Tujuan umumnya dari pelayanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani , ketrampilan yang
mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab, kemasyarakatan dan kebangsaan. (Buku I,
Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling, 1995)
Sedangkan Tujuan khususnya adalah siswa dapat memahami diri sendiri sehingga
mampu mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat selanjutnya dapat
menyalurkan potensi yang dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.
Menurut Traxler (dalam HM Surya, 2005) dikatakan bahwa dalam menjalankan tugas
seorang guru telah melaksanakan tugas rangkap (mengajar & membimbing) namun tidak
semua guru melakukannya secara sadar, berencana dan berkesinambungan. Keberhasilan
dalam bimbingan sangat terganung dengan eratnya hubungan antara siswa dengan
pembimbing.
Menurut Lioyd-Jones dan Wolf (dalam Agus Taufiq, 2005) titik berat dan kpedulian
bimbingan di sekolah Dasar adalah pada masalah perkembangan siswa.
Farwell dan Peter menyatakan bahwa titik berat bimbingan di SD adalah pada
pemahaman diri dan memberi kemudahan pada siswa.
Untuk mengatasi permasalahan anak berperilaku menyimpang yaitu perlu adanya kerja
sama antar staf dan semua guru sekolah untuk menciptakan perilaku positif baik kepada anak
tersebut maupun semua pihak di sekolah.
Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan anak, antara lain:
a. penyimpangan sebagai akibat
b. perilaku destruktif, contohnya: terus menerus memanggil guru dan berbicara seenaknya,
berjalan kesana kemari, menggerakan kaki terus menerus di kursi, suara sangat keras, tidak
mampu konsentrasi.
c. perilaku mengajar, pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk mengajarkan anak agar
berperilaku baik antara lain:
- mengangkat tangan tanpa harus memanggil-manggil
- menunggu giliran daripada menyerobot
- duduk di atas tikar pada jam pelajaran
- duduk di kursi mereka lebih dari beberapa menit
- berbicara dengan lebih perlahan
- berjalan tanpa mengganggu / menjengkelkan orang lain
- mempertimbangkan perasaan orang lain
d. cara mengatasi anak yang berperilaku menyimpang yaitu:
- jangan emosional menghadapi anak
- jangan kucilkan anak