HALAMAN JUDUL ……… ........................................................................................1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................2
DAFTAR ISI ……….....................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN ...……..............................................................................4
1.1 Latar Belakang …….................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ……. ...............................................................................4
1.3 Tujuan ....................................................................................................4
1.4 Manfaat …….............................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN …….................................................................................6
2.1 Perawat dan teknologi informasi …………………………………………6
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena memiliki
proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam,
karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Salah satu yang
penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada
pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini, sangat
mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini karena dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka masyarakat mudah mendapatkan
informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan meningkat.
Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan
kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya justru mulai dipertanyakan. Data dan
informasi kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau informasi yang saling tertutup di berbagai
fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas
Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu menganalisis perkembangan
teknologi keperawatan atau teknologi kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keperawatan. Serta
mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif
PEMBAHASAN
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat
pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes
kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana
keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak
memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.
(Sanjoyo). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer Based
Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Rumah sakit di
Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun,
tampaknya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup
memuaskansemua pihak.
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan
yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan
keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970
pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi
keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan
efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar
komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna,
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap
revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam
menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,
penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien
dan penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan
staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan perawat
mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem
mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia
umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi
tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada
perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat,
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien
yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan,
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan
pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas,
Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang
memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data,
Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung
Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan
Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi
Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.
Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat
Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu
lokasi.
dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung
dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat
menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan yang
berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi
alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan
menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk
dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi
asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga
memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian
keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang
penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil
asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi,
bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan
A. Definisi
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa
bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi
2008).
optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan
sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan
pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan
Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang
sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
B. Aplikasi elenursing
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti
tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif
video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai
dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi
tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit
kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien
dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit
kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan
dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering
kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan
keluarganya.
mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti
akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan
adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung
jawabkan.
Pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau
berbasis komputer. Menurut Holmas (2003) terdapat beberapa keuntungan utama dari dokumentasi
Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat diketahui
Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan
pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &
informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,
kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak
pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu
informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun
(2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen
keperawatan
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam STK Keperawatan antara lain
oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar
pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh
Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat
dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien
dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan
persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu,
kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka
kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka
kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang
dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang
efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan
dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien
saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan
dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang
merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena
dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem
informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam
ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan
yang dilakukannya.
perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan
oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian,
Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan STK (Sistem
a. Hard Ware
3.Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat penglkajian
menjadi valid.
4.WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan,
b. Soft Ware
Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.
c. Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap
teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien,
merasa repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu yang cukup signifikan
bagi keberhasilan penerapan STK Keperawatan.
d. Skill
Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan,
mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam
NIC adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan
pemahaman yang cukup mendalam.
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering
membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form
yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal
sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara
tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu
pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian
tersebut diperlukan.
3.2 Saran
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila di
bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal. Untuk membenahi hal tersebut maka
harus di butuhkan solusi cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia,“Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan”
http://ebintara.blogspot.com/2012/06/makalah-peran-teknologi-dalambidang.html
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2065852-manfaatkomputer-bagi-
bidang-kedokteran/
Mulyanto, Agus.2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto Gunawan, & Sukadi.2012. Sistem Informasi rekam Medik pada Rumah sakit umum
daerah (RSUD) Pacitan Berbasis Web Base.indonesia jurnal on computer science speed-FTI
UNSA,9 (3): 44
Triyono, Joko Wandyatmono.2012. Sistem Informasi Rekam Medis Puskesmas Jayengan
Surakarta, Jurnal Speed. ISSN : 1979-9330
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14549-5105109603-Chapter1.pdf (diakses 17
Oktober 2019)