Tugas Makalah Olahraga Indra
Tugas Makalah Olahraga Indra
Oleh:
Bagus Indra Kusuma
NIM 122010101068
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
DOPING
1. Doping
Kata Doping sendiri berasal dari kata dope, bahasa suku Kaffern di Afrika Selatan
yang artinya minuman keras berkonsentrasi tinggi dari campuran akar tumbuhan yang biasa
dipakai suku setempat untuk perangsang (stimulan) pada acara trance adat. Sedangkan
Doping dalam Bahasa Inggris berarti zat campuran opium dan narkotika untuk perangsang.
Kata doping pertama kali dipakai di Inggris pada tahun 1869 untuk balapan kuda di Inggris,
di mana kuda didoping agar menjadi juara (Muchtan, 2011).
Menurut UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 22, Doping adalah penggunaan zat dan/atau metode terlarang
untuk meningkatkan prestasi olahraga.
Menrut Pertodiharjo, Jenis-jenis doping beraneka macam, namun beberapa
diantaranya merupakan obat yang dilarang pemakaiannya oleh pemerintah baik di dalam
olahraga maupun di luar olahraga. Salah satu contohnya adalah sabu-sabu, barang tersebut
biasa digunakan ilmu medis dan berguna dalam meningkatkan kerja adrenalin, sehingga atlet
yang memakainya tidak merasa cepat lelah, badan terasa segar dan enerjik saat bertanding.
Sesuai dengan Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional dalam Bab XVIII pasal 85 ayat (1) diuraikan : Doping dilarang dalam semua
kegiatan olahraga. Ayat (2) : Setiap induk organisasi cabang olah-raga dan/atau
lembaga/organisasi olahraga nasional wajib membuat peraturan doping dan disertai sanksi.
Ayat (3) : Pengawasan doping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pemerintah.
Di Indonesia, wadah yang melakukan pengawasan doping adalah LADI (Lembaga
Anti Doping Indonesia). Sedangkan pada tingkat dunia, pengawasan dilakukan oleh WADA
(World Anti Doping Agency).
2. Jenis-Jenis Doping
Menurut The anti-doping code in sport (2004), obat-obatan yang masuk dalam
golongan doping dimasukan dalam delapan golongan. Ke delapan golongan tersebut adalah
sebagai berikut :
a). Stimulants
Stimulan adalah obat yang digunakan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan
kewaspadaan dengan meningkatkan gerak jantung dan pernapasan serta meningkatkan fungsi
otak. Dengan berkerja pada sistem saraf pusat, stimulan bisa merangsang tubuh baik secara
mental dan fisik. Contohnya adalah adrafinil, kokain, modafinil, pemoline, selegiline.
Dilarang karena dapat merangsang pikiran atau tubuh, sehingga meningkatkan kinerja dan
memberi atlet keuntungan yang tidak adil.
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam latihan pada
tingkat yang optimal, menekan kelelahan tempur dan nafsu makan.
b). Narcotic Analgesics
Analgesik narkotik biasanya mengambil bentuk obat penghilang rasa sakit yang bekerja
pada otak dan sumsum tulang belakang untuk mengobati rasa sakit yang terkait dengan
stimulus yang menyakitkan. Contohnya : buprenorfin, dextromoramide, heroin, morfin,
petidin. Analgesik narkotik dilarang karena dapat digunakan untuk mengurangi atau
menghilangkan nyeri dirasakan dari cedera atau sakit sehingga untuk membantu atlet dalam
latihan yang lebih keras dan untuk jangka waktu yang lama. Bahaya dalam hal ini adalah
bahwa obat itu hanya menyembunyikan rasa sakit tidak mengobati sakitnya itu sendiri.
Akibatnya, atlet mungkin memiliki rasa aman yang palsu, dan dengan terus melatih dan
bersaing, resiko kesehatan menjadi meningkat. Oleh karena itu obat ini dilarang digunakan
dalam kompetisi.
c). Cannabinoids
Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang
menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya adalah hashis, minyak hashis, marijuana.
Marijuana umumnya tidak dianggap meningkatkan kinerja, tapi dilarang karena
penggunaannya merusak citra olahraga. Ada juga faktor keamanan terlibat karena
penggunaan ganja dapat melemahkan kemampuan atlet, sehingga mengorbankan keselamatan
atlet dan pesaing lainnya.
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan waktu pemulihan mereka setelah latihan,
meningkatkan denyut jantung mereka, mengurangi kelemahan mereka. Obat ini Dilarang
dalam kompetisi.
d). Anabolic Agents
Anabolik steroid androgenik (AAS) adalah versi sintetis dari hormon testosteron.
Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki ditemukan dalam jumlah besar pada
kebanyakan laki-laki dan di beberapa perempuan. Anabolik steroid androgenik masuk ke
dalam salah satu dari dua kategori: 1). Steroid eksogen adalah substansi yang tidak mampu
diproduksi oleh tubuh secara alami, dan 2). Steroid endogen adalah mereka zat yang mampu
diproduksi oleh tubuh secara alami. Contoh steroid eksogen adalah drostanolone, metenolone
dan oksandrolon, sedangkan contoh steroid endogen adalha androstenediol (andro),
dehydroepiandrosterone (DHEA) dan testosterone. Agen anabolik hanya boleh diresepkan
untuk penggunaan medis saja. Dilarang karena penggunaan agen anabolik dapat
meningkatkan kinerja seorang atlet, memberikan mereka keuntungan yang tidak adil.
Kemungkinan lain adalah efek samping yang serius medis bagi pengguna.
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot, mengurangi
jumlah waktu yang diperlukan untuk pulih setelah latihan,dan untuk melatih lebih keras dan
untuk jangka waktu yang lama. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.
e). Peptides Hormones
Hormon peptida adalah zat yang diproduksi oleh kelenjar dalam tubuh ,dan setelah
beredar melalui darah, dapat mempengaruhi organ-organ dan jaringan lain untuk mengubah
fungsi tubuh. Contohnya adalah eritropoietin, hormon pertumbuhan manusia, insulin,
corticotrophins. Hormon Peptida yang merupakan pelayan pembawa pesan antara organ
berbeda, dilarang karena merangsang berbagai fungsi tubuh seperti pertumbuhan, perilaku
dan sensitifitas terhadap rasa sakit.
Atlet menggunakannya untuk merangsang produksi hormone alami, meningkatkan
pertumbuhan otot dan kekuatan, dan meningkatkan produksi sel darah merah yang bisa
meningkatkan kemampuan darah untuk membawa oksigen. Obat ini filarang di dalam dan di
luar kompetisi.
f). Beta-2 Agonists
Beta-2 agonis adalah obat yang biasa digunakan untuk mengobati asma dengan relaksasi
otot-otot yang mengelilingi jalan napas dan membuka saluran udara. Contohnya : bambuterol
hidroklorida, hidroklorida reproterol, hidroklorida tulobuterol. Dilarang karena mereka dapat
memberikan keuntungan yang sama dengan Stimulan (no 1) atau, jika diberikan ke dalam
aliran darah, memiliki efek anabolic (lihat no 4).
Atlet menggunakannya untuk meningkatkan ukuran otot mereka dan mengurangi lemak
tubuh. Bila dimasukan melalui mulut atau pun dengan suntikan, Beta-2dapat memiliki efek
stimulasi yang kuat. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi.
g). Masking Agents
Agen masking adalah produk yang berpotensi dapat menyembunyikan keberadaan zat
terlarang dalam urin atau sampel lainnya. Contohnya : epitestosterone, dekstran, diuretik,
probenesid. Dilarang karena Masking Agen dapat menyembunyikan keberadaan zat terlarang
dalam urin seorang atlet atau sampel lainnya, yang memungkinkan mereka untuk menutupi
penggunaan dan memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak adil.
Atlet memang menggunakannya untuk menyembunyikan penggunaan zat terlarang
dalam proses pengujian. Obat ini dilarang di dalam dan di luar kompetisi
h.) Glucocorticosteroids
Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat
anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk
mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Contohnya :
deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon, asetonid dan rofleponide. Dilarang karena
ketika diberikan secara sistemik (ke dalam darah) glukokortikosteroid dapat menghasilkan
perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil bagi atlet. Atlet
menggunakannya biasanya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan
penyakit. Obat ini dilarang di dalam kompetisi saja.
Suplemen bukanlah obat. Obat adalah zat kimia yang digunakan untuk
menyembuhkan suatu penyakit dan meringankan rasa sakit diderita. Obat merupakan zat
yang cukup keras bekerja bagi tubuh dan seringkali mempunyai efek samping bermacam-
macam. Oleh karena itu, pemakaian obat harus dengan resep dokter. Sedangkan suplemen
sebagian besar bekerja sebagai tambahan gizi selain makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Suplemen juga merupakan zat yang membantu mengoptimalkan hormon dan fungsi tubuh
(Taufiq, 2013).
Suplemen tidak bekerja seperti obat. Suplemen bertujuan untuk membantu tubuh
bekerja secara maksimal. Bahan di dalam suplemen tidak ada yang mengandung adiktif atau
zat yang dapat membuat seseorang ketagihan. Alat bantu ergogenik dapat dipakai dalam
berbagai cara, apakah memperlancar produksi energi melalui tiga sistem energi manusia atau
mengoptimalisasi aplikasinya untuk olahraga. Berkenaan dengan hal tersebut alat bantu
ergogenik dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu alat bantu mekanik atau
biomekanik, alat bantu farmakologi, alat bantu fisiologi dan alat bantu gizi (Riyadi dkk.
2007).
Suplemen olahraga dapat berfungsi sebagai alat bantu farmakologi, alat bantu
fisiologi dan alat bantu gizi. Alat bantu gisiologis secara teoritis dimaksudkan mempengaruhi
secara langsung proses-proses fisiologi tertentu yang penting bagi olahraga. Salah satu alat
bantu fisiologi yang paling berhasil adalah doping darah, yaitu menambah darah atau dalam
istilah teknis dikenal dengan induksi arythrocythemia. Beberapa prosedur dapat digunakan,
tetapi yang paling aman adalah teknik autologus transfusion. Suplemen besi, yang sering
dipertimbangkan sebagai alat bantu ergogenik gizi, diklasifikasikan sebagai alat bantu
fisiologi (Riyadi dkk. 2007).
Alat bantu ergogenik psikologi dapat dikelompokkan dalam dua kategori umum.
Pertama sebagai pembangkit energi psikologi yang dimaksudkan memaksimalkan produksi
energi, yang kerjanya kemungkinan mirip dengan obat-obat jenis stimultan. Kedua sebagai
penenang psikologi yang secara teoritis dinyatakan memberikan pengaruh menenangkan
sehingga membantu mengurangi taraf kecemasan dalam olahraga (Riyadi dkk. 2007).
Secara teoritis terdapat alat batnu ergogenik gizi pada setiap kelas zat gizi dari enam
kelas utama zat gizi. Para atlet pada umumnya sudah biasa menggunakan suplemen dari
hampir semua zat gizi dalam usahanya memperbaiki penampilan fisik. Sebagai contoh,
senyawa karbohidrat tertentu sudah diketahui membantu penyerapan dan utilisasi karbohidrat
selama latihan (Riyadi dkk. 2007).
Berikut beberapa contoh jenis suplemen olahraga yang terdapat secara bebas di
pasaran:
1. Minuman Isotonik
Manfaat : mengganti cairan, energi dan elektrolit tubuh yang hilang. Komposisi
minuman ini dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama
dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman diteguk dalam sekejap
dapat terserap oleh tubuh. Karena yang sifatnya mengosongkan perut dan memiliki daya
serap tinggi didalam usus. Umumnya komposisi terbesar minuman isotonik tetaplah air
(hingga 98%). Dua persen lainnya barulah terdiri dari ion NaCl (Natrium klorida), KP
(kalium fosfat), Mg (magnesium sitrat), dan Ca (kalsium laktat), yang berfungsi mengganti
elektrolit tubuh yang hilang.
Dampak : Minuman isotonik biasanya mengandung asam nitrat. Karena itu
mengonsumsinya tidak boleh sembarangan. Seluruh asam memiliki sifat erosif dan dapat
berpengaruh pada gigi serta lambung. Karena itu, sebaiknya konsumsi secepat mungkin, dan
menggunakan sedotan, serta tidak ditahan atau dipakai berkumur. Selain itu, sebelum
dikonsumsi sebaiknya didinginkan dulu di lemari es. Selain rasanya lebih segar, minuman
yang didinginkan dapat mengurangi kemungkinan erosi pada tubuh. Selain itu, dalam
keadaan dingin, zat-zat yang terkandung di dalamnya lebih cepat diserap saluran pencernaan.
Untuk wanita hamil dan mereka yang usia lanjut, tidak masalah kalau ingin
mengonsumsi minuman kesehatan ini, sejauh tidak berlebihan. Kelebihan kalium akan
berpengaruh pada metabolisme tubuh dan menimbulkan efek jantung berdebar kencang.
2. Minuman Berenergi
Manfaat:Tubuh mendapat sumber energi dari karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam
minuman energi, yang menjadi sumber energi adalah kabohidrat, karena lemak dan protein
biasanya tidak enak rasanya bila diminum. Minuman energi juga ada yang ditambahkan
vitamin dan mineral. Adanya kedua zat ini membuat pembentukan energi dalam tubuh bisa
optimal.
Dampak: Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jika terjadi perubahan drastis
dalam tubuh. Misalnya setelah minum minuman energi, tubuh jadi jauh lebih bersemangat
atau tidak capek, meski telah melakukan banyak aktivitas. Hal ini bisa merupakan efek
dopping. Jika benar begitu, bisa berbahaya. Tanpa sadar tubuh terus dipaksa bekerja keras.
Akibatnya, fungsi organ-organ penting( seperti ginjal, hati, jantung) bisa terganggu.
3. Suplemen Creatine
Manfaat: Untik menambah tenaga ke sel-sel otot, sehingga membentuk otot agar
terlihat berat. Biasanya, jenis suplemen ini diminati kaum pria yang ingin memiliki tubuh
kekar.
Dampak: Jika dikonsumsi sesuai anjuran dan takaran yang tepat, tidak akan
menimbulkan masalah. Pada pemakaian normal, zat ini tidak menimbulkan efek samping.
Namun bila melebihi dosis dan tidak diimbangi latihan yang benar, dapat membahayakan
ginjal karena banyak menyerap cairan tubuh. Padahal creatine alami bisa didapat dari
makanan sehari-hari, terutama daging merah, dan ikan, walau dalam jumlah sedikit.
LADI. (2007). “Pedoman Anti Doping Dalam Olahraga. LADI: Jakarta. Hal 59-60.
Muchtan, Sujatno. (2011). Pengaruh Doping Terhadap Atlet PON XIV & SEA Games XIX di
Jakarta. Vol 1, No 1. Hal 32-38
Peraturan Presiden Republik Indonesia. (2007). Peraturan Presiden Republik Indonesia No.
101, Tahun 2007, tentang Pengesahan International Convention Against Doping In
Sport (Konvensi Internasional Menentang Doping Dalam Olahraga).
Riyadi, Hadi. Dkk. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Jurnal Gizi dan
Pangan, 2011, 6 (1): 66-73
Taufiq Hidayah. 2013. Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member Fitness Center di
Kota Yogyakarta. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 3. Edisi 1. Juli
2013. ISSN: 2088-6802