Anda di halaman 1dari 32

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

COVID-19

Disusun oleh:
Kelompok 10 B

1. Nurul Anisa, S.Kep (1914901210137)


2. Okta Viana Ulandari, S.Kep (1914901210138)
3. Puput Andayani, S.Kep (1914901210139)
4. Rafiqa Rahmaniar, S.Kep (1914901210140)
5. Rahmah Fajerianti, S.Kep (1914901210141)
6. Revina Nurul Sari, S.Kep (1914901210142)
7. Vivy Ridayanti, S.Kep (1914901210161)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2020/2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Covid-19


Sub Pokok Bahasan : Masyarakat mengetahui tentang
Covid-19
Sasaran : Teman/Keluarga
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Jum’at, 17 April 2020
Waktu : 30 menit
Penyaji : Kelompok 10 B
A. Latar Belakang
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus
diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai
dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-19.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, diharapkan masyarakat
dapat memahami konsep Covid-19 dengan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat diharapkan dapat :
a. Mengetahui pengertian dan penyebab Covid-19
b.Mengetahui apa saja gejala Covid-19
c. Mengetahui cara diagnosis Covid-19
d.Mengetahui apa saja komplikasi
e. Mengetahui cara pencegahan penyebaran
f. Mengetahui upaya pemerintah terhadap Covid-19
g.Mengetahui bagaimana wanita hamil dan janinnya
h.Mengetahui Covid-19 dapat bertahan hidup di benda mati
i. Mengetahui kapan harus kedokter
j. Mengetahui istilah dalam Covid-19
k. Mengetahui cara pengurusan jenazah Covid-19.

C. Materi Penyuluhan
a. pengertian dan penyebab Covid-19
b. Gejala Covid-19
c. Diagnosis Covid-19
d. Komplikasi
e. Cara pencegahan penyebaran
f. Upaya pemerintah terhadap Covid-19
g. Wanita hamil dan janinnya
h. Covid-19 dapat bertahan hidup di benda mati
i. Kapan harus kedokter
j. Istilah dalam Covid-19
k. Cara pengurusan jenazah Covid-19.

D. Media Penyuluhan
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet
3. Laptop

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

F. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Yosra Sigit Pramono, Ns., M.Kep
2. Moderator : Okta Viana Ulandari, S.Kep
3. Penyaji : 1. Puput Andayani, S.Kep
2. Revina Nurul Sari, S.Kep
3. Rafiqa Rahmaniar, S.Kep
4. Fasilitator : 1. Nurul Anisa, S.Kep
2. Vivy Ridayanti, S.Kep
3. Rahmah Fajerianti, S.Kep

Job Desription
1. Moderator:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan
f. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi
materi.
g. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
2. Penyaji
a. Menggali pengetahuan peserta mengenai Covid-19
b. Menjelaskan materi mengenai Covid-19
c. Menjawab pertanyaan peserta
3. Fasilitator
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
c. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
d. Memotivasi peserta agar berpartisipasi dalam penyuluhan
e. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya
f. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
g. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

E. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu PelaksanaanKegiatan Responpeserta


.
1. Pembukaa  Mengucapkan  Menj
n salam. awab salam
(Modetator  Memperkenalkan  Men
) diri dengarkan
3 menit  Menjelaskan  Men
tujuan dari penyuluhan dengarkan
 Kontrak waktu  Men
 Menjelaskan dengarkan
peraturan penyuluhan  Men
dengarkan

2. Pelaksana  Menjelaskan  Men


an pengetian Covid-19 dengarkan
(Presentat  Menjelaskan  Men
or) penyebab Covid-19 dengarkan
20 menit  Menjelaskan tanda  Men
gejala Covid-19 dengarkan
 Menjelaskan  Men
pencegahan Covid-19 dengarkan
 Memberikan  Men
kesempatan bertanya dengarkan
 Menjawab  Bert
pertanyaan anya
 Men
dengarkan

3. Evaluasi  Menanyakan  Menj


(Moderator kepada peserta tentang awab
) materi yang telah diberikan pertanyaan
5 menit  Men
erima leaflet
4. Penutup  Mengucapkan  Men
(Moderator terima kasih atas peran dengarkan
) serta peserta.
2 menit  Mengucapkan  Menj
salam penutup awab salam

G. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah:
1. Mengetahui pengertian dan penyebab Covid-19
2. Mengetahui apa saja gejala Covid-19
3. Mengetahui cara diagnosis Covid-19
4. Mengetahui apa saja komplikasi
5. Mengetahui cara pencegahan penyebaran
6. Mengetahui upaya pemerintah terhadap Covid-19
7. Mengetahui bagaimana wanita hamil dan janinnya
8. Mengetahui Covid-19 dapat bertahan hidup di benda mati
9. Mengetahui kapan harus kedokter
10.Mengetahui istilah dalam Covid-19
11.Mengetahui cara pengurusan jenazah Covid-19.

MATERI PENYULUHAN
COVID-19

A. Pengertian dan Penyebab Covid-19


Penyakit coronavirus 2019 (covid-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus (SARS-CoV-
2). Penyakit ini pertama kali muncul pada tahun 2019 di Wuhan ,
ibukota provinsi Hubei China. Dan sejak itu menyebar secara global.
Sehingga mengakibatkan pandemi virus yang masih bersaudara
dengan dengan penyebab SARS dan MERS ini persis mahkota. Virus
Corona atau Corona virus adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan beberapa penyakit diantaranya adalah flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah.

Adapun penyebab adanya covid-19 ini disebabakan oleh coronavirus


sindrom pernapasan akut corona virus (SARS-CoV-2). yang
sebelumnya disebut 2019 corona virus (2019 n Cov). Penyakit ini
menyebar melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang
batuk atau bersin. Virus ini juga ditemukan di fases dan penularan
melalui fases masih diteliti.

Paru-paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh penyakit ini


karena virus memasuki sel inangnya lewat enzim pengubah
angiotensin 2 (angiotensin converting enzyme 2 atau ACE2), yang
paling banyak ditemukan di dalam sel alveolar tipe II paru. Virus ini
menggunakan glikoprotein permukaan khusus yang disebut
"lonjakan" (Poplamer) untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel
inang. Kepadatan ACE2 di setiap jaringan berkorelasi dengan
tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa
menyarankan bahwa penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat
protektif, meskipun pandangan lain adalah bahwa peningkatan
ACE2 menggunakan angiotensin II receptor blocker obat-obatan bisa
menjadi pelindung dan hipotesis ini perlu diuji. Seiring
perkembangan penyakit alveolar, kegagalan pernapasan mungkin
terjadi dan kematian mungkin terjadi. Virus ini juga mempengaruhi
organ-organ pencernaan karena ACE2 diekspresikan secara
melimpah dalam sel-sel kelenjar epitel lambung , duodenum dan
rektum serta sel - sel endotel dan enterosit dari usus kecil . Virus ini
ditemukan dalam feses dari 1 hingga 12 hari dan 17% pasien terus
menunjukkan virus dalam feses setelah tidak lagi
mempresentasikannya dalam sampel pernapasan, yang
menunjukkan bahwa infeksi saluran cerna virus dan potensi
penularan fecal-oral dapat bertahan lama.

B. Gejala
Gejala dari Covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk, dan
sesak napas. Diperkirakan bahwa gejala dapat muncul ada kasus
terisolasi yang menunjukkan ini mungkin lebih lama . Tetapi banyak
juga dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala atau
mengalami gejala seperti flu. Demam diidentifikasi pada 43,8
persen pasien pada saat deteksi awal, namun kemudian
berkembang menjadi 88,7 persen setelah mereka dirawat di rumah
sakit. Gejala darurat meliputi sesak nafas, nyeri atau tekanan dada
yang terus menerus, kebingungan, gejal pernafasan yang lebih
ajrang seperti bersin, filek, atau sakit tenggoraokan dapat terlihat.
gejala seperti mual, diare dan muntah telah diamati dalam berbagai
present kehilangan indra penciuman dan distorsi indra perasa
dilaporkan merupakan gejala umum di antara mereka yang
asimtomatik. Dalam beberapa kasus penyakit ini dapat berkembang
menjadi di pnodinomiu. Kegagalan multiorgan dan kematian seperti
yang umumnya dengan infeksi, ada penundaan antara saat
seseorang terinfeksi virus dan waktu ketika mereka mengalami
gejala. ini disebut inkubasi. Masa inkubasi untuk covid-19 Biasanya
5 sampai 6 hari tetapi dapat berkisar dari 2 hingga 14 hari.

C. Diagnosis Virus Corona (COVID-19)


Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter
akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan apakah pasien
baru saja bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus
infeksi virus Corona sebelum gejala muncul. Dokter juga akan
menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang
yang menderita atau diduga menderita COVID-19.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan
beberapa pemeriksaan berikut:
 Rapid test sebagai penyaring
 Tes usap (swab) tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes
PCR)
 CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau
cairan di paru-paru

D. Komplikasi Virus Corona (COVID-19)


Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan
beberapa komplikasi berikut ini:
 Pneumonia (infeksi paru-paru)
 Infeksi sekunder pada organ lain
 Gagal ginjal
 Acute cardiac injury
 Acute respiratory distress syndrome
 Kematian

E. Pencegahan Penyebaran Covid-19


Pemerintah Indonesia saat ini sudah melakukan upaya untuk
memutus mata rantai penularan virus Corona. Hal ini terkait sifat
virus Corona yang menular antarmanusia. Penularan bisa terjadi
melalui percikan.Itulah mengapa diharapkan warga menjaga jarak
fisik dengan sesamanya untuk meminimalisasi risiko terkena
percikan (droplet), atau menyentuh benda yang sebelumnya
terkena droplet.
Virus ini dilansir dapat tetap hidup di permukaan benda mati selama
berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jadi, sangat penting cara
mengetahui bagaimana cara mencegah penyebaran virus Corona.
Adapun yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus
Coronadiantaranya:
1. Sering-Sering Mencuci Tangan
Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan.
Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air
mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus, termasuk
virus Corona.
Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat anda memiliki
risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.
2. Hindari Menyentuh Area Wajah
Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga
wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah
rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari.
Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan
sesudah bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan
orang lain.
3. Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan
Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu
mencegah penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari
kontak adalah cara terbaik.
4. Jangan Berbagi Barang Pribadi
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari.
Penting untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan,
handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi kesehatan
dan mencegah terinfeksi virus Corona.

5. Etika ketika Bersin dan Batuk


Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara.
Ketika Anda bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar
orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur.
Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika
bersin atau batuk. Cuci tangan Anda hingga bersih
menggunakan sabun.
6. Bersihkan Perabotan di Rumah
Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan
tempat Anda tinggal juga penting. Gunakan disinfektan untuk
membersih perabotan yang ada di rumah.
Bersihkan permukaan perabotan rumah yang rentan tersentuh,
seperti gagang pintu, meja, furnitur, laptop, handphone, apa
pun, secara teratur. Anda bisa membuat cairan disinfektan
buatan sendiri di rumah menggunakan cairan pemutih dan air.
7. Jaga Jarak Sosial
Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif
adalah jaga jarak sosial. Pemerintah telah melakukan kampanye
jaga jarak fisik atau physical distancing.
Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di
luar ruangan atau tempat umum, Anda sudah melakukan satu
langkah mencegah terinfeksi virus Corona. Jaga jarak dengan
orang lain sekitar satu meter.
Jaga jarak fisik tak hanya berlaku di tempat umum, di rumah pun
juga bisa kita terapkan.
8. Hindari Berkumpul dalam Jumlah Banyak
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian Republik
Indonesia telah membuat peraturan untuk tidak melakukan
aktivitas keramaian selama pandemi virus Corona. Tak hanya
tempat umum, seperti tempat makan, gedung olah raga, tetapi
tempat ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut.
Tindakan tersebut adalah upaya untuk mencegah penyebaran
virus Corona. Virus Corona dapat ditularkan melalui makanan,
peralatan, hingga udara.
Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di
rumah agar pandemi virus Corona cepat berlalu.
9. Mencuci Bahan Makanan
Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting
dilakukan. Rendam bahan makanan, seperti buah-buah dan
sayur-sayuran menggunakan larutan hidrogen peroksida atau
cuka putih yang aman untuk makanan.
Simpan di kulkas atau lemari es agar bahan makanan tetap
segar ketika ingin dikonsumsi.
10. Menjaga daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya
berbagai macam penyakit. untuk menjaga dan meningkatkan
daya tahan tubuh, disarankan untuk mengkonsumsi makanan
sehat, seperti sayuran dan buah-buahan serta memakan
makanan yang berprotein, seperti, telur ,ikan,dan.daging tanpa
lemak. Rutin berolahraga, tidur, tidak merokok, dan tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol juga bisa meningkatkan
daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk
kategori ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien
dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan
agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari
orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan,
gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan
yang digunakan orang lain.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan
pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat,
sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau
menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang
yang sedang sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat
mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di
tempat umum atau sedang bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk
atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.

F. Upaya Pemerintah Terhadap Covid-19


1. Kementerian Kesehatan membuka kontak layanan yang dapat
diakses masyarakat untuk mencari informasi perihal virus
corona.
2. Pada 2 Februari 2020, Pemerintah Indonesia mengumumkan:
a. Penundaan seluruh penerbangan
b. Pelarangan seluruh orang masuk dan transit ke Indonesia
apabila selama 14 hari terakhir berada di RRT.
c. Pencabutan sementara bebas visa dan visa on arrival untuk
warga negara RRT.
d. Penghentian sementara impor live animal dari RRT.
3. Sebagai bentuk perlindungan, Pemri telah memulangkan WNI
dari Provinsi Hubei, RRT, pada 2 Februari 2020.
Selain yang diatas pemerintah bertanggung jawab
melaksanakan upaya penanggulangan wabah. Adapun langkah
yang perlu dilakukan yaitu penyelidikan epidemiologis;
pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita,
termasuk tindakan karantina; pencegahan dan pengebalan;
pemusnahan penyebab penyakit; penanganan jenazah akibat
wabah; penyuluhan kepada masyarakat; dan upaya
penanggulangan lainnya. Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular menjelaskan tindakan penyelidikan epidemiologis
dilakukan melalui 4 tahapan kegiatan.

Pertama, pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk.


Kedua, pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan
diagnosis. Ketiga, pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan
terhadap makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu
wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah.
Keempat, pemerintah menegaskan untuk melakuakn
penelusuran aktif terhadap wabah. Atas dasar itu LBH Jakarta
mendesak 6 hal. Pertama pemerintah dituntut serius dalam
penanganan virus corona di Indonesia dengan menghentikan
segala  kesimpangsiuran informasi dan memastikan transparansi
akuntabilitas kebijakan yang dikeluarkan baik oleh pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Kedua, Pemerintah perlu
melibatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
langkah penanggulangan penyebarluasan virus corona di
Indonesia melalui penyuluhan-penyuluhan dan edukasi publik.
Ketiga, koordinasi Pemerintah pusat dan daerah untuk
membentuk tim khusus guna mengobati, menyelamatkan dan
mencegah berulangnya infeksi Corona pada korban. Upaya ini
bisa dilakukan antara lain dengan membentuk pusat krisis
Penanganan Corona Virus. Keempat, melakukan ivestigasi dan
layanan jemput bola kepada korban atau kontak orang-orang
yang terpapar virus Corona ataupun yang memiliki gejala infeksi
virus Corona demi mencegah dan menanggulangi penyebaran
virus Corona lebih luas. Kelima, penting bagi Pemerintah
mengendalikan harga alat-alat, obat dan kebutuhan medis
lainnya yang dibutuhkan masyarakat agar tidak terpapar virus
Corona dan memberikan insentif kepada produsen. Keenam,
melindungi segenap bangsa dengan memberikan perhatian
khusus kepada warga negara Indonesia yang berada di luar
negeri, yang sedang mengalami wabah virus Corona dan
memberikan perlindungan, akomodasi dan pengobatan khusus
jika terpapar virus Corona. Untuk sementara waktu, Indonesia
memperketat pendataan dari ketiga negara yaitu Iran, Italia dan
Kore Selatan melalui 4 cara.

Pertama, larangan masuk dan transit ke Indonesia, yang dalam


14 hari terakhir melakukan perjalanan di wilayah-wilayah
sebagai berikut: Untuk Iran: Teheran, Qom, Gilan Untuk Italia:
Lombardi, Veneto, Emilia Romagna, Marche, dan Piedmont Untuk
Korea Selatan: Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsangbuk-do.

Kedua, untuk seluruh pendatang dari Iran, Italia dan Korea


Selatan di luar wilayah tersebut, diperlukan surat keterangan
sehat yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan yang
berwenang di masing-masing negara. Surat ini wajib ditunjukkan
kepada pihak maskapai pada saat check-in. Tanpa surat
keterangan sehat dan otoritas kesehatan yang berwenang, maka
para pendatang tersebut akan ditolak untuk masuk/transit di
Indonesia. Ketiga, sebelum mendarat, pendatang dari tiga
negara tersebut, wajib mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan
yang disiapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam kartu itu memuat pertanyaan mengenal riwayat
perjalanan. Jika riwayat perjalanan yang bersangkutan pernah
melakukan perjalanan dalam 14 hari terakhir ke salah satu
wilayah yang disebutkan di atas, maka yang bersangkutan
ditolak masuk/transit di Indonesia. Keempat, bagi WNI yang
telah melakukan perjalanan dari tiga negara tersebut, terutama
dari wilayah-wilayah yang disebutkan di atas, akan dilakukan
pemeriksaan kesehatan tambahan di bandara ketibaan.

Selain upaya pemerintah tersebut, masyarakat juga bertanya


mengapa virus covid-19 ini begitu cepat penyebarannya.
Penyakit Covid-19 begitu mudah dan cepat menyebar sejak
kasusnya ditemukan pada akhir Desember 2019. Tidak hanya
menyerang warga di China sebagai lokasi awal merebaknya,
virus corona tipe baru itu juga menginfeksi masyarakat di 127
negara, termasuk Indonesia.

Mengapa virus ini menular begitu cepat, mudah, dan luas


penyebarannya?  Dr Darmawan Budi Setyanto SpA(K)
menjelaskan, penyakit corona adalah penyakit infeksi yang
menyerang sistem pernapasan dan bisa ditularkan dari satu
orang ke orang lain."Penyakit infeksi di saluran napas ini
memang berpotensi menular lebih cepat karena kita semua
bernapas dan kumannya akan disemburkan lewat percikan
(droplet) saat kita bernapas, apalagi batuk atau bersin," ujar
dokter dari perwakilan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi
Anak IDAI, di Jakarta, awal pekan ini. Percikan tersebut, menurut
Darmawan, bisa mengontaminasi permukaan benda-benda
sekitar mereka. Andaikan orang lain memegang benda yang
tercemar droplet penderita Covid-19 kemudian mengusap
wajahnya, kuman dapat masuk melalui mukosa, yakni jaringan
permukaan dalam tubuh di mata, hidung, dan mulut. Karena
mukosa mudah ditembus dan kemudian virus akan masuk
saluran napas.

Percikan dari penderita Covid-19 bisa terlontar sekitar satu


sampai dua meter. Kalau orang yang berdekatan terpercik
langsung atau orang yang memegang bekas droplet-nya, orang
itu akan tertular juga oleh pasien Covid-19.Penyakit-penyakit
yang menyerang saluran napas penularannya jadi lebih
mudah.Darmawan menjelaskan, sistem pernapasan dimulai dari
hidung, kemudian turun ke bawah ke trakea, bercabang
bronkus, kemudian bercabang-bercabang lagi di dalam jaringan
paru-paru. Bagian pertama dari sistem pernapasan merupakan
salurannya dan bagian kedua ialah paru."Penyakit corona ini
bisa menyerang seluruh sistem pernapasan, baik saluran
maupun parunya," ungkap Darmawan. Ketika virus mengusik
saluran pernapasan saja, menurut Darmawan, orang akan
merasakan gejala ringan, mulai dari batuk, pilek, dan bisa
disertai napas grok-grok. Kalau organ yang diserang adalah
saluran pernapasan dan paru, penderitanya akan mengalami
pneumonia atau radang paru.

Untuk mengurangi penyebaran virus corona secara umum,


sebaiknya setiap orang harus berhati-hati saat membersihkan
permukaan perabotan rumah atau kantor. World Health
Organization (WHO) juga menyarankan untuk menggunakan
pembersih yang dibuat dari natrium hipoklorit, hidrogen
peroksida, atau etanol. Mengingat betapa mengancamnya virus
corona, langkah pencegahan yang dilakukan yaitu harus sering
mencuci tangan dan memastikan untuk mendesinfeksi area
publik. Misalnya di kantor-kantor atau rumah sakit, fasilitas
umum seperti pegangan pintu, tombol lift, pegangan tangga,
ataupun meja, (yang seringnya terbuat dari logam, plastik, atau
kayu), area tersebut harus sering dibersihkan dengan
desinfektan. Sebagai contoh, desinfektan dengan 62-71 persen
etanol, 0,5 persen hidrogen peroksida atau 0,1 persen natrium
hipoklorit (pemutih) dapat “secara efisien” menonaktifkan virus
corona dalam satu menit. Larutan alkohol yang mengandung
setidaknya 70 persen alkohol dan sebagian besar desinfektan
rumah tangga juga seharusnya efektif dalam mendesinfeksi
permukaan dari virus corona. Menurut CDC, desinfektan dapat
kamu buat dengan mencampurkan 5 sendok makan pemutih per
galon air atau 4 sendok teh pemutih per liter air. Namun, jangan
pernah mencampur pemutih rumah tangga dengan amonia atau
pembersih lainnya. Karena mencampur pembersih umum
bersama-sama dapat menghasilkan asap beracun.

G. Wanita hamil dan janinnya


Kekwatiran ibu hamil penderita covid-19 terkait menularnya Virus
tersebut ke janinnya, ternyata sejauh ini tidak terbukti. Berdasarkan
penelitian retropektif yang mengevaluasi gejala gejala pneumonia
Covid -19 pada kehamilahan dan potensi penularannya dari ibu
kejanin, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa saat ini tidak
ada bukti untuk infeksi intrauterin yang disebabkan oleh transmisi
vertikal dari ibu hamil dengan gejala pneumoni Covid-19 pada
trimester ke tiga kehamilan

H. Virus corona dapat bertahan hidup di benda mati


 Aluminium
Virus corona dapat bertahan di alumunium selama 2 hingga 8
jam sejak pertama kali bersentuhan dengan orang yang
membawa virus tersebu.
 Sarung Tangan Operasi
Sarung tangan yang banyak digunakan oleh tenaga ahli
kesehatan ini dapat disinggahi oleh virus corona selama
tenggang waktu 8 jam.
 Besi
Besi menjadi salah satu materi yang paling sering disekitar kita,
seperti gagang pintu, pagar, dan sebagainya. Virus corona dapat
bersemayam selama 4-8 jam.

 Kayu
Kayu berbeda dengan besi, aluminium, dan sarung tangan, kayu
dapat menjadi tempat virus corona dengan rentang waktu yang
lebih lama yaitu berkisar empat hari sejak tersentuh.
 Kaca
Kaca sama seperti kayu, kaca juga menjadi materi atau wadah
tempat virus corona menempel selama empat hari.
 Kertas
Virus ini dapat bertahan hidup di kertas selama kurun waktu 4-5
hari sejak disentuh oleh orang yang membawa virus tersebut.
 Plastik
Bukan hanya sulit diurai, ternyata plastik juga dapat menjadi
tempat singgah virus corona. Hal ini dapat dihitung saat pertama
kali disentuh, virus corona dapat bertahan selama 5 hari. Usia
virus corona yang menempel di benda mati juga tergantung
pada suhu. Suhu rendah dan kelembaban udara tinggi akan
semakin meningkatkan atau memperlama umur mereka.

I. Kapan harus ke dokter


Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi
virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas,
terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang
memiliki kasus COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19.
Setelah itu, hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk
mendapatkan pengarahan lebih lanjut. Bila Anda mungkin terpapar
virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak
perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah
selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.

J. Istilah-Istilah yang Berkaitan dengan COVID-19


1. Social distancing
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
arti istilah ‘social distancing’ atau ‘pembatasan sosial’ adalah
menghindari tempat umum, menjauhi keramaian, dan
menjaga jarak optimal 2 meter dari orang lain. Dengan
adanya jarak, penyebaran penyakit ini diharapkan dapat
berkurang.
2. Isolasi dan karantina
Kedua istilah terkait virus Corona ini merujuk pada tindakan
untuk mencegah penularan virus Corona dari orang yang
sudah terpapar virus ini ke orang lain yang belum.
Perbedaannya, isolasi memisahkan orang yang sudah sakit
dengan orang yang tidak sakit untuk mencegah penyebaran
virus Corona, sedangkan karantina memisahkan dan
membatasi kegiatan orang yang sudah terpapar virus Corona
namun belum menunjukkan gejala.
Berbagai pakar menganjurkan untuk melakukan karantina di
rumah atau isolasi mandiri selama setidaknya 14 hari. Selama
karantina, Anda dianjurkan untuk tinggal di rumah sambil
menjalani pola hidup bersih dan sehat, tidak bertemu orang
lain, dan menjaga jarak setidaknya 2 meter dari orang-orang
yang tinggal serumah.
3. Lockdown
Istilah ‘lockdown’ berarti karantina wilayah, yaitu pembatasan
pergerakan penduduk dalam suatu wilayah, termasuk
menutup akses masuk dan keluar wilayah. Penutupan jalur
keluar masuk serta pembatasan pergerakan penduduk ini
dilakukan untuk mengurangi kontaminasi dan penyebaran
penyakit COVID-19.
4. Flattening the curve
‘Flattening the curve’ atau ‘pelandaian kurva’ merupakan
istilah di bidang epidemiologi untuk upaya memperlambat
penyebaran penyakit menular yang dalam hal ini adalah
COVID-19, sehingga fasilitas kesehatan memiliki sumber daya
yang memadai bagi para penderita. Pelandaian kurva ini
dapat dilakukan dengan social distancing, karantina, dan
isolasi.
Kurva menggambarkan prediksi jumlah orang yang terinfeksi
virus Corona dalam rentang waktu tertentu. Jumlah penderita
yang meningkat drastis dalam periode yang sangat singkat,
misalnya hanya dalam waktu beberapa hari, digambarkan
sebagai kurva tinggi yang sempit.
Jumlah penderita yang membeludak membuat penanganan
tidak bisa dilakukan secara optimal. Hal ini karena jumlah
penderita melampaui kemampuan dan kapasitas fasilitas
kesehatan, misalnya jumlah tempat tidur dan alat yang
tersedia di rumah sakit tidak cukup untuk menangani semua
pasien. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat kematian
menjadi sangat tinggi, tidak hanya pada pasien COVID-19,
namun juga pada pasien penyakit lain yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit. Meskipun jumlah penderitanya
sama, namun jika laju pertambahannya lebih lambat
(digambarkan oleh kurva yang lebih panjang dan landai),
fasilitas kesehatan memiliki kesempatan untuk menangani
penderita dengan sarana dan prasarana yang memadai.
5. ODP (Orang Dalam Pemantauan)
Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat
Persahabatan-salah satu RS rujukan kasus virus corona, Rita
Rogayah, ODP adalah orang dalam pemantauan, biasanya
memiliki gejala ringan seperti batuk, sakit tenggorokan,
demam, tetapi tidak ada kontak erat dengan penderita positif.
Orang dengan status ODP biasanya tidak perlu rawat inap di
rumah sakit tetapi akan diminta untuk melakukan isolasi
secara mandiri di rumah setidaknya selama 14 hari hingga
kondisi membaik.

6. PDP (Pasien Dalam Pengawasan)


Rita Rogayah juga menjelaskan, berbeda dengan ODP, orang
yang dinyatakan PDP akan menjalani proses observasi melalui
proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan
kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(Balitbangkes) Kemenkes RI.

PDP dikriteriakan sesuai gejalanya, seperti demam, batuk,


sesak nafas, sakit tenggorokan. Atau dari hasil observasi ada
saluran nafas bawah yang terganggu serta terjadi kontak erat
dengan penderita positif atau dari daerah yang terjangkit.
7. Orang tanpa gejala (OTG)
OTG merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang
positif terinfeksi virus Corona tetapi tidak mengalami gejala
atau gejalanya sangat ringan. OTG tetap harus melakukan
isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, dipantau melalui
telepon oleh petugas pemantau, dan melakukan kontrol
setelah 14 hari isolasi mandiri. Selama isolasi mandiri, OTG
wajib melakukan pengukuran suhu 2 kali sehari,
menggunakan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir atau hand sanitizer, melakukan physical
distancing, menerapkan etika batuk, dan tinggal di kamar
atau ruangan yang terpisah dari penghuni rumah lainnya. Jika
OTG mengalami gejala demam lebih dari 380 C, maka OTG
wajib menginformasikan hal ini kepada petugas pemantau.
8. Suspect
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjelaskan "suspect"
ialah orang atau pasien dengan pengawasan yang
menunjukkan gelaja infeksi Corona, pernah melakukan
perjalanan ke daerah yang menjadi lokasi pesebaran Corona,
melakukan kontak atau bertemu dengan orang yang positif
COVID-19.
9. Positif
Pasien yang dinyatakan positif terinfeksi Corona virus harus
menjalani perawatan di rumah sakit atau di lokasi yang
ditentukan oleh pemerintah seperti Wisma Atlet hingga
dinyatakan pulih dan bebas dari virus tersebut.
Pasien akan dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan
serangkaian pemeriksaan seperti cek darah, rontgen paru-
paru hingga swab.
10. Work From Home (WFH)
Kebijakan work from home atau bekerja dari rumah dipilih
oleh beberapa perusahaan hingga lembaga pemerintahan.
Bekerja dari rumah dalam kondisi saat ini diyakini dapat
meminimalisir penularan virus Corona.
11. Imported Case
Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Kesehatan
(Kemenkes), imported case berarti kasus virus corona COVID-
19 yang menimpa seseorang yang baru kembali dari luar
negeri, tanpa terkait dengan kluster manapun.
12. Local Transmission
Local transmission adalah penularan Corona virus yang terjadi
secara lokal atau di lokasi tempat pasein positif COVID-19
berada saat ini.
Contohnya adalah seseorang yang terinfeksi atau tertular
Corona virus saat ia berada di Indonesia, tetapi ia juga tidak
pernah memiliki riwayat perjalanan keluar negeri.
13. Wabah
Wabah adalah peningkatan secara mendadak suatu penyakit
di tempat tertentu.

14. Epidemi
Epidemi adalah suatu wabah besar atau peningkatan secara
mendadak, cepat dan dalam jumlah yang banyak suatu
penyakit tertentu di tempat atau wilayah tertentu.
15. Pandemi
Pandemi berarti epidemi atau penyebaran penyakit tertentu
yang tejadi secara global dibanyak negara di dunia.
16. Rapid test
Para ilmuwan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford
dan Oxford Suzhou Centre for Advanced Research (OSCAR)
telah mengembangkan teknologi pengujian cepat (rapid test)
untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19). Tes baru ini
jauh lebih cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit.
Tes viral load sebelumnya membutuhkan 1,5 hingga 2 jam
untuk memberikan hasil. Tim peneliti telah mengembangkan
tes baru, berdasarkan pada teknik yang mampu memberikan
hasil hanya dalam setengah jam - tiga kali lebih cepat
daripada metode saat ini. "Keindahan tes baru ini terletak
pada desain deteksi virus yang secara khusus dapat
mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 (COVID-19). Tes
ini memiliki pemeriksaan bawaan untuk mencegah positif atau
negatif palsu dan hasilnya sangat akurat," ujar Prof Wei
Huang, seperti dikutip situs web Oxford.
17. Antiseptik
Antiseptik, dilansir dari Healthline, merupakan zat yang dapat
menghentikan atau memperlambat pertumbuhan
mikroorganisme.

Penggunaan antiseptik aman pada jaringan hidup seperti


pada permukaan kulit atau membran mukosa. Tidak jarang,
antiseptik juga digunakan untuk membunuh mikroorganisme
di dalam tubuh.
18. Cairan disinfektan
Dilansir dari Pharma Guideline, cairan disinfektan merupakan
zat kimia yang digunakan untuk membersihkan dan
membunuh kuman pada benda tak hidup. Pada umumnya,
disinfektan digunakan untuk mensterilkan benda-benda dari
pertumbuhan kuman dan bakteri.
19. Herd immunity
Secara harfiah, istilah ‘herd immunity’ berarti kekebalan
kelompok. Herd immunity terhadap suatu penyakit bisa
dicapai dengan pemberian vaksin secara meluas atau bila
sudah terbentuk kekebalan alami pada sebagian besar orang
dalam suatu kelompok setelah mereka terpapar dan sembuh
dari penyakit tersebut. Di tengah pandemi COVID-19,
sebagian ahli percaya bahwa penularan virus Corona akan
menurun atau bahkan berhenti sama sekali bila sudah ada
banyak orang yang sembuh dan menjadi kebal terhadap
infeksi ini. Meski begitu, hingga saat ini belum ada vaksin
untuk COVID-19 dan untuk menunggu hingga tercapai herd
immunity secara alami pun sangat berisiko karena penyakit
ini dapat berakibat fatal.
20. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang dikeluarkan
untuk penanganan COVID-19, beberapa daerah di Indonesia
memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selama PSBB, pemerintah daerah akan melakukan beberapa
hal berikut ini:
- Peliburan sekolah dan tempat kerja
- Pembatasan kegiatan keagamaan
- Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum
- Pembatasan kegiatan sosial budaya
- Pembatasan moda transportasi
- Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek
pertahanan dan keamanan
Aturan peliburan tempat kerja memberikan pengecualian
untuk tempat kerja yang memberikan pelayanan pertahanan
keamanan, ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar
minyak dan gas, pelayanan kesehatan, perekonomian,
komunikasi, industri, ekspor impor, distribusi logistik, dan
kebutuhan dasar lainnya. Nah, itu dia berbagai istilah terkait
infeksi virus Corona atau COVID-19. Untuk meminimalkan
risiko Anda terjangkit penyakit ini, patuhilah anjuran dokter
dan pemerintah. Selain mencuci tangan, memakai masker,
serta menjalani pola hidup bersih dan sehat, hindari tempat-
tempat yang ramai atau berkumpul dengan banyak orang.
Pandemi COVID-19 memang mengkhawatirkan, tetapi setiap
orang dapat membantu meringkankan kondisi ini dengan
melakukan perannya masing-masing.

K. Cara pengurusan jenazah


Tata cara memandikan jenazah pasien corona diatur dalam Fatwa
MUI Nomor 14 dan Nomor 18 Tahun 2020, sedangkan protokol
tambahannya diatur oleh Kementerian Agama. Perlu atau tidaknya
memandikan atau menayamumkan jenazah terkena COVID-19
didasarkan pendapat ahli. Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan,
pengurusan jenazah pasien positif corona akan dilakukan tim medis
rumah sakit rujukan yang ditunjuk pemerintah. Pengurusan ini tetap
didasarkan pada ketentuan syariah. "Untuk jenazah
muslim/muslimah, pengurusan jenazah tetap memperhatikan
ketentuan syariah yang mungkin dilakukan, dan menyesuaikan
dengan tata-cara sesuai petunjuk rumah sakit rujukan," terang
Fahcrul Razi dikutip situs web Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Kementerian Agama.

Dalam Islam, terdapat empat tindakan yang dilakukan terhadap


jenazah seorang muslim, yaitu memandikan jenazah, mengafani,
menyalatkan, dan menguburkan. Terkait hal ini, dalam Fatwa MUI
Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam
Situasi Terjadi Wabah COVID-19, proses memandikan dan
mengafani jenazah diberi perhatian khusus.

Dalam fatwa itu disebutkan, "pengurusan jenazah (tajhiz janazah)


terpapar COVID-19, terutama dalam memandikan dan mengafani
harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak
yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat."
Dalam protokol pengurusan jenazah pasien COVID-19 yang
ditetapkan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, petugas
kesehatan rumah sakit yang ditetapkan pemerintah, dalam hal ini
Kementerian Kesehatan, mesti memenuhi syarat-syarat khusus.

1. Protokol Sebelum Menyucikan Jenazah Pasien Corona


Sebelum memandikan atau menyucikan jenazah, petugas terlebih
dahulu memastikan keamanan dan kebersihan dirinya terlebih
dahulu, dengan langkah-langkah:
a. Mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, dan masker.
Semua komponen pakaian pelindung harus disimpan di
tempat yang terpisah dari pakaian biasa.
b. Tidak makan, minum, merokok, atau menyentuh wajah saat
berada di ruang penyimpanan jenazah, autopsi, dan area
untuk melihat jenazah.
c. Menghindari kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh
jenazah.
d. Selalu mencuci tangan dengan sabun atau sanitizer berbahan
alkohol. Jika memiliki luka, maka luka tersebut mesti ditutup
dengan plester atau perban tahan air.
e. Sebisa mungkin, petugas mengurangi risiko terluka akibat
benda tajam. Namun, jika terjadi luka, terdapat dua
penanganan. Jika cukup dalam, luka segera dibersihkan
dengan air mengalir. Jika luka tusuk kecil, darah dapat
dibarkan keluar dengan sendirinya.

2. Cara Memandikan Jenazah Terpapar COVID-19


Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020, memandikan
jenazah dilakukan dengan pertimbangan pendapat ahli terpercaya.
Pedoman dasarnya adalah memandikan jenazah tanpa membuka
pakaian mayit. Namun, bila jenazah tidak mungkin dimandikan,
langkah yang dipilih adalah menayamumkan. Jika hal tersebut juga
tidak mungkin dilakukan, maka jenazah tidak dimandikan atau
ditayamumkan.
Cara memandikan jenazah terkena virus corona adalah sebagai
berikut.
a. Memandikan jenazah tanpa membuka pakaiannya.
b. Petugas yang memandikan wajib berjenis kelamin yang sama
dengan jenazah.
c. Jika tidak ada petugas berjenis kelamin sama, maka petugas
yang ada tetap memandikan dengan syarat jenazah tetap
memakai pakaian. Jika tidak, maka jenazah ditayamumkan.
d. Jika ada najis pada tubuh jenazah, petugas membersihkannya
sebelum memandikan.
e. Petugas memandikan jenazah dengan cara mengucurkan air
secara merata ke seluruh tubuh;
f. Jika atas pertimbangan ahli terpercaya bahwa jenazah tidak
mungkin dimandikan, maka menyucikan jenazah dapat berupa
tayamum sesuai ketentuan syariah, caranya adalah mengusap
wajah dan kedua tangan jenazah dengan debu.
g. Jika berdasarkan pendapat ahli, memandikan atau
menayamumkan jenazah tidak dapat dilakukankarena
membahayakan petugas, maka jenazah tidak perlu dimandikan
atau ditayamumkan berdasarkan ketentuan dlarurat syar’iyyah.
3. Cara Mengafani Jenazah yang Terpapar COVID-19
Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020, tata cara mengafani
jenazah yang terkena virus corona adalah sebagai berikut:
a. Setelah jenazah dimandikan atau ditayamumkan, atau karena
dlarurah syar’iyah tidak dimandikan atau ditayamumkan, maka
jenazah tersebut dikafani dengan menggunakan kain yang
menutup seluruh tubuh.
b. Jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah yang aman dan
tidak tembus air demi menjaga keselamatan petugas dan
mencegah penyebaran virus.
c. Setelah pengafanan selesai, jenazah dimasukkan ke dalam peti
jenazah yang tidak tembus air dan udara dengan cara
dimiringkan ke kanan. Dengan demikian, saat dikuburkan
jenazah menghadap ke arah kiblat.
d. Jika setelah proses pengafanan masih ditemukan najis pada
jenazah, petugas dapat mengabaikan najis tersebut.
Dalam protokol mengurus jenazah pasien COVID-19 Dirjen Bimas
Islam Kementerian Agama, terdapat keterangan tambahan terkait
proses mengafani jenazah.
a. Jenazah pasien COVID-19 dapat ditutup dengan bahan kayu atau
bahan lain yang tidak mudah tercemar.
b. Jenazah yang sudah dibungkus tidak diperkenankan dibuka lagi
kecuali dalam keadaan mendesak seperti autops, dan hanya
dapat dilakukan petugas.
c. Jenazah disemayamkan tidak lebih dari 4 jam.
d. Petugas medis mesti sering mencuci tangan, serta mandi
dengan sabun khusus setelah menangani jenazah.
4. Cara Menyalatkan Jenazah yang Terpapar COVID-19
Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020, cara melakukan
salat jenazah yang terkena virus corona adalah sebagai berikut:
a. Disunnahkan menyegerakan shalat setelah jenazah dikafani.
b. Salat jenazah dilakukan di tempat yang aman dari penularan
COVID-19.
c. Salat jenazah dilakukan oleh minimal satu orang. Jika tidak
memungkinkan, jenazah boleh disalatkan di kuburan sebelum
atau sesudah dimakamkan. Jika tidak mungkin, maka jenazah
boleh disalatkan dari jauh (shalat ghaib).
d. Pihak melakukan salat jenazah wajib menjaga diri dari penularan
COVID-19.
Dalam protokol Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, terdapat
keterangan bahwa pelaksanaan salat jenazah, dianjurkan untuk
dilakukan di rumah sakit Rujukan. Jika tidak, salat jenazah bisa
dilakukan di masjid dengan catatan masjid tersebut sudah menjalani
proses pemeriksaan sanitasi secara menyeluruh. Setelah selesai
salat, perlu dilakukan disinfeksi.
5. Cara Menguburkan jenazah yang Terpapar COVID-19
Berdasarkan Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020, langkah-langkah
menguburkan jenazah yang terkena virus corona adalah sebagai
berikut.
a. Proses penguburan jenazah dilakukan sesuai dengan ketentuan
syariah dan protokol medis.
b. Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan jenazah bersama
peti ke dalam liang kubur tanpa harus membuka peti, plastik,
dan kafan.
c. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur
diperbolehkan karena darurat (al-dlarurah al-syar’iyyah). Hal ini
sudah diatur dalam Fatwa MUI Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Pengurusan Jenazah dalam Keadaan Darurat.
Dalam protokol Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, jika jenazah
dikubur, lokasi penguburan mesti berjarak setidaknya 50 meter dari
sumber air tanah yang digunakan untuk minum. Lokasi penguburan
juga harus berjarak setidaknya 500 meter dari pemukiman terdekat.

Penyakit coronavirus 2019


(covid-19) adalah penyakit
COVID-19 menular yang disebabkan
oleh sindrom pernapasan
akut coronavirus (SARS-
CoV-2). Penyakit ini pertama
kali muncul pada tahun 2019
di Wuhan , ibukota provinsi Bagaimankah Cara
Hubei China. Penyebaran Covid-19?

Apa penyebab dari Covid-


19?
oleh:

Kelompok 10 B Adapun penyebab adanya


covid-19 ini disebabakan
oleh coronavirus sindrom
pernapasan akut corona virus
(SARS-CoV-2). yang
UNIVERSITAS
sebelumnya disebut 2019
MUHAMMADIYAH
corona virus (2019 n Cov).
BANJARMASIN
FAKULTAS KEPERAWATAN Penyakit ini menyebar
DAN ILMU KESEHATAN melalui tetesan pernapasan
PROGRAM STUDI PROFESI yang dihasilkan ketika orang
NERS
batuk atau bersin. Virus ini
TAHUN AJARAN 2020/2021
juga ditemukan di fases dan
penularan melalui fases
masih diteliti.
Apa itu Covid-19 atau
Coronavirus?
Secara umum ada 3 gejala
umum yang bisa menandakan
seseorang terinfeksi virus
corona, yaitu:
- Demam (suhu tubuh di
atas 38 derajat celcius)
- Batuk
- Sesak napas
Apa saja Komplikasi Covid-
19?
- Pneumonia 2. Hindari Menyentuh

- Gagal napas akut Area Wajah


- Kerusakan hati Virus Corona dapat
menyerang tubuh melalui area
- Kerusakan Jantung
segitiga wajah, seperti mata,
- Rhabdomyolisis
mulut, dan hidung. Area
- Syok septik
segitiga wajah rentan
Bagaimana Cara Pencegahan
tersentuh oleh tangan, sadar
Covid-19? atau tanpa disadari
3. Etika ketika Bersin dan
1. Mencuci Tangan
Batuk
Mencuci tangan hingga
bersih menggunakan sabun
dan air mengalir efektif
membunuh kuman, bakteri,
Bagaimana Tanda dan Gejala dan virus, termasuk virus
Covid-19? Corona.

Adapun tanda dan gejalanya


penderita akan mengalami
gejala flu, seperti deman, pilek,
batuk, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala atau gejala penyakit
infeksi pernafasan berat, seperti
4. Hindari Berjabat
demam tinggi, batuk berdahak
Tangan dan Berpelukan
bahkan berdarah, sesak napas,
dan nyeri dada.
5. Jaga jarak dan hindari
berkumpul dengan
orang banyak

6. Gunakanlah Masker

Untuk masyarakat umum


sebaiknya gunakan masker kain.
Cara membersihkan masker kain
yaitu, rendah masker kain di air
hangat, cuci dengan deterjen dan
jemur dibawah sinar matahari.

Gantilah masker setiap harinya.

Anda mungkin juga menyukai