Anda di halaman 1dari 1

IR-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

RINGKASAN

Hipotensi ortostatik adalah penurunan ≥20 mmHg tekanan darah sistolik


atau ≥10 mmHg tekanan darah diastolik dari posisi berbaring ke posisi duduk atau
berdiri dengan selang waktu 3 menit sejak perubahan posisi. Gejala klinik Jantung
berdebar, penglihatan kabur, pusing saat perubahan posisi dari posisi berbaring ke
posisi duduk.

Pada studi kasus hipotensi ortostatik, pasien mendapatkan penanganan


dengan metode terapi akupunktur dan pemberian herbal. Penatalaksaan terapi
akupunktur yang dilakukan sebayak 12 kali dengan setiap tahapan perawatan 3 kali
dalam 1 minggu. Titik yang digunakan untuk akupunktur adalah Zusanli (ST36),
Sanyinjiao (SP6), Xuehai (SP10). Pada pemberian herbal rosmery (Rosmarinus
Officinalis L.) dalam bentuk simplisia sebanyak 3 g setiap hari 2 kali pagi dan
malam selama 23 hari.

Dari hasil studi kasus setelah menjalani 12 kali terapi menunjukkan ada
perubahan terhadap tekanan darah pasien yaitu sebelum terapi tekanan darah pasien
90/60 mmHg, setelah dilakukan terapi tekanan darah pasien menjadi 115/80
mmHg. Didapati keluhan tambahan pasien menjadi baik, yaitu pasien sudah jarang
mengalami pusing, jarang mengantuk, mudah lelah dan ekstremitas terasa berat
sudah tidak dirasakan pasien

Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa gejala hipotensi


ortostatik dapat ditangani menggunakan terapi akupunktur dengan prinsip tonifikasi
pada titik Zusanli (ST36), Sanyinjiao (SP6), Xuehai (SP10) yang dikombinasikan
dengan pemberian herbal rosmery (Rosmarinus Officinalis L.). Terapi akupunktur
dan pemberian herbal dapat meningkatkan tekanan darah pasien serta mengurangi
gejala hipotensi ortostatik. Hal ini dapat terlihat melalui pengamatan tekanan darah
pasien, keluhan utama, keluhan tambahan, dan perubahan kondisi lidah.

ix

TUGAS AKHIR PENANGANAN HIPOTENSI ORTOSTATIK... MEI MAUDUAH

Anda mungkin juga menyukai