
investasi bersih adalah sebagai berikut.
1 januari 20x1
(19) Kas 800.000.000
Utang Pinjaman(€) 800.000.000
Meminjam utang yang didominasi dalam euro untuk lindung nilai
investasi bersih di anak perusahaan German Rp.800.000.000= €50.000 x 16.000
kurs tunai
31 Desember 20x1
(20) Pendapatan Konprehensif lainnya 100.000.000
Utang pinjaman (€) 100.000.000
Menilai kembali uatang yang didominasi dalam amata uang asing
berdasarkan kurs tunai akhir periode:
Rp 100.000.000 = €50.000 x (Rp18.000 – Rp16.000)
17
Iktisar Laba rugi 2.500.000
Kerugian transaksi mata uang asing 2.500.000
Pendapatan komprehensif lainnya 100.000.000
Sehingga, pada saat modal bunga dibayar pada tanggal 1 januari 20x2, di buat
ayat jurnal berikut.
1 januari 20x2
(23) Utang bunga (€) 45.000.000
Utang pinjaman (€) 900.000.000
Kas 945.000.000
Menutup akun nominal terkait dengan lindung nilai investasi bersih di
anak perusahaan luar negeri.
Selama tahun 20x1 PT Induk melindung nilai bagian dari aset bersih
investasinya di anak perusahaan luar negeri, Rupiah melemah terhadap euro (kurs
langsung meningkat) dan PT Induk akan mengakui keuntungan dari investasi aset
bersih dan kerugiann pembayaran kewajiban dalam euro.
Tanpa lindung nilai aset bersih PT Induk akan melaporkan saldo kredit sebesar
Rp. 117.125.00 dalam bagian kumulatif translasi dari akumulasi pendapatan
komprehensif lainnya (Rp.117.125.000= Rp.110.000.000 + 7.125.000
penyesuaian deferensial). Dengan lindung nilai investasi bersih PT Induk akan
melaporkan hanya Rp. 17.125.000 (Rp.117.125.000 – Rp.100.000.000 efek
lindung nilai) sebagai perubahan dalam selisih transalasi kumulatif untuk tahun
20x1, oleh karena itu , PT Induk menyeimbangkan sebagian eksponsur bersih dari
investasi aset bersih 1 januari 20x1 di German company.
Catat juga jumlah penggantinya kerugian dari pendapatan komprehensif
lainnya dibatasi sebesar bagian efektif dari lindung nilai berdasarkan penilaian
kembali aset bersih, setiap selisih lebih dalam kasus ini kerugian Rp. 2.500.000
dari penilaian kembali utang bunga dalam ayat jurnal (21), dimasukkkan dalam
laba berjalan di laporan laba rugi.
18
2.8 Keharusan pengungkapan
PSAK 10 mengharuskan agregat keuntungan atau kerugian transaksi mata
uang asing yang dimasukkan dalam laba diungkapkan terpisah dalam laporan laba
rugi atau dalam catatan atas laoran keuangan.
Dalam model translasi, perubahan berkala dalam selisih translasi dilaporkan
sebagai elemen perndapatan komprehensif lainnya, sebagai yang diharuskan oleh
PSAK 11, Figur 12-11 menyajikan pendekatan dua laporan keuangan untuk
menampilkan pendapatan komprehensif. Laporan perubahan ekuitas konsolidasi
menyajikan perincian pendapatan komprehensif induk perusahaan sebesar Rp.
117.125.000 figur 12-12 menyajikan laporan ekuitas yang merekonsilisi semua
elemen ekuitas semua pemegang saham. Neraca akan menampilkan saham biasa,
saldo laba, dan akumulasi pendapatam komprehensif lainnya dalam bagian dari
perubahan kurs yang terjadi antara tanggal neraca dan pengaruhnya terhadap
transaksi mata uang asing ayng belum diselesaikan, jika signifikan.
19
yang menghasilkan perbedaan tersebut, tetapi tidak mempengaruhi perubahan arus
kas periode tersebut.
Penilaian persediaan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai
pasar dalam pengukuran kembali
Penerapan antara nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai pasar
untuk persediaan memerlukan perlakuan khusus pada saat mata uang percatatan
bukan mata uang fungsional. oleh karena itu , laporan keuangan entitas asing
harus di ukur kembali ke dalam mata uang fungsional. Biaya inventaris historis
harus di ukur kembali terlebih dahulu menggunakan kurs historis untuk
menentukan nilai biaya perolehan historis dalam mata uang fungsional. Kemudian
biaya perolehan hasil pengukuran kembali ini di bandingkan dengan nilai pasar
dari persediaan yang di translasikan menggunakan kurs sekarang. Langkah
terakhir adalah membandingkan biaya perolehan dan nilai pasar yang keduanya
sudah dalam mata uang fungsional, dan untuk mengakui apakah di perlukan
penurunan nilai ke nilai pasar. Perbandingan di lakukan dalam mata uang
fungsional, bukan mata uanag lokal atau pelaporan sehingga memungkinkan
adanya penurunan nilsi dalam laporan keuangan mata uang fungsional. Tetapi
tidak ada dalam pembukuan anak perusahaan atau ada dalam pembukuan anak
perusahaan tetapi tidak dalam laporan keuangan konsolidasi.
20
anak perusahaan luar negeri. Masalahnya adalah bagaimana mengeliminasi
keuntungan lintas mata uang yang nilainya relatif berubah dibandingkan mata
uang lain.
Pajak Penghasilan
Diharuskan alokasi pajak antarperiode pada saat ada perbedaan temporer
dalam pengakuan pendapatan dan beban untuk tujuan laporan laba rugi dan untuk
tujuan pajak. Keuntungan atau kerugian selisih kurs dari transaksi mata uang
asing mengharuskan adanya pengakuan pajak tangguhan jika dimasukkan dalam
laba tetapi tidak diakui untuk tujuan pajak dalam periode yang sama.
21
Sebagaimana dijelaskan, hal ini jarang terjadi dalam praktik tetapi
merupakan hal yang perlu dipertimbangkan bagi anak perusahaan yang
mempunyai aktivitas usaha signifikan dalam mata uang selain mata uang negara
tempatnya berlokasi. Pembahasan ini mengindikasikan bahwa penting untuk
pertama-tama mengidentifikasi mata uang fungsional entitas sebelum memulai
proses translasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
22
fungsional memengaruhi penilaian akan entitas luar negeri yang dilaporkan dalam
laporan keuangan konsolidasi.
3.2 Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, sehingga mungkin
penjelasan dalam makalah ini masih ada yang kurang, maka kedepannya kami
akan lebih fokus dan detail lagi dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
23
DAFTAR PUSTAKA
http://meysasita.blogspot.com/2018/06/akuntansi-multinasional-translasi_6.html
https://docplayer.info/73039340-Akuntansi-multinasional-transaksi-mata-uang-
dan-instrumen-keuangan-serta-translasi-laporan-keuangan-entitas-asing-
akuntansi-keuangan-lanjutan-2.html
http://sharfanwae.blogspot.com/2014/11/makalah-akutansi-multinasional.html