Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR HASIL

Jenis Praktikum : Memahami Peran Promosi Kesehatan dalam

Pengendalian Covid-19

No Pertanyaan
1 Jelaskan data dan penyebaran Covid-19 sd tanggal 8 April 2020!

Jawab :
Saat ini, dunia tengah digemparkan oleh penyakit Coronavirus atau
juga dikenal dengan COVID-19. Penyakit Coronavirus 2019 ( COVID-19 )
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada
2019 di Wuhan , Cina , dan sejak itu menyebar secara global, hingga
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Virus Corona atau
COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi. Alasannya, karena virus
tersebut telah menyebar semakin luas di seluruh dunia. Gejala umum
termasuk demam , batuk, dan sesak napas. Nyeri otot, produksi dahak , dan
sakit tenggorokan jarang terjadi. Sementara sebagian besar kasus
menghasilkan gejala ringan, beberapa berkembang menjadi pneumonia berat
dan kegagalan multi-organ.
Menurut data dari Coronavirus COVID-19 Global Cases by the
Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins
University, Jumat (13/3/2020), saat ini kasusnya sudah menembus 128.343.
Berdasarkan data yang dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com, saat ini
sudah ada 116 negara dan wilayah yang terjangkit Virus Corona. Mengutip
data tersebut, China berada di puncak kasus infeksi Virus Corona yang kini
menembus 80.932. Sementara Italia dengan 12.462 kasus. Iran di posisi
ketiga dengan 10.075 kasus, sementara Republic of Korea (Korea Selatan)
7.869 dan Prancis 2.284. Lalu Spanyol 2.277, Jerman 2.078 dan Amerika
Serikat 1.663. Sementara itu, korban meninggal akibat Virus Corona per
hari Jumat tercatat ada 4.720. Sedangkan pasien sembuhnya mencapai
68.324.
Sementara itu, tingkat kematian penderita Virus Corona juga
cenderung meningkat. Tingkat kematian tertinggi terjadi di Amerika Serikat.
Di Negara China, jumlah pasien meninggal pada 28 Februari tercatat 4
orang, 29 Februari (47), 1 Maret 35, 2 Maret (42), 3 Maret (31), 4 Maret
(38), 5 Maret (31), 6 Maret (30), 7 Maret (8), dan 8 Maret 27 orang.
Dengan demikian, dalam 10 hari terakhir jumlah pasien meninggal di China
tercatat 33 orang/hari. Di sejumlah negara di luar China, jumlah pasien
meninggal pada 28 Februari tercatat 4 orang, 10 Februari (19), 1 Maret (18),
2 Maret (24), 3 Maret (38), 4 Maret (48), 5 Maret (53), 6 Maret (69), 7
Maret (78), dan 8 Maret 71 orang. Dengan demikian, dalam 10 hari terakhir
jumlah pasien meninggal di luar China tercatat 43 orang/hari. Bila melihat
data di atas, jumlah pasien meninggal tiap hari di luar China cenderung
meningkat.
Jumlah kasus virus corona secara global masih terus bertambah
hingga Minggu (15/3/2020). Melansir dari data Johns Hopkins University,
tercatat kasus virus corona mencapai 156.112. Adapun jumlah kematian
adalah sebanyak 5.829. Kendati demikian, jumlah yang dinyatakan pulih
atau sembuh juga terus bertambah menjadi 73.955.
Berikut 10 besar negara dengan jumlah kasus terbanyak :
1. China dengan 80.976 kasus, lebih dari 3.100 kematian.
2. Italia 21.157 kasus, 1.441 kematian.
3. Iran 12.729 kasus, 611 kematian.
4. Korea Selatan 8.086 kasus, 72 kematian.
5. Spanyol 6.391 kasus, 195 kematian.
6. Jerman 4.585 kasus, 9 kematian.
7. Perancis 4.480 kasus, 91 kematian.
8. Amerika Serikat 2.726 kasus, 37 kematian.
9. Swiss, 1.359 kasus, 13 kematian.
10. Inggris 1.143 kasus, 21 kematian.
Jumlah penderita Virus Corona di negara China daratan masih yang
terbanyak, yakni 80.859 orang (data WHO sampai 8 Maret 2020). Hingga
kemudian bertambah menjadi 80.976 kasus dengan lebih dari 3.100
kematian. Di luar China, 10 negara paling parah terkena Virus Corona
tersebar di benua Eropa, Asia, dan Amerika. Berdasarkan data WHO, Korea
Selatan adalah negara paling parah terkena Virus Corona di luar China.
Di Korea Selatan, jumlah penderita Virus Corona sampai 8 Maret
adalah 7.134 orang dengan jumlah kematian mencapai 50 orang atau 0,7
persen. Posisi terparah kedua setelah Korea Selatan adalah Iran. Di Iran,
jumlah orang terinfeksi Virus Corona adalah 5.823 orang dengan jumlah
kematian 145 orang atau 2,49 persen. Italia menjadi negara Eropa paling
parah terkena Virus Corona dengan jumlah pasien mencapai 5.883 orang
dengan jumlah kematian 234 orang (3,98 persen). Amerika Serikat adalah
negara di Benua Amerika yang paling parah terdampak Virus Corona
dengan jumlah pasien mencapai 213 orang dan jumlah kematian 11 orang
atau 5,16 persen (tingkat kematian tertinggi).
Kemudian di Korea Selatan bertambah menjadi 8.086 kasus dengan
72 kematian. Italia yang awalnya hanya memiliki 5.883 kasus dengan
jumlah kematian 234 orang kini meningkat pesat menjadi 21.157 kasus
dengan 1.441 kematian dan menduduki posisi atau peringkat kedua Negara
yang paling parah terkena Covic-19 menggantikan kedudukan Korea
Selatan. Korea Selatan yang awalnya berada di peringkat kedua kini menjadi
peringkat ke empat. Sedangkan di peringkat ketiga merupakan Negara Iran
dengan 12.729 kasus dengan 611 kematian dimana juga mengalami
peningkatan yang sangat luar biasa.
Melihat semakin banyaknya kasus dan kematian akibat Covid-19,
Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus kembali menyampaikan
beberapa pentingnya penanganan yang komprehensif untuk menghentikan
Covid-19 pada Senin (16/3/2020). Penanganan komprehensif itu, dimulai
dari himbauan untuk cuci tangan, menerapkan etika batuk dan bersin,
hingga pengetesan virus corona. Disampaikan oleh Ghebreyesus, WHO
belum melihat adanya peningkatan pengetesan, isolasi dan penelusuran
kontak yang merupakan tulang punggung dari respons terhadap Covid-19.
Jumlah kasus positif Covid-19 di dunia semakin mendekati angka 1
juta pasien. Direktur Jenderal WHO (Badan Kesehatan Dunia) Tedros
Adhanom Ghebreyesus memprediksi angka kasus infeksi virus corona
secara global akan menembus 1 juta dalam waktu dekat. "Jumlah kematian
meningkat lebih dari dua kali lipat dalam sepekan terakhir. Dalam beberapa
hari ke depan jumlah kasus [Covid-19] akan mencapai 1 juta kasus yang
dikonfirmasi dan 50 ribu kematian," kata Tedros dalam siaran resmi WHO
pada 1 April 2020 kemarin. Sedangkan data terbaru yang dilansir laman
CSSE Johns Hopkins University, per pukul 15.30 WIB, tanggal 2 April
2020, menunjukkan total jumlah kasus Covid-19 di dunia saat ini telah
mencapai 939.436 pasien. Secara global, kematian akibat Covid-19 tercatat
sudah sebanyak 47.273 jiwa. Adapun pasien Covid-19 yang berhasi sembuh
di seluruh dunia sejumlah 194.405 orang. Amerika Serikat, Italia dan
Spanyol masih menjadi tiga negara dengan jumlah kasus positif Covid-19
yang terbanyak di dunia. Sedangkan jumlah kematian tertinggi akibat
penyakit Covid-19 terjadi di Italia, Spanyol dan Perancis. Sebagai catatan,
Spanyol saat ini sekaligus menjadi negara dengan jumlah pasien Covid-19
yang berhasil sembuh terbanyak kedua di dunia (setelah China). Di Spanyol,
22.647 pasien Covid-19 berhasil sembuh. Data persebaran kasus Covid-19
di dunia pada hari ini juga memperlihatkan perubahan formasi di daftar 10
negara dengan jumlah pasien terbanyak. Turki mengalami lonjakan kasus
sehingga masuk dalam dafar 10 besar. Berikut ini daftar 10 negara dengan
jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia berdasarkan data terbaru pada
Kamis sore, 2 April 2020: 1. Amerika Serikat Kasus positif: 216.722
Kematian: 5.137 Sembuh: 8.672 2. Italia Kasus positif: 110.574 Kematian:
13.155 Sembuh: 16.847 3. Spanyol Kasus positif: 104.118 Kematian: 9.387
Sembuh: 22.647 4. China Kasus positif: 82.394 Kematian: 3.322 Sembuh:
76.571 5. Jerman Kasus positif: 77.981 Kematian: 931 Sembuh: 19.175 6.
Perancis Kasus positif: 57.763 Kematian: 4.043 Sembuh: 11.055 7. Iran
Kasus positif: 47.593 Kematian: 3.036 Sembuh: 15.473 8. Inggris Kasus
positif: 29.865 Kematian: 2.357 Sembuh: 179 9. Swiss Kasus positif: 17.781
Kematian: 488 Sembuh: 2.967 10. Turki Kasus positif: 15.679 Kematian:
277 Sembuh: 333.
Tedros mengingatkan saat ini seluruh negara penting untuk memiliki
kapasitas yang memadai dalam upaya mendeteksi kasus Covid-19,
melakukan tes, mengisolasi pasien dan memberikan perawatan, serta
melakukan identifikasi kontak. Sebab, hal-hal tersebut berperan penting
dalam penanganan pandemi corona meskipun banyak negara hanya
memiliki sumber daya yang terbatas. Dia membenarkan kebijakan
menghentikan pergerakan penduduk memang efektif untuk membatasi
penularan virus corona. Namun, Tedros mengingatkan pembatasan seperti
itu dapat membawa konsekuensi berat bagi warga mikin dan kelompok
masyarakat yang paling rentan. 
Kasus infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada 3 April
2020 pukul 11.51 WIB telah mencapai 1.202.827 kasus dan ada 246.886
yang telah dinyatakan sembuh berdasarkan Coronavirus COVID-19 Global
Cases by Johns Hopkins CSSE. Jumlah kesembuhan pasien
Virus Corona COVID-19 paling besar tercatat di China, yang mencapai
77.160 dan Spanyol dengan 34.219 orang pulih.
Amerika Serikat telah tercatat sebagai negara yang memiliki kasus
terbesar yang mencapai 312.146 dengan 8.499 kematian dan 14.997 pasien
sembuh. Saat ini, Spanyol, Italia, dan Jerman tercatat sebagai negara dengan
kasus terbesar setelah Amerika Serikat dalam data peta Coronavirus
COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE yang dikutip Minggu,
(5/4/2020). Jumlah kasus infeksi Virus Corona COVID-19 terbesar kedua
tercatat di Spanyol, yang mencapai 126.168 kasus melampaui di atas Italia.
Kasus infeksi COVID-19 terbesar ketiga tercatat di Italia, yang mencapai
124.632 kasus dengan 20.996 orang pulih.  Sedangkan kasus terbesar
keempat tercatat di Jerman, yang mencapai 96.092 kasus, yang berada diatas
Prancis. Jumlah kasus di Prancis telah naik menjadi yang terbesar kelima,
yang berjumlah 90.848 kasus dengan 15.572 pasien pulih. 
Kasus infeksi Virus Corona COVID-19 di seluruh dunia pada 7 April
2020 pukul 10.31 WIB telah mencapai 1.347.803. Sementara 277.402
pasien dinyatakan sembuh berdasarkan data peta Coronavirus COVID-19
Global Cases by Johns Hopkins CSSE. Jumlah kesembuhan pasien
Virus Corona COVID-19 paling besar tercatat di China, yang mencapai
77.393 dan Spanyol dengan 40.437 orang pulih.
Amerika Serikat tercatat sebagai negara yang memiliki kasus
terbesar yang mencapai 368.196 dengan 10.986 kematian dan 19.828 pasien
sembuh. Saat ini, Spanyol, Italia, dan Jerman tercatat sebagai negara dengan
kasus terbesar setelah Amerika Serikat dalam data peta Coronavirus
COVID-19 Global Cases by Johns Hopkins CSSE yang dikutip Selasa,
(7/4/2020). Jumlah kasus infeksi Virus Corona COVID-19 terbesar kedua
tercatat di Spanyol, yang mencapai 136.675 kasus melampaui di atas Italia.
Italia kini berada di posisi ketiga, dengan kasus infeksi COVID-19
132.547, 22.837 di antaranya pulih. Lalu Jerman, yang mencapai 103.375
kasus, dengan 28.700 kesembuhan.  Jumlah kasus di Prancis tercatat sebagai
kelima terbesar yang menembus 98.984, dengan 17.429 pasien pulih. 
Update Virus Corona Dunia, 8 April 2020: Total 1.421.578 Kasus,
81.688 Meninggal & 301.527 Sembuh. Menurut data yang ada, dari
oantauan di laman worldometers.info, hingga Rabu (8/4/2020) pukul 5.00
WIB. Data terkini pasien virus corona secara global menjadi 1.421.578.
Sementara itu, angka kematian meningkat jadi 81.688 jiwa. Meski begitu,
jumlah pasien sembuh jumlahnya tiga kali lebih banyak dari pasien
meninggal, yaitu 301.527 kasus. Data terbaru menyebut virus mematikan ini
sudah menyebar di 209 negara dan wilayah serta 2 kapal internasional.
Kapal tersebut adalah kapal pesiar Diamond Princess serta Holland
America's MS Zaandam. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah
pasien terbanyak saat ini. Pasien di Amerika meningkat 26.778 kasus,
hingga menjadi 393.782 pasien positif corona. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 12.692 pasien dinyatakan meninggal dunia.
Di urutan kedua ada Spanyol dengan peningkatan yang sudah mulai
berkurang. Ada 3.943 kasus baru, dengan begitu jumlah pasien positif
corona menjadi 140.618 kasus. Kematian paling tinggi terjadi di Italia. Dari
135.586 kasus, 17.127 orang dinyatakan meninggal dunia. Meski begitu,
angka kesembuhan masih lebih banyak dari kematiannya, yaitu 24.392 jiwa.
Selanjutnya di Prancis tercatat ada 11.059 kasus baru, dengan begitu jumlah
kasus pasien terinfeksi Covid-19 berjumlah 109.069.Peningkatan jumlah
pasien di Prancis ini terbilang cukup drastis, dari jumlah tersebut ada
10.328 pasien meninggal.

Referensi :
https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/17/192913823/who-
penanganan-covid-19-di-semua-negara-harus-komprehensif?
page=all#page3
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-51866332
https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/09/breaking-10-negara-paling-
parah-terkena-corona-data-who-ungkap-tingkat-kematian-di-
amerika-terparah?page=4
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/15/084237665/update-virus-
corona-di-dunia-tembus-141-negara-73955-sembuh-5829-meninggal
https://tirto.id/kasus-corona-indonesia-wilayah-persebaran-covid-19-per-17-
maret-eFLB
https://www.merdeka.com/trending/cerita-lengkap-asal-mula-munculnya-
virus-corona-di-indonesia.html
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200313143755-113-
483166/melongok-langkah-agresif-korsel-melawan-virus-corona
https://tirto.id/update-corona-2-april-2020-data-covid-19-indonesia-dunia-
terbaru-eKrg
https://www.liputan6.com/global/read/4219889/update-corona-covid-19-5-
april-1202827-orang-di-dunia-terinfeksi-246886-pasien-sembuh
https://manado.tribunnews.com/2020/04/08/update-virus-corona-dunia-8-
april-2020-total-1421578-kasus-81688-meninggal-301527-sembuh?
page=2

2 Apa hubungan data dan membangun kesadaran masyarakat?


Jawab :
Hubungan data dalam membangun kesadaran masyarakat yaitu
dengan adanya data yang akurat, maka masyarakat akan lebih paham akan
informasi yang disampaikan atau informasi yang tersedia. Masyarakat
cenderung percaya akan suatu informasi apabila informasi tersebut memiliki
data yang jelas sehingga tidak menimbulkan keambiguan. Apalagi di zaman
sekarang ini tengah ramai dengan munculnya hoax. Oleh karena itu,
informasi yang disebarkan atau yang disampaikan dengan data yang akurat
akan dipercaya oleh masyarakat dan otomatis akan membangun kesadaran
masyarakat untuk bertindak sebagaimana mestinya.
Salah satu contoh ilustrasinya yaitu saat ini ditengah maraknya
pandemic Covid-19 di dunia, kita sebagai ahli kesmas apabila menyebarkan
edukasi terkait promosi kesehatan mengenai upaya pencegahan maupun
penanggulangan Covid-19 harus disertai data yang akurat agar masyarakat
percaya dan sadar sehingga masyarakat mendengarkan serta
mengimplementasikan apa yang disampaikan ahli kesehatan masyarakat.

3 Bagaimana cara mengembangkan promosi kesehatan secara cepat?

Jawab :
Cara mengembangkan promosi kesehatan secara cepat yaitu dengan
memanfaatkan teknologi, salah satunya yaitu media social. Seperti yang kita
ketahui, saat ini media social bisa diakses hampir seluruh kalangan sehingga
apabila kita melakukan promosi kesehatan melalui media social, maka
penyebarannya akan sangat cepat. Informasi terkait promosi kesehatan
tersebut dapat disebarkan melalui Facebook, Instagram, Twitter, Telegram,
WhatsApp dan lain sebagainya. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan
media lain seperti mengiklankan informasi terkait promosi kesehatan di
televisi, koran, brosur, maupun leaflets.
4 Analisis masalah komunitas di lingkungan anda!
Jawab :
1. Banyak remaja yang nongkrong tidak jelas padahal sudah dilarang
2. Masyarakat kurang paham tentang Covid-19
3. Banyak masyarakat yang percaya hoax tentang Covid-19
4. Penyemprotan desinfektan yang tidak sesuai SOP

5 Mengapa media menjadi salah satu bagian strategi perubahan perilaku?

Jawab :
Media menjadi salah satu bagian dari strategi perubahan perilaku
karena media memegang peranan penting sebagai akses yang menjembatani
antara pemberi informasi dan penerima informasi. Dengan adanya media,
masyarakat dapat mengakses dan memperoleh informasi yang disampaikan
oleh ahli kesehatan masyarakat terkait promosi kesehatan yang mendorong
perubahan perilaku masyarakat kearah yang lebih baik.

6 Susunlah materi kampanye online yang sesuai dengan masalah analisis


komunitas di lingkungan anda masing – masing sebagai upaya pengendalian
Covid-19!

Jawab :
Tema : Covid-19
“PENGGUNAAN BILIK DISINFEKTAN”
Menurut WHO, Covid-19 menular melalui orang yang telah terinfeksi virus
corona. Penyakit dapat menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau
mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Tetesan
itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh
dan orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Salah
satu upaya untuk mencegah Covid-19 yaitu dengan penggunaan disinfektan,
disinfektan pun semakin marak di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti di
tempat ibadah, gedung, pintu gerbang perumahan, dan tempat publik
lainnya, melalui pembuatan bilik disinfektan atau chamber.

a. Analisis Komunitas
Ditengah pandemi Covid-19 segala cara dan upaya dilakukan
masyarakat agar tidak tertular Covid-19. Diantaranya banyak daerah-
daerah di Indonesia, yang masyarakatnya kreatif dan inovatif
membuat atau meracik sendiri disinfektan sebagai upaya terhindar
dari penularan Covid-19. Presiden RI, Joko Widodo mengungkapkan
diakun twitternya bahwa, setiap negara memiliki karakter, budaya,
dan tingkat kedisiplinan yang berbeda-beda. Dengan pertimbangan
itu, menghadapi Covid-19 ini, kita tidak memilih jalan lockdown. Di
negara kita yang paling tepat adalah physical distancing yaitu
meminta setiap warga menjaga jarak aman.
Dengan kebijakn pemerinath yang diambil, disinfektan mulai
banyak digunakan dikalangan masyarat khususnya bagi mereka yang
masih melakukan aktifitas diluar rumah. Bahkan dibeberapa wilayah
yang ada di indonesia sudah disiapkan bilik disinfektan, dan para
pengunjung wajib masuk dibilik tersebut. Dengan anggapan hal
tersebut bagian dari sterilisasi pengunjung. Yang menjadi fokus kita
yaitu penggunaan disinfektan yang harusnya hanya digunakan pada
benda mati saja, namun apa yang terjadi dikalangan masyarakat
berbanding terbalik. Dengan masuk kedalam bilik disinfektan yang
disediakan dibeberapa pasar dan penyemprotan disinfektan dijalan
umum, sudah menyelah dari kaidah penggunaan disinfektan.
b. Penilaian Target
Untuk sasaran yang akan dituju yaitu masyarakat umum
c. Materi yang akan diberikan
1. Pengertian bilik disinfektan
Chamber atau bilik disinfektan adalah suatu tempat khusus
untuk menyemprotkan cairan disinfektan yang dilengkapi pula
dengan sinar atau radiasi ultraviolet di dalamnya. Cara kerjanya,
orang-orang yang masuk ke dalam bilik tersebut akan disemprot
cairan disinfektan dari berbagai arah. Penyemprotan disinfektan
diyakini dapat membunuh berbagai macam virus, termasuk virus
corona Covid-19, yang menempel di tubuh serta permukaan
pakaian, tas, sepatu, atau barang yang dibawa orang tersebut.

2. Pembuatan disinfektan
Peneliti Kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Dr. Joddy Arya Laksmono seperti dikutip dari
kompas.com, membenarkan bahwa cairan disinfektan bisa
dibuat dengan campuran cairan pemutih pakaian atau pembersih
lantai. “Berdasarkan anjuran dari WHO, bahwa bahan-bahan
yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah etanol dan
sodium hipoklorit (pemutih).  Kebanyakan larutan bahan
pemutih rumah tangga mengandung 5 persen sodium hipoklorit
(50000 bpja klorin),” kata Joddy. Joddy menyebutkan, cairan
pemutih pakaian merupakan bahan yang paling kuat dan efektif.
Akan tetapi, bahan ini mudah dinonaktifkan jika terdapat bahan
organik. Bahan aktif yang ada di dalam cairan pemutih yaitu
sodium hipoklorit yang memiliki beragam fungsi. “Efektif
membunuh bakteri, jamur, dan virus, termasuk virus influenza,”
kata dia.
Disinfektan dengan menggunakan cairan pemutih umumnya
dibuat dari hidrogen peroksida, creosote, dan alkohol.
Disinfektan juga memiliki kandungan konsentrasi biosida yang
cukup tinggi. Disinfektan lebih efektif mencegah timbulnya
bakteri dan mikroorganisme pada permukaan benda mati. Anda
bisa membuat disinfektan di rumah untuk mencegah penyebaran
virus Corona. Cukup menggunakan cairan pemutih dan
semprotkan sehari dua kali, pada pagi dan sore hari. Perlu
diketahui, disinfektan berbahan cairan pemutih memiliki sifat
kaustik. Sifat kaustik mampu menimbulkan kerusakan dan iritasi
pada kulit tubuh. Penggunaan cairan pemutih untuk membuat
disinfektan rumahan juga memiliki risiko mematikan. Sangat
penting memperhatikan takaran yang pas dalam penggunaan
pemutih sebagai disinfektan buatan. Dianjurkan konsentrasi
sodium hipoklorit yang sudah ada tidak telalu tinggi.
Alat yang diperlukan:
1. Botol plastik atau kacaGelas ukur lap flanel atau kain
microfiber Sarung tangan karet Masker N95
Bahan yang dibutuhkan:
1. 30 ml cairan pemutih untuk 1 literAir bersih
Cara Pembuatan dan Penggunaan:
1. Masukan cairan pemutih ke dalam botol plastik atau
kaca.Tambahkan air bersih dan aduk hingga tercampur
rata.Cairan disinfektan sudah siap digunakan.
3. Bahaya bilik disinfektan
Berbagai cara dilakukan guna mencegah penyebaran virus
corona jenis baru (Covid-19) yang saat ini tengah mewabah di
Indonesia. Salah satunya dengan menyemprot disinfektan.
Bahkan, tak sedikit orang yang menyemprot cairan
disinfektan ke tubuh, jalanan, hingga membuat bilik disinfektan
(chamber). Disinfektan dipercaya mampu mencegah penyebaran
virus corona penyebab COVID-19. Disinfektan dikenal memiliki
fungsi membunuh kuman, bakteri, dan virus. Namun, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau untuk tidak
menyemprotkan disinfektan secara langsung ke tubuh manusia.
Hal itu karena menyemprotkan disinfektan pada tubuh sesorang
tidak akan membunuh virus yang sudah masuk ke tubuh.
"Menyemprot bahan-bahan kimia seperti itu dapat
membahayakan jika terkena pakaian atau selaput lendir,
contohnya mata dan mulut," demikian cuitan akun resmi Twitter
WHO Indonesia. Bahan-bahan kimia yang dimaksud dalam
cuitan tersebut ialah alkohol atau klorin yang biasanya ada
dalam kandungan disinfektan. Alkohol dan klorin hanya bisa
memusnahkan virus atau bakteri pada permukaan benda.
Pemerintah melalui laman resmi COVID-19, covid19.go.id,
juga menyebutkan larutan disinfektan hanya efektif
memberishkan permukaan benda yang berpotensi terdapat
banyak virus atau bakteri, dan tidak dianjurkan untuk
disemprotkan ke tubuh atau pakaian sesorang. Untuk
menghentikan penyebaran virus corona COVID-19, WHO
meminta untuk memakai disinfektan pada permukaan benda atau
barang yang pernah atau sering tersentuh saja. Disinfektan
efektif mengatasi berbagai virus, termasuk virus Corona.
Penggunaan disinfektan mampu mencegah penyebaran kuman,
bakteri, dan virus. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
lakukan penyemprotan di ruangan terbuka atau memiliki
ventilasi udara yang baik dan ideal. Pasalnya, cairan disinfektan
yang terbuat dari cairan pemutih memiliki konsentrasi yang
cukup tinggi dan mengeluarkan uap beracun sehingga sangat
berbahaya jika dilakukan di ruangan tertutup. Gunakan alat
pelindung diri, seperti sepatu, sarung tangan, dan masker guna
mencegah dari tumpahan atau cipratan cairan disinfektan. Anda
bisa menggunakan cairan alkohol setidaknya 70 persen atau
cairan disinfektan yang telah redaftar di Environmental
Protection Agency (EPA).
Melihat aksi masyarakat yang kerap menggunakan bilik bilik
sterilisasi sebagai andalan, Kementerian Kesehatan Indonesia
(Kemenkes RI) pun memberi imbauan akan bahaya
penyemprotan disinfektan terhadap tubuh manusia. Imbauan ini
disampaikan Kemenkes melalui surat edaran
HK.02.02/111/375/2020 tentang Penggunaan Bilik Disinfeksi
dalam Rangka Pencegahan Penularan COVID-19. Dalam surat
edaran tersebut Kemenkes mengatakan disinfekstan adalah
proses menghilangkan sebagian besar atau semua
mikroorganisme patogen kecuali spora bakteri yang terdapat
pada permukaan benda mati. Bahan yang digunakan sebagai
disinfektan adalah diluted bleach atau pemutih, klorin, etanol 70
persen dan amonium kuartener dan hidrogen peroksida. Menurut
World Health Orgnization (WHO) penyemprotan disinfektan
kepada tubuh sangat berbahaya. Tindakan ini berdampak pada
membran mukosa misalnya mata dan mulut sehingga berpotensi
menimbulkan risiko kesehatan dan merusak pakaian. Pemakaian
berulang kali pada tubuh juga dapat menyebabkan iritasi pada
kulit dan saluran pernapasan.

Kami mengajak pada semua masyarakat indonesia, mari hentikan


penggunaan bilik disinfektan, karena belum ada penelitian yang menyatakan
ke efektifan bilik disinfektan. Jagalah diri anda dengan tidak membiarkan
cairan disinfektan mengenai anggota tubuh anda.

“Sayangi diri anda, karena orang yang menyayangi anda ingin


melihat anda terhindar dari Covid-19. Jadi jangan lupa Health and Safety
First”

Referensi :
https://lifestyle.okezone.com/read/2020/04/04/481/2194017/kemenkes-
terbitkan-surat-edaran-tentang-bahaya-penyemprotan-disinfektan-ke-
tubuh
http://m.bangsaonline.com/berita/72046/pengunjung-di-pasar-sidoharjo-
lamongan-wajib-masuk-bilik-penyemprotan-disinfektan
https://m.kontan.co.id/news/ini-cara-penggunaan-disinfektan-yang-tepat-
untuk-cegah-corona
https://www.voaindonesia.com/a/kenapa-indonesia-tidak-lockdown-ini-
jawaban-jokowi/5343239.html

TTD Praktikan
J1A118005
Almaghfirah Ferisya

Telah diperiksa asisten

J1A117139
Sukaena Mas’ud

Anda mungkin juga menyukai