Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

BATASAN TEKNOLOGI INFORMASI UMUM DENGAN PELAYANAN


KEPERAWATAN
Dosen Pengampu: Syahid Amrullah, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


HERPIN
JULIAT
MARIANA
REGINA HENI
PRAYUGO
YOSEPA WIKE

PRODI NON REGULER S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2019/2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL             ……… ........................................................................................1
KATA PENGANTAR           ....................................................................................................2
DAFTAR ISI              ……….....................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN               ...……..............................................................................4

1.1     Latar Belakang                …….................................................................................4

1.2     Rumusan Masalah           ……. ...............................................................................4

1.3     Tujuan                  ....................................................................................................4

1.4     Manfaat               …….............................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN                …….................................................................................6
            2.1 Perawat dan teknologi informasi              …………………………………………6

2.2 Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung Sistem Manajemen Informasi


Kesehatan                     …………………………………………………………………7

2.3 Hambatan dan kendala                 ………………………………………………..11


BAB III : PENUTUP             ...................................................................................................12

            3.1 Kesimpulan           ...................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA                 .............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan, karena memiliki

proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam,

karenanya seorang perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai

dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Salah satu yang

penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada

pasien. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini, sangat

mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal ini karena dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut maka masyarakat mudah mendapatkan

informasi tentang kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan meningkat.

Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan

kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya justru mulai dipertanyakan. Data dan

informasi kesehatan tersebar membentuk pulau-pulau informasi yang saling tertutup di berbagai

fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan komunikasi data lintas

organisasi terbentur kendala standarisasi dan interoperabilitas system.

1.2 Tujuan penulis

Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu menganalisis perkembangan

teknologi keperawatan atau teknologi kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keperawatan. Serta

mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif

dan dapat memepermudah bagi perawat dalam memonitor klien.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi Kesehatan

Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh seluruh tingkat

pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan

perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor

004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes

Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi

kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana

keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak

memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional.

(Sanjoyo). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis  computer (Computer Based

Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada akhir dekade 80’an. Rumah sakit di

Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun,

tampaknya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup

memuaskansemua pihak.

2.2  Sistem Teknologi informasi

Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan

yang disusun untuk mempermudah manajemen ,proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan

keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970

-an  adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi


memfasilitasi pembakuan klasifikasi asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam

pendokumentasian keperawatan. Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi

keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan

pengetahuan  tentang  standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,

mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan

efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang

diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar

komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna,

akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

2.3    Sejarah Sistem Informasi Keperawatan

Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam menangkap

revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam

menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an,

penggunaannya mencakup automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien

dan penyimpanan  hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan

staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan perawat

mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah sistem

mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia

sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan

umumnya masih menggunakan  pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi

tentang sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada

perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di masyarakat,

tetapi pelaksanaanya belum optimal.


2.4  Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik

keperawatan klinik dan administratif:

 Proses perawatan pasien

Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien

yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan,

pola makan, prospektif, beban kerja , administrasi pasien.

 Proses managemen bangsal

Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan 

menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi

pada manajemen  yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas,

sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen

perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan

prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.

 Proses Komunikasi

Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang

memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data,

transformasi data, dan segala bentuk pesan.

 Proses Pendidikan dan Penelitian

Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

2.5  Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan

 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan

 Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam penyimpanan arsip.
 Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.

 Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung

otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.

 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu pengambilan

keputusan secara cepat

 Meningkatkan produktivitas kerja.

 Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan (Gurley L, Advantages and

Disadvantages of Electronic Medical Record, diakses dari  http://www.aameda.org/member )

Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi

berbasis komputer yaitu:

 Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat diketahui.

 Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan.

 Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien dalam satu

lokasi.

2.6  Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis. Namun,

dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam

pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung

dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun

dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat

dalam mengoperasionalkan komputer.


Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah

menyoroti kebutuhan untuk pelatihan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis

penting untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)

Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan yang

berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi

ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap,

alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan

pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini

menyebabkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk

mengurangi beban perawat dalam dokumentasi.Penerapan sistem informasi keperawatan dalam

dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi

asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga

memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian

keperawatan. Hal ini seperti yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang

menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya

Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO).Penelitian ini mendukung

penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil

asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi,

perawat membutuhkan dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk

menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi,dan untuk

mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut membuktikan

bahwa dengan diterapkannya Q-DIO dapat berguna sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan

harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik. (Mueller, et all.2006).


2.7  Telenursing

A. Definisi

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan

keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara

perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa

bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi

dan telemonitoring (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 15 Maret

2008).

Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk

meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio,

optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan

sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan

atau computer (http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 15 Maret 2008).

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan

pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk

menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan

video conference. Telenursing bagian integral

dari telemedicine atau telehealth (http://www.inna-ppni.or.id/ index.php?name =News

&file=article&sid=71, diperoleh tanggal 15 Maret 2008)

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :

 Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke

pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
 Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan

keperawatan tanpa batas geografis

 Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit

 Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang

sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan

untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi

 berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk

perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan

keperawatan( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika

kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference, pembelajaran on

line dan Multimedia Distance Learning.

B. Aplikasi  elenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan

melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi

telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti

tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system interaktif

video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai

dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi

tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit

kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien

dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit

kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan

dukungan secara online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan menganjurkan sering
kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan

keluarganya.

2.8. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Pendokumentasian Keperawatan  merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan

mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990).  Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti

akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan

adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung

jawabkan.

Pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan secara manual atau

berbasis komputer. Menurut Holmas (2003) terdapat beberapa keuntungan utama dari dokumentasi

berbasis komputer yaitu:

 Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan cepat diketahui

 Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu

perawat berfokus pada pemberian asuhan

 Accessibility & legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik tentang semua

pasien dan suatu lokasi  (Ratna Sitorus, 2006)

2.9. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu

keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan

pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &

Cococran,1989 dikutip oleh  Hariyati, RT.,  1999)


Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh  Hariyati, RT.,  1999) system

informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data,

informasi dan pengetahuan  tentang  standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses

pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan

kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih

asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak

pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu

informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Selanjutnya pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem Informasi

Manajemen Keperawatan, dimana fasilitas yang dibuat menjadi lebih lengkap, bahkan menurut Jasun

(2006) Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh dokumen

keperawatan

3.0. Program-Program Yang Dirancang Dalam STK Keperawatan

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam STK Keperawatan antara lain

2.1.1 Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan mengacu pada

Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American Nursing Diagnosis

Association, standar outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar

intervensi keperawatan mengacu pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan

oleh Iowa Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi dengan standar

pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh

Doenges dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada

dalam Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.


2.1.2. Standart Operating Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan perawatan yang terdapat

dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.

2.1.3. Discharge Planning

Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat perawatan setelah pasien

dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat

tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.

2. 1.4. Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga penanggung

jawab ruang tinggal melakukan print.

2.1.5. Penghitungan angka kredit perawat.

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka kredit, dikarenakan

persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga perawat. Disamping itu,

kesempatan perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka

kredit banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka

kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara otomatis akan dapat diakses

harian, mingguan atau bulanan.

2. 1. 6. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input perawat sehari-hari.

Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.


2. 1.7. Daftar NIC terbanyak

Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-masing diagnosa

keperawatan yang ada.

2. 1. 8. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu periode, yang

dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang

efektif tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat

bantu operan shift.

2. 1. 9. Laporan statistik

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman keperawatan adalah

laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.

2.1.10. Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus dicantumkan

dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan pasien

saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan

dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data yang dibutuhkan

untuk pembuatan resume perawatan.


2. 1.11. Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based nursing, yang

merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena

dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem

informasi manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.

2. 1. 12. Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam

ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika

pasien masih di rawat

2. 1. 13. Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui jasa tindakan

yang dilakukannya.

2.1.14. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat

Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa

2.1.15. Laporan Shift

Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan

oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.

2.1.16.Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat


Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau Kepala Ruang

sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian,

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau belum

2.1.17. Hal Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan STK Keperawatan

Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan STK (Sistem

Teknologi Komputer ) dalam Keperawatan ialah :

a. Hard Ware

1.Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi, yang

terhubung dengan jaringan.

2.Printer digunakan untuk mencetak dokumen yang telah dibuat..

3.Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat penglkajian

di samping pasien. Dengan menggunakan Note Book diharapkan pengkajian

menjadi valid.

4.WiFi adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan,

sehingga tidak mengunakan kabe, tapi dengan wireless.

b. Soft Ware
Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.

c. Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap
teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien,
merasa repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu yang cukup signifikan
bagi keberhasilan penerapan STK Keperawatan.
d. Skill
Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan,
mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam
NIC adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan
pemahaman yang cukup mendalam.
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan
berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih menggunakan
pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini sering
membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form
yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya.
Permasalahan  lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal
sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara
tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu
pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu pendokumentasian
tersebut diperlukan.

Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem


Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat
menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian yaitu
standart operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat,
penghitungan angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak,
daftar NIC terbanyak, laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan,
daftar SAK, presentasi kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring
tindakan perawat & monitoring aktifitas perawat laporan shift dan monitoring
pasien oleh PN atau kepala ruang saat sedang rapat

Namun dalam penerapan sistem pendokumentasian manajemen keperawatan ini


perlu mempertimbangkan kendala yang ada. Menurut Jasun (2006) kendala yang
dapat muncul antara lain :      Pengadaan hardware membutuhkan dana yang
cukup banyak. Dengan seperangkat hardware untuk satu ruang (PC, Notebook,
WiFi, Printerdan PDA) minimal membutuhkan dana sebesar Rp. 21.000.000,-
Maka solusi yang dapat diambil adalah dengan pengadaan secara bertahap.
Kemudian masalah system baru dimana softare yang dibuat relative baru dan
sangat teoritis. Dengan demikian membutuhkan sosialisasi yang terus menerus
dan komunikasi yang berkesinambungan. Disamping itu, dorongan secara
psikologis juga diperlukan, agar perawat percaya diri menggunakan notebook di
hadapan pasien.

Dengan memperhatikan hal-hal yang terkait dengan penerapan STK


Keperawatan, maka “Komunitas Perawatan” menjadi kelompok yang sangat
berperan, yang merupakan motor penggerak profesi keperawatan di rumah sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di penuhi.
Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di penuhi.
Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun demikian, tidak
dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen
kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi
(misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu
kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. 
Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga
kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang
keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu
kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan
tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada
nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security,
konfidensialitas dan privacy data medis. 
Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaru negative jga bagi kesehatan
pnggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik. Yaitu dari Posisi duduk, jarak pandang
monitor dengan mata, intensitas cahaya monitor, sirkulasi udara ruangan, keamanan kabel
jaringan, dan cara menggunakan computer. Apabila hal ini tidak diperhatikan dapat
mngakibatkan gangguan kesehatan. 

3.2  Saran 
Pemerintah atau lembaga kesehatan hendaknya segera meningkatkan standar dan mutu
sistem kesehtan di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan teknologi karena bila di
bandingkan dengan negara lain ini masih sangat tertinggal. Untuk membenahi hal tersebut maka
harus di butuhkan solusi cerdas.
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia,“Peran Teknologi   Dalam  Bidang            Kesehatan”

Choirun Nisa, Yunita  “Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan”

http://ebintara.blogspot.com/2012/06/makalah-peran-teknologi-dalambidang.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2065852-manfaatkomputer-bagi-
bidang-kedokteran/
Mulyanto, Agus.2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanto Gunawan, & Sukadi.2012. Sistem Informasi rekam Medik pada Rumah sakit umum
daerah (RSUD) Pacitan Berbasis Web Base.indonesia jurnal on computer science speed-FTI
UNSA,9 (3): 44
Triyono, Joko Wandyatmono.2012. Sistem Informasi Rekam Medis Puskesmas Jayengan
Surakarta, Jurnal Speed. ISSN : 1979-9330
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14549-5105109603-Chapter1.pdf (diakses 17
Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai