Anda di halaman 1dari 18

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

1. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama :Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 70 Tahun

Status perkawinan : Kawin

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. SM. Raja No 378 Medan

Tanggal Masuk RS :

No. Register : 016025

Ruangan :VIP9

Golongan Darah :-

Tanggal pengkajian : 10 Mei 2017

Tanggal operasi :-

Diagnosa Medis : Tumor Paru

KELUHAN UTAMA

Ketika dilakukan pengkajian pasien mengatakan mengalami sesak nafas kurang lebih sejak 3 bulan
terakhir ini dan mulai memberat dalam 2 minggu terakhir. Pola pernafasan pasien 31x/ menit. Pasien
mengatakan batuk berdahak dan sputum sulit untuk dikeluarkan.Pasien mengatakan nyeri di bagian dada di
sebelah kanan dengan skala nyeri 3.

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Apa penyebabnya : Pasien mengatakan bahwa penyakit yang di deritanya sekarang ini akibat mulai dari umur
21 tahun pasien mengkonsumsi rokok 2 bungkus per harinya.
Hal yang memperbaiki keadaan : Sesak nafas pasien dapat berkurang jiika pasien tidak beraktifitas berat
seperti bekerja, istirahat yang cukup dan ketika tidak merokok.
Bagaimana dirasakan: Pasien merasakan sesak seperti tertimpa benda yang berat.Pasien juga mengatakan dada
terasa berat ketika menarik nafas.Pernafasan pasien juga dangkal dan pendek.
Bagaimana dilihat : Pasien tampak sulit untuk bernafas, pernafasan cuping hidung. Ketika berbicara suara
pasien terdengar berat.Region Dimana lokasinya Sesak di rasakan di bagian dada.
Apakah menyebar : Pasien mengatakan sesak tidak menyebar.
Severity , Akibat penyakit yang di derita pasien, aktivitas pasien menjadi terganggu.
Timer : Sesak di rasakan semenjak 3 bulan yang lalu.Pasien mengatakan sesak terasa setiap saat namun terasa
memberat ketika melakukan aktivitas berat.

Pengkajian Nyeri
Provocative : Pasien mengatakan nyeri terjadi akibat dari penyakit yang di deritanya
Quality : Pasien mengatakan nyeri terasa seperti tertusuk benda yang tajam.
Region : Pasien mengatakan nyeri terasa di bagian dada sebelah kanan.
Severity : Pasien mengatakan nyeri skala 3, pengkajian ini dilakukan dengan menunjukkan kartu pengukur
nyeri.
Treatment : Untuk mengurangi nyeri yang dirasakan, sebelumnya pasien mengonsumsi obat pereda nyeri yaitu
asam mefenamat, dan beristirahat.
Understanding : Klien mengatakan bahwa nyeri sudah berkali-kali terjadi dan bertambah parah ketika ia
melakukan aktivitas berat seperti bekerja atau mengangkat beban berat.
Values : Klien mengatakan bahawa ia berharap nyeri bisa berkurang dan hilang.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pasien tidak pernah mengalami batuk berdahak, tidak pernah
mengalami kecekalaan yang parah, dan pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita demam berdarah dan
di rawat di Ruma Sakit Elisabeth Medan.

Pengobatan / tindakan yang pernah dilakukan

Tindakan pengobatan yng di dapatkan pasien selama di Rumah Sakit Elisabeth Medan yaitu mendapat
IVFD RL (Ringer Laktat).Pasien dianjurkan istirahat yang cukup dan minum yang banyak.Di berikan obat
penurun panas seperti paracetamol.Dan pasien mendapatkan pemeriksaan hematokrit secara berkala.

Pernah dirawat/ operasi: Pasien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit Elisabeth sebelumnya

Lama dirawat : Pasien mengakatan sebelumnya ia pernah dirawat selama kurang lebih 2 minggu di rumah sakit

Alergi : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi apapun.

Imunisasi : Pasien mengatakan bahwa ia tidak ingat betul akan status imunisasinya.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Orang tua: Keluarga pasien mengatakan Orang Tua pasien meninggal beberapa tahun yang lalu, dan tidak
mengalami riwayat kanker/tumor sebelumnya, namun orang tua pasien pernah mengalami kecelakaan yaitu
jatuh dari motor.

Saudara kandung : Pasien anak ke 3 dari 5 bersaudara. Keluarga mengatakan saudara kandung pasien tidak ada
yang mengalami penyakit yang sama.

Penyakit keturunan yang ada : Pasien mengatakan bahwa tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga, Anggota
keluarga yang meninggal Orang tua pasien, Penyebab meninggal karena sudah tua, dan penyakit tidak diketahui.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

Persepsi pasien tentang penyakitnya, Pasien mengatakan bahwa penyakit yang ia derita disebabkan
oleh pola hidupnya selama ini, karena ia mulai merokok sejak umur 21 tahun dan mengkonsumsi rokok 2
bungkus per harinya.

Konsep Diri

Gambaran diri : pasien dapat menerima gambaran dirinya


Ideal diri: pasien mengatakan ingin cepat sembuh
Harga diri : pasien tidak merasa malu terhadap penyakit yangdiderita
Peran diri: peran pasien sebagai ayah dan suami di dalam keluarga.
Identitas : Pasien adalah seorang wiraswasta, ayah , suami dan kepala keluarga
Keadaan emosi : Keadaan emosi pasien stabil.Pasien dapat mengontrol emosi dan mengungkapkan perasaan
dengan baik.

Hubungan sosial

Orang yang berarti : Bagi pasien orang yang berarti bagi dirinya adalah keluarganya, istrinya, anak dan cucunya.
Hubungan dengan keluarga : Hubungan pasien dengan keluarga berjalan dengan baik.Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya dukungan dari keluarga dan selama pasien dirawat di rumah sakit selalu ada keluarga yang
menunggu pasien.
Hubungan dengan orang lain : Hubungan pasien dengan orang lain berjalan dengan baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan selama proses pengkajian pasien dapat merespon dengan baik, dan selama sakit para tetangga
atau teman pasien datang menjenguk.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Karena penyakit yang di deritanya, pasien menjadi cepat
lelah. Sehingga hal ini menghambat pasien berinteraksi dengan orang lain.

Spiritual

Nilai dan keyakinan : Pasien menganut agama Kristen Protestan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kegiatan Ibadah : Untuk sementara ini kegiatan ibadah pasien tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya
dikarenakan penyakit yang di derita pasien.Namun pasien tetap berdoa kepada Tuhan agar diberikan
kesembuhan.

VII.PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Pasien sadar dan kooperatif namun tampak lemah.


Tanda-tanda vital :

1. Suhu tubuh : 370C


2. Tekanan darah : 120/70 mmHg
3. Nadi : 98 x / menit
4. Pernafasan : 31 x / menit
5. Skala nyeri :3
6. TB : 169 cm
7. BB : 71 kg

Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : simetris dan normal


- Ubun-ubun : tidak ada nyeri tekan
- Kulit kepala : bersih, tidak ada edema maupun lesi

Rambut : Penyebaran dan keadaan rambut: penyebaran rambut tidak merata dan rambut berwarna hitam
bercampur putih karena uban. Tekstur rambut halus.

Bau : tidak ada bau yang tidak sedap

Warna kulit : putih kekuningan.

Wajah

Warna kulit : kecoklatan.

Struktur wajah : bentuk wajah oval dan simetris.

Mata

Kelengkapan dan kesimetrisan : bola matasimetris dan lengkap serta pergerakan mata normal.
Palpebra: normal dan simetris.

Konjungtiva dansclera : konjungtiva tidak anemis, sklera tidakikterik.

Pupil : refleks terhadap cahaya normal.

Cornea dan iris: kornea bening.

Visus : tidak dikaji, perawat tidak membawa kartu snallen. Namundalam jarak 1 meter pasien masih mampu
membaca majalah tanpa alat bantu penglihatan.

Tekanan bola mata : tidak dilakukan pengkajian

Hidung

Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, simetris dan tidak ada kelainan

Cuping hidung : terdapat pernafasan cuping hidung, Frekuensi nafas: 31x/i,

Telinga

Bentuk telinga: bentuk dan telinga normal, tidak ada pembengkakan dan lesi.

Ukuran telinga : normal

Lubang telinga : lubang telinga normal


Ketajaman pendengaran : tidak dilakukan pengkajian karena tidak membawa garputala, namun ketika diajak
berkomunikasi pasien masih mampu mendengar dengan baik.
7. Mulut dan faring
Keadaan bibir : kering dan sedikit pecah-pecah, berwarna merah kehitaman, tidak ada tanda sianosis.
Keadaan gusi dan gigi : Gigi bersih, beberapa gigi sudah tanggal dikarenakan faktor usia, tidak ada pendarahan
pada gusi.
Keadaan lidah : Bersih, normal, kekuatan otot lidah baik, fungsi pengecapan baik.
Orofaring : tidak dilakukan pemeriksaan.
8. Leher
Trachea: Tidak ada massa ataupun nyeri tekan.
Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid.
Suara : Suara terdengar serak karena penyumbatan sputum.
Kelenjar limfe : tidak dikaji
Vena jugularis : Teraba, kuat, teratur.
Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur.
9. Pemeriksaan integument
Kebersihan : Bersih,
Kehangantan : Hangat, suhu permukaan kulit 370C
Warna : Warna kulit kecoklatan.
Turgor : Kembali < 3 detik
Kelembapan : Sedikit kering.
Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit.
10. Pemeriksaan payudara dan ketiak
Ukuran dan bentuk : Tidak dikaji.
Warna payudara dan aerola : Tidak dikaji.
Kondisi payudara dan putting : Tidak dikaji.
Produksi ASI : Tidak dikaji.
Aksila danklafikula : Tidak dikaji.

11.Pemeriksaan thorak/dada

Inspeksi : Barrel Chest. Diameter anterior posterior transversalmempunyai perbandingan 1:1.


Pernafasan : Nafas pasien pendek dan tidak dalam, frekuensi nafas 31 x/menit, suara nafas ronki.
Tanda kesulitan bernafas : Terdapat pernafasan cuping hidung, penggunaan otot bantu nafas, yaitu :
interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masingiga. sternokleidomastoidyang
mengangkat sternum (tulang dada). -skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga. otot perut yang menarik iga ke bawah
sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan
diafragma. Nafas pasien pendek dan dangkal,
Palpasi : Nyeri tekan pada dada,
Perkusi : Suara Sonor
Auskultasi : suara nafas ronki.
Pemeriksaan paru
Palpasi getaran suara : Pada pulmo dextra superior tidak teraba vibrasi dikarenakan terdapat massa tumor.
Perkusi : pada bagian pulmo dextra superior suara perkusi dullness, selebihnya resonan.
Auskultasi : Suara nafas ronki, suara ucapan terkadang serak terhalang sputum, tidak ada suara tambahan

Pemeriksaan jantung
Inpeksi : Tidak terlihat adanya pembengkakan pada jantung.
Auskultasi: Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi: Tidak dilakukan pemeriksaan
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, namun pergerakan antara dada dan abdomen ketika bernafas terlihat
tidak simetris, cekung.
Auskultasi : Bunyi peristaltik usus 7 x/menit.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen, tidak ada benjolan atau teraba massaabnormal, tidak
asites, permukaan hepar regular.

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya


Genitalia : Tidak dikaji
Anus dan perineum : Tidak dikaji
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas : Otot simetris sumbu tubuh, terdapat sianosis pada perifer
ekstremitas, tidak ada tanda-tanda edema.

Fungsi neurologi :
Nervus Olfaktorius/N I:
Kemampuan menghidu pasien cukup baik.
Nervus Optikus/N II :
Pasien mampu membaca hingga jarak 1 meter tanpa alat bantu baca dan luas lapang pandang pasien baik.
Nervus Okulomotoris/N III, Trochlearis/N IV, Abdusen/N VI:
Pasien mampu menggerakkan bola mata, reflek pupil normal (diameter 3 mm) lapang pandang bola mata pasien
luas. Reaksi cahaya (+)
Nervus Trigeminus/N V:
Pasien mampu membedakan panas dan dingin, tajam dan tumpul, getaran dan rabaan.
Nervus Fasialis/N VII :
Pasien mampu membedakan rasa dan mampu menggerakkan otot wajah.Otot wajah tampak simetris.
Nervus Akustik/N VIII :
Pasien mampu memdengar detik jam tangan hingga jarak 1 meter pada masing-masing telinga. Namun test
romberg tidak dilakukan karena keterbatasan psaien.
Nervus Glosopharingeus/N IX, Nervus Vagus/ N X :

Pasien mampu menelan, mengunyah, membuka mulut dan refleks muntah positif.

Nervus Aksesorius/N XI :

Pasien mengangkat bahu dan menahan tekanan pada bahunya.


Nervus Hipoglasus/ N XII :
Gerakan lidah pasien terkoordinasi, pasien memmpu melakukan tes jari-hidung, pasien tidak mampu melakukan
pronasi dan supinasi dengan baik pada telapak tangannya karena psien merasa lemas.

18. Fungsi motorik :


Pasien terbaring lemah di tempat tidur, sebagian aktivitas dasar pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat (misalnya mandi dan makan).

VIII. KEBIASAAN SEHARI-HARI


Pola makan dan minum : Frekuensi makan sehari : 3 x/hari.
Nafsu/selera makan : Nafsu makan pasien baik.
Nyeri ulu hati : Tidak ada.
Alergi :Tidak ada riwayat alergi.
Mual dan muntah : Pasien kadang merasakan mual, namun tidak muntah.
Waktu pemberian makan : Sesuai dengan jam makan rumah sakit, pagi hari pukul 07.00 WIB, siang hari pukul
12.30 WIB, malam hari pukul 18.00 WIB
Jenis makan : jenis makanan pasien yaitu bubur
Waktu pemberian cairan/minum : Pasien minum sehabis makan, setiap kali haus dan pemberian cairan intravena
RL 20 tetes / menit.
Masalah makan dan muinum : Tidak ada masalah.

Perawatan diri/personal hygiene


Kebersihan tubuh : Tubuh pasien bersih, pasien di lap dengan waslap dan air hangat 2x/hari oleh perawat dan
keluarga.
Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi pasien bersih, pasien menyikat gigi 2 kali sehari dibantu perawat
dan keluarga.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan pasien bersih karena dipotong seminggu sekali oleh
keluarga atas saran perawat.

Pola kegiatan/aktifitas
Kegiatan Mandiri Sebagian Bantuan total

Mandi 

Makan 

BAB 

BAK 

Ganti pakaian 

Untuk aktivitas ibadah, selama sakit kegiatan ibadah pasien terhambat.Pasien tidak dapat pergi ke
gereja, namun pasien tetap berdoa selama berada di rumah sakit.
Pola eliminasi
BAB
Pola BAB : Pasien BAB 1 x/hari, biasanya pagi hari di tempa tidur dengan alat bantu.
Karakter feses : Konsistensi semi padat.
Riwayat perdarahan : Tidak ada
BAB terakhir : Sehari sebelum tanggal pengkajian ( 09 Mei 2017)
Diare : tidak ada
Penggunaan laktasif : tidak ada
BAK
Pola BAK : Pasien BAK kurang kebihn 6-7 x/hari menggunakan pispot, namun terkadang pasien ke kamar
mandi.
Karakter urin : Berwarna kuning, cair.
Nyeri saat BAK : Tidak ada
Penggunaan diuretic : Tidak ada
Riwayat penyakit ginjal dan saluran kemih : Tidak ada

IX. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK. Tanggal 17 mei 2017

Hasil Analisa Gas Darah Hasil Nilai Rujukan

pH 7, 53 7,37-7,45

pCO2 39,5 33-44

pO2 175,00 71-104

HCO3 33,1 22-29

T CO2 34,0 23-27

Saturasi O2 100 95-100


Keterangan :
- Jika pH meningkat : menandakan alkalosis metabolisme atau respiratori.
- Jika pH menurun : menandakan asidosis metabolisme atau respiratori.
Jika pCO2meningkat : mengindikasikan kemungkinan CAL, pneumonia, efek anastesi, dan penggunaan opioid
(asidosisrespiratori).
Jika pCO2menurun : mengindikasikan hiperventilasi/ alkalosisrespiratori.
Jika HCO3meningkat : mengindikasikan kemungkinan asidosisrespiratori sebagai kompensasi awal dari
alkalosis metabolisme.
Jika HCO3menurun : mengindikasikan kemungkinan alkalosisrespiratori sebagai kompensasi awal dari asidosis
metabolisme.(Irman Somantri, 2009
Terapi Obat

Nama obat Dosis Fungsi Efek Samping

InjeksiCeftriaxone 1 amp/12 jam Antibiotik Lelah,


yang dapat sariawan, nyeri
digunakan tenggorokan,
untuk dan diare.
mengobati
beberapa
kondisi akibat
infeksi bakteri.

Injeksi Ranitidine 1 amp/12 jam Mengurangi gelisah,


produksi asam muntah, ruam.
lambung.

Dexamethason 5 mg / 8 jam Anti inflamasi, Gangguan


anti alergi. saluran
pencernaan,
gangguan tidur
dan
osteoporosis.

Ambroxol 3x1 Mengobati Mual dan


batuk muntah
berdahak.

Ventolin 1 amp / 8 jam Untuk Denyut, jantung


mengobati cepat, tremor,
penyakit pada takikardia.
saluran
pernafasan

2.2.2. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah keperawatan

Tumor paru Bersihan jalan nafas


DS : tidak efektif
Pasien Mengatakan kalau Penekanan pada
ada Dahak di rongga paru
tenggorokannya dan susah
dikeluarkan Penyempitan ruang
paru elveoli
DO:
Pasien batuk berdahak Pengembangan paru
dengan Karakter sekret terbatas
kental, upaya batuk pasien
lemah, upaya batu pasien Produksi sekret
buruk. meningkat
Obstruksi jalan nafas

DS : Pasien sesak
Pasien mengeluhkan sesak
Bernafas dan dada terasa Bersihan jalan nafas
berat. tidak efektif
DO:
Keadaan umum pasien Frekuensi nafas tidak
lemah, pasien tampak normal
sesak.
RR : 31x/i Pola nafas tidak Pola nafas tidak efektif
efektif

Data Etiologi Masalah keperawatan

DS: Tumor paru Gangguan rasa nyaman :


Pasien mengatakan bahwa nyeri
dada terasa nyeri terlebih Penekanan pada
ketika melakukan aktivitas rongga paru
berat. Pasien mengatakan
lemas dan sulit melakukan Penyempitan pada
aktivitas karena nyeri yang ruang alveoli
dirasakan.
Pasien merasa nyeri
DO: ketika beraktivitas
Pasien tampak terbaring
Lemah Di tempat tidur, Gangguan rasa
Terkadang wajah pasien nyaman : nyeri
Tampak meringis, skala
nyeri 3.
Data Etiologi Masalah keperawatan

DS: Tumor paru Intoleransi aktivitas


Pasien mengatakan bahwa
ia sulit untuk Melakukan Penekanan pada
aktivitas. Karena ketika ia rongga paru
Melakukan banyak
aktivitas dada nya terasa Penyempitan pada
nyeri dan sesak. ruang alveoli

DO: Pasien sesak ketika


Pasien Tampak terbaring beraktivitas
lemah di tempat tidur,
semua Kegiatan pasien Kelemahan secara
dibantu oleh perawat dan umum
keluarga.
Intoleransi aktivitas

2.2.3. MASALAH KEPERAWATAN


Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Pola nafas tidak efektif
Gangguan rasa nyaman : nyeri
Intoleransi aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukus yang kental, kelemahan upaya batuk
ditandai dengan suara nafas ronki, terdapat sputum saat pasien batuk

Pola nafas tidakefektif berhubungan dengan penurunan ekspensi paru dan ditandai dengan pasien sesak, RR
31x/ menit, nafas pendek dan dangkal.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru ditandai dengan pasien
merasakan nyeri ketika beraktivitas berat, skala nyeri 3 dan wajah pasien terkadang tampak meringis.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara umum ditandai dengan pasien terbaring lemah di
tempat tidur dan beberapa kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarga.
2.2.4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

NO Diagnosa keperawatan Perencanaan keperawatan

1 Bersihan jalan nafas tidak Tujuan :


efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif,
dengan sekresi mukus
sekret berkurang/hilang.
yang kental, ditandai
Kriteria hasil :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24


jam, maka bersihan jalan nafs meningkat dengn kriteria
hasil :
1.Batuk efektif meningkat
2. Produksi sputum menurun
3. Wheezing menurun
4. Frekuensi nafas membaik
5. Pola nafas membaik
6. Gelisah Menurun

Intervensi Rasional

1. Auskultasi dada untuk mengetahui 1. Pernafasan bising seperti ronki dan

karakter bunyi nafas dan adanya sekret. Mengi menggambarkan tertahannya


2. Bantu pasien dengan menginstruksikan sekret dan/atau obstruksi jalan nafas.
nafas dalam dan efektif dan batuk dengan 2. Posisi duduk memungkinkan ekspansi
posisi duduk tinggi dan menekan daerah Paru maksimal dan penekanan
insisi. menguatkan batuk untuk mobilisasi
3. Observasi jumlahdan karakter dan membuangsekret. Penekanan
sputum/aspirasi sekret. Selidiki dilakukan perawat (meletakkan tangan
perubahan sesuai indikasi. di anterior dan posterior dinding dada)
4. Kolaborasi penggunaan oksigen dan oleh pasien (dengan bantal)
humidifikasi/neulizer ultrasonic. Berikan sampai kekuatan membaik.
cairan tambahan melalui IV
sesuaiindikasi. 3. Peningkatan jumlah sekret tak
5. Kolaborasi pemberian berwarna (atau bercak darah) berair
bronkodilator,ventolin dan/atau awalnya normal dan harus menurun
analgesiksesuai indikasi. sesuai kemajuan penyembuhan.
6. Observasi tanda-tanda vital pasien Adanya sputum yang tebal/kental,
7. Kolaborasi pemberian Ambroxol 3x1 berdarah atau purulen diduga sebagai
8. Lakukan suction. masalah sekunder yang memerlukan
perbaikan/pengobatan.
1. Latihan Btuk Efektif
O.....
T... 4. Dengan memberikan hidrasi maksimal
E...
K... membantu
2. Manajemen jalan nafas menghilangkan/mengencerkan sekret
O.....
T...
E...
K...
3.Pemantauan Respirasi
O.....
T...
E...
K... untuk peningkatan pengeluaran.
Gangguan masukan oral memerlukan
tambahan melalui IV untuk
mempertahankan hidrasi.
5. Menghilangkan spasme bronkus untuk
memperbaiki aliran udara. Ventolin
meningkatkan produksi mukosa untuk
mengencerkan dan menurunkan
viskositas sekret , memudahkan
pembuangan. Penghilang

ketidaknyamanan dada, meningkatkan

kerjasama pada latihan pernafasan dan

meningktakan keefektifan terapi

pernafasan.

6. Agar mengetahui perkembangan

pasien.

7. Agar sekret klien bisa dikeluarkan dan

tidak menyumbat pernafasan.

NO Diagnosa Keperawatan Perencanaan keperawatan

2 Pola nafas tidak efektif Tujuan :


Berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Penurunan ekspansi paru diharapkan pola nafas pasien menjadi efektif.
ditandai dengan pasien sesak,
RR 31x/ menit, nafas pendek Kriteria hasil :
dan dangkal. - pasien mengatakan sesak berkurang/hilang
- respirasi dalam batas normal.
- tidak menggunakan otot bantu nafas.
- menunjukkan perilaku mampu
mempertahankan fungsi pernapasan.

Intervensi Rasional

1. Ajarkan klien tentang teknik batuk efektif. 1. Untuk meningkatkan pernafasan


2. Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya yang lebih efektif.
bunyi nafas tambahan. 2. Perubahan bunyi nafas menunjukkan
3. Observasi pola batuk dan karakter sekret. obstruksi sekunder.
4. Berikan posisi semi fowler pada pasien 3. Kongesti alveolar mengakibatkan
5. Kolaborasi pemberian terapi oksigen batuk Kering atau intiatif,
penyempitan ruang parudan
penimbunan cairan di cavum pleura

menyebabkan produksi sekret

meningkat.

4. Posisi semi fowler membantu

memaksimalkan ekspansi paru dan

menurunkan upaya pernafasan.

5. Memaksimalkan pernafasan.

NO Diagnosa Keperawatan Perencanaan keperawatan

3 Gangguan rasa nyaman: nyeri Tujuan :


berhubungan dengan penekanan saraf
oleh tumor paru ditandai dengan pasien Setelah dilakukan intervensi keperawatan
merasakan nyeri ketika beraktivitas diharapkan nyeri yang dirasakan pasien
berat, skala nyeri 3 dan wajah pasien dapat berkurang atau menghilang.
terkadang tampak meringis.
Kriteria hasil :

Mampu mengendalikan nyeri -Skala nyeri


berkurang atau hilang

-Menunjukkan ekspresi wajah rileks.

Intervensi Rasional

1. Ajarkan teknik relaksasi : tarik 1. Meningkatkan relakasi dan pengalihan


nafas dalam. perhatian.
2. Ketidaksesuaian antar petunjuk
2. Observasi dan catat skala, lokasi
verbal/non verbal Dapat
dan intensitas nyeri. memberikan
petunjuk Derajat nyeri,
3. Kolaborasi pemberian analgetik kebutuhan/keefektifan intervensi.

Membantu mengurangi rasa nyeri.

Berikan program latihan aktivitas 4. Meningkatkan independensi pasien

sesuai toleransi. sendiri

NO Diagnosa keperawatan Perencanaan keperawatan


4 Intoleransi aktivitas berhubungan Tujuan :
dengan kelemahan secara umum Setelah dilakukan intervensi
ditandai dengan sebagian aktivitas keperawatan diharapkan pasien
pasien dibantu oleh perawat dan mampu melakukan aktivitas sehari-
Keluarga hari secara mandiri.

Kriteria hasil :
- berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
- mampu melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri
- tanda-tanda vital normal
- mampu berpindah dengan atau tanpa
bantuan alat

Intervensi Rasional

1. Observasi respon terhadap 1. Melihat kemampuan beraktivitas klien.


aktivitas. 2. Intervensi dilaksanakan sesuai dengan
2. Identifikasi faktor yang yang faktor yang mempengaruhi.
mempengaruhi intoleransi 3. Menemukan kebutuhan pasien tanpa
aktivitas seperti stress, efek membuat kelelahan.
samping obat,dll 4. Meningkatkan independensi pasien
3. Anjurkan untuk melakukan sendiri.
aktivitas ssuai kemampuan pasien. 5. Agar pasien semakin termotivasi untuk
4. Berikan program latihan aktivitas melatih pergerakan.

sesuai toleransi

Berikan dorongan atau motivasi kepada klien tentang penting nya bergerak.

implementasi dan evaluasi

Anda mungkin juga menyukai