Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN TEORI
2.1 Kepemimpinan dalam olahraga............................................................................... 5
2.2 syarat yang hasus dimiliki seorang pemimpin olahraga ........................................ 6
2.3 Macam gaya pemimpin olahraga............................................................................. 7
2.4 Peran kepemimpinan olahraga dan.......................................................................... 9
2.5 Fungsi kepemimpinan olahraga................................................................................ 10
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
3.2 Saran ....................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan dapat dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Jadi pengalaman dan proses
belajar yang terjadi dalam masyarakat akan menjadikan seseorang memiliki kepemimpinan,
karena pengetahuan dan ketrampilan memimpin itu dapat dipelajari dari pengalaman. Kedua
pendapat tersebut dapat digabungkan, karena dengan memiliki pembawaan saja, kita tidak akan
menjadi pemimpin yang baik tanpa adanya pengalaman, karena pengalaman mengandung
kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang dapat ditingkatkan melalui proses belajar.
Selain itu, pengalaman saja tidak menjamin kualitas kepemimpinan, walau individu yang
bersangkutan tidak memiliki bakat pembawaan sebagai pemimpin yang baik.
Sherif (1954) mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah individu yang dalam situasi
kebersamaan dapat berperan dan mempunyai status yang tinggi dalam kelompoknya. Pemimpin
juga merupakan orang yang dapat mempengaruhi orang lain dan menimbulkan keyakinan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
a.Keperibadian pemimpin.
Pelatih dan guru merupakan seorang pemimpin, yang menjadi pusat perhatian atlet atau
subjek didiknya. Oleh karena itu, sebisa mungkin pelatih atau guru dapat menjadi seorang
pemimpin yang mempunyai keperibadian yang dapat menjadi panutan bagi atlet atau anak
didiknya. Menurut Gordon W. Allport (1937) “ Keperibadian adalah organisasi dinamis dalam
diri individu sebagai system psiko-fisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.”
1. Keperibadian dan moral yang ideal, yaitu orang yang jujur, setia, memiliki komitmen pada
kelompok yang di pimpinnya, bersikap dan bertindak sesuai norma agama.
2. Memiliki kelebihan pengetahuan dan kemampuan akal, yang oleh Gerungann (1980)
disebutkan dua hal yang penting, yaitu:
· Memiliki “social perception” atau pengelihatan social ialah memiliki kecakapan untuk cepat
melihat dan memahami akan perasaan-perasaan, sikap-sikap, dan kebutuhan-kebutuhan anggota
kelompoknya.
Gambaran seorang pelatih yang bergaya “jagoan” yang merasa yakin dalam tindakan-
tindakannya, menetapkan sasaran atau target, mendorong subyek didik untuk berjuang mencapai
target yang telah ditetpkan. Gejala-gejala seperti ini banyak ditemui pada pelatih-guru muda
(tidak semua), dengan ciri-ciri:
a. sangat disiplin
Pelatih yang bergaya seperti bujangan yang pandai bergaul, rumahnya selalu terbuka bagi setiap
subjek didiknya. Adapun cirri-cirinya:
Pelatih selalu menganggap enteng segala permasalahan, merupakan pelatih yang memiliki sikap
kebalikan dari “Driven” coach yang penuh semangat dan suka memaksa. Adapun cirri-cirinya
adalah:
Pelatih yang bergaya seperti businessmen, ini sangat berhasrat untuk mempelajari sesuatu, selalu
berusaha mendapatkan informasi terbaru, biasanya “selfish”, yaitu memiliki sifat semau gue.
Adapun cirri-cirinya adalah:
Menurut Tutko & Richard (1975), gejala psikologi yang terjadi pada olahraga, seperti
persaingan, stress, perasaan gagal, sukses, dsb, digambarkan sebagai “miniature kehidupan”
karana gajala-gejala psikologis tersebut juga dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bany &
Johnson (1975) mengemukakan adanya tiga tipe kepemimpinan, yaitu:
1. Pemimpin yang menunjukkan keunggulan karena kemampuan dan kompetisi dalam bidang
tertentu.
2. Pemimpin yang muncul dalam kelompok informal, karena dapat berperan yang diperlukan
dalam kelompok tersebut.
3. Pemimpin dalam suatu organisasi yang ditunjuk oleh penguasa untuk memegang posisi
tertentu
c. Kepemimpinan, meliputi:
a. memberikan fasilitas
Semua pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan dengan manajemen yang rapi, sehingga
tidak terjadi tumpang tindih dlam melaksan yang satu dengan yang lainnya. Lebih lanjut bany &
Johnson merinci fungsi kepemimpinan dan peran pendidik, sebagai berikut:
1. Pelatih atau guru sebagai pemimpin harus memformulasikan kebujakan dan rencana sesuai
dengan tujan dan sasaran kelompok
2.5.
John Dewey (1964) mengemukakan tiga fungsi pendidikan yang harus dipenuhi dan
diperhatikan oleh seorang pemimpin, yaitu: “direction” atau pengarahan, “guidance” atau
bimbingan, dan “control” atau pengawasan. Disamping itu pelaksanaan pendidikan akan
berhasil, apabila memperhatikan juga “interes” atau minat, “needs” atau kebutuhan,-kebutuhan,
dan “ability” atau kemampuan subjek.
Dengan hadirnya seorang pemimpin dalam sebuah organisasi social, atau dalam olahraga
hadirnya seorang pelatih diharapkan mereka dapat memberikan teladan yang baik dari sikap dan
keperibadian mereka agar apa yang baik dari mereka dapat dicontoh, karena dalam sebuah
organisasi ada kecendrungan untuk mencontoh pemimpinnya. Hal ini memeng terbukti,
terkadang seorang mantan atlet yang telah beralih profesi menjadi pelatih akan mmemiliki gaya
melatih sesuai dengan apa yang pernah ia dapatkan semasa ia menjadi atlet, ia akan mencontoh
gaya melatih pelatihnya terdahulu.
Dalam mencapai sebuah prestasi, seorang pelatih yang baik akan mengarahkan para
atletnya untuk bersama-sama mecapai prestasi yang telah ditargetkan dengan cara-cara yang
positif. Pelatih akan membangun motivasi dan komunikasi yang baik dengan seluruh elemen
yang berpengaruh dalam pencapaian prestasi.
BAB III
PENUTUP
3.1.kesimpulan
Kita tidak akan menjadi pemimpin yang baik tanpa adanya pengalaman, karena
pengalaman mengandung kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang dapat ditingkatkan
melalui proses belajar. Selain itu, pengalaman saja tidak menjamin kualitas kepemimpinan,
walau individu yang bersangkutan tidak memiliki bakat pembawaan sebagai pemimpin yang
baik.
Keperibadian pemimpin. Pelatih dan guru merupakan seorang pemimpin, yang menjadi
pusat perhatian atlet atau subjek didiknya. Oleh karena itu, sebisa mungkin pelatih atau guru
dapat menjadi seorang pemimpin yang mempunyai keperibadian yang dapat menjadi panutan
bagi atlet atau anak didiknya. Citra seorang pemimpin.Pemimpin yang ideal harus tergambar
pada diri tiap-tiap subjek didik karena mereka akan membayangkan dan akan terdorong untuk
mewujutkan dan meniru sesuatu yang ideal baginya.
1. Pemimpin yang menunjukkan keunggulan karena kemampuan dan kompetisi dalam bidang
tertentu.
2. Pemimpin yang muncul dalam kelompok informal, karena dapat berperan yang diperlukan
dalam kelompok tersebut.
3. Pemimpin dalam suatu organisasi yang ditunjuk oleh penguasa untuk memegang posisi
tertentu.
3.2. Saran
Hendaknya pembaca jika menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi atau dalam
sebuah pertandingan dapat mengambil keputusan yang tepat dan menerapkan gaya kepmimpinan
sesuai dengan situasi dengan berbagai pertimbangan yang telah diperhutungkan secara matang