Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PRODUCT KNOWLEDGE TERHADAP PURCHASE DESICION PRODUK

SKINCARE WARDAH ( Studi kasus Mahasiswa Universitas Padjajaran)

Gardiany Marissa Rizqi


Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Program
Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Padjajaran, Sumedang
E-mail: gardiany18001@mail.unpad.ac.id
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis pada era sekarang memiliki persaingan bisnis yang ketat. Perkembangannya yang
sangat dinamis menjadikan persaingan bisnis menjadi salah satu risiko yang sangat serius bagi
para pelaku bisnis.Persaingan bisnis terjadi karena minat untuk menjalankan bisnis pada saat ini
sangat besar bahkan banyak sekali yang menjalankan bisnis di bidang yang sama.

Bisnis Skin Care merupakan salah satu bisnis yang dewasa ini berkembang pesat dan
memiliki potensi berkembang yang cukup besar yang seiring dengan berkembangnya zaman.
Karena di masa ini Skin Care bukan lagi kebiasaan untuk menghilangkan jerawat dan lain
sebagainya, tapi sudah menjadi life style dan hal yang sangat rutin di lakukan.

Sudah banyak pelaku usaha yang meraup untung dari usaha Skin Care ini. Namun dengan
semakin banyaknya bisnis Skin Care akan menjadi sebuah tantangan yang berat dalam
menjalankan usaha Skin Care. Meningkatnya usaha Skin Care ini menjadi sebuah tantangan bagi
para pelaku usaha untuk menciptakan manfaat yang nyata dan menjadi pembeda dari pesaingnya.

Selain dari manfaat Skin Care pada umumnya Skin Care memiliki formul yang tak jauh
berbeda tiap Skin Care lainnya, dengan demikian diperlukan suatu pembeda terhadap produknya
baik itu dari komposisi utama atau inovasi lainnya yang menjadikan produk Skin Care tersebut
beda dari para pesaingnya. Dewasa ini, jika usaha Skin Care memiliki product knowledge yang
bagus terhadap produk akan terbentuk dengan kuat jika konsumen menilai apa yang dirasakan
sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Konsumen yang merasa puas, kemungkinan besar akan melakukan keputusan pembelian
sesuai referesensi yang mereka dapatkan dan merekomendasikan kepada orang lain agar
membeli produk seperti yang pernah ia beli. Untuk mendapatkan tingkat product knowledge
yang tinggi di benak konsumen merupakan suatu proses yang cukup berat.

Dalam persaingan ini terjadi pertaruhan product knowledge yang ketat, dimana setiap
Wardah berupaya keras mempertahankan dan meningkatkan product knowledge konsumennya
terutama dalam keputusan pembelian. Salah satu produk Skin Care yang di promosikan oleh
Wardah adalah produk yang berbeda dengan produk lain.

Selain itu Wardah memiliki strategi yang unik dalam membangun product knowledge
dengan membrandingkan kata “ Halall “ untuk produknya. Sehingga menarik penulis untuk
meneliti pengaruh product knowledge terhadap keputusan pembelian.

1.2 Rumusan Masalah


Seberapa besar pengaruh Product Knowledge terhadap Purchase Decision pada produk
Skin Care Wardah yang dipakai oleh Mahasiswa Universitas Padjajaran.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui besarnya pengaruh Product Knowledge terhadap Purchase Decision


pada produk Skincare Wardah yang dipakai oleh mahasiswa Universitas Padjajaran.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Product Knowledge


Menurut (Rismawan, 2017). Product knowledge merupakan seluruh cakupan informasi
yang akurat yang disimpan didalam memori konsumen, yang nantinya informasi-informasi
tersebut dapat membantu untuk sebagai bahan petimbangan dalam menentukan tindakan
selanjutnya. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa product knowledge adalah
pemahaman konsumen tentang suatu produk yang dapat membantu untuk sebagai bahan
pertimbangan dan petunjuk atas produk yang ditawakan kepada konsumen untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
Menurut Peter dan Olson (2010:70-75), terdapat empat indikator dalam product
knowledge, yaitu atribut produk, manfaat fungsional, manfaat psikologis, dan nilai-nilai yang
diperoleh apabila konsumen mengkonsumsi produk atau jasa. Penjelasan untuk masing-masing
indikator tersebut adalah sebagai berikut.
a) Atribut produk adalah segala aspek fisik dari suatu produk atau jasa yang dapat dilihat atau
dirasakan. Atribut produk contohnya adalah warna tas komputer, bentuk tampilan luar mobil,
motif pakaian wanita, dan sebagainya. Dalam halnya dengan jasa, atribut dapat dilihat misalnya
dari reputasi dan harga yang harus dibayar untuk memperoleh jasa.
b) Manfaat fisik adalah dampak yang langsung dapat dirasakan ketika konsumen berinteraksi
dengan produk atau jasa yang digunakan. Yang termasuk dalam aspek ini contohnya adalah
ketika seseorang merasakan pengalaman menyenangkan ketika menikmati suatu pertunjukan,
mendapatkan kelembapan dan kecerahan pada tubuh konsumen setelah memakai.
c) Adapun manfaat psikologis adalah dampak sosial yang diperoleh konsumen ketika
berinteraksi dengan suatu produk atau jasa. Contoh manfaat psikologis adalah ketika konsumen
merasakan adanya peningkatan keterampilan bersosialisasi dengan orang lain setelah mengikuti
program perkuliahan di suatu lembaga pendidikan tertentu.
d) Nilai-nilai yang diperoleh setelah konsumen menggunakan produk atau jasa. Contoh dari
aspek ini adalah konsumen akan merasa memiliki daya saing lebih tinggi di tempatnya bekerja
setelah mengikuti program pelatihan perpajakan.
Menurut Brucks (2008) Product Knowledge dibagi kedalam 3 kategori, yaitu:
1. Subjective Knowledge / Perceived knowledge
Subjective Knowledge ini merujuk kepada seberapa banyak responden tahu mengenai suatu
produk;
2. Objective Knowledge
Seberapa banyak informasi dan jenis informasi yang terdapat dalam memori konsumen;
3. Experience based knowledge
Seberapa banyak pengalaman konsumen dalam pembelian dan pemakaian suatu produk.

2.2 Purchase Decision


Keputusan pembelian konsumen merupakan suatu keputusan seorang konsumen dimana
konsumen tersebut memilih salah satu dari beberapa alternatif produk yang ada. Menurut Kotler
(2012) keputusan pembelian adalah proses keputusan pembelian yang terdiri dari lima tahap
yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan
selanjutnya pasca pembelian.
Sedangkan Peter dan Olson (2009:162) menyatakan keputusan pembelian adalah proses
pengintegrasian yang dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu di antaranya. Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antar
merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli
merek yang paling disukai.
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan:
merek, penyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Berdasarkan pendapat para ahli
diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai keputusan pembelian adalah suatu keputusan yang
dimana konsumen sebelumnya sudah melakukan evaluasi- evaluasi terhadap barang atau jasa
yang akan dibeli dari banyaknya pilihan produk yang ada.
Menurut Kotler dan Keller (2009:178) dimensi keputusan pembelian adalah :
1. Pilihan produk
2. Pilihan merek
3. Pilihan penyalur
4. Waktu pembelian
5. Metode pembayaran

2.3 Pengaruh Product Knowledge Terhadap Keputusan Pembelian


Penelitian yang dilakukan oleh Hanjaya (2016) menyimpulkan bahwa kualitas produk,
product knowledge dan keragaman menu masing-masing secara simultan dan parsial memiliki
pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh customer. Selain itu
penelitian terdahulu oleh Peneliti memilih penelitian yang dilakukan oleh Hanjaya (2016)
sebagai landasan teori dalam melihat pengaruh product knowledge dan kualitas produk terhadap
keputusan pembelian.
Produck Knowledge
1. Atribut fisik produk
Purchase Desicion 2. Manfaat Fisik Produk
3. Manfaat Psikologis Produk
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam produk
2.4 Kerangka Berfikir
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitin kuantitatif dengan analisis data deskriptif yang
digunakan untuk menentukan pengaruh antara variable independen yaitu product knowledge
terhadap variabel dependen yaitu purchase decision. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh product knowledge berpengaruh terhadap purchase decision produk Wardah.
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian kausal.
Penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang mencari hubungan atau pengaruh sebab
akibat yaitu hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (X)
(Sugiono,2008:9).
3.2 Populasi dan Sampel
a.) Populasi
Menurut (Sugiyono,2008) populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan
wilayah generalisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang pernah
membeli produk Skincare terutama wardah di Universitas Padjajaran, Sumedang, Provinsi Jawa
Barat.
b.) Sampel
Menurut Sugiyono (2008) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik dalam pengambilan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Sugiyono (2008) simple random
sampling mensyaratkan bahwa pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan tingkatan atau strata yang ada dalam populasi itu dan seluruh anggota populasi
dianggap homogen.

Anda mungkin juga menyukai