Anda di halaman 1dari 4

LAYANAN PENDIDIKAN

BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

A.    Prinsip-prinsip Bimbingan di Sekolah Dasar


Menurut Agus Taufiq (2007) Bimbingan adalah upaya memberikan arahan, panduan,
nasihat dan biasanya mengandung nilai yang bersifat menuntun ke arah yang baik.
Menurut Shertzer dan Stone (1966) bimbingan adalah memandu, mengarahkan,
mengatur atau mengemudi (to direct, pilot, manage or steer).
Menurut Gibston dan Mitchell (1981) menyatakan bahwa: “conseling has been
identified as the heart of the guidance program”, maksudnya adalah konseling telah dikenal
sebagai jantungnya program bimbingan.
Berikut dikemukakan definisi bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
1.   Mortensen dan Schmuller (1984) mengartikan bimbingan sebagai bahan integral dari program
pendidikan yang diupayakan oleh staf yang kompeten , bertujuan memberikan bantuan
kepada individu untuk dapat mengembangkan kesanggupan dan kemampuannya secara
penuh di dalam tatanan kehidupan masyarakat yang demokratis.
2.  Edward C. Glanz (1966) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk
memecahkan masalah dan menjadi anggota masyarakat bebas dan bertanggungjawab dimana
dia hidup.
3.      Traxler dan North (1968) mengartikan bimbingan sebagai proses untuk mengenal dan
memahami individu serta menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan individu itu
untuk mengenal dan memahami kapasitasnya secara penuh, sehingga pada akhirnya dia dapat
membantu dirinya sendiri baik secara ekonomi maupun sosial.

Sedangkan pengertian bimbingan yang cukup komprehensif dikemukakan oleh


Natawidjaja (1984) adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat rindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.
Kesimpulan dari berbagai pendapat mengenai bimbingan sekolah dasar di atas adalah
proses membantu individu siswa untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depannya, sehingga dapat diharapkan mencapai perkembangan yang
optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.
Menurut Agus Taufiq (2005) menguraikan bimbingan dimaksudkan agar siswa
mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri serta mampu menerima dirinya secara
wajar.
Tujuan program Bimbingan dan Konseling di SD (Agus Taufiq, 2007) adalah :
1.   memiliki perasaan positif dalam berinteraksi dengan teman sebaya, guru, oangtua dan orang
dewasa lain.
2.      memperoleh makna pribadi dari belajarnya.
3.    mengembangkan dan memelihara perasaan positif terhadapa dirinya, terdapat kekhasan nilai
yang dimilikinya serta dapat memahami dan menghubungkan dengan perasaannya.
4.   menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten
dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang majemuk.
5.     mengembangkan dan memperkaya keterampilan studi untuk memaksimumkan kecakapan
yang dimilikinya.
6.  belajar tentang berbagai macam keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-
masalah yang mungkin dihadapinya.
7.  mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penyusunan tujuan, perencanaan dan pemecahan
masalah.
8.      mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan.
9.      menunjukan tanggungjawabnya terhadap tingkah lakunya.
10.  bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk mengembangkan
sikap dan ketrampilan yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan sosial
anak.
11.  bekerja sama  dengan berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas belajar anak.

Tujuan umumnya dari pelayanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani , ketrampilan yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab, kemasyarakatan dan kebangsaan. (Buku  I,
Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling, 1995)

Sedangkan Tujuan khususnya adalah siswa dapat memahami diri sendiri sehingga
mampu mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat selanjutnya dapat
menyalurkan potensi yang dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.

Fungsi bimbingan sekolah, antara lain:


1.      pengungkapan, guru berusaha mengetahui keadaan siswa dengan melakukan pendekatan
pada siswa yang bermasalah agar mau menceritakan masalahnya.
2.      penyaluran, pembimbing akan mengenali masing-masing siswa perorangan kemudian
membantu mengarahkan kegiatan pada program yang dapat menunjang tercapainya
perkembangan yang optimal.
3.      penyesuaian, adalah pelayanan bimbingan yang berfungsi untuk membantu terciptanya
penyesuaian antara siswa dan lingkungannya.
4.      pencegahan, memberikan bantuan pada siswa untuk memperkirakan hambatan/gangguan
yang timbul dalam diri siswa dengan membangkitkan dan menyadarkan siswa akan kekuatan
dan potensi yang dimiliki.
5.      perkembangan, pengembangan potensi siswa tidak dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa ada
kemauan dari diri sendiri atau dorongan dari orang lain, seperti keluarga, sekolah, teman,
fasilitas yang tersedia.
6.      perbaikan, bertujuan memberikan bantuan agar siswa memiliki perubahan secara positif yaitu
memperbaiki dan meningkatkan perilaku yang kurang baik.

Prinsip bimbingan di SD menurut Agus Taufiq (2005) adalah sebagai berikut:


1.      Bimbingan untuk semua
2.      Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas
3.      Bimbingan diarahkan untuk perkembangan Kognitif dan Afektif
4.      Bimbingan diberikan secara insidental dan informal
5.      Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar.
6.      Bimbingan difokuskan pada aset.
7.      Bimbingan terhadap proses pendewasaan.
8.      Program bimbingan dilaksanakan secara bersama

Menurut Traxler (dalam HM Surya, 2005) dikatakan bahwa dalam menjalankan tugas
seorang guru telah melaksanakan tugas rangkap (mengajar & membimbing) namun tidak
semua guru melakukannya secara sadar, berencana dan berkesinambungan. Keberhasilan
dalam bimbingan sangat terganung dengan eratnya hubungan antara siswa dengan
pembimbing.
Menurut Lioyd-Jones dan Wolf (dalam Agus Taufiq, 2005) titik berat dan kpedulian
bimbingan di sekolah Dasar adalah pada masalah perkembangan siswa.
Farwell dan Peter menyatakan bahwa titik berat bimbingan di SD adalah pada
pemahaman diri dan memberi kemudahan pada siswa.

B.     Berbagai Layanan Pendidikan untuk Sekolah Dasar.


Berbagai layanan pendidikan di SD meliputi:
1.      Layanan Pendidikan Anak Berbakat
Menurut Utami Munandar (1995) Anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh
orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-
kemampuan yang luar biasa. jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan yang dimaksud seperti:
kemampuan intelektual umum dan akademis tertentu, berpikir kreatif-produktif, psikososial,
seni dan psikomotor.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat di
SD:
a.       pengidentifikasian anak berbakat
b.      layanan anak berbakat
c.       strategi pembelajaran dan model layanan
d.      layanan perkembangan kreativitas
e.       simulasi imajinasi dan proses inkubasi
f.       desain pembelajaran
g.      evaluasi

2.      Layanan Penyandang Kelainan Fisik


Menurut Mulyono Abdulrachman (2007) keluarbiasaan merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan kondisi anak yang menunjukan perbedaan dengan anak
normal pada umumnya. Jenis kelainan fisik seperti: tunanetra, dan tunadaksa.
Layanan terhadap anak tunanetra dapat dengan cara menempatkan anak tunanetra
tersebut di sekolah biasa, dalam bentuk pendidikan terpadu, ini bertujuan untuk
mengoptimalkan perkembangannya karena terbiasa bergaul dengan anak normal.
Layanan terhadap anak tunarungu  harus disesuaikan dengan karakteristik/tingkat
ketunarunguannya, diperlukan pembimbing khusus untuk tunarungu tingkat tinggi.
Layanan terhadap anak tunadaksa adalah dengan menimbulkan rasa percaya diri pada
anak tersebut.

3.      Layanan Terhadap Anak dengan Gangguan Psikologis.


Indikator tentang masuknya anak dengan gannguan psikologis masuk SD biasa adalah
seringnya ditemui kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku. Penyimpangan
pada anak tersebut seperti gangguan emosi dan perilaku menyimpang (tunalaras), maka guru
SD harus dapat mengantisipasi keadaan tersebut.
Gejala-gejala perilaku anak menyimpang itu seperti: anak suka jahil, anak suka iri hati,
anak suka menyela, anak suka agresif.
Penyebab anak berperilaku menyimpang adalah karena dirinya merasa:
a.       tidak mendapat perhatian
b.      disepelekan
c.       kehadirannya dianggap tidak ada
d.      tidak mendapat peran apapun
e.       sebagai pelengkap penderita
f.       takut kehilangan peran dalam lingkungannya.

Untuk mengatasi permasalahan anak berperilaku menyimpang yaitu perlu adanya kerja
sama antar staf dan semua guru sekolah untuk menciptakan perilaku positif baik kepada anak
tersebut maupun semua pihak di sekolah.
Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan anak, antara lain:
a.       penyimpangan sebagai akibat
b.      perilaku destruktif, contohnya: terus menerus memanggil guru dan berbicara seenaknya,
berjalan kesana kemari, menggerakan kaki terus menerus di kursi, suara sangat keras, tidak
mampu konsentrasi.
c.       perilaku mengajar, pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk mengajarkan anak agar
berperilaku baik antara lain:
-          mengangkat tangan tanpa harus memanggil-manggil
-          menunggu giliran daripada menyerobot
-          duduk di atas tikar pada jam pelajaran
-          duduk di kursi mereka lebih dari beberapa menit
-          berbicara dengan lebih perlahan
-          berjalan tanpa mengganggu / menjengkelkan orang lain
-          mempertimbangkan perasaan orang lain
d.      cara mengatasi anak yang berperilaku menyimpang yaitu:
-          jangan emosional menghadapi anak
-          jangan kucilkan anak

4.      Layanan Kegiatan Ekstrakurikuler


Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran
yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Tujuannya adalah siswa diharapkan akan mampu mengaitkan antara pengetahuan yang
diperoleh di sekolah dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah biasanya seperti pramuka, UKS, olah raga, PMR, kesenian dll di luar jam pelajaran
sekolah. Manfaat yang didapat adalah siswa akan memperoleh secara maksimal
pengembangan fisik, mental, emosional, kognitif dan sosial.
Kegiatan ekstrakulrikuler tidak dapat berjalan di SD dikarenakan antara lain:
a.       sikap orang tua siswa yang kurang mendukung
b.      memerlukan biaya cukup besar
c.       lokasi rumah yang jauh dari sekolah
d.      kondisi keluarga yang mengharuskan anak bekerja membantu orang tua
e.       kurangnya fasilitas di sekolah

f.       kurangnya dukungan dari pihak sekolah

Anda mungkin juga menyukai