Disusun Oleh :
Rahmawati 1811020037
2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk
bekerja menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Sistem Presepsi dan Sensori
” makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa II.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
kami, dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 5
BAB III
A. DEFINISI 8
B. INDERA PENGLIHATAN 9
C. INDERA PENDENGARAN 15
D. INDERA PENCIUMAN 20
E. INDERA PENGECAP 23
F. INDERA PERABA 30
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN 32
B. SARAN 32
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
lain sebagainya, (5) Indera pembau (hidung), indera ini berfungsi untuk
mengenali perubahan lingkungan seperti mengenali/mencium bau. Kelima
indera ini biasa kita kenal dengan sebutan panca indera.
B. Tujuan
5
BAB II
AYAT AL-QUR’AN
ت ُجلُ‚‚و ُدهُ ْم بَ َّد ْلنَاهُ ْم ُجلُ‚ودًا َغي َْرهَا ِليَ ُذوقُوا ِ ص‚لِي ِه ْم نَارًا ُكلَّمَا ن
ْ َض‚ َج ْ ُإِ َّن الَّ ِذينَ َكفَرُوا بِآيَاتِنَا َس‚وْ فَ ن
َ ْال َع َذ
ِ اب ۗ إِ َّن هَّللا َ َكانَ ع
َزي ًزا َح ِكي ًما
6
C. Surat Al-Maidah ayat 45
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
1. Stimulus (rangsangan)
2. Reseptor
3. Konduksi
4. Persepsi
8
B. INDERA PENGLIHATAN
ANATOMI FISIOLOGI
1. Konjungtiva
2. Sklera
3. Otot-otot
9
d. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya
menggerakkan mata dalam (bola mata).
4. Kornea
5. Koroid
6. Badan Siliaris
7. Iris (Pupil)
8. Lensa
10
9. Retina
Alis mata berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi
ke mata.
11
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Dalam inpeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah bola
mata, kelopak mata, konjungtiva, sclera, dan pupil.
Cara inpeksi mata
2. Palpasi
12
a. Riwayat penyakit saat ini
a. Klien ditanya tentang keluhan yang menyebabkan klien meminta
pertolongan pada tim kesehatan.
b. Apakah ada riwayat kecelakaan atau kerja
c. Apakah ada riwayat oftalmik seperti fotofobia, nyeri kepala, pusing, nyeri
okuler atau dahi, mata gatal.
d. Bila ada keluhan nyeri, dikaji sehubungan dengan lokasi, awitan, durasi,
penurunan ketajaman penglihatan, keadaan saat nyeri timbul, upaya
menguranginya dan beratnya.
e. Identifikasi penurunan gangguan tajam penglihatan atau kehilangan medan
penglihatan, apakah kondisi tersebut unilateral atau bilateral.
f. Tanyakan klien apakh pernah menjalani koreksi refraksi dan pengukuran
ketajaman penglihatan.
g. Apakah menggunakan lensa koreksi untuk penglihatan dekat atau jauh.
h. Asuhan yang pernah diberikan oleh spesialis mata dan frekuensinya.
2. Riwayat penyakit dahulu
a. Tanyakan adanya riwayat pembedahan atau adanya pukulan/ benturan
pada masa lalu yang menyebabkan keluhan saat ini.
b. Tanyakan tentang adanya kondisi seperti diabetes mellitus, hipertensi,
PMS, anemia sel sabit, AIDS, sklerosis multiple yang dapat mengenai
mata.
c. Tanaykan pada klien tentang penggunaan obat mata yang dijiaul bebas
ataupun dengan resep yang dipakai.
3. Riwayat psikososial
13
c. Kaji bagaimana klien menghadapi masalah tersebut.
d. Tanyakan perasaan klien yang berhubungan dengan gangguan visual untuk
mengkaji keefektifan teknik koping klien.
e. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan klien tentang masalahnya untuk pemenuhan edukasi.
Gangguan pada mata dapat disebabkan oleh:
1. Gangguan di depan retina (gangguan pada media refrakta)
a. Kornea
b. Humor aquos
Jika pada humor aquos terdapat darah, maka cahaya tidak dapat
dihantarkan dengan baik.
c. Lensa kristalina
d. Corpus vitreum
Misal:
- Retinitis
- Kornea lepas dari dindingnya
14
a) Gangguan pada lintasan penglihatan: Yaitu gangguan hantaran dari
reseptor hantaran ke otak
b) Gangguan pada otak/pusat penglihatan: Misal, terdapat tumor pada
hipofisis.
C. INDERA PENDENGARAN
ANATOMI PENDENGARAN
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (kelenjar keringat) dan rambut. kelenjar keringat terdapat pada
seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit
dijumpai kelenjar serumen.
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang
telinga danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. bagian atas disebut pars
flaksida & membranshrapnell', sedangkan bagian bawah pars tensa &
membran propria'. Pars flaksida hanya berlapisdua, yaitu bagian luar ialah
15
lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh selkubus
bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Para tensa mempunyai satu lapis
lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat
elastin yang berjalan serararadier di bagian luar dan sirkuler pada bagian
dalam.
Pada para flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat
aditusantrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan
antrum mastoid.Tuba eusta%hius termasuk dalam telinga tengah yang
menghubungkan daerah nasofaringdengan telinga tengah. Telinga luar, telinga
tengah, telinga dalam. Potongan -rontal Telinga
Telinga tengah berbentuk kubus dengan atas luar membran timpani atas
depan: Tuba eustasius, atas bawah : vena jugularis & bulbus jugularis, atas
belakang : Aditus ad antrum, kanalis fasialis pars /ertikalis, atas atas: Tegmen
timpani &meningen otak, atas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah kanalis
semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis,tingkap lonjong.
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yag terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis. ujung
atau puncak koklea disebut holikohtrema, menghubungkan perilimfa skala
timpani dengan skala vestibuli kanalis semisirkularis saling berhubungan
secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap.
16
Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibule sebelah atas, skala
timpani sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. skala
vestibule dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi
endolimfa. dasar skala vestibuli disebut sebagai membrane vestibuli (reissner s
membrane ) sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. pada
membran ini terletak organ corti.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut
membran tektoria, dan pada membran basah melekat sel rambut yang terdiri
dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk
organ corti.
FISIOLOGI PENDENGARAN
17
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
2. Palpasi
18
3. Bedakan jenis gangguan apakah gangguan konduksi atau sensori neural:
Pada individu dengan gangguan konduksi maka kondisi lingkungan yang
berisik akan membantu proses pendengaran.
Individu yang dengan gangguan sensorineural akan mengalami kesulitan
memahami pembicaraan orang lain (orang lain dianggap bergumam).
Kondisi lingkungan yang berisik akan memperparah gangguan
pendengaran tersebut.
Apakah ada kesulitan memahami percakapan orang lain yang dialami?
Apakah ada perbedaan kondisi yang dialami dengan adanya perubahan
lingkungan?
4. Kaji tanda dan gejala yang berhubungan dengan gangguan pendengaran:
Nyeri pada telinga
Tinnitus
Merupakan suara yang secara kontinyu terdengar tanpa adanya
stimulus dari luar. Gangguan ini dapat dihubungkan dengan adanya
gangguan fungsi pendengaran dan belum dapat dijelaskan secara detil
penyebabnya.
Vertigo
Merupakan persepsi pasien dimana dirinya atau lingkungan
disekitarnya seperti berputar. Gangguan ini dapat disebabkan karena
adanya gangguan pada telinga dalam, lesi N. VIII atau adanya gangguan
pada jalur persarafan dari telinga ke SSP.
Discharge dari telinga
Dapat berbentuk cairan kental yang merupakan debris dari proses
inflamasi yang terjadi di kanal auditorius (pada telinga luar) atau sebagai
akibat adanya perforasi pada membran tymphani.
5. Kaji penyakit lain yang dapat menimbulkan nyeri pada telinga
Gangguan pada mulut, tenggorokan, hidung atau saluran nafas bagian atas
yang berisiko menimbulkan gangguan fungsi pendengaran
6. Kaji penggunaan obat yang dapat menimbulkan risiko gangguan pendengaran
19
7. Kaji riwayat operasi dan alergi.
D. INDERA PENCIUMAN
ANATOMI FISIOLOGI
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
a. Hidung ekternal
20
Bentuk, ukuran, warna kulit Normalnya : simetris, warna
sama dengan wajah Abnormal: deformitas, bengkak, merah.
b. Nares Anterior
Inspeksi warna mukosa, lesi, rabas, perdarahan (epistaksis),
bengkak Mukosa normal: pink, lembab, tanpa lesi Abnormal:
Rabas mukoid (rinitis), rabas kuning kehijauan (sinusitis) -
c. Septum & turbinat
Kepala ditengadahkan Septum diinspekssi kesejajaran,
perforasi atau perdarahan, normal septum dekat dg garis tengah,
bagian anterior lebih tebak dan padat daripada posterior Lihat
adanya polip
2. Palpasi
a. Palpasi dengan hati-hati punggung hidung dan jaringan lunak
dengan menempatkan satu jari di setiap sisi lengkung hidung dan
secara hati-hati menggerakkan jari dari batang hidung ke ujung
hidung.
b. Nyeri tekan, massa, penyimpangan.
c. Normal struktur hidung keras dan stabil.
d. Kepatenan lubang hidung dapt dikaji dg jari diletakkan disis
hidung dan menyumbat 1 lubang hidung, klien bernapas dg mulut
tertutup
21
Riwayat kesehatan dahulu:tidak ada riwayat penyakit
jantung,paru,kencing manis,gondok dan penyakit kanker serta penyakit
tekanan darah tinggi dan ginjal.
3. Aktivitas/Istirahat
Gejala:Kelelahan dan kelemahan
Tanda:Penurunan kekuatan,menunjukan kelelahan
4. Sirkulasi
Gejala:Lelah,pucat dan tidak ada tanda sama sekali
Tanda:Takikardi,disritmia,pucat,diaphoresis dan keringat malam
5. Integritas Ego
Gejala Masalah finansial:biaya rumah sakit, pengobatan
Tanda Berbagai perilaku ,misalnya marah ,menarik diri , pasif
6. Makanan/Cairan
Gejala:Anoreksi/kehilangan nafsu makan
Adanya penurunan berat badan 10% atau lebih dari berat badan dalam
6 bulan sebelumnya tanpa dengan usaha diet.
Tanda:-
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala:Nyeri tekan/nyeri pada daerah hidung
Tanda:Fokus pada diri sendiri , perilaku berhati hati
8. Pernafasan
Gejala: Dipsnea
Tanda: Dipsnea, Takikardi, pernafasan mulut, sianosis, terdapat
pembesaran polip.
9. Istirahat
Selama indikasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering
pilek.
10. Sensorik
Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek
terus menerus.
22
E. INDERA PENGECAP
ANATOMI FISIOLOGI
2. Akar Lidah
23
3. Tubuh Lidah
a. Papila filiform
b. Papila poliate
c. Papila fungiform
d. Papila sirkumvalata
24
adalah bulat, terangkat dan bisa dilihat dengan mata telanjang.
Papila ini diatur dalam bentuk V di bagian belakang lidah.
4. Adenoid
5. Kuncup lidah
6. Frenulum
25
Merupakan bagian lidah yang berbentuk berupa lapisan tipis
jaringan yang berguna untuk penghubung antara lidah dengan dasar
mulut.
7. Otot lidah
Tanpa otot, lidah tidak bisa digerakan. Otot di dalam lidah terbagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok lidah intrinsic dan juga
kelompok lidah ekstrinsik. Berikut ini adalah fungsi dari otot lidah
tersebut:
26
9. Membantu mengeluarkan udara
PEMERIKSAAN FISIK
27
4. Hipogeusia total adalah penurunan sensitivitas terhadap semua zat
pencetus rasa.
a. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
nomor register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama
dirawat.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau rumah
sakit.
2. Riwayat penyakit sekarang
28
Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya
saat ini. Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat
interval yang lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan
saat ini.
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita
tumor lidah.
5. Riwayat imunisasi
c. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
1. Aktivitas
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya
faktor- faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
2. Eliminasi
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi
urin, perubahan bising usus, distensi abdomen.
3. Makanan/cairan
Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan pengawet),
anoreksia, mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi
makanan,perubahan berat badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.
4. Neurosensori
Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.
5. Nyeri/kenyamanan
Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa
kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran.
6. Pernapasan
Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan.
7. Keamanan
Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan matahari lama
/ berlebihan, demam, ruam kulit.
29
8. Seksualitas
Masalah seksual misalnya dampak hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan.
9. Interaksi sosial
Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung.
F. INDERA PERABA
Bagian-bagian kulit:
30
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan
dalam atau lapisan dermis. Pada lapisan epidermis tidak terdapat
pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel
yaitu:
1. Rambut, akar rambut tertanam dalam dalam didermis. Ada bagian kulit
yang tidak memiliki rambut yang disebut glabrous
3. Panca indera
31
Jaringan pengikat mendukung dan membungkus sel-sel kulit dan
memungkinkan makanan dari dalam darah masuk ke sel. sel jaringan
ikat ini juga menyimpan lemak dan terutama terdapat dilapisan kulit
yang terbawa dan disekitar usus.
PEMERIKSAAN FISIK
1) Nyeri superficial
32
Merupakan metode uji sensasi dengan menggunakan benda
yang memiliki 2 ujung, yaitu tajam dan tumpul. Benda tersebut
dapat berupa peniti terbuka maupun jarum pada reflek hammer.
Pasien dalam keadaan mata terpejam saat dilakukan uji ini dan
dilakukan pengkajian respon melalui pertanyaan “apa yang
anda rasakan?” dan membandingkan sensasi 2 stimulus yang
diberikan. Apabila terjadi keraguan respon maupun
kesulitandan ketidakmampuan dalam membedakan sensasi,
maka hal ini mengindikasikan adanya deficit hemisensori
berupa analgesia, hipalgesia, maupun hiperalgesia pada sensasi
nyeri. Sedangkan gangguan pada sensasi sentuhan berupa
anestesia dan hiperestesia.
2) Nyeri tekan
33
membedakan sensasi,maka pasien dapat diindikasikan mengalami
kehilangan “slove and stocking” (termasuk dalam gangguan
neuropati perifer).
34
Uji sensasi vibrasi dilakukan menggunakan garpu tala
frekuensi rendah (128 atau 256 Hertz) yang diletakkan pada bagian
tulang yang menonjol pada tubuh pasien. Kemudian pasien diminta
untuk merasakan sensasi yang ada dengan memberikan tanda
bahwa ia dapat merasakan sensasi getaran. Apabila pasien masih
tidak bisa merasakan sensasi getaran, maka perawat menaikkan
frekuensi garputala sampai pasien dapat merasakan sensasi getaran
tersebut. Pasien muda dapat merasakan getaran selama 15 detik di
ibu jari kaki dan 25 deti di sendi distal jari. Sedangkan pasien usia
70 tahun-an merasakan sensasi getaran masing-masing selama 10
detik dan 15 detik.
a. Stereognosis
35
b. Diskriminasi 2 titik
d. Ekstinksi
e. Lokalisasi titik
36
untuk menyebutkan atau menunjukkan letak sensasi yang
dirasakan. Adanya penurunan sensasi sensori dibuktikan dengan
adanya ketidak-akuratan identifikasi lokalisasi. Hal ini disebabkan
adanya lesi pada korteks sensori sehingga terjadi penurunan
maupun hilangnya sensasi sentuhan pada sisi tersebut.
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sensori adalah stimulus atau rangsangan yang datang dari dalam maupun
luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori
(panca indera). Stimulus yang sempurna memungkinkan seseorang untuk
belajar berfungsi secara sehat dan berkembang dengan normal. Persepsi (dari
bahasa Latin perceptio, percipio) adalah tindakan menyusun, mengenali, dan
menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman
tentang lingkungan.
B. Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Hilger, PA. 1997. Hidung: Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam: Boeis Buku
Ajar Penyakit THT. Adam, Boeis, Highler (eds). Jakarta: EGC.
Sherwood Laurale; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Penerbit: EGC.
Jakarta 2006.
https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html.
https://id.scribd.com/doc/211462573/Asuhan-Keperawatan-Sistem-Indera-
Penciuman
https://www.academia.edu/20319071/Anatomi_dan_fisiologi_pendengaran.
39
40