Anda di halaman 1dari 16

KASUS 3

JAM IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN EVALUASI TINDAKAN


TRIASE : Seorang pasien laki-laki 63 tahun dating ke IGD SCORE :
10.10 Kronologis timbulnya keluhan : menurut keluarga, pasien mulai tidak bisa GCS 12(3-6-3)
bicara sejak jam 03.00 subuh, klien tampak sesak dan demam TD 127/76.mmHg
Pasien baru rutin menjalani HD 2x / minggu. Terpasang HD cath di bahu kanan, Nadi :144.x/mnt
HD terakhir 1 lumen tidak dapat di gunakan, pasien baru menjalani pemasangan Napas:28.x/mnt
AV Shunt 2 hari yang lalu. Suhu :38,9° C

ATS II
RUANG mengatur posisi semi fowler GCS 12(3-6-3)
OBSV : memasang O2, 3l/m, via BC Gambaran EKG ST, TD 120/80
10.20 memasang monitor HR 140, RR34, Saturasi 96%

10.30 Memasang infuse comafusin hepar di kaki kanan, mengambil sampel darah Hasil GDS 102
Ureum 166
Kreatinin 7,4
Bill total 5,48
Bill direk 5,41
Kalium : 7
11.30 Dilakukan pemeriksaan thoraxdi tempat Hasil efusi pleura bilateral
12.00 Monitor TTV TD 120/78
HR 140, RR34,
Saturasi 96%

13.00 pasien direncankan HD dan rawat ruang HCU/ICU tunggu konfirmasi bagian HD
Diagnosa Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan cairan di rongga pleura 
Keperawatan
Resiko syok cardiogenic factor resiko peningkatan kadar kalium

DATA PEMBAHASAN REFERENSI


Triase kategori 2 1. Triase adalah bagian untuk menentukan prioritas masalah pasien Gunakan jurnal dan guide lines
ATS pada pasien 2. ATS adalah Australian Triage Scale yaitu untuk menetapkan prioritas pasien dan internasional 2018 - 2020
yang mengalami batasan waktu bagi pasien menunggu untuk diberikan pertolongan pertama.
sesak nafas 3. Pasien termasuk kategori 2 karena ditemukan data,,,,,
Pasien termasuk kategori 2 karena ditemukan data klien tidak bias bicara, klien
tampak sesek dan demam klien mengalami gangguan pernapasan dan merupakan ciri
pasien dengan kategori 2 pada triase ATS.
4. Komunikasi kepada pasien :
“bapak saya akan memeriksakan kondisi bapak sekarang, bapak harap tenang, dan
tarik nafas pelan-pelan”
Evakuasi pasien dari 5. Perpindahan pasien dari satu tempat ke tempat lainnya pada pasien dengan keluhan
mobil - brandcar - sesak nafas akan beresiko terjadi distress pernafasan
tempat tidur 6. Distress pernafasan adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untukmempertahankan oksigenasi
darah normal (PaO2), eliminasi karbon dioksida (PaCO2)dan pH yang adekuat disebabkan oleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi.
7. Tehnik yang benar memindahkan pasien dengan keluhan sesak,,,,, (cantumkan
gambar)
8. Bagaimana mencegah distress pernafasan dari faktor lainnya, yaitu dengan terapi
oksigen, pertahankan jalan nafas
9. Komunikasi yang harus disampaikan kepada pasien saat proses memindahkan :
“Bapak, kami akan memindahkan bapak ke tempat tidur, mohon badan bapak
dilemaskan dan tidak perlu bergeser sendiri”
Klien nampak sesak 10. Bagaimana timbul keadaan pasien tidak bisa bicara ?
dan demam, terjadi Gangguan psikologis timbul dari pasien penyakit ginjal kronik tidak bisa bicara yang
peningkatan Nadi, disebut dimensia dialisis sebuah sindrom fatal dan progresif yang mengakibatkan
Suhu,Respirasi, hasil tidak bisa bicara karena terjadinya gangguan pada sistem syaraf (Kemenkes).
EKG ST Elevasi, 11. Bagaimana timbul sesak pada pasien tsb ?
Hasil Lab : Bill total Pada pasien penyakit ginjal kronik pada tahap kronik pasien terlihat pucat dan
5,48, Bill direk mengalami sesak nafas yang disebabkan oleh cairan berlebih yang menutup saluran
Ureum 166, paruparu (Jurnal Mitra Keluarga Edisi 11 2018)
Kreatinin 7,4,
dilakukan 12. Bagaimana timbul demam pada pasien tsb ?
pemeriksaan darah ? Demam merupakan respon tubuh terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagosit yang
dilakukan mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen.
pemeriksaan Thorax (Jurnal Kesehatan Denpasar Volume 02 Nomor 01 2018)
dengan hasil efusi 13. Hasil EKG menunjukkan ST ........
pleura bilateral Yang terjadi karena hipoksia akibat edema paru dan efusi pleura
14. Peningkatan nadi, suhu, respirasi disebabkan oleh ,,,,,,,
Riwayat baru ini Penyakit ginjal yaitu fungsi ginjal akan terganggu dimana akan terjadi penurunan laju
menjalankan HD 2x/ filtrasi glomerulus yang akan mengakibatkan penurunan sekresi hormon ADH
minggu.Terpasang sehingga fungsi tubulus distal menjadi menurun yang mengakibatkan sisa-sisa
HD Cath dibahu metaboleisme seperti ureum,kalium dan kreatinin dapat meningkat di kapiler
kanan, peritubulus sehingga masuk ke aliran darah masuk ke vena cava dan meningkatkan
HD terakhir 1 lumen denyut nadi karena di dalam darah mengandung sisa-sisa metabolisme.
tidak dapat Pada pasien terjadi sesak dikarenakan pada pasien PGK ekresi pada ginjalnya sudah
digunakan, menurun, sehingga mengakibatkan penumpukan cairan dalam tubuh. Protein yang
Terpasang AVshunt menurun dari dalam tubuh dapat menurunkan tekanan onkotik dimana hal ini
menyebabkan permeabilitas kapiler menjadi meningkat, maka cairan dari dalam
kapiler berpindah kedalam intertisial salah satunya masuk kedalam paru, yang
mengakibatkan penumpukan cairan didalam paru, sehingga mengganggu proses
pertukarangas yang menyebabkan sesak.
(Jurnal Kesehatan Universitas Jambi Volume 3 Nomor 1 Juni 2019).
15. Kenapa terjadi peningkatan Bill Total, Bill direk
Ginjal dan hati mempunyai fungsi yang sama yaitu berperan dalam mengolah darah.
Ginjal berfungsi menyaring darah sedangkan hati berfungsi merombak darah, dimana
ginjal akan membuang hasil perombakan darah dari hati berupa empedu yang akan
disalurkan menuju ginjal yang selanjutnya dibuang bersama urin, namun pada pasien
PGK ginjal tidak dapat melakukan fungsinya/ tidak dapat memfiltrasi sisa-sisa
metabolisme sehingga zat-zat tersebut tetap berada didalam darah, yang
menyebabkan peningkatan laju perombakan sel darah merah (hemolisis) yang
menyebabkan gangguan atau kelainan pada organ hati, sehingga meningkatnyakadar
bilirubin dalam darah.
16. Kenapa terjadi peningkatan Ureum, kalium dan kreatinin ?
Ginjal merupakan organ yang mempunyai kemampuan untuk menyaring dan
membersihkan sisa hasil metabolisme yng tidak terpakai didalam tubuh, masing-
masing ginjal memiliki jutaan unit penyaringan yang disebut nefron. Sedangkan
penyakit gijnal adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara bertahap, dimana
terjadi penurunan laju filtrasi / penyaringan.
Dapat disimpulkan bahwa jika terjadi penyakit ginjal maka fungsi ginjal akan
terganggu dimana akan terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus yang akan
mengakibatkan penurunan sekresi hormon ADH sehingga fungsi tubulus distal
menjadi menurun yang mengakibatkan sisa-sisa metaboleisme seperti ureum,kalium
dan kreatinin dapat meningkat di kapiler peritubulus sehingga masuk ke aliran darah
(Jurnal Kesehatan Poltekkes Denpasar Volume 4 No 2 2018).
17. Kenapa dilakukan pmeriksaan darah ?
Karena pada pasien penyakit ginjal kronik dilakukan pemeriksaan darah sebagai
penguat diagnosis dari penyakit salah satunya untuk mengetahui kadar ureum dan
kreatinin terjadi peningkatan atau tidak (Jurnal Kesehatan Poltekkes Denpasar
Volume 4 No 2 2018)
18. Hasil thorax menunjukan efusi pleura bilateral, kenapa bisa terjadi efusi pleura ?
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang abnormal pada ruang pleura. Efusi pleura
bisa berasal dari paru itu sendiri ataupun dari organ lain. Pada pasien ini merupakan
efusi pleura jenis transudatif
Pada pasien PGK tidak mampu membuang cairan yang akan menyebabkan kelebihan
cairan tubuh (overload), sehingga akan terjadi peningkatan tekanan hidrostaltik yang
berujung pada kebocoran cairan keruang potensial tubuh termasuk rongga pleura,
selain itu pasien PGK akan mengalami penurunan protein dan albumin sehingga akan
terjadi penurunan tekanan onkotik yang menahan cairan tetap di dalam pembuluh
darah dan akhirnya cairan merembes ke rongga pleura. bersama dengan kenaikan
permeabilitas kapiler paru, kondisi ini akan menyebabkan efusi pleura [ CITATION
Per151 \l 1057 ]

19. Kenapa TTV harus di monitor ?


20. Kenapa pasien jadwal HD nya 1 minggu 2x?
Perhimpunan Nefrologi indonesia menargetkan Kt/V 1,8 yang bisa dilakukan,
seminggu dibagi menjadi 2 kali, atau 5 jam untuk sekali cuci darah.

21. Sebutkan Akses Vaskuler Hemodialisa ?


Akses vaskuler merupakan sarana hubungan sirkulasi antara sirkulasi darah di tubuh
pasien dengan sirkulasi darah di luar tubuh pasien. Akses vaskuler dapat dibedakan
menjadi Akses vaskuler temporer yang dapat digunakan dalam jangka waktu pendek
dan tidak menetap dan Akses vaskuler permanen untuk jangka panjang dan menetap.
22. Kenapa dipasang HD cath, dibahu kanan?
HD cath merupakan akses vaskuler temporer yang merupakan akses vaskuler dalam
jangka waktu pendek, dan dapat dilakukan melalui kanulasi femoralis, kanulasi arteri
brakhialis, kenapa di bahu kanan karena lebih mudah dan bisa dibawa kerumah.
23. Tujuan pemasangan AV Shunt ?
Pada pasien gagal ginjal kronik memerlukan hemodialisis yang terus menerus
sehingga perlu dibuatkannya Av Shunt yang merupakan Akses vaskuler permanen
untuk digunakan dalam jangka panjang[ CITATION Ind20 \l 1057 ].
24. Kapan AV Shunt dapat digunakan ?
Vistula Av Shunt biasanya membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan untuk pemulihan,
sebelum dapat digunakan untuk hemodialisis.
[CITATION Ind20 \l 1057 ]
25. Bagaimana riwayat penyakit sebelumnya dan riwayat kesehatan pasien
mempengaruhi penyakitnya saat ini,
Klien merupakan pasien rutin yang menjalani HD 2x/minggu, terpasang HD cath di
bahu kanan dan 2 hari yang lalu baru menjalani pemasangan AV Shunt.
Dapat dilihat dari riwayat sebelumnya bahwa klien mengalami penyakit gagal ginjal
kronik yang ditandai dengan pembuatan AV Shunt yang merupakan Akses vaskuler
permanen untuk digunakan dalam jangka panjang. Kemudian setelah dilakukan
pemeriksaan di UGD klien nampak sesak disertai dengan demam 38,9ºC, hasil lab
menunjukan Ureum:166, Kreatinin:7,4, Bill total:5,48, Bill direk:5,41, Kalium:7 dan
hasil thorax : efusi pleura bilateral. Dapat dilihat dari hasil lab untuk ureum, kreatinin,
bill total, bill direk dan kalium mengalami peningkatan yang menunjukan bahwa
klien mengalami peningkatan volume cairan (IDWG), kemudian di dapatkan hasil
thorax efusi pleura bilateral yang berakibat dari PGK yang diderita klien, dikarenakan
pada pasien PGK ekresi pada ginjalnya sudah menurun, sehingga mengakibatkan
penumpukan cairan dalam tubuh sehingga akan terjadi peningkatan tekanan
hidrostaltik yang berujung pada kebocoran cairan keruang potensial tubuh termasuk
rongga pleura
Pemberian O2 3 liter 26. Kebutuhan oksigen pada pasien dengan kasus ini ,,,,,
menit binasal 27. Cara menghitung kebutuhan oksigen,,,
canule, pemasang MV = VTxRR
Keterangan:
infus Comafusin
hepar di kaki kanan MV= Minute Ventilation, udara yang masuk ke sistem pernapasan setiap menit
VT= Volume Tidal, 6-8 ml/kg bb
RR= Respiration Rate
Misalnya : Berat Badan 50 kg, RR 30x/menit

28. Tujuan pemberian oksigen,,,,


O2 diperlukan pada pasien dengan PGK, dikarenakan pada pasien PGK ekresi pada
ginjalnya sudah menurun, sehingga mengakibatkan penumpukan cairan dalam tubuh.
Protein yang menurun dari dalam tubuh dapat menurunkan tekanan onkotik dimana
hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler menjadi meningkat, maka cairan dari
dalam kapiler berpindah kedalam intertisial salah satunya masuk kedalam paru, yang
mengakibatkan penumpukan cairan didalam paru. Maka dari itu dalam hal ini O2
murni diperlukan untuk meningkatkan permiabilitas kapiler[ CITATION Har15 \l 1057 ]
29. Tujuan pemasangan IV line, kenapa harus dikaki kanan ?

30. Mengapa diberikan comapusin hepar ?


Comafusin Hepar ini digunakan sebagai nutrisi parenteral untuk pengguna dengan gangguan fungsi
hati berat yang disertai dengan koma ataupun dengan pre-koma hepatikum (sirosis hati ataupun
pasca operasi shunt), yang dimana tujuan penggunaan obat Comafusin Hepar digunakan untuk
mengembalikan kesadaran pengguna. (https://halosehat.com/merk-obat-a-z/merk-obat-
c/comafusin-hepar)
31. Bagaimana cara kerja comapusin hepar ?
Infus comafusin hepar berfungsi untuk menormalkan keseimbangan rasio antara asam
amino rantai cabang (BCAA) dan asam amino aromatik (AAA) sehingga
neurotransmiter asli dan palsu akan berimbang dan dapat meningkatkan metabolisme
amonia di otot.

1.Pengaturan posisi 32. Posisi semi fowler yaitu posisi ,,,,,derajat akan membantu pasien,,,,,,,
semi fowler Posisi yang paling efektif bagi klien dengan penyakit kardiopulmonari adalah posisi
semi fowler dengan derajat kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan gaya
gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari
abdomen pada diafragma [ CITATION saf18 \l 1057 ]
Perumusan diagnosa 33. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukkan cairan di rongga pleura 
keperawatan : Pola Nafas Tidak Efektif adalah inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan
1.Pola napas tidak ventilasi adekuat [ CITATION Tim171 \l 1033 ].
efektif 34. Diantara beberapa dx keperawatan yang berhubungan dengan Penyakit Ginjal, adakah
berhubungan dx kep yang senada atau hampir sama ?
dengan Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit adalah beresiko mengalami perubahan kadar
penumpukkan serum elektrolit [ CITATION Tim171 \l 1033 ] , karena selain dari penyakit yang di derita
cairan di rongga oleh pasien, disebabkan oleh efek samping selama menjalani HD. Pada penelitian
pleura  [ CITATION Sit18 \l 1033 ] semakin lama seseorang pasien yang menjalani HD
2.Resiko syok progregsifitas fungsi ginjal tetap akan semakin menurun dan urine output semakin
cardiogenic factor berkurang. Pada penelitian [ CITATION Joh13 \l 1033 ] Hemodialisis yang sering dapat
resiko peningkatan mengubah status volume, tekanan darah, dan konsentrasi zat terlarut aktif secara
kadar kalium osmotik, masing-masing dapat mempengaruhi residual fungsi ginjal.
Kelebihan Volume Cairan adalah Peningkatan retensi cairan isotonik [ CITATION Pro17 \l
1033 ]. Pada penelitian [ CITATION Sit18 \l 1033 ] kelebihan cairan pada pasien PGK
disebabkan karena terganggunya fungsi ginjal untuk menjalankan fungsi ekskresinya.
Gambaran kejadian kelebihan cairan seperti asites dan efusi pleura menunjukkan
jumlah sedikit, dapat disebabkan oleh terapi hemodialisis. Pada mesin dialis
dilakukan penarikan cairan sampai tercapai berat badan kering, yaitu berat badan
dimana sudah tidak ada cairan berlebih dalam tubuh. Kelebihan cairan tubuh dialirkan
ke dalam mesin dyalizer yang alirannya dikontrol oleh pompa. Lalu cairan tersebut
akan dikeluarkan dari sirkulasi sistemik.
35. Mengapa diambil keputusan dx kep Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukkan cairan di rongga pleura ?
Pada kasus pasien didapatkan hasil thorax yaitu efusi pleura bilateral, pada penelitian
[ CITATION Bar18 \l 1033 ] pada pasien yang menjalani hemodialysis jangka panjang
sehingga progresififitas PGKnya lebih tinggi, dimana sudah menimbulkan berbagai
komplikasi seperti gagal jantung, infeksi dan efusi pleura. Menurut penelitian
[ CITATION Nur19 \l 1033 ] ketidakefektifan pola nafas dapat disebabkan antara lain oleh
infeksi, inflamasi, alergi, rokok, penyakit jantung dan paru, imobilitas, statis secret,
batuk tidak efektif, depresi sistem saraf pusat atau trauma kepala, supresi reflek
batuk, kelembapan yang tinggi atau sangat rendah
36. Batasan karakteristik pada pasien sesuai SDKI ?
Sesuai, batasan karakteristik terdiri dari penggunaan otot bantu pernafasan, fase
ekspirasi memanjang, dan pola nafas abnormal (takipnea, bradipnea, hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-stokes) [ CITATION Tim171 \l 1033 ].

37. Resiko syok cardiogenic factor resiko peningkatan kadar kalium adalah,,,,
Resiko Syok Kardiogenik adalah kegagalan pompa jantung, yang dapat diakibatkan
preload, afterload, atau kontraktilitas miokadium. Gangguan preload dapat terjadi
akibat pneumotoraks, efusi pericardium, hemoperikardium atau penumoperikardium.
Gangguan afterload dapat terjadi akibat kelainan obstruktif kongenital, emboli,
peningkatan vascular sistemik (contoh: phechromocytoma). Gangguan kontraktilitas
miokardium dapat diakibatkan infeksi virus, gangguan metabolic seperti asidosis,
hipoflikemia, hipokalsemia, penyakit kolagen [CITATION Dial9 \l 1033 ]
38. Batasan karakteristik pada pasien yang sesuai SDKI ?
Sesuai, factor resiko nya yaitu hipoksemia, hipoksia, hipotensi, kekurangan volume
cairan, sepsis, sindrom respon inflamasi sitemik (SISRS) [ CITATION Tim171 \l 1033 ]
39. Mengapa dx kep ini perlu diangkat pada kasus ini ?
Syok kardiogenik lebih sering disebabkan karena kegagalan jantung kiri yang mana
hal ini dapat memperburuk keadaan karena mempengaruhi oksigenasi ke tubuh.
Biasanya ditandai dengan penurunan tekanan daraa (sistolik < 90 mmHg, atau
berkurangnya tekanan arteri rata – rata > 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran
urin (> 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60x/menit dengan atau tanpa
adanya kongesti organ [ CITATION Bru13 \l 1033 ]. Pada penelitian [ CITATION Tif18 \l 1033 ]
gagal ginjal kronik menimbulkan berbagai komplikasi, salah satu komlikasi yang
paling ditakutkan adalah penyakit jantung coroner, dimana PJK disebabkan oleh
proses deposisi plaque atheroma dan penyempitan progresif dari arteri yang
menyuplai darah ke otot jantung, sehingga pembuluh coroner tidak adekuat lagi.
Dengan demikian dinding otot jantung mengalami iskemia di mana oksigen bagi otot
jantung tidak cukup untuk kebutuhan metabolisme sel-selnya. Dua faktor yang
dianggap memiliki kontribusi dalam terbentuknya atheroma pada pasien gagal ginjal
kronik adalah inflamasi dan kalsifikasi dinding pembuluh darah. Penelitian
menunjukkan bahwa proses inflamasi, terutama C-reactiveprotein (CRP) mempunyai
efek langsung pada pembentukan atherosklerosis. CRP akan mengikat sel-sel yang
rusak yang kemudian akan mengaktivasi sistem komplemen, menunjukkan ikatan
kalsiumdependen, dan agregasi dari LDL dan VLDL Sehingga CRP merupakan
indikator jumlah plak atherosklerosis dan ketebalan tunika intima-media arteri
koronaria baik pada pasien yang sudah maupun belum menjalani hemodialisa
Rencana HD 40. HD adalah
Rawat ruangn Hemodialisis (HD) adalah dialisis dengan menggunakan mesin dialyzer yang
HCU/ICU berfungsi sebagai “ginjal buatan”. Pada proses ini darah di pompa keluar tubuh,
masuk dalam dialiser. Di dalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat racun
melalui proses difusi dan ultra filtrasi oleh dialisat (satuan cairan khusus untuk
dialysis), lalu setelah darah dibersihkan , darah kembalikan dalam tubuh. Proses
ini dilakukan 1-3 seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu
2-4 jam.
(Sumber : Firman Rizky, Dkk. 2016. The Quality Life of Renal Failure Patienr
Undergo Hemodialysis. Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 3, No 2 : Malang)

41. Syarat pasien dapat dilakukan HD


a. Kelebihan (overload) cairan ekstraseluler yang sulit dikendalikan dan / atau
hipertensi.
b. Hiperkalemia yang refrakter terhadap restriksi diit dan terapi farmakologis.
c. Asidosis metabolik yang refrakter terhadap pemberian terapi bikarbonat.
d. Hiperfosfatemia yang refrakter terhadap restriksi diit dan terapi pengikat
fosfat.
e. Anemia yang refrakter terhadap pemberian eritropoietin dan besi.
f. Adanya penurunan kapasitas fungsional atau kualitas hidup tanpa penyebab
yang jelas.
g. Penurunan berat badan atau malnutrisi, terutama apabila disertai gejala mual,
muntah, atau adanya bukti lain gastroduodenitis.
h. Selain itu indikasi segera untuk dilakukanya hemodialisis adalah adanya
gangguan neurologis (seperti neuropati, ensefalopati, gangguan psikiatri),
pleuritis atau perikarditis yang tidak disebabkan oleh penyebab
lain,sertadiatesis hemoragik dengan pemanjangan waktu perdarahan.
(Sumber : Zasra Radias, Dkk. 2018. Indikasi dan Persiapan Hemodialisis pada
Penyakit Ginjal Kronis. Jurnal Kesehatan Andalas, Volume 7)
42. Persiapan yang harus dilakukan,,,,
a. Persiapan kadar haemoglobin
b. Pemeriksaan penyakit menular
c. Akses vascular
d. Edukasi
(Sumber : Zasra Radias, Dkk. 2018. Indikasi dan Persiapan Hemodialisis
pada Penyakit Ginjal Kronis. Jurnal Kesehatan Andalas, Volume 7)
43. Komunikasi kepada pasien,,,,,
Komunikasi yang harus disampaikan kepada pasien "Bapak/Ibu untuk
penjadwalan cuci darah sekarang kita sedang menunggu konfirmasi dari
bagian yang bertugas di ruangan tersebut untuk penjadwalan tindakan cuci
darah yang akan diberikan kepada bapak".
"kemudian atas intruksi dokter bapak harus di rawat di ruangan ICU karena
kondisi bapak menurun maka dari itu harus dilakukan pemantauan khusus,
untuk diruangan ICU terdapat alat kesehatan yang mendukung untuk tindakan
keperawatan yang nanti akan dilakukan kepada bapak – bapak.
44. Kenapa pasien harus dirawat di ruang HCU/ICU?
Pasien direncanakan masuk ICU karena berdasarkan kondisi pasien dimana
pasien memiliki skor EWS : 9/ >7 yang artinya kondisi pasien beresiko tinggi,
yaitu diantaranya :
a. RR 34 x/mnt (score 3)
b. Saturasi O2 96% (score 0)
c. Menggunakan oksigen (Ya score 2)
d. Suhu tubuh 38,9 derajat celcius (score 1)
e. BP systol 120 (score 0)
f. HR 140x/mnt (score 3)
g. Jumlah = 9 (>7)
Sehingga pasien harus di rawat di ruangan ICU untuk dilakukan perawatan
dan pemantauan TTV setiap 15 menit sekali
(Sumber : Director Quality and Patient Safety. September 2017)
45. Cari Guidlines internasional pada penyakit pasien ini
46. Cari perbedaan PGK dan GGK
PS : Cantumkan Reverensinya dan ketik menggunakan APA

Anda mungkin juga menyukai