Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HIV/AIDS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi/Pengertian
Acquired : didapat
Immune : sistem kekebalan tubuh
Deficiency : kekurangan
Syndrome : kumpulan gejala-gejala penyakit
Jadi, AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh (wikipedia).
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome diartikan sebagai bentuk
paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi
Human Immunodefciency Virus (HIV) (Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare,
2002).
AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil
akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia, 2006).
AIDS adalah sindrom yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada
seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan
terjadinya defisiensi tersebut, seperti keganasan, obat-obatan supresi imun,
penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.
(http://askep-ebook.blogspot.com/2008/07/askep-hiv-aids.html).
AIDS atau Acquired Immune Deficiency Sindrome merupakan kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang
disebut HIV. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai Sindrom Cacat
Kekebalan Tubuh Dapatan.
(http://asuhankeperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html).
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
gejala penyakit atau sindrom akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh
virus yang disebut HIV. AIDS dapat juga menyerang sistem kekebalan tubuh yang
menyebabkan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) amat rentan dan mudah
terjangkit bermacam-macam penyakit.
(http://.wordpress.com.com/2008/12/18/aids/).
2. Tanda dan Gejala Klinis
Terdiri dari lima fase yaitu:
 Periode jendela
Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
 Fase infeksi HIV primer akut
Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
 Infeksi asimtomatik
Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
 Supresi imun simtomatik
Diatas 3 tahun
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Penurunan berat badan
- Demam yang hilang timbul
- Keringat yang hilang timbul
- Lesu mengantuk
- Nyeri sendi
- Sakit kepala
- Diare
- Sakit leher
- Bercak merah ditubuh
- Anemia
- Lesi mulut
- Keringat dimalam hari
 AIDS
Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologis antara lain:
- Toksoplasmosis
- Tuberkulosis
- Infeksi saluran cerna oleh cryptosporidium
- Infeksi oleh sitomegalovirus
- Sarkoma kaposi
- Kanker kelenjar getah bening
- Trush (infeksi jamur candida Albicans di mulut)
3. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
Kesadaran : Apatis
TD : Peningkatan TD (>110-120/60-80)
N : Peningkatan nadi (>60-80 x/menit)
RR : Peningkatan RR (>16-24 x/menit)
S : Peningkatan suhu (>37,20C)
BB : Penurunan berat badan >10% dalam 1 bulan (tampak kurus)
 Kepala dan wajah
Inspeksi : Wajah pasien tampak pucat, mata cowong, terdapat lesi pada
rongga mulut (Oral Candidiasis), kesehatan gigi dan gusi
buruk (karies dan gingivitis), konjungtiva anemis, pernafasan
cuping hidung, pupil isokor, terdapat lesi pada papila,
leukoplakia pada lidah.
 Leher
Inspeksi : Adanya benjolan, limfadenopati.
Palpasi : Nyeri tekan (+), reflek menelan (-), pembesaran kelenjar
getah bening.
 Dada
Inspeksi : Adanya retraksi dinding dada, bentuk dada asimetris, tulang
rusuk terlihat.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan, vokal fremitus tidak sama
Perkusi : Suara pekak
Auskultasi : Suara ronchi
 Abdomen
Inspeksi : Penonjolan pinggang
Auskultasi : Bising usus meningkat (>35 x/menit)
Perkusi : Suara timpani
Palpasi : Turgor kulit menurun
 Ekstremitas
Atas : Nyeri pada sendi, tremor, kekuatan otot menurun, terdapat
sarcoma kaposi
Bawah : Nyeri pada persendian kaki, kekuatan otot menurun, terdapat
sarcoma kaposi.
 Genetalia
Inspeksi : Herpes genetalia, luka perianal / abses.

Selain itu, diagnosis didasarkan pada riwayat klinis, identifikasi faktor resiko,
pemeriksaan fisik, bukti laboratorium yang menunjukkan disfungsi kekebalan,
identifikasi antibodi HIV, dan tanda serta gejala.
 Kriteria Diagnosis
Gejala mayor :
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
- Diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan.
- Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan.
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
- Demensia/ensefalopati HIV
Gejala minor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan.
- Dermatitis generalisata yang gatal.
- Herpes Zoster multisegemental dan atau berulang.
- Kandidiasis orofaringeal.
- Herpes simpleks kronis progresif.
- Limfadenopati generalisata.
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita.

4. Komplikasi
 Oral Lesi
Karena Kandidia, Herpes Simplek, Sarcoma Kaposi, HPV oral, Gingivitis,
peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral.
 Neurologik
- Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia,
dan isolasi sosial.
- Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek :
sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
- Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
- Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV).

 Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,
limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,
anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
- Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat
illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen,
ikterik,demam atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi
perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan
sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare.
 Respirasi
- Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk,
nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
 Dermatologik
- Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis
karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan
efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi skunder dan sepsis.
 Sensorik
- Pandangan: Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
- Pendengaran: otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.

5. Penatalaksanaan
 Apabila terinfeksi HIV yang dilakukan :
a. Pengendalian infeksi oportunistik
Bertujuan untuk menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi
oportunistik, nosokomial,atau sepsis.
b. Terapi AZT ( Azidotimidin )
Disetujui EDA (1987) untuk menggunakan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral HIV dengan
menghambat enzim pembalik transcriptase.
c. Terapi antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas sistem imun dengan
menghambat replikasi virus/memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya. Obat-obat ini adalah didanosine, ribavirin, diedoxycytidine,
recombinant DC4 dapat larut.

d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus.


Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti
interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan
keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang
pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
e. Menghindarkan infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T
dan dapat mempercepat replikasi HIV.

 Pengobatan
Obat-obatan Antiretroviral (ARV) bukanlah suatu pengobatan untuk
HIV/AIDS tetapi cukup memperpanjang hidup dari mereka yang mengidap
HIV. Pada tempat yang kurang baik pengaturannya permulaan dari
pengobatan ARV biasanya secara medis direkomendasikan ketika jumlah sel
CD4 dari orang yang mengidap HIV /AIDS adalah 200 atau lebih rendah.
Untuk lebih efektif, maka suatu kombinasi dari tiga atau lebih ARV
dikonsumsi. Kombinasi dari ARV berikut dapat digunakan:
1. Nucleoside Analogue Reverse Transcriptase Inhibitors (NRTI)
2. Non-nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors (NNRTI) yang termasuk :
Nevirapine, delavirdine (rescripta), efavirenza (sustiva)
3. Protease Inhibitors (PI)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


I. PENGKAJIAN
1. Pengkajian awal
Pengkajian Data Masalah
Objektif Subjektif

Airway - Pasien batuk - Pasien Bersihan jalan


- Sputum (+) mengatakan batuk nafas tidak
- Warna sputum terus-menerus efektif
kuning kehijauan selama 1 bulan
- Ronchi (+) - Pasien mengatakan
tidak bisa
mengeluarkan dahak
Breathing - RR meningkat (> - pasien Pola nafas
20x/menit) atau mengatakan sesak tidak efektif
takipnea
- Ekspansi paru
tidak maksimal
- Sesak (+)
- Menggunakan
otot bantu
pernapasan/
retraksi dada (+)
- Pernafasan
cuping hidung
Circulation - CRT >2dtk - Pasien - PK : Syok
- Sianosis (+) mengatakan Hipovolemik
- Denyut jantung mengalami demam - Kekurangan
menurun (<60 lebih dari 1 bulan volume
x/menit) - Pasien mengeluh cairan
- Tekanan darah mengalami diare - Hipertermi
menurun (<110- lebih dari 1 bulan - Resiko
120/ 60-80mmHg) penularan
- Suhu > 37,20C infeksi
- Diaphoresis - Resiko
- Jumlah CD4 infeksi
<1000 sel/ml (HIV
+)
- Kadar Na <135
mEq/liter
- Kadar K <3,5
mEq/liter
- Turgor kulit
kembali >2 detik

2. Pengkajian Dasar

Masalah
Sistem Data Obyektif Data Subyektif Keperawatan

Breathin - Pasien batuk - Pasien - Bersihan jalan


g - Sputum (+) mengatakan nafas tidak
- Warna sputum batuk terus- efektif
kuning kehijauan menerus - Pola nafas tidak
- Ronchi (+) selama 1 bulan efektif
- RR meningkat - Pasien
(> 20x/menit) atau mengatakan
takipnea tidak bisa
- Ekspansi paru mengeluarkan
tidak maksimal dahak
- Sesak (+) - Pasien
- Menggunakan mengatakan
otot bantu sesak
pernapasan/
retraksi dada (+)
- Pernafasan cuping
hidung

Blood - CRT >2dtk - Pasien - PK : Syok


- Sianosis (+) mengatakan Hipovolemik
- Denyut jantung mengalami - Kekurangan
menurun (<60 demam lebih volume cairan
x/menit) dari 1 bulan - Hipertermi
- Tekanan darah - Pasien - Resiko
menurun (<110- mengeluh penularan
120/ 60-80mmHg) mengalami diare infeksi
- Suhu > 37,20C lebih dari 1 bulan - Resiko infeksi
- Diaphoresis
- Jumlah CD4
<1000 sel/ml (HIV
+)
- Kadar Na <135
mEq/liter
- Kadar K <3,5
mEq/liter
- Turgor kulit
kembali >2 dtk

Brain - Kesadaran : - Pasien Resiko Cedera


apatis mengeluh pusing
- GCS <15
- Visus < 6/6

Bladder - - -
Bowel - Penurunan berat - Pasien Perubahan nutrisi
badan >10% mengatakan kurang dari
dalam 1 bulan mengalami diare kebutuhan tubuh
- Bising usus lebih dari 1 bulan
>35x/menit - Pasien
- Menurunnya mengatakan
lemak/massa otot nyeri saat
- Makan <1/2 menelan
porsi/hari - Pasien
- Mual muntah mengatakan
- Lesi mulut (Oral nafsu makannya
Candidiasis) menurun
- Feces encer - Pasien
(dengan/tanpa mengatakan
mukus dan sering mual dan
darah) muntah
- Frekuensi BAB
>3x/hari

Bone - Kekuatan otot - Pasien - Kerusakan


- Terdapat mengeluh lemas integritas kulit
Sarcoma Kaposi - Pasien - Nyeri kronis
(+) mengeluh nyeri - Intoleransi
- Wajah pasien pada sendi aktivitas
meringis - Pasien
- Lesi kulit mengeluh nyeri,
stafilokokus : gatal, dan rasa
virus herpes terbakar pada
simpleks dan kulit
zoster, dermatitis
karena xerosis,
lesi scabies/tuma,
dan dekubitus
- Peningkatan
frekuensi nadi
(>80 x/menit),
peningkatan
frekuensi nafas
(>24 x/menit),
peningkatan TD
(>110-120/ 60-
80mmHg) dan
wajah pasien
meringis

II. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
ditandai dengan pasien mengalami batuk terus-menerus selama 1 bulan dan
tidak bisa mengeluarkan dahak
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
ditandai dengan pasien sesak, RR > 24 x/mnt
3. PK. Syok Hipovolemik
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan
(diare berat) ditandai dengan turgor kulit menurun, kadar Na(< 135mEq/liter)
dan K (<3,5 mEq/liter) dalam darah
5. Hipertermi
6. Resiko penularan infeksi berhubungan dengan terpajan virus HIV (+)
7. Resiko infeksi berhubungan dengan depresi sistem imun
8. Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi otak
9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mengunyah ditandai dengan penurunan berat badan,
penurunan lemak subkutan / massa otot, bising usus hiperaktif(>35 x/ mnt)
10. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit (sarkoma
kaposi) ditandai dengan lesi pada kulit, ulserasi dan ulkus
11. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan (terpapar penyakit
sarcoma kaposi, herpes,dll) ditandai dengan peningkatan frekuensi nadi (>80
x/menit), peningkatan frekuensi nafas (>24 x/menit), peningkatan TD (>110-
120/ 60-80 x/menit) dan wajah pasien meringis
12. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan
ditandai dengan pasien lemas.
DAFTAR PUSTAKA

Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi 5.
Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medical Bedah Pendekatan Sistem Pernapasan.
Edisi 8. Jakarta : EGC.
Capernito, Linda Jual. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
ENA. 2000. Emergency Nursing Core Curiculum. 5 th ED. USA : Saunders Company.
Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi11. Jakarta : EGC.
Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Volume 1. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Price, Sylvia, Wilson. 2006. Potofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit. Jakarta :
EGC.
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006. Jakarta :Prima
Medika.
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Available at : http://askep-ebook.blogspot.com/2008/07/askep-hiv-aids.html. Diakses
tanggal 9 Mei 2011.
Available at : http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/aids.html. Diakses tanggal
9 Mei 2011.
Available at : http://wordpress.com/2008/12/18/aids/. Diakses tanggal 14 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai