Anda di halaman 1dari 21

BAB III

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

3. Daya Elektrik pada Impedansi.

Secara umum dapat dijelaskan bahwa daya adalah besarnya energi persatuan waktu, dalam
bentuk persamaan dituliskan :
dW jole
p (t) = : W adalah energi (joule).
dt det ik

3. 1. Daya pada Impedansi.

Sebuah impedansi Z  . dicatu sumber tegangan v(t) = Vm cos (ωt) volt, akan
mengalir arus sebesar i(t) = Im cos (ωt – φ) ampere, dan daya yang diserap :
p (t) = v(t).i(t) volt-ampere

i(t)

≈ Vs Z  .

Gambar 7,39. Rangkaian abb dengan sebuah Impedansi

Daya sesaat pada impedansi :


p (t) = Vm cos (ωt). Im cos (ωt – φ) volt-ampere.
p (t) = Vm.Im cos (ωt).cos (ωt-φ) volt-ampere

Terlihat dari persamaan diatas bahwa daya sesaat merupakan sebuah gelombang
sinusoida dengan amplitudo ( harga maksimum ) Vm.Im. Dalam trigonometri terdapat
1
rumusan cos (ωt).cos (ωt-φ) = [cos φ + cos (2ωt+φ), maka persamaan daya sesaat
2
menjadi :
Vm. Im Vm. Im
p(t) = cos   cos(2   ).volt  ampere
2 2
Pada aplikasi dilapangan daya sesaat p(t) jarang digunakan karena bentuknya yang tidak
informative seperti halnya tegangan sesaat v(t) dan arus sesaat i(t). Daya yang dipakai

Rangkaian Listrik II 50
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

untuk menyatakan energi persatuan waktu adalah daya rata-rata dari p(t) yang dapat
dihitung dengan persamaan :
T
1
T 0
Daya rata-rata = P = p(t ).dt watt.

Vm. Im Vm. Im
Bila dimasukan p(t) = cos   cos(2   ).volt  ampere kedalam
2 2
rumusan daya rata-rata, diperoleh :
1 Vm. Im 
T
Vm. Im
P =  cos   cos(2   ) dt watt.
T 0 2 2 
Karena gelombang p(t) merupakan gelombang sinusoida yang bergerak sepanjang

sumbu ωt, dan perioda T = 2π, maka rumusan daya rata-rata menjadi :

2
1 Vm. Im Vm. Im 
P=
2  
0
2
cos  
2
cos(2   ) dt watt.

2 2
1  Vm. Im Vm. Im 
P=  cos  .dt  0 2 cos( 2t   ) dt  watt
2  0 2 

1  Vm. Im 2  Vm. Im 2  
P=
2 ( 2 cos  )t 0   4 sin(2t ) 0 . watt
  

 Vm. Im  
 2 cos  2  0  0 watt
1
P=
2   
Vm. Im
P= cos  .watt
2
Karena Vm = Vef. 2 dan Im = Ief 2 , maka bila tegangan maksimum dan arus
maksimum digantikan dengan harga efektifnya, akan diperoleh :
Vef 2.I ef 2
P= cos  .watt  Vef .I ef cos  .watt
2
Untuk harga-harga efektif biasanya tidak dituliskan kata efektifnya sehingga rumusan

daya rata-rata menjadi :

P = V.I.cosφ watt.

Rangkaian Listrik II 51
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Dimana :
- cos φ adalah factor kerja atau factor daya (power factor)
- φ adalah sudut antara vector tegangan dengan vector arus, atau selisih antara
sudut tegangan dengan sudut arus, jadi φ = sudut tegangan – sudut arus.

Terlihat bahwa daya rata-rata yang kemudian disebut daya nyata harganya selalu positif
karena V adalah besarnya tegangan efektif, I adalah besarnya arus efektif dan cos φ
selalu positif ( cos –φ = cosφ).
Contoh :
 
Sebuah beban dicatu sumber tegangan v(t) = 200 2 cos t  30o volt menyebabkan

 
mengalir arus i(t) = 5 2 cos t  30o ampere , hitung daya rata-rata yang diserap !
Jawab :
Besarnya tegangan efektif = V = 200 volt dan besarnya arus efektif = I = 5 ampere,
sedangkan sudut φ = ( sudut tegangan – sudut arus ) = 30o- (-30o) = 60o.
Jadi daya rata-rata = daya nyata = P = V.I.cosφ = 200.5.cos(60o) = 500 watt

Soal :
 
Sebuah beban dicatu sumber tegangan v(t) = 220 2 cos t  30o volt menyebabkan
 
mengalir arus i(t) = 5 2 cos t  60 ampere , hitung daya rata-rata yang diserap
o

3. 2. Segitiga daya.

Telah diketahui diatas bahwa daya nyata yang diserap sebuah beban yang mempunyai
tegangan efektif V dan arus efektif I dengan beda sudut tegangan dengan arus adalah φ
adalah P = V.I.cosφ watt.
Bila kita perhatikan, VIcosφ merupakan sebuah sisi dari sebuah segitiga siku-siku
yang terdiri dari :
- VI adalah sisi miring segitiga siku-siku dengan sudut kemiringan φ,
- VI cosφ adalah sisi horizontal (sisi alas)
- VI sinφ adalah sisi vertical ( sisi tegak)

Segitiga tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Rangkaian Listrik II 52
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

VI
VI.sinφ
φ

VI cosφ
Gambar. 7.40. Segitiga daya

Ketiga sisi dari segitiga daya diatas merupakan besaran vector yang ketiga-tiganya
disebut daya. Kemudian disepakati bahwa :
- VI adalah besarnya daya semu dengan lambang S yang mempunyai arah sudut φ,
atau dapat dituliskan secara lengkap :
S = VI  dengan satuan volt-ampere (VA)
- VI.cosφ adalah daya nyata dengan lambang P
- VI.sinφ adalah daya reaktif dengan lambang Q dan satuan volt-ampere reaktif
(var)
Dari uraian pada 7.3.1. telah diketahui bahwa φ adalah selisih antara sudut tegangan
dengan sudut arus dimana bila arus lagging (tertinggal) dari tegangan yang diakibatkan
beban induktif akan menghasilkan sudut φ yang positif , sedangkan bila
arus leading (mendahului) terhadap tegangan yang diakibatkan beban kapasitif akan
menghasilkan sudut φ yang negatif. Sehingga bila kita gambarkan segitiga daya secara
lengkap untuk beban induktif dan kapasitif pada diagram phasor adalah :
j j
P
0 φ riil
S Q
S Q
φ
0 P riil
-j -j
Gambar 7. 41.Segitiga daya beban induktif Gambar.7.42Segitga daya beban kapasitif

Rangkaian Listrik II 53
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Dengan berpatokan bahwa φ adalah selisih antara sudut tegangan dengan sudut arus
sehingga diperoleh segitiga daya sperti diatas maka daya semu dapat diperoleh
dengan mengalikan vector tegangan dan vector arus conjungit.
S = VI* VA.
Dimana bila I = I  ampere maka I* = I    ampere.
Dari segitiga daya diatas diperoleh rumusan atau hubungan ketiga daya sebagai berikut :

S = P + j Q = (VI cosφ + VI sinφ) VA

Bila kita tinjau suatu beban yang diwakili sebuah impedansi Z = Z  Ω, yang dicatu
tegangan sebesar V = V  volt.

Vs Z 

Vs V
Arus yang mengalir : I =   I   ampere.
Z Z
I* = I      ampere
Daya semu : S = V.I* = V  .I      VA = VI  VA
dimana : V adalah besarnya tegangan efektif
I adalah besarnya arus efektif

Daya nyata : P = S.cosφ = VIcosφ watt


Daya reaktif : Q = S.sinφ = VI.sinφ var induktif
Karena V  = I    .Z  = I.Z  volt, maka ketiga daya diatas dapat
dituliskan dalam bentuk fungsi arus sebagai berikut :
Daya semu : S = I.Z .I      I 2 .Z VA

Daya nyata : P = I.Z I . cos   I 2 .Z . cos  I 2 .R. watt

Daya reaktif : Q = I.Z I .sin   I 2 .Z .sin   I 2 . X var


Contoh :

Rangkaian Listrik II 54
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

 
Sebuah beban dicatu sumber tegangan v(t) = 200 2 cos t  30o volt menyebabkan

 
mengalir arus i(t) = 5 2 cos t  30o ampere , hitung dan gambarkan ketiga macam
daya pada beban !
Jawab :
Tegangan : V = 200 30o volt,
Arus :I = 5   30o ampere , dan I* = 5 30o ampere.
Daya semu : S = VI* = 200 30o 5 30o = 1000 60o VA.
Daya nyata : P = VI.cosφ = 200.5.cos(60o) = 500 watt
Daya reaktif : Q = VI sinφ = 200.5. sin(60o) =500 3 var, induktif

Segitiga dayanya :
j

S
Q

60o
0 P riil
-j

Soal :
 
1. Sebuah beban dicatu sumber tegangan v(t) = 220 2 cos t  30o volt menyebabkan

 
mengalir arus i(t) = 5 2 cos t  60o ampere , hitung ketiga macam daya yang diserap
beban dan gambarkan segitiga dayanya.
2. Sebuah impedansi Z = ( 8 + j 6 ) Ω dicatu sumber tegangan Vs = 220 37o V
Hitung ketiga macam daya yang diserap beban dan gambarkan segitiga dayanya.
3. Sebuah impedansi Z = ( 6 - j 8 ) Ω dicatu sumber tegangan Vs = 220 37o V
Hitung ketiga macam daya yang diserap beban dan gambarkan segitiga dayanya.

Rangkaian Listrik II 55
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

3. 3. Faktor daya (Power factor)

Faktor daya (pf) yang dilambangkan oleh cosφ adalah perbandingan yang menyatakan
besarnya daya nyata (P) dibandingkan daya semu (S) :
P watt 
Cos φ =
S VA
Nilai cosφ atau factor daya ditentukan oleh φ yang merupakan perbedaan sudut
tegangan dengan sudut arus, sedangkan perbedaan sudut tegangan dengan sudut arus
adalah sudut impedansi dari beban, dimana sudut impedansi (φ) menunjukan sifat dari
X
beban yang ditunjukan oleh tnφ = , yaitu perbandingan antara beban resistif
R
dengan beban reaktif. Bila X adalah reaktansi induktif, sudut φ positif, sedangkan bila
X adalah reaktansi kapasitif naka sudut φ negative.
Sudut φ positif maupun negative tida mempengaruh harga cosφ karena cosφ = cos-φ,
sehingga daya nyata P selalu positif, tetapi untuk sinφ berbeda dimana untuk sinus
berlaku sin-φ = - sinφ yang harganya minus atau negative. Sehingga bila sudut
impedansi positif (φ) maka sin φ positif sehingga daya reaktif adalah Q (positif) yang
berarti beban bersifat induktif, sedangkan bila sudut impedansi negatif (-φ) maka sin (-
φ) negative sehingga daya reaktif Q adalah negarif. Jadi factor daya (cos φ) ditentukan
oleh sifat beban yang harganya 0 – 1.
Faktor daya (cosφ) dapat dihitung dari impedansi (Z), arus dan tegangan serta dari daya

( P dan S).

Contoh :
1. Bila diketahui beban mempunyai impedansi Z = 10 37o Ω, maka pf = cos 37o =
0.8 , lag (induktif)
2. Bila diketahui tegangan pada beban V = 220 30o volt dan arus yang mengalir I =
5   30o ampere, maka pf = cos 60o = 0.5 ,lag ( induktif)
3. Bila diketahui daya pada beban adalah 2200 VA, 1620 watt, maka pf = cosφ = P/S
1320
=  0.6 . (disini tidak dapat diketahui sifat beban apakah induktif atau kapasitif)
2200

Rangkaian Listrik II 56
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

4. Bila diketahui daya pada beban adalah 1760 watt, -1200 var, maka pf = cos φ =
Q   1320 
cos (arc.tn )  cos arc, tn   0.8 lead (kapasitif)
P  1760 
Soal :
Hitung daya dan factor daya dari beban 220 60o volt, 5 30o ampere, dan gambarkan
segitiga dayanya !

3. 4. Menjumlahkan daya

Suatu sumber mencatu beberapa buah beban seperti gambar dibawah :

I I1 I2 In

Vs
Z1 Z2 Zn

Gambar. 7. 45. Rangkaian abb dengan n buah beban

Dihitung daya pada masing-masing beban akan diperoleh :


Daya pada beban 1 : S1 = P1 + j Q1 VA
Daya pada beban 2 : S2 = P2 + j Q2 VA
………………………………………..
Daya pada beban n : Sn = Pn + j Qn VA
Daya total : St = S1 + S2 + + Sn
St = ( P1+ P2 + + Pn ) + j ( Q1 + Q2 + + Qn )
St = Ptotal + j Qtotal
Contoh :
Rangkaian abb satu fasa :
Bila diketahui

I I1 I2 I3 Vs = 220 0o volt


Z1 = 22 37o  ;
Vs Z1 Z2 Z3 Z2 = 22 53o  ;
Z3 = 22   37o 
Gambar. 7.46. Rangkaian abb dengan 3 buah beban

Rangkaian Listrik II 57
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Hitung daya total, arus total, pf total dan gambarkan segitiga dayanya !

Jawab :
- Arus :
Vs 2200o
I1    10  37. A  8  j 6A
Z1 2237 o
Vs 2200o
I2    10  53. A  6  j8A
Z1 2253o
2200o
 1037. A  8  j 6 A
Vs
I3  
Z1 22  37 o
I  I1  I 2  I 3
I  8  j 6   6  j8  8  j 6   22  j8A
I
- Daya :
S1  V1I1*  2200o.1037 o  220037 o VA
P1  V1I1. cos 1  2200. cos 37 o  1760.watt
Q1  V1I1.sin 1  2200.sin 37 o  1320. var induktif 

S 2  V2 I 2 *  2200o.1053o  220053o VA
P2  V2 I 2 . cos  2  2200. cos 53o  1320.watt
Q2  V2 I 2 sin  2  2200.sin 53o  1760. var induktif 

S3  V3 I 3 *  2200o.10  37 o  2200  37 o VA
P3  V3 I 3 . cos 3  2200. cos  37 o  1760.watt
Q3  V3 I 3 .sin 3  2200.sin  37 o  1320. var kapasitif 

Stotal  S1  S 2  S3  P1  P2  P3   j Q1  Q2  Q3 


Stotal  1760  1320  1760  j 132  1760  1320
Stotal  3520  j1760VA  3935
Ptotal  3520.watt
Qtotal  1760. var .induktif 
- Faktor daya total :

 0.8945lag 
Ptotal 3520
Cosφt = 
Stotal 3935

Rangkaian Listrik II 58
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Gambar segitiga dayanya :


P3
Φ3
S2 S3 Q3
Q2
Φ2 St Qt

S1
Φ1 φt Q1

P1 P2 P3 Pt
Gambar. 7.47. Penjumlahan segitiga daya

Soal :
Sumber satu fasa 220 Volt mencatu beban sebagai berikut :
- beban 1 : 2 ( 220 volt ; 2 A ; 0.6 lag )
- beban 2 : 6 ( 220 volt ; 110 VA ; 55 2 watt ; 55 2 var.lag)
- beban 3 : 8 ( 220 volt ; 55 watt ; 55 3 var, lag )
- beban 4 : 10 ( 220 volt ; 15 watt )
- Beban 5 : 4 ( 220 volt ; (176-j132)Ω)
Hitung :
- daya total (S, P, Q)
- arus total
- factor daya total

3. 4. Perbaikan factor daya (Kompensasi).

Pebaikan factor daya adalah menaikan atau memperbesar cos φ yang dirasakan atau
ditanggung sumber dari suatu beban dengan cara menambahkan beban reaktif yang
sifatnya berlawanan dengan sifat reaktif beban. Untuk beban yang induktif,
dikompensasi beban reaktif kapasitif ( dipasang kapasitor) dan sebaliknya untuk beban
yang kapasitif dikompensasi dengan beban reaktif induktif (dipasang inductor).

Rangkaian Listrik II 59
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Kita tinjau diagram phasor dari segitiga daya beban resistif induktif dan beban resistif
kapasitif :
Untuk segitiga daya induktif :

j C Q1 j C Q1

S1 D S1 E
S2 Q2 S2 Q2
A φ2 B A φ2 B D
0 P1 riil 0 P1 P2 riil
Gambar 7.48. Kompensasi P tetap Gambar.7.49. Kompensasi S tetap

Memperbesar cosφ artinya memperkecil sudut φ, dengan memperkecil sudut φ dari


segitiga daya mempunyai dua kemungkinan akibat, yaitu :
1. Bila daya nyata P yang tetap artinya sesudah dilakukan kompensasi daya nyatanya
tetap ( P2 = P1) akibatnya daya semu setelah kompensasi lebih kecil dibandingkan
sebelum kompensasi (S2 < S1) seperti terlihat pada gambar 7.48. dimana segitiga daya
sebelum kompensasi ( sebelum dilakukan perbaikan factor daya ) adalah ∆ ABC,
setelah dilakukan kompensasi segitiga dayanya berubah menjadi ∆ ABD. Perbandingan
besaran pada kedua segitiga daya (sebelum dan sesudah kompensasi) adalah :
Cos φ2 > Cos φ1 ; P2 = P1 ; Q2 < Q1 ; Q2 = Q1 – QC ; S2 < S1
S1 ; P1 ; Q1 dan cos φ1 adalah besaran sebelum kompensasi.
S2 ; P2 ; Q2 dan cos φ2 adalah besaran sesudah kompensasi.
QC adalah daya reaktif dari kapasitor yang harus dipasang sebagai kompensator.
Nilai kapasitor C = QC dimana f adalah frekunsi tegangan, V adalah
F
V 2 . f
2

tegangan pada kapasitor.


Mari kita lihat arsus dari rangkaian sebelum dan sesudah kompensasi :

Rangkaian Listrik II 60
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

I I Ib IC

Vs = V 0o V Z  Vs Z  C

Rangkaian sebelum kompensasi Rangkaian setelah kompensasi

Arus sebelum dipasang kapasitor C :


Vs V00 V
I = Ib =       I   ampere.
Z Z Z
Arus setelah dipasang kapasitor C :
Ib = I    = I.cosφ – j Isinφ ampere
IC = Vs V00 ampere.= jωC.V ampere
  C.V90
1 1
 j   900
C C
Jadi arus dari sumber :
I = Ib + IC = I.cosφ – j Isinφ + . jωC.V = I.cosφ + j (-Isinφ + ωC.V) ampere
Terlihat bahwa arus imajiner merupakan selisih dari arus imduktif dengan arus kapasitif
( ωC.V – I.sinφ ) sehingga arus sumber sesudah dipasang kapasitor C lebih kecil
dibanding arus sumber sebelum dipasang kapasitor C
Diagram phasor arus :
j
IC
I.cosφ

I setelah kompensasi
IC I = Ib
I.sinφ
-j
Gambar 7.49. Diagram phasor arus ebelum dan sesudah dipasang C

Rangkaian Listrik II 61
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Contoh :
Sebuah beban satu fasa 220 volt, 2200 VA, 0.6 lag. Bila factor daya yang ditanggung
sumber menjadi 0.8 lag, hitung S, P, Q, setelah kompensasi dan kapasitansi kapsitor
yang harus dipasang.
Jawab :

220V 220V

Vs = 220 0o V 2200VA Vs 2200VA C


0.6 lag 0.6 lag

Rangkaian sebelum kompensasi Rangkaian setelah kompensasi


Sebelum kompensasi :
Cos φ1 = 0.6 lag ; φ1 = 530
S1 = 2200 530 VA
P1 = VIcosφ = 2200 x 0.6 = 1320 watt
Q1 = VIsinφ = 2200 x 0.8 = 1760 var induktif.
Dilakukan kompensasi dengan memasang kapasitor, sehingga :
Cosφ2 = 0.8 lag ; φ2 = 370
P2 = P1 = 1320 watt
P2 1320
Maka S2 =  2  370  1625370VA
cos  2 0.8
Q2 = S2sinφ2 = 1625 x 0.6 = 975 var induktif.
QC = Q1 – Q2 = 1760 var - 975 var = 785 var kapasitif
Jadi kapasitor yang harus dipasang :
QC 785
C=   51.66F
V 2 . f
2
220 2.2 .50

2. Bila daya semu (S) yang tetap artinya setelah dilakukan kompensasi, daya semu
(S) yang dipertahankan tetap yaitu sama dengan daya semu sebelum kompensasi,
akibatnya bila dilakukan kompensasi daya reakrif Q berkurang dan dapat dilakukan
penambahan daya nyata karena P2 akan lebih besar dari P1. Daya nyata dari beban yang
dapat ditambahkan sebesar ∆P = P2 – P1 seperti terlihat pada gambar 7.49, dimana

Rangkaian Listrik II 62
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

segitiga daya sebelum kompensasi adalah ∆ABC dan setelah kompensasi dengan
penambahan ∆P menjadi ∆ADE.
Perbandingan besaran antara kedua seditiga daya tersebut (sebelum dengan sesudah)
adalah :
Cos φ2 > Cos φ1 ; P2 > P1
Q2 < Q1 ; Q2 = Q1 – QC
S2 = S1
S1 ; P1 ; Q1 dan cos φ1 adalah besaran sebelum kompensasi.
S2 ; P2 ; Q2 dan cos φ2 adalah besaran sesudah kompensasi.
QC adalah daya reaktif dari kapasitor yang harus dipasang sebagai kompensator.
QC
Nilai kapasitor C = F dimana f adalah frekunsi tegangan, V adalah
V 2 . f
2

tegangan pada kapasitor.


Contoh :
Sebuah beban satu fasa 220 volt, 2200 VA, 0.6 lag. Bila factor daya yang ditanggung
sumber menjadi 0.8 lag, hitung S, P, Q, setelah kompensasi, kapasitansi kapsitor yang
harus dipasang, dan daya nyata beban yang dapat ditambahkan .
Jawab :

220V 220V
Vs 2200VA Vs 2200VA Bb C
0.6 lag 0.6 lag

Rangkaian sebelum kompensasi Rangkaian setelah kompensasi


Bb = beban baru
Sebelum kompensasi :
Cos φ1 = 0.6 lag ; φ1 = 530
S1 = 2200 530 VA
P1 = VIcosφ = 2200 x 0.6 = 1320 watt
Q1 = VIsinφ = 2200 x 0.8 = 1760 var induktif.
Dilakukan kompensasi dengan memasang kapasitor dan beban baru ( Bb ), sehingga :
Cosφ2 = 0.8 lag ; φ2 = 370

Rangkaian Listrik II 63
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

S2 = 2200 370 VA
Maka P2 = S2cosφ2 = 2200 x 0.8 = 1760 watt
Q2 = S2sinφ2 = 2200 x 0.6 = 1320 var induktif.
QC = Q1 – Q2 = 1760 var - 1320 var = 440 var kapasitif
Jadi kapasitor yang harus dipasang :
QC 440
Cminimum =   30F
V 2 . f
2
220 2.2 .50
Kesimpulan :
- Kompensator untuk beban induktif adalah kapasitor yang dipasang paralel
dengan beban.
- Kompensasi dengan daya nyata tetap dilakukan pada saat merancang suatu
instalasi dan menghindarkan terjadinya overload (menurukan VA)
- Kompensasi dengan daya semu (S) tetap, dilakukan bila dilakukan
penambahan beban baru pada kondisi beban penuh sehingga tidak terjadi
overload
- Pemasangan kapasitor dapat dilakukan dengan cara terpusat atau terdistribusi
pada setiap beban.

Untuk segitiga daya beban kapasitif :


j
0 A P1 B 0 A P1 B P2 D
φ2 φ2
S2 Q2 S2 Q2
S1 D S1 E
Q1 Q1
-j -j C
Gambar 7.50. Kompensasi P tetap Gambar.7.51. Kompensasi S tetap

Memperbesar cosφ artinya memperkecil sudut φ, dengan memperkecil sudut φ dari


segitiga daya mempunyai dua kemungkinan akibat, yaitu :
1. Bila daya nyata P yang tetap artinya sesudah dilakukan kompensasi daya nyatanya
tetap ( P2 = P1) akibatnya daya semu setelah kompensasi lebih kecil dibandingkan

Rangkaian Listrik II 64
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

sebelum kompensasi (S2 < S1) seperti terlihat pada gambar 7.48. dimana segitiga daya
sebelum kompensasi ( sebelum dilakukan perbaikan factor daya ) adalah ∆
ABC, setelah dilakukan kompensasi segitiga dayanya berubah menjadi ∆ ABD.
Perbandingan besaran pada kedua segitiga daya (sebelum dan sesudah kompensasi)
adalah :
Cos φ2 > Cos φ1 ; P2 = P1
Q2 < Q1 ; Q2 = Q1 – QL
S2 < S1
S1 ; P1 ; Q1 dan cos φ1 adalah besaran sebelum kompensasi.
S2 ; P2 ; Q2 dan cos φ2 adalah besaran sesudah kompensasi.
QL adalah daya reaktif dari kapasitor yang harus dipasang sebagai kompensator.
V2
Nilai kapasitor L = Henry dimana f adalah frekunsi tegangan, V adalah
QL 2 . f
tegangan pada inductor (reactor).
Mari kita lihat arsus dari rangkaian sebelum dan sesudah kompensasi :

I I Ib IL

L
Vs = V 0 V o
Z   . Z 

Rangkaian sebelum kompensasi Rangkaian setelah kompensasi

Arus sebelum dipasang kapasitor L :


Vs V00 V
I = Ib =     I ampere.
Z Z   Z
Arus setelah dipasang kapasitor L :
Ib = I  = I.cosφ + j Isinφ ampere

Vs V00 V
IL =   900. A ampere.
jL L90 0
L
Jadi arus dari sumber :
I = Ib + IL = I.cosφ + j Isinφ -j V/ωL = I.cosφ + j (Isinφ –V/ ωL) ampere

Rangkaian Listrik II 65
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Terlihat bahwa arus imajiner merupakan selisih dari arus imduktif dengan arus kapasitif
( I.sinφ – V/ωL ) sehingga arus sumber sesudah dipasang inductor L lebih kecil
dibanding arus sumber sebelum dipasang L
Diagram phasor arus :
j

IL I.sinφ I=Ib
I setelah kompensasi

0 I.cosφ riil

-j

Contoh :
Sebuah beban satu fasa 220 volt, 2200 VA, 0.6 lead. Bila factor daya yang ditanggung
sumber menjadi 0.8 lead, hitung S, P, Q, setelah kompensasi dan induktansi dari
induktor yang harus dipasang.
Jawab :

220V 220V
2200VA Vs 2200VA L
Vs = 220 0o V 0.6 lead 0.6 lead

Rangkaian sebelum kompensasi Rangkaian setelah kompensasi


Sebelum kompensasi :
Cos φ1 = 0.6 lag ; φ1 = -530
S1 = 2200   530 VA
P1 = VIcosφ = 2200 x 0.6 = 1320 watt
Q1 = VIsin-φ = 2200 x 0.8 = -1760 var kapatif.

Rangkaian Listrik II 66
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Dilakukan kompensasi dengan memasang induktor, sehingga :


Cosφ2 = 0.8 lead ; φ2 = -370
P2 = P1 = 1320 watt
P2 1320
Maka S2 =   2    370  1625  370VA
cos  2 0.8
Q2 = S2sinφ2 = 1625 x 0.6 = - 975 var kapatif.
QL = Q1 – Q2 = 1760 var – 975 var = 785 var induktif
Jadi induktor yang harus dipasang :
C= V2 220 2
  196.36.mH
QL 2 . f 785.2 .50

2. Bila daya semu (S) yang tetap artinya setelah dilakukan kompensasi, daya semu
(S) yang dipertahankan tetap yaitu sama dengan daya semu sebelum kompensasi,
akibatnya bila dilakukan kompensasi daya reakrif Q berkurang dan dapat dilakukan
penambahan daya nyata karena P2 akan lebih besar dari P1. Daya nyata dari beban yang
dapat ditambahkan sebesar ∆P = P2 – P1 seperti terlihat pada gambar 7.49, dimana
segitiga daya sebelum kompensasi adalah ∆ABC dan setelah kompensasi dengan
penambahan ∆P menjadi ∆ADE.
Perbandingan besaran antara kedua seditiga daya tersebut (sebelum dengan sesudah)
adalah :
Cos φ2 > Cos φ1 ; P2 > P1
Q2 < Q1 ; Q2 = Q1 – QL ; S2 = S1
S1 ; P1 ; Q1 dan cos φ1 adalah besaran sebelum kompensasi.
S2 ; P2 ; Q2 dan cos φ2 adalah besaran sesudah kompensasi.
QL adalah daya reaktif dari inductor yang harus dipasang sebagai kompensator.
Nilai kapasitor L = V2 dimana f adalah frekunsi tegangan, V adalah
.henry
QL .2 . f

tegangan pada induktor.

Contoh :
Sebuah beban satu fasa 220 volt, 2200 VA, 0.6 lead. Bila factor daya yang ditanggung
sumber menjadi 0.8 lead, hitung S, P, Q, setelah kompensasi, induktansi induktor yang
harus dipasang, dan daya nyata beban yang dapat ditambahkan .

Rangkaian Listrik II 67
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Jawab :

220V 220V
2200VA 2200VA Bb
Vs 0.6 lead Vs 0.6 lead

Rangkaian sebelum kompensasi Rangkaian setelah kompensasi

Sebelum kompensasi :
Cos φ1 = 0.6 lag ; φ1 = - 530
S1 = 2200   530 VA
P1 = VIcosφ = 2200 x 0.6 = 1320 watt
Q1 = VIsinφ = 2200 x 0.8 = -1760 var induktif.
Dilakukan kompensasi dengan memasdan beban baru ( Bb ), sehingga :
Cosφ2 = 0.8 lead ; φ2 = -370
S2 = 2200   370 VA
Maka P2 = S2cosφ2 = 2200 x 0.8 = 1760 watt
Q2 = S2sinφ2 = 2200 x 0.6 = - 1320 var induktif.
QL = Q1 – Q2 = 1760 var - 1320 var = 440 var induktif
Jadi kapasitor yang harus dipasang :
2
220 2
Lminimum =   350.mH
QL 2 . f 440.2 .50

Kesimpulan :
- Kompensator untuk beban kapasitor adalah inductor (reactor) yang dipasang
paralel dengan beban.
- Kompensasi dengan daya nyata tetap dilakukan pada saat merancang suatu
instalasi dan menghindarkan terjadinya overload (menurukan VA)
- Kompensasi dengan daya semu (S) tetap, dilakukan bila dilakukan
penambahan beban baru pada kondisi beban penuh sehingga tidak terjadi
overload

Rangkaian Listrik II 68
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Soal :
1. Diketahui rangkaian sebagai berikut :

V(t) = 220 2 cosωt volt


I I1 I2
Z1 = (8 + j6) Ω
≈ v(t) Z1 Z2 Z2 = 10   45
Hitung I, I1, I2, daya pada
masing-masing impedansi dan
daya total

2. Hitung I, IL, IC dan daya pada saat saklar off dan ketika saklar on dari rangkaian
berikut

V(t) = 220 2 cosωt volt


Z1 = (6 + j8)Ω
≈ v(t) Z1
XC = -j22Ω

3. Diketahui rangkaian sebagai berikut :

V(t) = 220 2 cosωt volt


I I1 I2
Z1 Z1 = (4 + j3)Ω; Z2 = (8 + j6) Ω
≈ v(t) Z2 Z3 Z3 = 10   45
Hitung I, I1, I2, daya pada
masing-masing impedansi dan
daya total

4. Sumber satu fasa 220 Volt mencatu beban sebagai berikut :


- beban 1 : 2 ( 220 volt ; 4 A ; 0.5 lag )
- beban 2 : 6 ( 220 volt ; 110 VA ; 55 2 watt ; 55 2 var.lag)
- beban 3 : 8 ( 220 volt ; 55 watt ; 55 3 var, lag )
- beban 4 : 10 ( 220 volt ; 15 watt )
- Beban 5 : 4 ( 220 volt ; (176-j132)Ω)

Rangkaian Listrik II 69
BAB III
RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA

Hitung :
- daya total (S, P, Q)
- arus total
- factor daya total
Bila diinginkan factor daya total adalah 0.9 lag.
Hitung daya dan arus setelah kompensasi juga kapasitansi kapasitor yang harus
dipasang

5. Sumber satu fasa 220 Volt, 26 kVA mencatu beban sebagai berikut :
- beban 1 : 2 ( 220 volt ; 20 A ; 0.5 lag )
- beban 2 : 6 ( 220 volt ; 1100 VA ; 55 2 watt ; 55 2 var.lag)
- beban 3 : 8 ( 220 volt ; 550 watt ; 550 3 var, lag )
- beban 4 : 10 ( 220 volt ; 100 watt )
- Beban 5 : 4 ( 220 volt ; 5A, 0.8 lead)
Bila ditambahkan beban baru sebesar 220V, 3960 watt, 0.6 lag mampukah sumber
menanggung seluruh beban ?, bila tidak mampu bagaimana cara mengatasinya dan
hitung besaran-besaranya.

Rangkaian Listrik II 70

Anda mungkin juga menyukai