Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS JURNAL

Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu Hamil Trimester 1 Terhadap


Penurunan Mual Muntah

Oleh

ARIANTO M. MANANG

841719009

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Ns Ika Wulansari, M.Kep Sp.Mat Seska Tamaka S.T.Keb

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehamilan merupakan serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau
pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi,
nidasi dan implantasi. Kehamilan secara alami baru bisa terjadi ketika seorang
wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan menstruasi.Waktu yang
dibutuhkan pada kehamilan normal adalah 38-40 minggu atau kira-kira 40 minggu
dari akhir hari pertama haid terakhir [ CITATION Eni17 \l 1033 ]
Kehamilan adalah suatu kejadian yang selalu diinginkan oleh setiap pasangan
suami istri, mulai awal kehamilan sudah dilakukan persiapan menyambut kelahiran
bayi. Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita khusunya
pada alat genetalia exsterna dan interna, serta pada payudara. Dalam hal ini hormon
somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai peranan penting
terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil. Perubahan karena hormon
estrogen pada kehamilan akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang
berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah. Selain hormon estrogen
diduga pengeluaran Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dalam serum dari
plasenta juga menyebabkan mual muntah Menurut Wiknjosastro, 2012 dalam
[ CITATION Sub16 \l 1033 ]
Fase awal kehamilan disebut trimester pertama yang dimulai dari konsepsi
sampai minggu ke 12 kehamilan. Pengaruh hormonal dan perubahan produksi,
anatomi dan fisiologi umumnya terjadi pada fase ini, Dalam kehamilan biasanya
terjadi perubahan fisiologis, salah satu perubahan tersebut terjadi di saluran
gastrointestinal, dimana terjadi penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal
yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus.
Pengaruh hormon estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hypersaliva), daerah lambung
terasa panas, terjadi mual muntah [ CITATION Ann19 \l 1033 ]
Sekitar 50% wanita hamil mengalami mual-mual, dan beberapa orang sampai
muntah-muntah. Keluhan ini terjadi dalam 12 minggu pertama kehamilan, biasanya
menghilang pada akhir waktu tersebut, tapi kadang-kadang muncul kembali
menjelang akhir kehamilan. Penyebabnya hampir dapat dipastian karena kepekaan
terhadap hormon kehamilan. Kebanyakan mual-mual terjadi pada pagi hari, sehingga
dinamakan morning sicknes, tetapi mungkin saja terjadi kapanpun. Mual-mual dipagi
hari lebih umum dari pada di saat yang lain, karna perut mengandung kumpulan
asam lambung yang di endapkan pada malam hari [ CITATION Sub16 \l 1033 ]
Angka kejadian morning sicknes di dunia yaitu 70%-80% dari jumlah ibu hamil.
Data mengenai kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil yaitu 50-90% sedangkan
hiperemesis gravidarum 10-15% di Provinsi Jawa Timur dari jumlah ibu hamil yang
ada sebanyak 182.815 orang pada tahun 2011. Mual dan muntah adalah gejala yang
sering terjadi pada 60-80% Primigravida dan 40-60% Multigravida
(Wahyuninggrum.,dkk,2016).
Mual muntah yang terjadi perlu dilakukan suatu tindakan penanganan.
Penanganan untuk mual dan muntah dapat meliputi modifikasi lifestyle, diet, serta
farmakologi dan nonfarmaologi. Modifikasi lifestyle dengan cara menghidari stress
dan istirahat yang cukup. Diet dapat di lakukan dengan pola makan sedikit namun
sering, seperti mengkonsumsi makanan kering, dan minuman tidak bersoda. Serta
farmakologi dapat dengan memberi obat antiemetic, sedangkan non farmakologi
dapat menggunakan jahe yang juga memiliki efek antiemetik [ CITATION Sub16 \l
1033 ]
Jahe (zingiber officinale) termasuk ke dalam 20 sumplemen herbal terlaris di
Amerika Serikat. Sebagian besar industri farmasi di dunia mengklaim bahwa ekstrak
jahe bermanfaat untuk mengatasi penyakit percernaan karena jahe bersifat aromatik,
merangsang buang angin, dan menghangatkan tubuh. Rasa dan aroma pedas pada
jahe disebabkan oleh kandungan senyawa gingerol dan volatile (Wiraharja, Heidy,
Rustam, & Iskandar, 2011). Sebuah penelitian menyatakan bahwa jahe memiliki
khasiat untuk mencegah penyakit dan membuang racun (profiklaksis dan
detoksifikasi) (Utami, 2012). Gingerol dapat mereduksi nausea yang dikarenakan
mabuk atau kehamilan dan juga dapat mengurangi migraine [ CITATION Ann19 \l
1033 ]
Fungsi farmakologis jahe salah satunya adalah antiemetic (anti muntah) jahe
merupakan bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut, hal ini akan
meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulan aromatik yang kuat,
disamping dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltik
usus sekitar 6 senyawa di dalam jahe telah terbukti memiliki aktivitas antiemetic/anti
muntah yang manjur kerja senyawa-senyawa tersebut lebih mengarah pada dinding
lambung dari pada system saraf pusat. Berdasarkan hasil penelitian Dini Paramita
Defrin (2016) tentang Pengaruh Minuman Jahe Terhadap Frekuensi Emesis Pada Ibu
Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Pekkabata Kec. Polewali Kab. Polewali
Mandar dengan jumlah responden 32, dengan rincian 16 responden sebagai
kelompok eksperimen dan 16 responden sebagai kelompok kontrol, di dapatkan hasil
Adanya pengaruh minuman jahe terhadap perubahan frekuensi emesis sebelum dan
sesudah diberikan minuman jahe.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan analisis
jurnal tentang “Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu Hamil Trimester 1
Terhadap Penurunan Mual Muntah”.
1.2 Tujuan
Mengetahui Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu Hamil Trimester 1
Terhadap Penurunan Mual Muntah
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Bagi Program Studi Profesi Ners, diharapkan analisis jurnal ini dapat
dijadikan sebagai perkembangan teori yang dapat diterapkan dalam teori tambahan
dan aplikasi dalam asuhan keperawatan maternitas.
1.3.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Program Studi Profesi Ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
bacaan tentang keperawatan maternitas.
b. Bagi Perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi
perawat maternitas dan bidan dalam pemberian asuhan keperawatan
maternitas.
c. Bagi Puskesmas
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi Puskesmas dalam
melaksanakan penatalaksanaan asuhan keperawatan maternitas.
d. Bagi Pasien
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi referensi bagi ibu hamil dan
keluarga agar dapat menggunakan metode ekstrak jahe dalam penanganan
mual muntah pada ibu hamil trimester 1.
BAB II
METODE DAN TINJAUAN TEORITIS
2.1 Metode Pencarian
Analisis jurnal ini menggunakan 1 (satu) media atau metode pencarian jurnal,
yaitu menggunakan database dari Google scholar.
2.2 Konsep Tentang Tinjauan Teoritis
2.2.1 Kehamilan
Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal didalam tubuh
setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro, H, 2012).
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (trimester) yaitu :
a. Kehamilan triwulan I antara 0 – 12 Minggu
b. Kehamilan triwulan II antara 12 – 28 Minggu
c. Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 Minggu
Adapun tanda-tanda yang menyertai kehamilan yaitu :
a. Amenorrhea
b. Perubahan pada payudara
c. Mual dan Muntah
d. Sering kencing
Tanda pasti kehamilan :
a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ),
b. Terasa gerak janin,
c. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
embrio
d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (> 16 minggu).
Tanda tidak pasti kehamilan :
a. Rahim membesar,
b. Tanda hegar,
c. Tanda Chadwick,
d. Tanda Piskacek,
e. Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat,
f. Ballotement positif,
g. Tes urine kehamilan (tes HCG) positif,
2.2.2. Jahe
A. Pengertian
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu.
Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Rhizoma dan
batang jahe memegang peranan penting dalam pengobatan di India, Cina, dan Jepang
sejak tahun 1500. Oleh karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa
yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu
masak, dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam temutemuan
(zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti kunyit (Curcuma
domestica), temu lawak (Curcuma xanthorrhiza), temu hitam (Curcuma aeroginosa),
lengkuas (Languas galanga), kencur (Kaempferia galanga), dan lain-lain.
Jahe merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang banyak ditemukan di
Asia Pasifik dan digunakan untuk berbagai keperluan. Di Cina dan Jepang, jahe
digunakan sebagai bumbu wajib dalam banyak jenis masakan, karena memberikan
aroma yang khas dan rasa yang istimewa pada makanan. Selain itu, jahe banyak
digunakan sebagai obat herbal atau jamu karena kandungan bahan-bahan alaminya.
Sebagai obat herbal, jahe digunakan untuk mencegah motion sickness dan sebagai
anti muntah. Khasiatnya sebagai anti-muntah mulai banyak digunakan tidak hanya
untuk penderita gastritis, tetapi juga oleh kalangan ibu hamil, karena dianggap
mempunyai efek samping yang lebih ringan dibanding obat-obat anti muntah yang
beredar di masyarakat.
B. Macam Macam Jahe Dan Kandungannya
Jenis tanaman jahe dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Jahe putih atau kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Rimpangnya lebih besar dan gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung
dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur
muda maupun saat berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun olahan.
2. Jahe putih atau kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit
Ruasnya kecil, agak rata, sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu
dipanen setelah berumur tua. Kandungan minyak atsirinya lebih besar
daripada jahe gajah sehingga rasanya lebih pedas dan mengandung serat yang
tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak
oleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah
Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih kecil. Sama
seperti jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk
ramuan obat-obatan.
Selain mengandung minyak atsiri, jahe juga mengandung berbagai zat gizi
seperti yang terlampir :
Kandungan nutrisi per 100 gram jahe.
 Energy 20 kcal 80 Kj
 Carbohydrates 17.77 g
 Sugar 1.7 g
 Dietary Fiber 2 g
 Fat 0.75 g
 Protein 1.82 g
 Thiamin (vitamin B1) 0.025 mg 2%
 Riboflavin (vitamin B2) 0.034 mg 2%
 Niacin (vitamin B3) 0.75 mg 5 %
 Pantothenic acid (vitamin B5) 0.203 mg 4 %
 Vitamin B6 0.16 mg 12 %
 Folate 11 3 %
 Vitamin C 5 mg 8 %
 Calcium 16 mg 2 %
 Iron 0.6 mg 5 %
 Magnesium 43 mg 12 %
 Phosporus 34 mg 5 %
 Potassium 415 mg 9 %
 Zinc 0.34 % 3 %
C. Kegunaan Jahe
Di samping kegunaan jahe untuk mengurangi mual dan muntah dalam
kehamilan, manfaat jahe secara luas antara lain dapat digunakan untuk
mengatasi migren, motion sickness, mual post-kemoterapi, mual dan muntah
post-operasi, osteo arthritis, rheumatoid arthritis, gangguan traktus urinarius
post-stroke, menurunkan berat badan, mempersingkat masa persalinan, dan
sebagai anti pembekuan darah.
D. Mekanisme Jahe Dalam Mengurangi Mual Dan Muntah Dalam Kehamilan
Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain gingerol, shogaol,
zingerone, zingiberol dan paradol. Rasa pedas yang terkandung pada jahe
disebabkan oleh zat zingerone, sedangkan aroma khas yang ada pada jahe
disebabkan oleh zat zingiberol.
Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja zat-zat tersebut
pada dasarnya masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat
reseptor serotonin dan menimbulkan efek anti emetik pada sistem
gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat. 37,38 Pada percobaan
binatang, gingerol meningkatkan transpor gastrointestinal. Gingerol dan
komponen lainnya dari jahe diketahui mempunyai aktivitas sebagai anti-
hidroksitriptamin melalui percobaan pada ileum babi. Galanolakton,
merupakan unsur lain yang terkandung pada jahe, adalah suatu antagonis
kompetitif pada ileus 5-HT reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik.
Efek jahe pada susunan saraf pusat ditunjukkan pada percobaan binatang
dengan gingerol, terdapat pengurangan frekuensi muntah. Selain itu, studi lain
menemukan bahwa jahe menurunkan gejala motion sickness pada responden
yang sehat.
Dalam kaitannya sebagai anti inflamasi, ekstrak jahe telah
memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivasi TNF (tumour
necrosing factor) dan ekspresi siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari
sinoviosit manusia. Zat yang menghambat siklo-oksigenase 2, yaitu gingerol,
bekerja dengan cara menghalangi aktivasi MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga
mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang,
sehingga jahe dapat menghambat proses peradangan yang disebabkan oleh
infeksi H.pylori. Oleh karena itu, frekuensi mual dan muntah yang disebabkan
oleh infeksi H.pylori dapat dikurangi.
E. Dosis dan Bentuk Sediaan Jahe
Dosis rata-rata yang biasa digunakan berkisar antara 0,5-2 gram
berbentuk bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul. Bisa juga digunakan
dalam bentuk ekstrak kering atau jahe yang masih segar. Dari beberapa
penelitian didapatkan bahwa dosis yang memberikan efek untuk mengurangi
mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama adalah sebanyak 250 mg
jahe diminum 4 kali sehari, dapat diminum dalam bentuk sirup maupun
kapsul. Banyak penelitian membuktikan bahwa bubuk jahe sebanyak 1 gram
per hari dapat menghilangkan mual yang disebabkan oleh berbagai faktor,
akan tetapi tidak boleh melebihi 4 gram per hari.
F. Efek Samping Jahe pada Kehamilan
Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan efek
samping terhadap penggunaan jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam
dosis 1 gram per hari. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah
iritasi atau tidak enak di mulut, mulas, bersendawa, kembung dan mual,
terutama pada sediaan jahe bubuk. Jahe segar yang tidak terkunyah dengan
baik dapat juga membuat obstruksi usus. Jahe harus digunakan dengan hati-
hati pada orang yang memiliki ulkus pada gaster, inflammatory bowel disease
dan batu empedu.
Pada penelitian terhadap hewan percobaan menunjukkan bahwa jahe
berpotensi sebagai inhibitor tromboxan sintetase dan dapat mempengaruhi
testosteron receptorbinding serta diferensiasi hormon sex steroid pada otak
janin.
Komponen-komponen tertentu dari jahe dapat menimbulkan efek pada
sistem kardiovaskuler yang bervariasi. Secara teoritis, jahe dapat mencegah
pembekuan darah dengan cara menghambat agregasi platelet, dan bisa
menimbulkan perdarahan berlebih. Penelitian ter-hadap manusia
menunjukkan bahwa jahe menghambat agregasi platelet yang dipengaruhi
oleh adenosin difosfat dan epinefrin.
Pada percobaan binatang, jahe dapat menyebabkan abortus, mutasi
janin dan meningkatkan risiko perdarahan pada kehamilan dan persalinan.
Akan tetapi studi lain menemukan bahwa hal ini tidak terjadi secara bermakna
pada manusia.
2.2.3. Emesis gravidarum
A. Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil keadaan ini
biasanya didahului rasa mual (Nausea). Kedua hal itu adalah hal yang wajar
dan sering didapati pada sebagian besar ibu hamil. Emesis gravidarum atau
sering disebut juga morning sickness adalah rasa mual muntah yang terjadi
pada kehamilan ditrimester pertama (0-12 minggu), dimana rasa mual itu
bukan hanya terjadi dipagi hari saja tetapi dapat terjadi setiap saat, bisa
malam, siang ataupun setiap waktu. Gejala ini tanpa pengobatan dan akan
mereda dengan sendirinya dalam usia kehamilan 4-5 bulan (Wiknjosastro,
2012).
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke-6 setelah hari pertama haid,
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.
Keluhan pertama adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa
wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai
akhir bulan ke-4. Sebagian wanita sering mengalami masalah karena mual dan
muntah ini, khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak
mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam suatu kehamilan mungkin
akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya
(Winkjosastro, 2012).
B. Penyebab
Adapun penyebab emesis gravidarum adalah sebagai berikut :
1. Perubahan hormonal (peningkatan kadar hormone HCG,
estrogen/progesterone) dalam darah
2. Alergis (sekresi corpus luteum, antigen dari ayah, “keracunan histamine”)
3. Kelebihan asam gastric/asam klorida akibat peningkatan hormon estrogen
4. Perubahan metabolisme glikogen hati
5. Relaksasi yang relative dari jaringan otot pada saluran pencernaa (misalnya
peristaltic usus yang melambat sehingga membuat pencernaan tidak efisien)
6. Kondisi psikologis dan penerimaan ibu terhadap kehamilan (belum siap
hamil atau bahkan kehamilan yang tidak diinginkan) sehingga merasa
tertekan dan memicu mual muntah
7. Pembesaran dan peregangan otot-otot polos uterus
8. Kebiasaan pola makan si calon ibu sebelum maupun pada mingguminggu
awal kehamilan, serta gaya hidupnya
9. Kurang tidur dan istirahat, keletihan fisik dan stress, yang dapat
meningkatkan terjadinya mual muntah (Winkjosastro, 2012).
C. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda Emesis gravidarum berupa :
1. Rasa mual bahkan dapat sampai muntah
2. Nafsu makan berkurang
3. Mudah lelah
4. Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi
tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan
mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga
akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya (Yeyen & Rukiah, 2014).

D. Pengaruh Emesis gravidarum Pada Ibu dan Janin


Diawal kehamilan ini kebanyakan wanita hamil hanya sedikit saja
meningkatkan berat badannya dan ini tidak mempengaruhi perkembangan
janin. Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini
berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum akan dapat
meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan (Suririnah, 2010).
Wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebihan
berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan
lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir
esofagus dan lambung akibat perdarahan gastrointestinal. Bayi-bayi dari
wanita yang menderita emesis gravidarum yang berlebihan sepanjang
kehamilannya lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang
sedikit terbelakang (Wiknjosastro, 2012).
E. Pencegahan
Pencegahan terhadap emesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur
4 bulan.
2. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
3. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang
dapat menimbulkan rasa mual.
4. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat.
5. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak.
6. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau
terlalu dingin.
7. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan
8. Hindari bau-bau atau aroma yang tidak enak atau sangat menyengat yang
dapat menimbulkan rasa mual
9. Duduk tegak setiap kali selesai makan
10. Pemberian suplemen vitamin B komplek terutama vitamin B6 50 mg dan
vitamin C yang dapat mengatasi emesis gravidarum (Suririnah, 2010).
F. Penanganan
1. Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi
berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi
hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu dirawat. Pada kasus yang
lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah lemas
dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu
sudah mengalami dehidrasi.
2. Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di
laboratorium. Jika air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif
harus masuk rumah sakit. Selama perawatan awal, biasanya semua intake
makanan dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya akan
dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah itu
pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair,
makanan semipadat hingga makanan biasa.
3. Pemberian obat antimual peru dipertimbangkan. Bahkan bila sampai
mengalami luka lambung karena intake yang kurang, maka dokter akan
mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya, dalam 24 jam gejala
mual akan menghilang.
4. Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan
prioritas utama yang mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi
jika asupan kalori ibu hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh
makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di rumah sakit
tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan
moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan.
Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari
segala macam stres.
5. Setelah lepas dari perawatan rumah sakit, bukan berati masalah selesai begitu
saja. Bagaimanpun, ibu hamil yang mengalami mual muntah berlebihan mesti
cermat dalam pengaturan makan. Jika terapi farmakologis diperlukan,
pengobatan dapat dimulai dengan menggunakan vitamin B-6, 10-25 mg
sehari, 3-4 kali sehari,
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Author Tahun Judul Metode Hasil Source
Dini 2017 Pengaruh Quasy Ada pengaruh minuman Google
Paramita Minuman Eksperimen jahe terhadap scholar
Defrin Jahe t dengan perubahan frekuensi
Terhadap pendekatan emesis sebelum dan
Frekuensi Control sesudah diberikan
Emesis Pada Group Pre- minuman jahe.
Ibu Hamil Posttest Tidak ada pengaruh
Trimester Design pemberian air putih
Pertama Di terhadap perubahan
Puskesmas frekuensi emesis
Pekkabata gravidarum sebelum
Kec. dan sesudah diberikan
Polewali air putih.
Kab. Pemberian minuman
Polewali jahe lebih berpengaruh
Mandar untuk menurunkan nilai
frekuensi emesis
gravidarum pada ibu
hamil trimester pertama
dibandingkan dengan
air putih dengan nilai
signifikan p=0,001.
Umu 2017 Pengaruh Penelitian Dari 5 responden Google
Khabiba, Pemberian ini sesudah diberikan scholar
Nur Zad Ekstrak Jahe menggunak ekstrak jahe, 4
Malikha Pada Ibu an "Quasy responden 2
Hamil Experiment primigravida (80%)
Trimester I " dengan mengalami perbaikan
Terhadap pre-test dan mual muntah yaitu
Emesis post-test menjadi ringan (1-3 kali
Gravidarum pada ibu sehari) , dan 1
hamil responden primigravida
trimester 1 (20%) tidak mengalami
perbaikan penurunan
frekuensi mual muntah
tetap sedang ( 4-9 kali
sehari) dalam sehari
selama 7 hari.
Astriana 2018 Efektivitas menggunak Rata-rata (mean) mual Google
Pemberian an adalah muntah pada ibu hamil scholar
Rebusan Air quasi Trimester I sebelum
Jahe experiment, pemberian rebusan air
Terhadap menggunak jahe sebanyak 9,8 kali.
Penurunan an Dan sesudah pemberian
Mual Dan pendekatan rebusan air jahe
Muntah Ibu “one group sebanyak 5,5 kali.
Hamil pretest- Ini artinya ada
Trimester 1 postest pengaruh pemberian
Di Wilayah design“ rebusan air jahe
Kerja terhadap mual muntah
Puskesmas pada ibu hamil
Penawar Jaya Trimester I di wilayah
Kabupaten kerja Puskesmas
Tulang Penawar Jaya
Bawang Kabupaten Tulang
Tahun 2017 Bawang tahun 2017
dengan p-value = 0,000
(p-value < α = 0,05)
Anne 2019 Pengaruh Penelitian Rata-rata frekuensi Google
Rufarida Seduhan ini emesis scholar
h, Yelly Zingiber merupakan garvidarum sebelum
Herien, Offcinale pra diberikan seduhan
Englia (Jahe) eksperimen jahe adalah 3,38. Rata-
Mofa Terhadap dengan rata frekuensi
Penurunan rancangan emesis gravidarum
Emesis yang setelah diberikan
Gravidarum digunakan seduhan jahe adalah
adalah one 2,19. Adanya
group perbedaan frekuensi
pretest- emesis gravidarum
postest pada trimester pertama
design sebelum dan sesudah
pemberian seduhan jahe
diwilayah
kerja puskesmas Lubuk
Buaya padang
Tahun 2017.

Maggie 2014 Efek jahe Data Terlepas dari Google


Thomso terhadap disintesi meluasnya penggunaan scholar
n, MD, mual dan menjadi jahe dalam makanan,
Renee muntah di data rasio nilai klinik dan
Corbin, awal ganjil yang keamanannya di
MSc, kehamilan di indonesia mengobati
and kumpulkan NVEP masih belum
Lawrenc berdasarkan diketahui. Berdasarkan
e Leung, model efek analisis kami
MBBChi acak, dan menunjukkan bahwa
r, MFM datanya jahe adalah pengobatan
(Clin) ditabulasi nonfarmakologis yang
dengan efektif untuk NVEP.
bantuan
PA 2017 Pengaruh Metode Rata-rata skor Rhodes Google
Kusuma minuman Experimen index sebelum diberi scholar
wardani, jahe terhadap jahe minuman jahe 23,9
S mual muntah dan setelah diberi
Cholifah pada minuman jahe skor
,MT trimester rata-rata indeks Rhodes
Multaza pertama menurun menjadi 13,4.
m, A B kehamilan Ada efek dari minuman
D jahe mengurangi mual
Nandiya muntah pada trimester
nto, A G pertama kehamilan.
Abdulla
h and I
Widiaty

3.2 Pembahasan
Kehamilan merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal
didalam tubuh setelah penyatuan sel telur dan spermatozoa. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan (trimester) yaitu : (1)
Kehamilan triwulan I antara 0 – 12 Minggu, (2) Kehamilan triwulan II antara
12 – 28 Minggu (3) Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 Minggu
Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita
khusunya pada alat genetalia exsterna dan interna, serta pada payudara. Dalam
hal ini hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai
peranan penting terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada ibu hamil.
Perubahan karena hormon estrogen pada kehamilan akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan rasa mual
dan muntah. Selain hormon estrogen diduga pengeluaran Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dalam serum dari plasenta juga menyebabkan mual
muntah Menurut Wiknjosastro, 2012 dalam [ CITATION Sub16 \l 1033 ]
Mual muntah yang terjadi perlu dilakukan suatu tindakan penanganan.
Penanganan untuk mual dan muntah dapat meliputi modifikasi lifestyle, diet, tetapi
farmakologi dan nonfarmaologi. Modifikasi lifestyle dengan cara menghidari stress
dan istirahat yang cukup. Diet dapat di lakukan dengan pola makan sedikit namun
sering, seperti mengkonsumsi makanan kering, dan minuman tidak bersoda. Tetapi
farmakologi dapat dengan memberi obat antiemetic, sedangkan non farmakologi
dapat menggunakan jahe yang juga memiliki efek antiemetik [ CITATION Sub16 \l
1033 ]
Jahe memiliki efek anti-inflamasi serta penghambat yang menguntungkan dalam
mengatasi mual muntah. Serta senyawa gingerol dan Inti jahe yang disebut gingerol
merupakan molekul radikal bebas yang kuat dan dapat beraksi antioksidan. Gingerol
menurunkan produk oksidatif dalam saluran pencernaan yang menyebabkan
munculnya rasa mual.Gingerol juga dapat menyebabkan pembuluh darah membesar
yang biasanya ditandai dengan efek hangat dan dapat memblok serotonin Memblok
serotonin yaitu senyawa kimia pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut
berkontraksi, sehigga timbul rasa mual. Dikenal beberapa jenis jahe, tapi yang
dianggap berkhasiat sebagai obat adalah jahe merah, karena kandungan minyak atsiri
pada jahe merah lebih banyak [ CITATION Umu17 \l 1033 ]
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan jahe efektif dalam
mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester 1, diantaranya penelitian
Defrin (2017) dengan Judul Pengaruh Minuman Jahe Terhadap Frekuensi Emesis
Pada Ibu Hamil Trimester Pertama Di Puskesmas Pekkabata Kec. Polewali Kab.
Polewali Mandar, yang melibatkan 16 responden sebagai kelompok eksperimen dan
16 responden sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara frekuensi emesis gravidarum sebelum dan
setelah diberikan minuman jahe pasien mengalami penurunan frekuensi emesis,
dimana nilai tengah frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama
sebanyak 5,00 kali atau 5 kali kejadian emesis gravidarum dalam sehari pada ibu
hamil trimester pertama. Sedangkan sesudah diberikan minuman jahe nilai tengah
frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama adalah 3.50 kali atau
3-4 kali kejadian emesis gravidarum dalam sehari. Hal ini ditunjukkan dari nilai p =
0,001 (p < 0,05), yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari frekuensi emesis
gravidarum sebelum dilakukan intervensi dan setelah dilakukan intervensi.
Pada penelitian lain yang dilakukan Khabiba & Malikha 2017 dengan jumlah
sampel 5. Dari 5 responden yang diberikan ekstrak jahe terdapat 4 responden
terdiri dari 2 primigravida dan 1 multigravida mengalami penurunan frekuensi
mual muntah menjadi ringan ( 1-3 kali sehari), dan 1 responden terdiri dari
primigravida tidak mengalami penurunan frekuensi tetap sedang (4-9 kali
sehari).
Sebelum di berikan ekstrak jahe : Didapatkan dari hasil penelitian sebelum
diberikan ekstrak jahe terkumpul 5 ibu hamil dirumah bidan melalui undangan
dan semuanya hadir. Setelah itu dilakukan wawancara meliputi nama, alamat,
usia, hamil keberapa, serta melihat buku KIA ibu hamil untuk mengetahui usia
kehamilan. Selanjutnya dilakukan demonstrasi pada ibu hamil tentang jahe
sebagai antiemetic (anti muntah) dan sangat berguna pada ibu hamil untuk
mengurangi morning sickness. Suatu penelitian melaporkan bahwa jahe sangat
efektif menurunkan metoklapamid senyawa penginduksi nausea (mual) muntah.
Jahe memproduksi aksi antimual dan antimabuk karena efek antihistamin dan
anticholinergic pada peripheral dan pusat.
Demonstrasi dilanjutkan menjelaskan cara membuat wedang jahe, dengan
komposisi 15 gram irisan jahe (iris tipis) dan 1,5 sendok makan gula dan
dilarutkan kedalam air panas (100 ml/ 1/2 gelas kecil) di minum pada saat masih
hangat 1 kali sehari sesudah makan pagi. Kemudian ditanyakan frekuesi mual
muntah dari kelima ibu hamil yang terdiri dari 3 primigravida dan 2
multigravida. Sebelum diberikan ekstrak jahe semua ibu hamil mengalami mual
muntah sedang (4-9 kali sehari). Di hari kedua sebelum diberikan ekstrak jahe
dilakukan observasi kembali frekuensi mual muntah ibu hamil dan membagikan
irisan jahe serta gula untuk diminum ibu hamil di hari selanjutnya.
Setelah diberikan ekstrak jahe : Dari kelima ibu hamil yang mengkonsumsi
wedang jahe sesudah makan pagi, pada saat itu pula ibu hamil dikunjungi agar
dapat diketahui bahwa ibu hamil benar-benar meminum jahe sampai 7 hari.
Setiap hari ibu hamil diobservasi makanan dan minuman yang di konsumsinya,
dan setiap hari juga ibu hamil diberikan jahe dan gula untuk diminum dihari
selanjutnya. Setiap sore dilakukan observasi makanan dan minuman yang telah
dikonsumsi ibu hamil sampai di hari ke tujuh, serta mengobservasi frekuensi
mual muntah ibu hamil untuk mengetahui penurunan mual muntah setelah
diberikan ekstrak jahe.
Setelah dilihat dari pola makan 1 responden yang tidak mengalami
penurunan frekuensimual muntah. Hal ini disebabkan karena ibu terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang memicu timbulnya mual muntah seperti kol,
mentimun, nangka, durian dan makanan yang berbau tajam serta terlalu asin dan
bersantan. Menurut Pantikawati, Ika, SST dan Saryono 2010 dalam [ CITATION
Umu17 \l 1033 ] jenis makanan tersebut menghasilkan gas dalam perut
sebaiknya dihindari oleh ibu hamil, sebab pada ibu hamil gerakan lambung
melambat dan membentuk gas sehingga mengakibatkan perut terasa kembung
serta mengiritasi lambung.
Ibu beralasan mengkonsumsi makanan tersebut karena faktor ngidam yang
terlalu berlebihan sehingga tidak dapat menghindari meskipun mual muntah
terus menerus, ibu juga mengalami gangguan istirahat (tidak pernah tidur siang)
dikarenakan peran ibu sebagai wanita karir. Faktor tersebut sebagai salah satu
pemicu tidak ada penurunan frekuesi mual muntah serta menyebabkan kondisi
mual ibu lebih parah, serta pengalaman pertama ibu pada proses kehamilan juga
merupakan salah faktor pemicu mual muntah karena ibu primipara belum
mampu beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin
sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum.
Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah mampu
beradaptasi dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin karena sudah
mempunyai pengalaman terhadap kehamilan dan melahirkan (Prawirohardjo,
2015:207). Namun ibu tetap memenuhi nutrisinya agar kondisinya tidak
membahayakan dirinya dan bayi, meskipun makanan yang dikonsumsinya lebih
memicu mual muntah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah
pemberian ekstrak jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah
daripada sebelum diberikan ekstrak jahe.
Penelitian serupa dilakukan oleh Astriana dengan judul Efektivitas Pemberian
Rebusan Air Jahe Terhadap Penurunan Mual dan Muntah Ibu Hamil Trimester 1 di
Wilayah Kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2017
denhan jumlah sampel sebanyak 29 ibu hamil. Trimester 1 sebanyak 18 orang,
trimester II sebanyak 2 orang dan trimester III sebanyak 9 orang.
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Penawar Jaya tentang pemberian
aromatherapi dengan ihalasi pada ibu hamil Trimester I diketahui bahwa rata-
rata (mean) mual muntah pada ibu hamil Trimester I sebelum pemberian rebusan
air jahe di wilayah kerja Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang
tahun 2017 sebanyak 9,8 kali dengan standar deviasi sebesar 1,5. Sebelum diberikan
rebusan air jahe ibu hamil merasakan mual muntah sebanyak 9-10 kali dalam
sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mual muntah sebelum diberikan
rebusan air jahe masih sering terjadi, dimana dalam sehari ibu hamil mengalami
mual dan muntah lebih dari 9-10 kali. Sesudah Pemberian Rebusan Air Jahe
Setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa rata-rata (mean) Mual muntah
pada ibu hamil Trimester I sesudah pemberian rebusan air jahe di wilayah kerja
Puskesmas Penawar Jaya Kabupaten Tulang Bawang tahun 2017 sebanyak 5,5
kali dengan standar deviasi sebesar 1,6. Dengan hasil pemberian rebusan air jahe
ibu hamil merasakan adanya pengurangan mual dan muntah (mual muntah) sebanyak
5-6 kali dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian rebusan air jahe pada
ibu hamil dapat menurunkan frekuensi mual dan muntah selama kehamilan.
Oleh karena itu mengkonsumsi ekstrak jahe saat kehamilan efektif dalam
menurunkan mual muntah pada ibu hamil. Jahe merupakan salah satu cara untuk
meredakan mual dan muntah selama kehamilan, setidaknya meminimalisasi
gangguan ini. Jahe dapat membantu para wanita hamil mengatasi derita mual dan
muntah tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam
kandungannya. Jahe berfungsi lebih baik dibandingkan plasebo atau obat inaktif
seperti vitamin B6, yang selama ini menunjulkan fungsinya dalam mengurangi mual
muntah pada beberapa wanita hamil. Wanita hamil yang mengkonsumsi jahe tersebut
tidak mengalami gangguan dalam kehamilannya, jahe bisa menjadi terapi yang
efektif untuk mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Ekstrak jahe sangat efektif dalam menurunkan mual muntah pada ibu hamil.
Dengan mengkonsumsi ekstrak jahe setiap 2 kali sehari, sebanyak kurang lebih
250 mg merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah selama
kehamilan pada trimester pertama.
4.2. Saran
a. Bagi Program Studi Profesi Ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
bacaan tentang keperawatan maternitas.
b. Bagi Perawat
Perawat maternitas dan bidan diharapkan bisa memberikan informasi kepada
ibu hamil yang mengalami mual muntah untuk menjadikan ekstrak jahe
menjadi salah satu alternatif terapi untuk menurunkan frekuensi mual
muntah.
c. Bagi Puskesmas
Diharapkan bagi petugas kesehatan di Puskesmas untuk aktif dalam memberikan
konseling dan penyuluhan tentang manfaat rebusan air jahe untuk menurunkan
mual muntah pada ibu hamil.
d. Bagi pasien
Memberikan konseling dan penyuluhan tentang manfaat rebusan air jahe untuk
menurunkan mual muntah pada ibu hamil. Diharapkan ibu hamil untuk
menggunakan rebusan air jahe yang telah terbukti efektif untuk mengurangi mual
muntah yang sering terjadi pada ibu hamil.

DAFTAR PUSTAKA
Eniyati, & F, D. R. (2017). Sikap Ibu Hamil Dalam Menghadapi Ketidaknyamanan
Kehamilan Trimester I Di Puskesmas Piyungan Bantul Yogyakarta. Jurnal
Kesehatan Vol 1 No 8 , 55-62.
Khabiba, U., & Malikha, N. Z. (2017). Pengaruh Pemberian Ekstrak Jahe Pada Ibu
Hamil Trimester I Terhadap Emesis Gravidarum. 18-22.
Kusumawardani, P. A., Cholifah, S., Multazam, M. T., & Nandiyanto., A. B. (2018).
Effect Of Ginger Drinks On Nausea Vomiting In The First Trimester Of
Pregnancy. Aasec , 0-4.
Nasution, S. A., & Kaban, F. (2017). Efektivitas Jahe Untuk Menurunkan Mual
Muntah Pada Kehamilan Trimester I Di Kelurahan Suka Karya Kecamatan
Kota Baru. Scientia Journal Vol. 4 No. 04 , 416.
Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta:YBPSP.
Rufaridah, A., Herien, Y., & Mofa., E. (2019). Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale
(Jahe) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum. Jurnal Endurance E-Issn -
2477-6521 Vol 4 (1) , 204-209.
Suririnah. 2010. Mual Muntah Saat Awal Kehamilan.
Thomson, M., Corbin, R., & Leung., L. (2014). Effects Of Ginger For Nausea
And Vomiting In Early Pregnancy: A Meta-Analysis. Jabfm Vol. 27 No. 1 ,
115-121

Utami, P. (2012). Anti Biotik Alami Untuk Mengatasi Aneka Penyakite. Jakarta: Agro
Media Pustaka.
Wahyuningrum, Yuniarti Dan Rafiah. 2016. Penanganan Mandiri Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Di BPM Hj. Ninik Artiningsih,SST.,M.Kes
Kelurahan Blooto Kec. Prajurit Kulon Kota Mojokerto.
Wiraharja, R. S., Heidy, Rustam, S., & Iskandar, M. (2011). Kegunaan Jahe Untuk
Mengatasi Gejala Mual Dalam Kehamilan. Damianus Journal Of Medicine,
10(3), 161–170.
Wiknjosastro, H. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Yeyeh, Ai, Dan Rukiyah. 2014. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : CV.
Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai