Fungi Atau Jamur

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

Fungi atau Jamur: Ciri, Struktur,

Cara Hidup, Reproduksi, dan


Klasifikasi

BIOLOGI • SMA / SMK
Materi Biologi berikut ini akan menjelaskan tentang fungi atau jamur,
yakni ciri, struktur, cara hidup, reproduksi, dan klasifikasi jamur.  Jamur
bukan  termasuk jenis tumbuhan. Sekalipun dia menyerupai tumbuhan. Jamur
merupakan suatu organisme yang bersifat eukariot.
Struktur tubuh jamur terdiri dari uniseluler atau bersel satu dan multiseluler
atau bersel banyak. Dinding sel jamur terdiri dari kitin. Bukan selulosa seperti
yang ada pada sel tumbuhan. Selain itu, jamur tidak memiliki kloroplas.

Akibatnya, jamur tidak dapat membuat makanan sendiri. Dengan demikian,


jamur memiliki sifat hetetotrof. Jamur dapat memperoleh makanan dari materi
organik atau yang telah mati. Caranya dengan hidup secara parasit, simbiotik,
dan saprofit.
Hifa merupakan suatu benang- benang halus yang ada pada jamur. Hifa
memiliki fungsi tertentu. Adapun fungsi hifa untuk menyerap makanan yang
telah dicerna terlebih dahulu secara ekstraseluler dengan bantuan enzim.

Jamur juga melakukan reproduksi. Adapun reproduksi jamur dilakukan


dengan dua cara, yaitu reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara seksual dilakukan dengan konjugasi.

Flash Deals 30-Day Best Price!


Special Deal For Chrome users ONLY! 2 days left!

Health & Beauty || Scholl


Gearbest SHOP NOW >>>

Sedangkan, reproduksi secara aseksual dilakukan melalui fragmentasi,


pembentukan tunas, dan spora aseksual. Apakah ciri- ciri dari jamur?

Daftar Isi lll

Ciri – Ciri Jamur


Sekilas nampak bahwa jamur memiliki bentuk dan sifat yang hampir sama
dengan tumbuhan. Akibatnya, tidak jarang orang salah paham dalam
mengartikan jamur. Meskipun demikian, terdapat beberapa ciri dari jamur,
yaitu sebagai berikut.

Pertama, Eukariotik. Jamur merupakan suatu organisme yang lebih maju


dibandingkan dengan Monera. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
membran inti sel atau dikenal dengan sebutan organisme eukariotik.
Kedua, Uniseluler dan multiseluler. Spesies jamur sangat banyak. Jamur
ada yang tersusun dari satu sel atau dikenal dengan uni seluler. Namun,
adapula yang tersusun atas banyak sel atau yang dikenal dengan multiseluler.
Jamur yang uniseluler sering disebut berbentuk khamir. Sedangkan, jamur
yang multiseluler berbentuk kapang atau mold atau cendawan atau
mushroom.

Ketiga, Tidak berklorofil. Jamur tidak memiliki klorofil, sehingga jamur


memperoleh makanan dari makhluk hidup yang lain.
Keempat, Heterotrof. Pada umumnya, jamur memiliki sifat saprofit. Artinya
memperoleh makanan dari sisa organisme yang telah mati.
Kelima, Hifa. Hanya terdapat pada jamur yang bersifat multiseluler dengan
bentuk yang memanjang menyerupai benang- benang. Hifa terdiri dari bagian
yang memiliki sekat dan yang tidak memiliki sekat.
Keenam, septa. Merupakan bagian hifa yang memiliki sekat antarsel. Ketujuh,
miselium. Bagian hifa yang bercabang – cabang dan saling berkumpul.
Kedelapan, miselium vegetatif. Merupakan bagian yang memiliki fungsi
untuk menyerap zat organik makanan.
Kesembilan, miselium vegetatif.  Merupakan bagian yang memiliki fungsi
untuk alat reproduksi yang dapat menghasilkan spora. Kesepuluh, dilapisi zat
kitin. Zat kitin melapisi dinding sel jamur.
Kesepuluh, hidup di tempat yang kaya akan zat organik, lembab, dan kurang
cahaya. Kesebelas, reproduksi secara aseksual melalui pembelahan dan
secara seksual dengan cara peleburan inti sel dari dua sel induk. Terakhir,
tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
Demikian ciri – ciri yang dimiliki oleh jamur. Kemudian, bagaimana struktur
jamur?

Pelajari juga: Pengertian Pertumbuhan dan Perkecambahan pada Tumbuhan

Struktur Jamur
Adapun struktur dari jamur dapat dijelaskan sebagai berikut.

 Merupakan bagian vegetatif jamur yang berbentuk benang. Hifa


memiliki sel yang memanjang dengan jumlah nukleus yang dipisahkan
menjadi beberapa bagian oleh septa atau septum.
 Merupakan cabang- cabang hifa yang terlihat seperti anyaman.
 Hifa senositik. Merupakan hifa pada jamur yang tidak memiliki sekat.
 Hifa monositik. Merupakan hifa pada jamur yang memiliki sekat dengan
satu inti sel.
 Hifa dikariotik. Merupakan hifa yang memiliki dua inti sel.
 Hifa haustoria. Merupakan hifa khusus pada jamur parasit yang
memiliki fungsi untuk menyerap makanan pada inangnya.
Selanjutnya, bagaimanakah cara hidup jamur?

Cara Hidup Jamur


Beberapa jamur memiliki cara hidup yang berbeda- beda. Hal tersebut
disesuaikan dengan struktur tubuh yang mereka miliki. Selain itu, disesuaikan
pula dengan habitat tempat hidup masing – masing jamur. Adapun cara hidup
jamur yaitu sebagai berikut.

Saprofit. Jamur saprofit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang
telah mati. Tipe jamur ini dapat disebut dengan jamur dekomposer.
Parasit. Jamur parasit memperoleh zat organik dari makhluk hidup yang
masih hidup yang menjadi inangnya. Tipe jamur ini pada umumnya dikenal
dengan jamur patogen atau penyebab penyakit.
Mutual. Jamur mutual hidup pada inangnya. Meskipun demikian, memiliki
sifat yang menguntungkan.
Selanjutnya, apa sajakah tipe reproduksi jamur?

 Tipe Reproduksi Jamur


Tipe reproduksi jamur dibedakan ke dalam dua cara yaitu seksual dan
aseksual, adapun penjelasannya sebagai berikut.

Aseksual. Untuk jamur uniseluler akan membentuk kuncup atau tunas untuk
menghasilkan keturunan. Sedangkan , untuk jamur multiseluler akan dapat
melakukan proses fragmentasi dan menghasilkan spora aseksual atau
sporangoispora atau konidiospora. Kedua spora aseksual tersebut memiliki
sifat haploid.
Seksual. Reproduksi jamur secara seksual dimulai dengan cara penyatuan
hifa atau singgami yang terdiri dari proses plasmogami dan kariogami. Dari
proses tersebut akan menghasilkan spora seksual yaitu zigospora, askospora,
dan basidiospora.
Selanjutnya, bagaimanakah klasifikasi jamur?

Simak juga: Keanekaragaman Hayati dan Klasifikasi Makhluk Hidup

Klasifikasi Jamur
Berdasarkan divisinya, jamur dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok
besar. Adapun kelompok- kelompok tersebut yaitu sebagai berikut.

Ascomycotina
Ascomycotina merupakan suatu divisi jamur yang sebagian besar bersifat
parasit dan saprofit. Meskipun demikian, ada juga jamur yang bersimbiosis
dengan ganggang hijau – biru dan ganggang hijau bersel satu.

Reproduksinya dilakukan dengan dua cara yaitu seksual dan aseksual.


Secara seksual dilakukan dengan membentuk tunas yang terjadi pada jamur
uniseluler. Sedangkan, reproduksi secara aseksual dengan cara membentuk
spora yang terbentuk dari konidiafor.

Adapun contoh dari jamur kelompok ini yaitu sebagai


berikut. Pertama, Aspergillus merupakan jamur yang hidup sebagai saprofit
dan parasit. Kedua, Claviceps purprea merupakn jamur yang hidup parasit
pada bakal buah graminea.
Ketiga, Neurospora crassa merupakan jamur yang biasa digunakan untuk
pembuatan oncom. Keempat, Penicillum merupakan jamur yang hidup
sebagai saprofit di semua tempat. Kelima, Saccharomyces merupakan jamur
yang biasanya dikenal sebagai ragi, khamir, dan yeast.
Keenam, Trichoderma merupakan jamur penghasil protein sel
tunggal. Ketujuh, Xylaria tabacina merupakan jamur yang pada umumnya
hidup parsit pada tanaman petai cina. Adapun daur hidup Ascomycotina yaitu
sebagai berikut.

Basidiomycotina
Basidiomycotina merupakan suatu jamur yang hidup sebagai saprofit dan
parasit. Selain itu, memiliki tubuh buah atau basidiokarp.

Pada umumnya, divisi ini berkembang biak dengan seksual. Sedangkan


perkembang biakan secara aseksual jarang terjadi pada jamur jenis
basidiomycotina.

Adapun contoh dari jamur pada divisi basidiomycotina yaitu sebagai


berikut. Pertama, Amanita phalloides merupakan jamur yang hidup pada sisa-
sisa kotoran ternak sebagai saprofit.
Kedua, Auricularia polytricha merupakan jamur yang hidup pada kayu yang
telah mati sebagai saprofit, pada umumnya dikenal dengan jamur
kuping. Ketiga, Clavaria zippeli merupakan jamur yang pada umumnya
terdapat ditanah kawasan hutan sebagai saprofit.
Keempat, Polyporus giganteus merupakan jamur yang pada umumnya hidup
di kayu – kayu yang telah lapuk atau dikenal dengan jamur papan. Kelima,
Pleurotus merupakan jamur yang banyak ditemukan di batang kayu yang
telah mati atau yang masih hidup, dikenal dengan jamur tiram.
Keenam, Puccinia graminis merupakan jamur yang hidup sebagai parasit
pada daun rumput- rumputan. Ketujuh, Ustilogo maydis merupakan jamur
yang hidup sebagai parasit pada jagung.
Kedelapan, Volvariella volvacea merupakan jamur yang dapat dimakan atau
yang lebih dikenal dengan jamur merang. Adapun daur hidup Basidiomycotina
yaitu sebagai berikut.

Deuteromycotina
Divisi deuteromycontina merupakan suatu kelompok jamur yang berkembang
biak dengan cara aseksual. Kelompok jamur ini memiliki hifa yang bersekat –
sekat. Selain itu, hidupnya secara saprofit pada sisa makanan. Meskipun
demikian, ada juga yang bersifat parasit.

Sebagai parasit, jamur ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia,


ternak, dan juga tanaman. Adapun contoh jamur dari kelompok divisi ini yaitu
sebagai berikut. Pertama, Candida albicans merupakan jamur yang hidup
parasit dan menjadi penyebab penyakit infeksi pada vagina.
Kedua, Chadosporium, curvularia, Epidermophyton floocosum merupakan
jamur yang menyebabkan penyakit pada kaki atlet.
Ketiga, Helminthosporium oryzae merupakan jamur yang menjadi parasit
yang dapat menyebabkan kerusakan pada kecambah dan buah pada
tanaman inang serta menimbulkan noda hitam pada daun.
Keempat, Troghophyton dan Microsporum merupakan jamur yang
menyebabkan penyakit kurap. Kelima, Sclerothyum rolfsie merupakan jamur
yang menyebabkan busuk pada tanaman budidaya.
Zygomycotina
Kelompok jamur zygomycotina hampir semua anggotanya dapat ditemui di
daratan. Jenis jamur kelompok zygomycotina ini bersifat saprofit dan
multiseluler atau bersel banyak yang berbentuk benang atau hifa yang tidak
bersekat.

Reproduksinya dilakukan dengan seksual. Secara seksual menghasilkan


bentuk spora seksual yang memiliki dinding tebal, zigospora, dan aseksual.
Adapun contoh dari jamur ini yaitu sebagai berikut. Pertama, Rhizopus
stolonifer merupakan jamur untuk proses pembuatan tempe.
Kedua, Rhizopus nigricans merupakan jamur yang menghasilkan asam
fumarat. Ketiga, Mucor mucedo merupakan jamur yang hidup pada roti dan
makanan yang mengandung karbohidrat.  Adapun daur hidup Cygomycotina
yaitu sebagai berikut:

Jamur sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dalam bidang


industri makanan, jamur dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan tempe,
roti, dan tape.

Kemudian, dalam bidang industri minuman, jamur dapat dimanfaatkan dalam


proses pembuatan anggur dan bir. Dalam industri farmasi, jamur dapat
dimanfaatkan pada proses pembuatan obat- obatan atau zat antibiotik.

Selanjutnya, apa sajakah peran dari jamur?

Simak juga: Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi Kingdom Plantae atau Tumbuhan

Peran Jamur
Jamur memiliki peran bermanfaat, namun ada juga yang merugikan bagi
kehidupan makhluk hidup. Adapun manfaat jamur yaitu sebagai berikut.

Pertama, Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk membuat


tape. Kedua, Saccharomyces cerevisiae yang digunakan untuk membuat
roti. Ketiga, Asperigillus oryzae yang digunakan untuk pembuatan sake
minuman khas Jepang.
Keempat, Neurospora sitophila yang digunakan untuk pembuatan oncom.
Kelima, Aspergillus wentii yang digunakan untuk membuat kecap. Keenam,
Penicillium camemberti dan Penicillium roqueforti yang digunakan untuk
membuat keju.
Ketujuh, Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum yang digunakan
untuk penghasil antibiotik penisilin. Kedelapan, Volvariella volvacea atau
jamur merang yang dapat dimakan. Kesembilan, Auricularia polytricha atau
jamur kuping yang dapat dimakan. Kesepuluh, Rhizopus oryzae yang
digunakan untuk membuat tempe.
Peran jamur yang menguntungkan, dalam siklus materi akan berperan bagi
kelangsungan hidup semua organisme. Sebagai dekomposer atau pengurai,
hasil penguraiannya akan dikembalikan lagi ke tanah sehingga dapat
menyuburkan tanah.

Sedangkan jamur yang merugikan antara lain sebagai berikut. Pertama,


Fusarium yang dapat menyebabkan penyakit pada tomat, tebu, dan
pisang. Kedua, Puccinia graminis atau jamur karat yang menjadi parasit pada
tumbuhan graminae dan tumbuhan dikotil.
Ketiga, Saprolegnia parasitica merupakan parasit pada ikan. Keempat,
Ustilago atau jamur api merupakan parasit pada jagung dan tebu. Kelima,
Aspergillus flavus, merupakan jamur yang menghasilkan racun aflatoksin
yang mematikan.
Jamur yang berperan merugikan akan menurunkan kualitas dan kuantitas dari
bahan – bahan yang penting bagi kehidupan manusia. Jamur bahkan
menyerang bahan – bahan lain yang bernilai ekoomi, seperti kulit, kayu,
tekstil, bahan – bahan baku pabrik yang lain. Dia akan menjadi agen
penyebab penyakit.

Selanjutnya, bagaimana jamur melakukan simbiosis?

Simbiosis Jamur
Jamur melakukan simbiosis dengan empat cara yaitu Linchen, Mikorhiza,
kapang, dan khamir. Adapun penjelasan dari masing  – masing simbiosis
yaitu sebagai berikut.

Linchen atau lumut kerak


Linchen atau yang disebut juga dengan lumut kerak merupakan suatu
simbiosis antara jamur dan mikroorganisme berklorofil. Simbiosis tersebut
memiliki sifat saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme.

Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan memperoleh menfaat dari hasil


fotosintesis mikroorganisme. Sedangkan, mikroorganisme tersebut
mendapatkan suplai air dan nutrisi lain dari jamur.
Jamur yang bersimbiosis tersebut dapat berasal dari kelompok Ascomycotina,
Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Kelompok mikroorganisme yang
bersimbiosis adalah dari kelompok Cyanobacterium atau ganggang hijau.
Keberadaan dari Linchen dapat menjadi salah satu indikator udara bersih.

Sumber lain menyatakan bahwa linchen merupakan hasil simbiosis antara


fungsi (Asymycotina dan Basidiomycota) yang dinamakan dengan mikobion
dengan alga biru atau alga hijau yang dinamakan dengan fikobion.

Tumbuh pada pohon, di tanah, atau di karang. Berperan sebagai organisme


perintis dan sensitif terhadap polusi udara. Linchen ini hidup sebagai epifit
atau menempel dan endolitik atau menembus batuan dan mampu
melapukkan batuan.

Lebih lanjut, Linchen dapat membentuk tanah untuk kehidupan makhluk lain.
Oleh sebab itu, dikenal dengan organisme perintis.

Reproduksinya dilakukan dengan cara aseksual. Aseksual dilakukan dengan


cara fragmentasi atau soredium (di mana beberapa sel ganggang yang
terbungkus oleh hifa jamur). Sedangkan, reproduksi secara seksual dilakukan
dengan menghasilkan askospora atau basidispora.  Contohnya: Physcia,
Parmelia grafis yang hidup di pohon – pohon, Usnea berbata yang
menghasilkan asam usnin untuk melawan bakteri tuberkulosa, Cladonia
rengifernia yang merupakan makanan rusa kutub, dan Certraria merupakan
bahan obat.

Adapun struktur anatomi dari Lichenes atau Linchen yaitu sebagai berikut.
Pertama, lapisan korteks merupakan lapisan luar yang terdiri dari sel – sel
jamur yang rapat dan kuat yang memiliki fungsi untuk menjaga agar
Linchenes tetap tumbuh.

Kedua, lapisan gonidium merupakan lapisan yang mengandung alga dan


menghasilkan makanan melalui fotosintesis.

Ketiga, lapisan empulur merupakan lapisan yang tersusun dari sel – sel jamur
namun tidak rapat yang memiliki fungsi untuk menyimpan cadangan air dan
sebagai tempat untuk berkembang biak.

Lebih lanjut, menurut bentuknya Lichenes dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
sebagai berikut. Pertama, krustos merupakan bentuk talus seperti kerak, datar
dan tipis, melekat erat pada substrat seperti batu dan kulit pohon. Contohnya
adalah Acarospora dan Graphis scipta.

Kedua, folios, memiliki bentuk talus seperti daun, datar, lebar, banyak
lekukan, melekat pada batu dan ranting. Contohnya adalah Parmelia.
Ketiga, frutikos, memiliki bentuk talus tegak atau semak, menggantung atau
jumbai atau pita pada batu, daun atau batang pohon. Contohnya yaitu Usnea
longissima dan Cladonia perforata.

Mikorhiza
Mikorhiza merupakan suatu simbiosis antara jamur dan tumbuhan tingkat
tinggi atau vascular. Pada umumnya, jamur bersimbiosis pada bagian akar
tumbuhan yaitu tanaman pinus dan kacang – kacangan.

Jamur akan membentuk mikoriza yang berasal dari golongan Zygomycota,


Ascomycota, atau Basidiomycota. Ada dua jenis mikoriza yaitu ektomikoriza
yang ada pada akar pinus dan endomikoriza yang ada pada tanaman kacang-
kacangan.

Ektomikoriza memiliki hifa yang tidak dapat menembus ke dalam akar atau
korteks, namun hanya sampai pada lapisan epidermis.

Sedangkan endomikoriza memiliki hifa yang menembus akar sampai ke


bagian korteks. Selain terdapat pada tanaman kacang – kacangan juga dapat
hidup di akar anggrek dan sayuran, misalkan kol.

Berdasarkan simbiosis tersebut, jamur akan mendapatkan manfaat senyawa


organik untuk suplai makanannya. Sedangkan tumbuhan dapat memfiksasi
nitrogen bebas, memperoleh suplai air, dan menyerap mineral yang lain.

Kapang
Merupakan istilah bagi tahapan aseksual dari Zygomycota, Ascomycota, dan
Basidiomycota. Reproduksi secara seksual menghasilkan zigosporangia,
askokarpus atau basidiokarpus. Sedangkan , aseksual dengan menghasilkan
konidiospora.

Adapun spesiesnya meliputi Penicillium requeforti sebagai bahan yang


digunakan untuk membuat keju.

Khamir atau ragi


Merupakan jamur bersel tunggal, habitat air dan lembab, reproduksi secara
aseksual dengan tunas. Sedangkan seksual dengan cara membentuk askus
atau basidium.

Adapun spesiesnya adalah Saccharomyces cerevisiae, yang digunakan


sebagai bahan pengembang adonan roti dan fermentasi alkohol. Candida sp
yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Demikian pemaparan tentang ciri- ciri sampai pada peran menguntungkan
dan merugikan dari fungi atau jamur. Semoga artikel ini membantumu dalam
memahami tentang fungi atau jamur terutama ciri, struktur, cara hidup,
reproduksi, dan klasifikasi jamur. Selamat belajar.
Referensi:
1. Zakrinal & S., Sinta Purnama. 2009. Jago Biologi SMA. Jakarta: Media
Pusindo.
2. Rahmah, A., Khairunnisa, A, Nestiyanto, Sari, Y, Kholifah, dan Nita, K.
S. 2015. Big Book Biologi SMA Kelas 1, 2, & 3. Jakarta: Cmedia.
3. Tim Guru Indonesia. Rangkuman Lengkap Biologi SMA IPA Kelas
10,11, dan 12. Jakarta: Cmedia
4. Novel, S.S.  2014. Pintar dan Juara Biologi SMA. Jakarta: PandaMedia.
5. Tim Guru Eduka. 2014. Mega Bank Soal Biologi & Kimia SMA Kelas 1,
2, & 3. Jakarta: Cmedia.
6. Kusnadi, Muhsinin, S. dan Sanjaya, Y. New Pocket Book Biologi SMA
Kelas X, XI, & XII. Jakarta: Cmedia
7. Rahardian, R dan Ananda, A. 2013. Top Pocket No.1 Biologi SMA
Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: Wahyumedia.
8. Lestari, E. 2015. Jawara Ujian Biologi SMA Kelas 10,11, 12. Jakarta:
Tangga Pustaka

Anda mungkin juga menyukai