KELAS : 3C
NIM : 920173136
PRODI : S1 KEPERAWATAN
Segala puji hanya milik Allah swt, karena berkat rahmat dan inayah-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas gawat darurat dengan materi “Trauma
Muskuloskeletal”.
Shawalat serta salam selalu kami panjatkan kepada nabi akhirul zaman
Muhammad saw. Yang mana berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan
indahnya dinul islam.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
B. Tujuan…………………………………………………………………….3
BABII PEMBAHASAN
……………………………………………………………3
A. Definisi …………………………………………………………………5
B. Etiologi ……………………………………………………………….6
D. Patofisiolog……………………….………………………………………8
F. Penalatksanaan ………………………..…………………………………...10
A. Pengkajian……………………………………………………………….12
B. Diagnosa ………………………………………………………..……….13
C. Intervensi ……………………………………………………………….14
BABIII PENUTUP
………………………………………………………………….15
A. Kesimpulan……………………………………………………………….16
B. Saran …………………………………………………………………....17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi
· Tulang panjang
Merupakan tulang yang lebih panjang dari lebarnya dan ditemukan di ekstermitas
atas dan bawah. Seperti humerus, radius, ulna, femur, tibia, fibula, metatarsal,
metakarpal dan falangs merupakan tulang panjang.
· Tulang pendek
Misalnya karpal dan tarsal yang tidak memiliki axis yang panjang serta berbentuk
kubus.
· Tulang pipih
Misalnya rusuk, kranium, skapula dan beberapa bagian dari pelvis girdle dimana
tulang ini melindungi bagian tubuh yang lunak dan memberikan permukaan yang
luas untuk melekatnya otot.
· Tulang iregular
Memiliki berbagai macam bentuk, seperti tulang belakang, osikel telinga, tulang
wajah dan pelvis. Tulang ireguler mirip dengan tulang lain dalam struktur dan
komposisi. (Joyce M Black, 2014)
Ada beberapa jenis dari trauma muskuloskeletal dimana tergantung letak dari
trauma. Trauma muskuloskeletal yang umum terjadi yaitu fraktur, strain, sprain,
dislokasi dan amputasi
1. Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut serta keadaan tulang dan jaringan
lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap
atau tidak lengkap. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari
suatu tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak disekitarnya juga akan
terganggu. (Joyce M Black, 2014)
· Fraktur terbuka
Fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang. Fraktur terbuka
adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada
kulit dan jaringan lunak sehingga terjadi kontaminasi bakteri
· Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang.
Jadi pada fraktur tertutup kulit masih utuh diatas lokasi cedera. (Brunner, 2001)
2. Strain
Strain merupakan suatu puntiran atau tarikan, robekan otot dan tendon.
Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan
atau stres yang berlebihan. (Brunner, 2001)
3. Sprain
B. Etiologi
1. Fraktur
Etiologi atau penyebab dari fraktur adalah kelebihan beban mekanis pada
suatu tulang, saat tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak dibandingkan
yang mampu ditanggunya. (Joyce M Black, 2014)
· Trauma langsung
Tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan misalnya
benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna.
Trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur dimana pada
keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. Misalnya, jatuh bertumpu pada
tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah.
2. Strain
Penyebab dari strain bisa dari trauma langsung maupun tidak langsung
misalnya (jatuh dan tumbukan pada badan) yang mendorong sendi keluar dari
posisinya kemudian meregang. (Joyce M Black, 2014)
3. Sprain
Penyebab sprain sama dengan strain yaitu trauma langsung dan trauma
tidak langsung. (Joyce M Black, 2014)
C. Manifestasi klinis
1. Fraktur
· Deformitas
· Nyeri
Nyeri biasanya terus menerus menigkat jika fraktur tidak diimobilisasi. (Brunner,
2001)
Edema terjadi akibat akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi
cairan serosa pada lokasi fraktur ekstravasi darah ke jaringan sekitar.
· Nyeri
· Kelemahan otot
· Pada sprain parah, otot atau tendon mengalami ruptur secara parsial atau
komplet bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan pasien akibat hilangya fungsi
otot. (Joyce M Black, 2014)
3. Sprain
· Nyeri
D. Patofisiologi
1. Fraktur
3. Sprain
E. Pemeriksaan Penunjang,
1. Fraktur
a. Imobilisasi
· Bidai
· Gips
· Reduksi tertutup
· Reduksi terbuka
c. Traksi
Traksi adalah pemberian gaya tarik terhadap bagian tubuh yang cedera,
sementara kontratraksi akan menarik ke arah yang berlawanan. Traksi dapat
digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya trasi
disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. (Brunner, 20014)
2. Strain
· Istirahan, kompres dengan air dingin dan elevasi (RICE) untuk 24-48 jam
pertama
3. Sprain
· Kompres air dingin, diberikan secara intermiten 20-30 menit selama 24-48
jam pertama setelah cedera. Kompres air dingin menyebabkan vasokontriksi akan
mengurangi perdarahan dan edema (Jangan berlebihan nanti akan mengakibatkan
kerusakan kulit). (Brunner, 20014)
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA MUSKULOSKELETAL DENGAN
FRAKTUR
Konsep Keperawatan
A. Pengakjian
Ø Anamnesa
· Keluhan nyeri
Ø Pemeriksaan fisik
Insepksi
· Edema
· Hematoma
· Deformitas
Palpasi
· Nyeri tekan
· Kripitasi
B. Diagnosa
1. Nyeri akut
Ø Definisi
Ø Penyebab
· Tampak meringis
· Bersikap protektif
· Gelisah
Ø Definisi
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri
Ø Penyebab
· Gangguan muskuloskeletal
· Nyeri
Ø Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
Objektif :
· Sendi kaku
Ø Batas karakteristik
Eksternal : faktor mekanik mis. daya gesek, tekanan dan imobilitas fisik
Internal : Tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit dan fraktur terbuka. (T
Heather Herderman, 2015)
C. Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (mis. Amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
Ø Kriteria hasil :
Ø Intervensi
Pain management
· Tingkatkan istirahat
· Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
Analgesik manajemen
· Pilih rute secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara teratur
· Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
· Evaluasi efektifitas analgesik, tanda dan gejala. (Amin Huda Nurarif, 2015)
Ø Kriteria hasil :
Ø Intervensi :
· Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasie
saat latihan
· Bantu pasien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
· Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
pasien
3. Kerusakan integritas kulit b.d tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit
dan fraktur terbuka
Ø Tujuan : Tissue integrity (skin and mucous), membranes and hemodyalis akses
Ø Kriteria hasil :
Pressure management
· Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril
dan gunakan preparat antiseptic sesuai program
· Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap
terbuka (tidak dibalut) sesuai program.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika terjadi trauma muskuloskeletal harus segera di tangani karena jika tidak
ditangani secara dini maka akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Imobilisasi, reduksi dan traksi untuk fraktur merupakan penatalaksanaan untuk
pasien fraktur. Imobilisasi dini harus dilakukan untuk mencegah deformitas dan
sebagai penyangga tulang yang patah. Ketika dicurigai adanya fraktur cervical,
maka pasang neck collar untuk membatasi gerakkan leher sehingga tidak
memperburuk keadaan leher. Jika fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut
bersih (steril) untuk mencegah kontaminasi bakteri.
B. Saran
M Black Joyce dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medical Bedah
Manajemen Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. Jakarta; CV Pentasada Media
Edukasi
Nuririf Huda Amin dan Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jilid 2.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi Indikatator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Yanti Ruly Hutabarat dan Chandra syah Putra. 2016. Asuhan Keperawatan
Kegawatdaruratan. Bogor; IN MEDIA
Untuk pembacaan teks sama tindakaan kurang pas, dan dalam pembawaan alatnya
tidak mengunakan troli,tapi penjelasannya sudah mudah dipahami