Selain itu, diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, identifikasi faktor resiko,
pemeriksaan fisik, bukti laboratorium yang menunjukkan disfungsi kekebalan,
identifikasi antibodi HIV, dan tanda serta gejala.
Kriteria Diagnosis
Gejala mayor :
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
- Diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
- Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan.
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
- Demensia/ensefalopati HIV
Gejala minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan.
- Dermatitis generalisata yang gatal.
- Herpes Zoster multisegemental dan atau berulang.
- Kandidiasis orofaringeal.
- Herpes simpleks kronis progresif.
- Limfadenopati generalisata.
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.
4. Komplikasi
Oral Lesi
Karena Kandidia, Herpes Simplek, Sarcoma Kaposi, HPV oral, Gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral.
Neurologik
- Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi sosial.
- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
- Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV).
Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare.
Respirasi
- Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk,
nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
Dermatologik
- Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan
efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.
Sensorik
- Pandangan: Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
- Pendengaran: otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
5. Penatalaksanaan
Apabila terinfeksi HIV yang dilakukan :
a. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan untuk menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi
oportunistik, nosokomial,atau sepsis.
b. Terapi AZT ( Azidotimidin )
Disetujui EDA (1987) untuk menggunakan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan
menghambat enzim pembalik transcriptase.
c. Terapi antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas sistem imun dengan
menghambat replikasi virus/memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya. Obat-obat ini adalah didanosine, ribavirin, diedoxycytidine,
recombinant DC4 dapat larut.
Pengobatan
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk
HIV/AIDS tetapi cukup memperpanjang hidup dari mereka yang mengidap
HIV. Pada tempat yang kurang baik pengaturannya permulaan dari
pengobatan ARV biasanya secara medis direkomendasikan ketika jumlah sel
CD4 dari orang yang mengidap HIV /AIDS adalah 200 atau lebih rendah.
Untuk lebih efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih ARV
dikonsumsi. Kombinasi dari ARV berikut dapat digunakan:
1. Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)
2. Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI) yang termasuk :
Nevirapine, delavirdine (rescripta), efavirenza (sustiva)
3. Protease Inhibitors (PI)
2. Pengkajian Dasar
Masalah
Sistem Data Obyektif Data Subyektif Keperawatan
Bladder - - -
Bowel - Penurunan berat - Pasien Perubahan nutrisi
badan >10% mengatakan kurang dari
dalam 1 bulan mengalami diare kebutuhan tubuh
- Bising usus lebih dari 1 bulan
>35x/menit - Pasien
- Menurunnya mengatakan
lemak/massa otot nyeri saat
- Makan <1/2 menelan
porsi/hari - Pasien
- Mual muntah mengatakan
- Lesi mulut (Oral nafsu makannya
Candidiasis) menurun
- Feces encer - Pasien
(dengan/tanpa mengatakan
mukus dan sering mual dan
darah) muntah
- Frekuensi BAB
>3x/hari
Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi 5.
Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medical Bedah Pendekatan Sistem Pernapasan.
Edisi 8. Jakarta : EGC.
Capernito, Linda Jual. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
ENA. 2000. Emergency Nursing Core Curiculum. 5 th ED. USA : Saunders Company.
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi11. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Volume 1. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Price, Sylvia, Wilson. 2006. Potofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Jakarta :Prima
Medika.
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Available at : http://askep-ebook.blogspot.com/2008/07/askep-hiv-aids.html. Diakses
tanggal 9 Mei 2011.
Available at : http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html. Diakses tanggal
9 Mei 2011.
Available at : http://wordpress.com/2008/12/18/aids/. Diakses tanggal 14 Mei 2011.