Oleh
ARIANTO M. MANANG
841719009
3.2 Pembahasan
Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal
didalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (trimester) yaitu : (1)
Kehamilan triwulan I antara 0 – 12 Minggu, (2) Kehamilan triwulan II antara
12 – 28 Minggu (3) Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 Minggu
Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita
khusunya pada alat genetalia exsterna dan interna, serta pada payudara. Dalam
hal ini hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai
peranan penting terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil.
Perubahan karena hormon estrogen pada kehamilan akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual
dan muntah. Selain hormon estrogen diduga pengeluaran Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dalam serum dari plasenta juga menyebabkan mual
muntah Menurut Wiknjosastro, 2012 dalam [ CITATION Sub16 \l 1033 ]
Mual muntah yang terjadi perlu dilakukan suatu tindakan penanganan.
Penanganan untuk mual dan muntah dapat meliputi modifikasi lifestyle, diet, tetapi
farmakologi dan nonfarmaologi. Modifikasi lifestyle dengan cara menghidari stress
dan istirahat yang cukup. Diet dapat di lakukan dengan pola makan sedikit namun
sering, seperti mengkonsumsi makanan kering, dan minuman tidak bersoda. Tetapi
farmakologi dapat dengan memberi obat antiemetic, sedangkan non farmakologi
dapat menggunakan jahe yang juga memiliki efek antiemetik [ CITATION Sub16 \l
1033 ]
Jahe memiliki efek anti-inflamasi serta penghambat yang menguntungkan dalam
mengatasi mual muntah. Serta senyawa gingerol dan Inti jahe yang disebut gingerol
merupakan molekul radikal bebas yang kuat dan dapat beraksi antioksidan. Gingerol
menurunkan produk oksidatif dalam saluran pencernaan yang menyebabkan
munculnya rasa mual.Gingerol juga dapat menyebabkan pembuluh darah membesar
yang biasanya ditandai dengan efek hangat dan dapat memblok serotonin Memblok
serotonin yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut
berkontraksi, sehigga timbul rasa mual. Dikenal beberapa jenis jahe, tapi yang
dianggap berkhasiat sebagai obat adalah jahe merah, karena kandungan minyak atsiri
pada jahe merah lebih banyak [ CITATION Umu17 \l 1033 ]
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan jahe efektif dalam
mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester 1, diantaranya penelitian
Defrin (2017) dengan Judul Pengaruh Minuman Jahe Terhadap Frekuensi Emesis
Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Pekkabata Kec. Polewali Kab.
Polewali Mandar, yang melibatkan 16 responden sebagai kelompok eksperimen dan
16 responden sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara frekuensi emesis gravidarum sebelum dan
setelah diberikan minuman jahe pasien mengalami penurunan frekuensi emesis,
dimana nilai tengah frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama
sebanyak 5,00 kali atau 5 kali kejadian emesis gravidarum dalam sehari pada ibu
hamil trimester pertama. Sedangkan sesudah diberikan minuman jahe nilai tengah
frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama adalah 3.50 kali atau
3-4 kali kejadian emesis gravidarum dalam sehari. Hal ini ditunjukkan dari nilai p =
0,001 (p < 0,05), yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi emesis
gravidarum sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi.
Pada penelitian lain yang dilakukan Khabiba & Malikha 2017 dengan jumlah
sampel 5. Dari 5 responden yang diberikan ekstrak jahe terdapat 4 responden
terdiri dari 2 primigravida dan 1 multigravida mengalami penurunan frekuensi
mual muntah menjadi ringan ( 1-3 kali sehari), dan 1 responden terdiri dari
primigravida tidak mengalami penurunan frekuensi tetap sedang (4-9 kali
sehari).
Sebelum di berikan ekstrak jahe : Didapatkan dari hasil penelitian sebelum
diberikan ekstrak jahe terkumpul 5 ibu hamil dirumah bidan melalui undangan
dan semuanya hadir. Setelah itu dilakukan wawancara meliputi nama, alamat,
usia, hamil keberapa, serta melihat buku KIA ibu hamil untuk mengetahui usia
kehamilan. Selanjutnya dilakukan demonstrasi pada ibu hamil tentang jahe
sebagai antiemetic (anti muntah) dan sangat berguna pada ibu hamil untuk
mengurangi morning sickness. Suatu penelitian melaporkan bahwa jahe sangat
efektif menurunkan metoklapamid senyawa penginduksi nausea (mual) muntah.
Jahe memproduksi aksi antimual dan antimabuk karena efek antihistamin dan
anticholinergic pada peripheral dan pusat.
Demonstrasi dilanjutkan menjelaskan cara membuat wedang jahe, dengan
komposisi 15 gram irisan jahe (iris tipis) dan 1,5 sendok makan gula dan
dilarutkan kedalam air panas (100 ml/ 1/2 gelas kecil) di minum pada saat masih
hangat 1 kali sehari sesudah makan pagi. Kemudian ditanyakan frekuesi mual
muntah dari kelima ibu hamil yang terdiri dari 3 primigravida dan 2
multigravida. Sebelum diberikan ekstrak jahe semua ibu hamil mengalami mual
muntah sedang (4-9 kali sehari). Di hari kedua sebelum diberikan ekstrak jahe
dilakukan observasi kembali frekuensi mual muntah ibu hamil dan membagikan
irisan jahe serta gula untuk diminum ibu hamil di hari selanjutnya.
Setelah diberikan ekstrak jahe : Dari kelima ibu hamil yang mengkonsumsi
wedang jahe sesudah makan pagi, pada saat itu pula ibu hamil dikunjungi agar
dapat diketahui bahwa ibu hamil benar-benar meminum jahe sampai 7 hari.
Setiap hari ibu hamil diobservasi makanan dan minuman yang di konsumsinya,
dan setiap hari juga ibu hamil diberikan jahe dan gula untuk diminum dihari
selanjutnya. Setiap sore dilakukan observasi makanan dan minuman yang telah
dikonsumsi ibu hamil sampai di hari ke tujuh, serta mengobservasi frekuensi
mual muntah ibu hamil untuk mengetahui penurunan mual muntah setelah
diberikan ekstrak jahe.
Setelah dilihat dari pola makan 1 responden yang tidak mengalami
penurunan frekuensimual muntah. Hal ini disebabkan karena ibu terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang memicu timbulnya mual muntah seperti kol,
mentimun, nangka, durian dan makanan yang berbau tajam serta terlalu asin dan
bersantan. Menurut Pantikawati, Ika, SST dan Saryono 2010 dalam [ CITATION
Umu17 \l 1033 ] jenis makanan tersebut menghasilkan gas dalam perut
sebaiknya dihindari oleh ibu hamil, sebab pada ibu hamil gerakan lambung
melambat dan membentuk gas sehingga mengakibatkan perut terasa kembung
serta mengiritasi lambung.
Ibu beralasan mengkonsumsi makanan tersebut karena faktor ngidam yang
terlalu berlebihan sehingga tidak dapat menghindari meskipun mual muntah
terus menerus, ibu juga mengalami gangguan istirahat (tidak pernah tidur siang)
dikarenakan peran ibu sebagai wanita karir. Faktor tersebut sebagai salah satu
pemicu tidak ada penurunan frekuesi mual muntah serta menyebabkan kondisi
mual ibu lebih parah, serta pengalaman pertama ibu pada proses kehamilan juga
merupakan salah faktor pemicu mual muntah karena ibu primipara belum
mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin
sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum.
Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah mampu
beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin karena sudah
mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan (Prawirohardjo,
2015:207). Namun ibu tetap memenuhi nutrisinya agar kondisinya tidak
membahayakan dirinya dan bayi, meskipun makanan yang dikonsumsinya lebih
memicu mual muntah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah
pemberian ekstrak jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah
daripada sebelum diberikan ekstrak jahe.
Penelitian serupa dilakukan oleh Astriana dengan judul Efektivitas Pemberian
Rebusan Air Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah Ibu Hamil Trimester 1 di
Wilayah Kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017
denhan jumlah sampel sebanyak 29 ibu hamil. Trimester 1 sebanyak 18 orang,
trimester II sebanyak 2 orang dan trimester III sebanyak 9 orang.
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Penawar Jaya tentang pemberian
aromatherapi dengan ihalasi pada ibu hamil Trimester I diketahui bahwa rata-
rata (mean) mual muntah pada ibu hamil Trimester I sebelum pemberian rebusan
air jahe di wilayah kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang
tahun 2017 sebanyak 9,8 kali dengan standar deviasi sebesar 1,5. Sebelum diberikan
rebusan air jahe ibu hamil merasakan mual muntah sebanyak 9-10 kali dalam
sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mual muntah sebelum diberikan
rebusan air jahe masih sering terjadi, dimana dalam sehari ibu hamil mengalami
mual dan muntah lebih dari 9-10 kali. Sesudah Pemberian Rebusan Air Jahe
Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa rata-rata (mean) Mual muntah
pada ibu hamil Trimester I sesudah pemberian rebusan air jahe di wilayah kerja
Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang tahun 2017 sebanyak 5,5
kali dengan standar deviasi sebesar 1,6. Dengan hasil pemberian rebusan air jahe
ibu hamil merasakan adanya pengurangan mual dan muntah (mual muntah) sebanyak
5-6 kali dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian rebusan air jahe pada
ibu hamil dapat menurunkan frekuensi mual dan muntah selama kehamilan.
Oleh karena itu mengkonsumsi ekstrak jahe saat kehamilan efektif dalam
menurunkan mual muntah pada ibu hamil. Jahe merupakan salah satu cara untuk
meredakan mual dan muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi
gangguan ini. Jahe dapat membantu para wanita hamil mengatasi derita mual dan
muntah tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam
kandungannya. Jahe berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau obat inaktif
seperti vitamin B6, yang selama ini menunjulkan fungsinya dalam mengurangi mual
muntah pada beberapa wanita hamil. Wanita hamil yang mengkonsumsi jahe tersebut
tidak mengalami gangguan dalam kehamilannya, jahe bisa menjadi terapi yang
efektif untuk mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Ekstrak jahe sangat efektif dalam menurunkan mual muntah pada ibu hamil.
Dengan mengkonsumsi ekstrak jahe setiap 2 kali sehari, sebanyak kurang lebih
250 mg merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah selama
kehamilan pada trimester pertama.
4.2. Saran
a. Bagi Program Studi Profesi Ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
bacaan tentang keperawatan maternitas.
b. Bagi Perawat
Perawat maternitas dan bidan diharapkan bisa memberikan informasi kepada
ibu hamil yang mengalami mual muntah untuk menjadikan ekstrak jahe
menjadi salah satu alternatif terapi untuk menurunkan frekuensi mual
muntah.
c. Bagi Puskesmas
Diharapkan bagi petugas kesehatan di Puskesmas untuk aktif dalam memberikan
konseling dan penyuluhan tentang manfaat rebusan air jahe untuk menurunkan
mual muntah pada ibu hamil.
d. Bagi pasien
Memberikan konseling dan penyuluhan tentang manfaat rebusan air jahe untuk
menurunkan mual muntah pada ibu hamil. Diharapkan ibu hamil untuk
menggunakan rebusan air jahe yang telah terbukti efektif untuk mengurangi mual
muntah yang sering terjadi pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Eniyati, & F, D. R. (2017). Sikap Ibu Hamil Dalam Menghadapi Ketidaknyamanan
Kehamilan Trimester I Di Puskesmas Piyungan Bantul Yogyakarta. Jurnal
Kesehatan Vol 1 No 8 , 55-62.
Khabiba, U., & Malikha, N. Z. (2017). Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu
Hamil Trimester I Terhadap Emesis Gravidarum. 18-22.
Kusumawardani, P. A., Cholifah, S., Multazam, M. T., & Nandiyanto., A. B. (2018).
Effect Of Ginger Drinks On Nausea Vomiting In The First Trimester Of
Pregnancy. Aasec , 0-4.
Nasution, S. A., & Kaban, F. (2017). Efektivitas Jahe Untuk Menurunkan Mual
Muntah Pada Kehamilan Trimester I Di Kelurahan Suka Karya Kecamatan
Kota Baru. Scientia Journal Vol. 4 No. 04 , 416.
Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:YBPSP.
Rufaridah, A., Herien, Y., & Mofa., E. (2019). Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale
(Jahe) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum. Jurnal Endurance E-Issn -
2477-6521 Vol 4 (1) , 204-209.
Suririnah. 2010. Mual Muntah Saat Awal Kehamilan.
Thomson, M., Corbin, R., & Leung., L. (2014). Effects Of Ginger For Nausea
And Vomiting In Early Pregnancy: A Meta-Analysis. Jabfm Vol. 27 No. 1 ,
115-121
Utami, P. (2012). Anti Biotik Alami Untuk Mengatasi Aneka Penyakite. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Wahyuningrum, Yuniarti Dan Rafiah. 2016. Penanganan Mandiri Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Di BPM Hj. Ninik Artiningsih,SST.,M.Kes
Kelurahan Blooto Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto.
Wiraharja, R. S., Heidy, Rustam, S., & Iskandar, M. (2011). Kegunaan Jahe Untuk
Mengatasi Gejala Mual Dalam Kehamilan. Damianus Journal Of Medicine,
10(3), 161–170.
Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Yeyeh, Ai, Dan Rukiyah. 2014. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : CV.
Trans Info Media.