DIREKTORAT JENDERAL
PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
TENTANG
Menimbang bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 44 ayat (4) dan Pasal 48 Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor PA8/Menhut-lV201O sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 4/Menhut-ll/2012 tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Hutan Raya dan Taman Wisata Alam, perlu membentuk Peraturan Direktur
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam tentang Pedoman
Pengawasan dan Evaluasi Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa,
Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
2.Wisata .....
2. Wisata A1am adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di
kawasan suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam.
3. Pengusahaan Pariwisata Alam adalah suatu kegiatan untuk menyelenggarakan usaha pariwisata
alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam
berdasarkan rencana pengelolaan.
4. Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata A1am yang selanjutnya disingkat IUPJWA adalah izin usaha
yang diberikan untuk penyediaan jasa wisata alam pada kegiatan wisata alam.
5. Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata A1am yang selanjutnya disingkat IUPSWA adalah izin usaha
yang diberikan untuk penyediaan fasilitas sarana serta pelayanannya yang diperlukan dalam
kegiatan pariwisata alam.
6. Pengawasan Pengusahaan Pariwisata A1am adalah inspeksi/audit terhadap seluruh proses
kegiatan pengusahaan pariwisata alam agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Evaluasi Pengusahaan Pariwisata A1am adalah kajian dan penilaian terhadap implementasi izin
usaha pengusahaan pariwisata alam yang diberikan sebagai bahan pertimbangan untuk
menentukan kebijakan.
8. Kriteria Kinerja Pengusahaan Pariwisata A1am adalah kondisi/aspek/ukuran yang menjadi dasar
pertimbangan untuk memberikan penilaian atau penetapan suatu kegiatan di dalam kerangka
pencapaian pelaksanaan prinsip dan tujuan pengusahaan pariwisata alam.
9. Indikator Kinerja Pengusahaan Pariwisata A1am adalah pernyataan terukur yang menunjukkan
pencapaian kriteria, serta merupakan sifat atau atribut atau deskriptif yang secara kuantitatif
maupun kualitatif dapat diukur atau dipantau secara periodik, yang akan menunjukkan suatu arah
perubahan dalam kegiatan pengusahaan pariwisata.
10. Direktorat Jenderal adalah unit kerja eselon I di Iingkungan Kementerian Kehutanan yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata alam;
11. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT adalah UPT Direktorat Jenderal yang
membidangi perlindungan hutan dan konservasi alam, yang mengelola suaka margasatwa, taman
nasional, dan taman wisata alam.
12. Unit Pelaksana Teknis Daerah selanjutnya disebut UPTD adalah UPT Pemerintah Daerah (provinsi
atau kabupaten/kota) yang mengelola taman hutan raya dan/atau membidangi kehutanan.
13. Lembaga Pengawas Independen Pengusahaan Pariwisata A1am yang selanjutnya disingkat LPIPPA
adalah lembaga pengawas terakreditasi di bidang pengusahaan pariwisata alam.
Bagian Kedua
Tujuan dan Sasaran
Pasal2
(1) Tujuan pedoman pengawasan dan evaluasi IUPSWA dan IUPJWAyaitu :
a. memberikan arahan, acuan dan standar bagi UPT/UPTD dalam rangka pelaksanaan
pengawasan kegiatan IUPSWA dan IUPJWA~
b. memberikan arahan, acuan dan standar bagi Direktur Jenderal, Gubernur, BupatVWalikota
dan Kepala UPT/UPTD dalam rangka pelaksanaan evaluasi kinerja pemegang IUPSWA dan
IUPJWA;
C. memberikan landasan dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan usaha pariwisata
alam yang dilakukan oleh pemegang IUPSWA dan IUPJWA.
(2) Sasaran pedoman pengawasan dan evaluasi IUPSWA dan IUPJWAyaitu :
a. tersedianya alat ukur yang standar dalam melakukan penilaian kinerja bagi pemegang
IUPSWA dan IUPJWA;
b.tersedianya .....
b. tersedianya acuan yang standar dalam melaksanakan pengawasan kegiatan usaha bagi
pemegang IUPSWA dan IUPJWA;
c. diperolehnya dasar pertimbangan dalam pengambHan keputusan terhadap pengusahaan
pariwisata alam yang dilaksanakan oleh pemegang IUPSWA dan IUPJWA.
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal3
Ruang Iingkup peraturan ini meliputi :
a. pengawasan Pengusahaan Pariwisata A1am; dan
b. evaluasi Pengusahaan Pariwisata A1am.
Pasal4
(1) Pengawasan pengusahaan pariwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 huruf a, terdiri
atas:
a. pelaksana pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan;
c. obyek pengawasan;
d. pelaporan hasil pengawasan; dan
e. tindak lanjut hasil pengawasan.
(2) Evaluasi pengusahaan pariwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, terdiri
atas:
a. pelaksana evaluasi;
b. pelaksanaan evaluasi;
c. pelaporan hasil evaluasi; dan
d. tindakJanjut evaluasi.
BAB II
KEG~TANPENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pelaksana Pengawasan
Pasal5
Pelaksana pengawasan pengusahaan pariwisata alam sebagairnana dimaksud dalam Pasal4 ayat (1)
huruf a, dilakukan oleh :
a. Kepala UPT/UPTD untuk kegiatan usaha penyediaan sarana wisata alam.
b. Kepala Seksi UPT/UPTD untuk kegiatan usaha penyediaan jasa wisata alam.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pengawasan
Pasal6
Pelaksanaan pengawasan pengusahaan pariwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf b, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
Pasal 7
(1) Kepala UPT/UPTD dalam melaksanakan pengawasan kegiatan usaha penyediaan sarana wisata
alam sebagaimana dimaksud Pasal5 huruf a, dapat bekerjasama dengan LPIPPA.
(2) LPIPPA.....
(2) LPIPPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk dan ditetapkan oleh Direktur Teknis atas
rekomendasi Kepala UPT/UPTD.
Pasal8
(1) Kepala UPT/UPTD menugaskan Kepala Seksi UPT/UPTD untuk melakukan pengawasan kegiatan
usaha penyediaan jasa wisata alam di wilayah kerjanya.
(2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diselesaikan selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
Bagian Ketiga
Obyek Pengawasan
Pasal9
Obyek pengawasan pengusahaan pariwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf c, meliputi :
a. Administrasi;
b. Teknis konservasi.
Pasal 10
(1) Obyek pengawasan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 huruf a, terdiri atas :
a. laporan kegiatan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
b. laporan keuangan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
c. dokumen perencanaan, dikecualikan bagi IUPJWA; dan
d. pembayaran pungutan hasil usaha.
(2) Obyek pengawasan teknis konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, terdiri
atas:
a. pembangunan sarana wisata alam sesuai dengan dokumen perencanaan yang telah disahkan,
dikecualikan bagi IUPJWA;
b. pengamanan kawasan dan potensinya;
c. kebersihan Iingkungan dan pengelolaan Iimbah;
d. rehabiIitasi kerusakan kawasan, dikecualikan bagi IUPJWA perorangan;
e. pemeliharaan aset negara bagi pemegang izin yang memanfaatkan sarana milik pemerintah;
dan
f. keamanan pengunjung.
Bagian Keempat
Pelaporan Hasil Pengawasan
Pasal11
(1) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d, wajib
dilaporkan kepada Kepala UPT/UPTD, Direktur JenderaVGubernur/Bupati/Walikota sesuai
kewenangan selambat-Iambatnya 5 (lima) hari kerja setelah kegiatan pengawasan dilakukan
dengan tembusan kepada Direktur Teknis.
(2) Kepala Seksi UPT/UPTD wajib menyampaikan laporan hasil pengawasan usaha penyediaan jasa
wisata alam kepada Kepala UPT/UPTD selambat-Iambatnya 5 (lima) hari kerja setelah
pelaksanaan pengawasan dilakukan.
(3) Kepala UPT/UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan laporan hasil
pengawasan usaha penyediaan jasa wisata alam dari Kepala Seksi UPT sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada Direktur Teknis selambat-Iambatnya dalam 5 (lima) hari kerja.
Bagian ....
Bagian Kelima
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Pasal12
Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, sebagai dasar tindak lanjut dalam
melaksanakan evaluasi, pembinaan dan pengenaan sanksi oleh pejabat yang berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal4 ayat (1) huruf e.
BAB III
KEGIATAN EVALUASI
Bagian Kesatu
Pelaksanaan Evaluasi
Pasal 13
(1) Evaluasi pengusahaan pariwisata alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a,
bagi pemegang IUPSWA dan IUPJWA dHaksanakan oleh :
a. tim yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangan;
b. tim yang dibentuk oleh Kepala UPT/UPTD sesuai kewenangan.
(2) Tim yang telah dibentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melakukan kegiatan evaluasi
pengusahaan pariwisata alam.
(3) Kegiatan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan berdasarkan kriteria dan
indikator kinerja pemegang IUPSWA dan IUPJWA.
(4) Kriteria dan indikator kinerja pemegang IUPSWA dan IUPJWA sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dikategorikan :
a. baik;
b. sedang; dan
c. buruk.
(5) Pelaksanaan kegiatan evaluasi pengusahaan pariwisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
(6) Kriteria dan indikator kinerja pemegang IUPSWA dan IUPJWA sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), sebagaimana lampiran peraturan ini.
Bagian Kedua
Pelaporan Hasil Evaluasi
Pasal14
(1) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, dilaporkan kepada
Direktur Jenderal, Gubernur, Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Direktur Teknis,
selarnbat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan.
(2) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b. di/aporkan kepada
Kepala UPT/UPTD dengan tembusan kepada Kepala Seksi UPT/UPTD selambat-lambatnya
dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pelaksanaan kegiatan.
Bagian Ketiga
Tindak Lanjut Evaluasi
Pasal 15
(1) Hasil evaluasi pemegang IUPSWA yang dikategorikan baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (4) huruf a, diberikan insentif dan penghargaan, berupa :
a.prioritas .....
a. prioritas pengembangan usaha di lokasi lain;
b. sertifikat yang dikeluarkan oleh Menteri atau Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangan;
c. perpanjangan izin usaha yang diterbitkan secara otomatis sebelum jangka waktu izin berakhir
yang dinyatakan oleh penerbit izin.
(2) Hasil evaluasi pemegang IUPJWA yang dikategorikan baik sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (4) huruf a, diberikan insentif dan penghargaan, berupa :
a. sertifikat yang dikeluarkan oleh Kepala UPT/UPTD sesuai kewenangan;
b. perpanjangan izin usaha yang diterbitkan secara otomatis sebelum jangka waktu izin berakhir
yang dinyatakan oleh penerbit izin.
(3) Hasil evaluasi pemegang IUPSWA dan IUPJWA yang dikategorikan sedang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf b, dilakukan pembinaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Hasil evaluasi pemegang IUPSWA dan IUPJWA yang dikategorikan buruk sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) huruf c, diberikan peringatan dan atau pencabutan izin sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BABIV
PENUTUP
Pasal 16
Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
: Jakarta
: 31 Oktober 2012
~~
Salinan Peraturan ini disampalkan kepada :!':r~::-••••\.~
1. Menteri Kehutanan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan;
4. Direktur JenderaVKepala Badan Iingkup Kementerian Kehutanan:
5. Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia;
6. Sekretaris/Direktur Iingkup Dlrektorat Jenderal PHKA;
7. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi/Kabupaten/Kota seluruh Indonesia;
8. Kepala UPT Iingkup Direktorat Jenderal PHKA;
9. Kepala UPTD Taman Hutan Raya seluruh Indonesia;
10. Ketua Asosiasi Pengusaha Pariwisata Alam Indonesia.
LAMPlRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM
NOMOR P. 6/IV-SET/2012
TANGGAL 31 Oktober 2012
TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN DAN EVALUASI PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA
MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA DAN TAMAN WISATA AlAM.
A. KRITERIA EVALUASI KINERJA PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA AlAM
I Administrasi 30
c. Pemegang .....
c. Pemegang izin telah menyampaikan laporan tahunan 2.5 7.5
secara teratur dan seluruhnya tidak tepat waktu
II Teknis 70
d.Tanda .....
d. Tanda larangan dan petunjuk bagi pengunjung tidak o o
memadai dan terdapat kecelakaan pengunjung dan/atau
gangguan keamanan dalam areal kerjanya dalarn jangka
RKT berjalan
3 Pemberdayaan Masyarakat 13
a. Pemegang izin telah mempekerjakan lebih dari 50% total 5 65
karyawan dan memanfaatkan hasil usaha masyarakat
setempat dalam kegiatan usahanya
b. Pemegang izin telah mempekeIjakan dan memanfaatkan 4.5 59
hasil usaha masyarakat setempat dalam kegiatan usahanya
4 Peningkatan Kapasitas 12
a. Pemegang izin telah melaksanakan pengembangan usaha 5 60
masyarakat setempat, pelatihan bagi masayarakat
setempat dan membangun sarana pengelolaan.
b. Pemegang izin telah melaksanakan pelatihan bagi 4,5 54
masyarakat setempat dan membangun sarana pengelolaan
6 Ketenagakerjaan 8
a. Pemegang izin telah mempekerjakan tenaga ahli bidang 5 40
konservasi dan pariwisata alam sesuai dengan
kebutuhannya, dalam periode RKL berjalan
b. Pemegang izin telah mempekerjakan tenaga ahli bidang 4,5 36
konservasi dan pariwisata alam, tidak sesuai dengan
kebutuhannya, dalam periode RKL berjalan
c. Pemegang izin telah mempekerjakan salah satu tenaga ahli 2,5 20
bidang konservasi atau pariwisata alam, dalam periode
RKL berjalan
d. Pemegang izin tidak mempekeIjakan tenaga ahli bidang o o
konservasi dan pariwisata alam, dalam periode RKL
berjalan
Pelanggaran 100
a. Tidak pernah mendapat peringatan o o
b. Pernah mendapat peringatan tertulis I -1 -100
e.Pernah .... ,
e. Pernah mendapat rekomendasi percabutan dari UPT -4 -400
f. Melakukan pelanggaran ketentuan perundangan yang -5 -500
berakibat pidana dan atau telah mendapat usulan pencabutan
izin dari tim.
B. KRITERIA EVALUASI KINERJA PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN JASA WISATA ALAM (BADAN USAHA
DAN KOPERASI)
I Administrasi 30
b.Terdapat.. ...
b. Terdapat kecelakaan dan atau gangguan keamanan 2.5 38
pengunjungnya kurang dari 5 kali selama jangka tahun
berjalan
c. Terdapat kecelakaan dan atau gangguan keamanan o o
pengunjungnya lebih dari 5 kali selama jangka tahun
berjalan
C. KRITERIA EVALUASI KINERJA PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN JASA WISATA AlAM (PERORANGAN)
c.Terdapat. ....
c. Terdapat kecelakaan dan atau gangguan keamanan 0 0
pengunjungnya lebih dari 5 kali selama jangka tahun
berjalan
3 Pencemaran, Pengelolaan Limbah dan Kebersihan 25
D. ANALISIS
Setiap kriteria terdiri dari beberapa indikator yang telah ditetapkan nilainya (N), dengan skala
interval 5 (lima). Penentuan nilai akhir kinerja IPPA dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Nilai (N) setiap lndikator dikalikan dengan bobot (8) kriterianya, diperoleh nilai tertimbang.
2. Nilai tertimbang masing-masing kriteria dijumlahkan.
3. Hasil penjumlahan nilai tertimbang dibagi dengan 100, diperoleh nilai akhir kinerja.
Rumus Perhitungan :
Keterangan :
NT : Nilai Tertimbang
E. KESIMPULAN .....
E. KESIMPULAN
Berdasarkan nilai akhir rnaka kondisi kinerja pernegang [PPA dikategorikan sebagai berikut :
1. Kategori pernegang [PPA dikategorikan baik bila nilai akhir lebih dari 4,25 (nilai akhir > 4,25)
2. Kategori pernegang IPPA dikategorikan sedang bila nilai akhir lebih dari 2,5 dan kurang atau
sama dengan 4,25 (2,5 < nilai akhir -s 4,25)
3. Kategori pernegang [PPA dikategorikan buruk bila nilai akhir kurang atau sama dengan 2,5
(nilai akhir :::;2,5)
I,MM
531005 198103 1 004