Dosen Pengampu :
AGUS ATHORI, SE.,MM
Disusun Oleh :
1. Amalia Tri Rohmatika Devi 17130310091
2. Viona Oktavia Fitriani 17130310001
3. Windy fadilah 17130310124
4. Rizki Novita lestari 17130310192
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua hal
terkait legalitas rencana bisnis yang hendak dilakukan oleh perusahaan. Ketentuan-
ketentuan hukum tersebut meliputi :
1. Izin lokasi
2. Akte pendirian perusahaan dari notaris
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
4. Surat tanda daftar perusahaan
5. Surat izin tempat usaha dari Pemerintah Daerah setempat
6. Surat tanda rekanan dari Pemerintah Daerah setempat
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
1. Proses Perizinan
Sebelum kegiatan investasi dilakukan, perlu diperhatikan lokasi usaha yang
akan dibangun karena itu tidak akan terlepas dari pengaruh-pengaruh yang
dapat merugikan perusahaan jika tidak dipersiapkan dengan baik. Perhatikan
juga masalah perencanaan wilayah dan status tanah.
a. Perencanaan wilayah
Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah
ditetapkan pemerintah agar mudah mendapatkan izin-izin yang diperlukan. Di
samping itu, perlu juga diperhatikan perkiraan situasi dan kondisi lokasi pada
waktu yang akan datang.
b. Status Tanah
Status kepemilikan tanah proyek harus jelas, jangan sampai menjadi masalah
di kemudian hari, maka status kepemilikan tanah bisnis tersebut harus jelas.
Peneliti dapat mencari informasi status tanah ini dengan menghubungi kantor
Badan.
Dalam pelaksanaanya, apa pun bentuk suatu usaha, diperlukan perizinan.
Kompleksitas perizinan ini bergantung pada badan usaha yang akan dibentuk,
keterkaitan dengan pihak-pihak lain, produk yang akan dihasilkan, sumber
matrial yang akan digunakan, dan sumber permodalanya. Untuk mendapatkan
legalitas usaha, ada beberapa jenis perizinan yang perlu persiapkan sebelum
sesuatu usaha dijalankan, antara lain :
Akta Pendirian
Akta pendirian ini biasanya dalam bentuk akta notaris yang berisi
keputusan/rapat pendririan oleh pendiri tentang anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga badan hukum usaha. Perusahaan/usaha mikro pada prinsipnya
dapat memperoleh perizinan melalui surat keterangan usaha dari kelurahan
(kepala desa) setempat atau dari kepala pasar tempat pengusaha mikro tersebut
menjalankan usahanya.
Surat keterangan domisili usaha
Surat ini dikeluarkan kepala desa sebagai bukti adanya persetujuan dari
penguasa daerah setempat. Sebelumnya, untuk mendapatkan dari kepala desa ,
pihak analisis (pengurus) perizinan membutuhkan tanda tangan persetujuan
dari warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi usaha atau persetujuan dari
RT/RW setempat.
Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Untuk mendapatkan surat dari instansi/dinas/departemen pemerintah berupa
SIUP, dalam ketentanya si pemohon harus sudah mempunyai nomor pokok
wajib pajak (NPWP), NPWP ini dikeluarkan oleh kantor dinas pajak daerah
tempat lokasi usaha akan didirikan. Untuk mendapatkan NPWP, badan hukum
harus menyiapkan akta notaris pendirian yang berisi AD/ART, fotokopi KTP
penanggung jawab/pemilik, dan surat keterangan Domisili Usaha.
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Undang-undang NO.3 tahun 1983 mewajibkan setiap pengusaha di Indonesia
didaftarkan dalam Daftar perusahaan di Departemen Pemerindustrian dan
Perdagangan. Perusahaan tersebut kemudian diberi nomor Tanda Daftar
Perusahaan (TDP).
Tanda Daftar Usaha perdagangan (TDUP) dan surat izin usaha
perdagangan (SIUP).
Berdasarkan surat keputusan mentri perindustrian dan perdagangan No.
408/MPP?KEP/10/1997, setiap perusahaan di Indonesia wajib memperoleh
perizinan di bidang perdangangan yaitu Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
yang dikeluarkan kapela kantor departemen perindustrian dan perdagangan ,
untuk investasi dengan nilai di atas Rp200 juta. Selain perizinan yang bersifat
umum, ada pula perizinan yang bersifat khusus, yaitu bersifat sektoral.
2. Identitas Pelaksana Bisnis
Beberapa hal yang perlu dianalisis adalah sebagai berikut:
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan sponsor proyek perlu diketahui, karena hal tersebut
berhubungan dengan peraturan- peraturan yang berbeda antara warga Negara
Indonesia dengan warga negara asing dalam kaitannya dengan pendirian suatu
perusahaan.
Informasi bank
Ketahui apakah sponsor proyek juga menjadi debitur pada bank lain. Apabila
benar, perlu diketahui apakah ada keterlibatan lain misalnya terdapat kecaman
pembayaran kredit, cek kosong, maupun jaminannya.
Keterlibatan dalam kasus hukum
Hal ini perlu juga diketahui apakah pelaksana proyek tengah terlibat dalam
suatu tindakan yang dapat menimbulkan gugatan atau tuntutan.
Hubungan Keluarga
Jika terdapat hubungan keluarga suami-istri atau orang tua-anak sebagai
individu-individu yang terlibat dalam perencana proyek atau bisnis, perlu
untuk diketahui bagaimana mereka mengatur kebijakan hartanya.
Bisnis Apa yang akan Dilaksanakan
Bagian yang perlu dianalisis mengenai bisnis apa yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
Bidang Usaha
Bidang usaha dari proyek yang akan dibangun harus sesuai dengan anggaran
dasar perusahaan.
Fasilitas
Apabila mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu, selidiki apakah penguruan
telah diselesaikan secara sah.
Gangguan Lingkungan
Hal ini untuk melihat lingkungan sekitar tempat proyek berada.
Pengupahan
Untuk melihat standar upah minimum yang ditetapkan pemerintah setempat.
Di Mana Bisnis akan Dilaksanakan
Lokasi di mana bisnis akan dilaksanakan tidak akan terlepas dari perencanaan
wilayah.
Perencanaan wilayah
Lokasi proyek harus disesuaikan dengan rencana wilayah yang telah di
tetapkan oleh pemerintah. Hal ini dilakukan agar mudah mendapatkan izin-
izin yang diperlukan. Selain itu, juga perlu diperhatikan prakiraan situasi dan
kondisi lokasi proyek dalam waktu yang akan datang. Peneliti dapat mencari
informasi tentang perencanaan wilayah ini, misalnya dengan menghubungi
pemerintah daerah setempat yang membidangi perencanaan wilayah di mana
proyek bisnis akan berada.
Status tanah
Status kepemilikan tanah proyek harus jelas dengan menghubungi kantor
Badan Pertahanan Nasional (BPN) di wilayah setempat.
Waktu Pelaksanaan
Berkaitan dengan waktu pelaksanaan bisnis, tinjauan aspek yuridis terhadap
izin pelaksanaan proyek bisnis menjadi penting diteliti. Apakah semua izin
masih berlaku, dan izin-izin yang belum dimiliki harus dilengkapi terlebih
dahulu (minimal izin prinsip).
Bagaimana Cara Pelaksanaan Bisnis
Jika perusahaan kekurangan modal untuk menyelesaikan proyek, meminjam
uang dari perorangan atau lembaga keuangan adalah beberapa alternatif untuk
mengatasi kesulitan tersebut. Lembaga keuangan sebagai peminjam telah
menentukan syarat-syarat dalam upaya pengamanan secara yuridis, baik yang
bersifat pencagahan maupun penanggulangan. Syarat-syarat yang ditetapkan
harus dipenuhi beberapa proyek.
Peraturan dan Perundangan
Setiap usaha yang legal harus mengikuti aturan-aturan yang barlaku, baik
dalam bentuk undang-undang atau peraturan-peraturan lain sebagai penjabaran
dari undang-undang tersebut, seperti Keputusan Menteri (Kepmen), Surat
Keputusan (SK) Dirjen dan Peraturan Daerah (Perda). Dengan mengikuti
aturan-aturan yang ada, maka secara yuridis formal bisnis atau usaha yang
akan dijalankan menjadi layak. Adapun undang-undang yang berkaitan erat
dengan sektor usaha atau bisnis, yaitu Undang-Undang tentang Perseroan
Terbatas (PT), dan tentang Perlindungan Konsumen.
3. Legalitas Produk
Produk atau barang yang diperdagangkan akan turut menentukan perjalanan
usaha yang akan dijalankan. Analisis produk dalam aspek ini berkaitan dengan
hukum Negara dan legalitas menurut syariat agama. Komoditas usaha yang
akan dipasarkan di dalam negeri harus memperhatikan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa hal yang diperhatikan dalam menjual produk, produk yang akan di
hasilkan dari bisnis yang akan didirikan harus memperhatikan legalitas
sebagaimana disebutkan di atas. Mengabaikan legalitas akan menimbulkan
resiko hukum berupa tuntutan hukum dari dinas dan instansi berwenang. Jika
hal ini terjadi, perkembangan dan kemajuan usaha yang sudah dirintis dengan
susah payah oleh para pendirinya tentunya akan terhambat.