Anda di halaman 1dari 4

Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat

(kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan

ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama

tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan,

yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu.

Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang

adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain.

Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan

kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah,

atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat

tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke

tempat asalnya.

Penduduk dunia saat ini telah mencapai lebih dari 6 miliar, di mana di

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs
kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu
dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi
Sosial.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat
dinamakan proses sosial) karena interaksi merupakan syarat utama terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial, bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-
bentuk khusus dari interaksi sosial.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan
menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila
dua orang bertemu, maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling
menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
1
Interaksi sosial dapat terjadi apabila antara dua individu atau kelompok
terjadi kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari
terjadinya hubungan sosial. Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi
dan pemberian tafsiran dari reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
Interaksi sosial adalah satu proses sosial yang melibatkan dua atau lebih
individu atau kelompok. Interaksi sosial melibatkan tindakan saling merespons
perilaku seorang individu terhadap individu lain, dan selanjutnya saling
mempengaruhi satu sama lain. Interaksi manusia berbeda dengan bentuk interaksi
lain, karena interaksi ini melibatkan norma serta kewajiban yang responsif.

Interaksi sosial juga melibatkan alat komunikasi seperti bahasa dan simbol, agar

antara individu dapat saling bertukar makna dan pemikiran satu sama lainnya.2

Interaksi adalah kunci dari semua kehidupan, oleh karena itu interaksi

tidak akan ada jika tidak ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan

secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu

kelompok sosial.3

Pergaulan hidup semacam itu baru akan tumbuh apabila

perorangan atau perkelompok manusia bekerjasama saling berbicara dan

seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan,

pertikaian, dan sebagainya, maka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial yang

dinamis.

Interaksi sosial di lingkungan masyarakat sangatlah penting untuk itu

bersosialisasi sangatlah diperlukan terlebih dengan masyarakat yang ada disekitar

kita, melalui interaksi pula kita bisa mengenal orang-orang yang ada disekitar

lingkungan tempat tinggal.

A.    Interaksi

1.      Definisi Interaksi

Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan
satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.

Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar
individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani
(2004),  “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh
mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan
pembentukan struktur sosial” (p. 50).

Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial
adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu
dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
LIHAT KE HALAMAN ASLI

A. Dita Febriyanti
Gula Jawa; coklat, manis, alami, mudah larut.

FO LL OW

Penduduk dan Lingkungan


    

15 Januari 2011   10:07 |

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34

Adanya pertumbuhan penduduk merupakan ancaman besar bagi negara berkembang


khususnya Indonesia. Salah satu ancaman tersebut adalah masalah lingkungan. Perlu kita
ketahui bahwa lingkungan merupakan tempat bagi manusia untuk bertahan hidup dimana
disanalah tempat mereka memperoleh energi, lahan, dan sumber daya untuk kelangsungan
hidupnya. Namun kenyataannya sekarang, laju pertumbuhan penduduk yang tumbuh dengan
cepat tiap tahunnya menyebabkan kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki
sumber daya yang ada semakin berkurang.
Coba kita bayangkan, setiap tahunnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin
meningkat. Apabila laju pertumbuhan penduduk tinggi maka kebutuhan akan bahan pangan,
lahan pertanian, dan lahan permukiman juga semakin banyak mengingat tingginya laju
pertumbuhan penduduk tersebut. Lalu dari manakah kita memperoleh bahan pangan
sedangkan lahan untuk pertanian dan perumahan saja terbatas? Ujung-ujungnya untuk
memenuhi kebutuhan akan bahan pangan ini, cara alternatif yang digunakan adalah
mengkonversi hutan sebagai lahan pertanian. Padahal kita tahu bahwa konversi hutan
menjadi lahan pertanian tersebut dapat menyebabkan erosi yang pada akhirnya mengurangi
kemampuan tanah untuk menyerap air sehingga menambah resiko bahaya banjir.
Adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau yang lebih dikenal dengan urbanisasi
ini perlu dicermati lagi. Sebut saja Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia yang juga
merupakan kota metropolitan. Jakarta merupakan sasaran empuk bagi para pencari kerja dari
pedesaaan. Mereka memilih untuk pindah ke kota karena dirasa di kota lebih memiliiki
teknologi yang canggih, sarana dan prasarana yang lebih memadai. Selain itu penduduk desa
selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah yang ada di kota besar sehingga mereka
semakin terdorong untuk meninggalkan desanya. Berdasarkan data statistik disebutkan bahwa
penduduk Jakarta pada tahun 1961 sebanyak 2,9 juta jiwa dan melonjak menjadi 4,55 juta
jiwa 10 tahun kemudian. Pada tahun 1980 bertambah menjadi 6,50 juta jiwa dan melonjak
lagi menjadi 8,22 juta jiwa pada tahun 1990. Yang menarik adalah, dalam 10 tahun antara
1990-2000 lalu, penduduk Jakarta hanya bertambah 125.373 jiwa sehingga menjadi 8,38 juta
jiwa. Data tahun 2007 menyebutkan bahwa Jakarta memiliki jumlah penduduk 8,6 juta jiwa.
Dari sini kita tahu bahwa jumlah penduduk kota Jakarta mengalami peningkatan yang
signifikan. Pada akhirnya peningkatan jumlah penduduk ini akan mengakibatkan masalah
yang tidak pernah habis, sebut saja masalah lingkungan yang dapat berakibat fatal. Angka
populasi penduduk yang tinggi apabila tidak dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang
cukup akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara supply dan demandyang bisa
menyebabkan harga menjadi mahal, dalam hal ini harga bahan pangan dan harga lahan baik
untuk pertanian maupun perumahan. Mahalnya harga-harga tersebut membuat penduduk
sebisa mungkin memutar otak untuk memenuhi kebutuhan akan bahan pangan. Hal inilah
sebenarnya yang menjadi ancaman bagi kota besar-besar seperti Jakarta. Laju pertumbuhan
penduduk tinggi, kebutuhan akan bahan pangan juga tinggi namun ketersediaan lahan
pertanian yang ada terbatas. Justru yang ada akibat tingginya laju pertumbuhan penduduk
menimbulkan masalah yang kompleks khususnya bagi lingkungan itu sendiri. Banyaknya
penduduk menyebabkan lingkungan tidak layak huni. Dapat kita ambil contoh banyak
penduduk Jakarta kalangan menengah ke bawah yang memilih untuk tinggal di kolong
jembatan karena kemampuan finansial mereka untuk membeli lahan, ada pula beberapa
penduduk yang menggunakan lahan pemakaman sebagai tempat mereka tinggal. Tentunya
hal ini dapat merusak estetika dari lingkungan itu sendiri. Peruntukan lahan yang tidak
digunakan sebagaimana mestinya sangat tidak wajar terutama lahan pemakaman yang
merupakan rumah masa depan bagi kita.
Kalau sudah begini apakah kita masih ingin punya anak banyak? Lantas, bagaimana dengan
nasib anak cucu kita kalau lahan yang ada saja sudah tidak tersedia, krisis pangan semakin
menjadi, dan lingkungan tercemar? Bagaimana kita mau menghemat makanan kalau populasi
terus saja berkembang?
Banyak orang bilang untuk menekan tingginya laju pertumbuhan penduduk ini melalui
program Keluarga Berencana (KB) atau kalau tidak mau pusing soal program KB, paling
tidak memakai kondom dan apabila malu untuk membeli kondom di tempat publik sekarang
sudah ada transaksi jual beli kondom lewat dunia maya sehingga tidak perlu malu lagi untuk
membeli di toko. Sebenarnya hal ini merupakan persoalan klasik yang selalu diambangkan
karena berbenturan dengan etika dan moral agama. Membingungkan memang, tapi
masalahnya sangat nyata, bahwa musuh manusia adalah dirinya sendiri. Oleh karena itu ada
baiknya  mulai sekarang kita memikirkan masa depan bagi anak cucu kita.

Keterkaitan penduduk dan lingkungan berdampak pada berbagai sisi kehidupan.Karena itu
masalah lingkungan tidak dapat hanya diselesaikan dari sudut pandang kependudukan saja. Ia
harus dipadukan dengan berbagai kebijakan lain. Kebijakan yang terintegrasi diperlukan agar
diperoleh penyelesaian menyeluruh terhadap berbagai masalah yang timbul.

Anda mungkin juga menyukai