Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

Dasar-dasar Ilmu Tanah

KEASAMAN TANAH

NAMA : AFIFAH NUR FAHIRA

NIM : G011181313

KELAS : DDIT F

KELOMPOK : 50

ASISTEN : 1. RESKI

2. AHMAD IRSAN

DAPERTEMEN ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, karena menunjukkan
adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungan antara
pH dengan sifat-sifat tanah. Skala pH mencangkup dari nilai 0 sampai dengan 14. 
Untuk nilai 7 pH tersebut yang dikatakan netral, nilai dibawah 7 yang dikatakan
asam dan basa bila nilai diatas 7. Ditinjau dari kondisi tanah, pH tertentu
cenderung dikaitkan dan dihubungkan, tanah dengan pH 8 dan diatasnya biasanya
didominasi oleh hidrolisa karbonat dari bahan induk yang dikapur (Hanafiah,
2010).
Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur
hara diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH
tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Reaksi tanah menunjukkan sifat
kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan
bahwa banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam tanah. Makin tinggi
kadar ion H+ didalam tanah maka semakin masam tanah tersebut sedangkan jika
didalam tanah ditemukan ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan
banyaknya H+ maka tanah tersebut tergolong alkalis (Hanafiah, 2010).
Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada keadaan pH
netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara dapat larut dalam air. 
Mengingat besarnya pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman, maka para ahli
melakukan penyelidikan guna memperoleh pengetahuan tentang pH dan
bagaimana cara yang dapat dilakukan bila mengetahui keadaan suatu pH di
lapangan yang cocok untuk keperluan budidaya tanaman.Seperangkat faktor kimia
tertentu menentukan pH yang terukur pada tanah. Oleh karena itu, penentuan pH
tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis masalah pertumbuhan tanaman. Misalnya, daun yang berwarna
hijau pucat pada tanaman yang sakit dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Apabila pH tanahnya serendah 5,5 atau kurang, maka penyakit tanaman itu
mungkin tidak disebabkan oleh defisiensi besi, karena senyawa-senyawa besi
mudah larut dalam keadaan asam (Hakim, 1986).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengamatan kemasaman
tanah dan uuntuk mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan
tingkat pH yang baik dalam tanah.
1.2 Tujuan
Untuk memahami bagaimana pengukuran pH tanah dilakukan, memahami
pentingnya pH tanah sebagai indikator sifat kimia tanah yang berbeda, petunjuk
perbedaan horizon pada suatu tanah, dan Sebagai bahan diskusi terkait sifat-sifat
tanah yang indikatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keasaman Tanah


Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup berbagai
unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi tanah
menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status kimia tanah
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan
kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,dkk,
1985). pH tanah adalah logaritma dari konsentrasi ion H + di dalam tanah, hal
ini dapat dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H +). Dilihat dari pHnya
lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya lebih
besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika tanah
memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan,
masam), dan lebih besar dari 7 disebut alkalis. Reaksi tanah ini sangat
menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah
mempengaruhi proses-proses biologis (Hakim, dkk, 1986).
Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator kesuburan kimiawi tanah,
karena dapat mencerminkan ketersediaanhara dalam tanah tersebut.pH optimum
untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0, karena pH ini semua unsur
makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak sehingga
kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan. Pada pH di bawah 6,5
dapat terjadi defisiensi pada Cu,danMn.Sedangkan pada pHdi atas 7,5 terjadi
defisiensi pada Ca,Fe dan B. (Hanafiah, 2004).
Pengaruh pH tanah yang utama bersifat hayati. Beberapa organisme
mempunyai toleransi kecil terhadap variasi pH tanah, tetapi organisme lainnya
mempunyai toleransi kisaran pH-nya luas. Dari penelitian terbukti konsentrasi H +
atau OH- tidak begitu penting kecuali pada keadaan yang ekstrim. Yang paling
penting adalah keadaan pH tertentu yang berkaitan (Hakim, 1986).
Reaksi tanah secara umum dinyatakan dengan pH tanah. Kemasaman tanah
bersumber dari asam organik dan anorganik serta H + dan Al3+ dapat tukar pada
misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat bersumber dari hasi – hasil hidroksil
dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti CaCO3, MgCO3, (Na)2CO3
dan sebagainya (Hakim, 1986).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi ion
hidrogen H+ di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, maka
semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion  lain
ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan ion H+. Pada
tanah-tanah yang masam ion H+ lebih tinggi dari pada OH-, sedangkan pada tanah
alkalis kandungan ion OH- lebih tinggi daripada ion H+. Bila kandungan H+ sama
dengan OH- maka tanah bersifat netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman
tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi sedangkan pengaruhnya
sangat besar dapat tanaman sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena
merupakan sifat tanah yang sangat penting (Buckman, 1982).
Keasaman tanah atau pH tanah dapat memberikan suatu petunjuk beberapa
sifat tanah. Makin tinggi pH makin banyak asam-asam yang terdapat dalam tanah.
Tanah-tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH
yang rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam aktivitas atau suatu
kelarutan Aluminium mungkin tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang
tersedia untuk tanaman karena terjadi proses pengendapan. Reaksi tanah
mempengaruhi kegiatan mikroorganisme yang ada dalam tanah. pada pH sekitar
netral, bakteri aktif melapuk bahan organik, sedang pada tanah masam pelapukan
lebih banyak dilakukan oleh cendawan. Pada pH yang terlalu rendah aktivitas
memfiksasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium tertekan (Pairunan, 1997).
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keasaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi keasaman tanah adalah unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion OH-,  mineral tanah, air hujan
dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai
dengan mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan
komponen renik dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH
tanah selain bahan organik dan tekstur (Hanafiah K.A,2005).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat
misel, dan macam kation yang terserap didalam tanah tersebut. Di daerah basah
pencucian dengan mudah melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah
pertukaran tidak kuat. Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang
mengendap secara alami di dalam tanah didaerah-daerah yang tanahnya kering,
atau sebagai akibat penambahan irigasi (Hardjowigeno, 2003).
2.3 Hubungan Keasaman Tanah dengan Kesuburan Tanaman
PH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya
unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral
biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah
dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. 
Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan
tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu
tanaman (Sarwono, 2003).
III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Pengamatan reaksi tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar pada hari Rabu tanggal 24 Oktober
2018 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum Reaksi/pH Tanah adalah
tempat roll film sebagai wadah untuk mengkocok tanah dan kertas pH
universal. Adapun bahan yang digunakan adalah sampel tanah lapisan I, II dan III
air dan kertas label.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam penentuan pH tanah adalah sebagai berikut:
1. Menghaluskan sampel tanah pada tiap lapisan.
2. Menimbang 5 gram tanah halus kemudian memasukkan kedalamn botol
roll film.
3. Menambahkan 12,5 ml aquades.
4. Mengaduk botol roll film selama 30 menit.
5. Mengukur pH tanah dengan menggunakan pH meter.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Tabel nilai pH tanah tiap lapisan.
Lapisan ke- Kedalaman Ph Tanah

I 0-56 cm 5,73

II 56-80 cm 6,02

III 80-100 cm 7,16

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengukuran pH meter dapat ditentukan bahwa tanah tersebut bersifat
masam dan basa karena pH nya ada di bawah 7 dan diatas 7. Adapun hasil
pengukuran dengan menggunakan pH indikator yang diperoleh pada lapisan 1
dengan kedalaman 0-56 cm yaitu 5,73. Pada lapisan 2 dengan kedalaman 56-80
cm yaitu 6,02, dan pada lapisan terakhir 80-100 cm yaitu 7,16.
Hal ini makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah
tersebut. Didalam tanah selain H+ dan ion, lain ditemukan pula ion OH -  yang
jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+. pada tanah yang masam
jumlah ion H+ lebih tinggi dari pada OH- sedangkan pada tanah alkalis kandungan 
OH-  lebih banyak dari pada H+. jadi, yang paling akurat digunakan adalah pH
meter karena di pH meter terdapat kejelasan angka sedangkan pada pH indikator 
menggunakannya hrus membuat air terlihat sangat keruh baru bisa ditentukan atau
terlihat jelas kandungan pH nya (Hardjowigeno, 2003).
Berdasarkan pembahasan diatas maka pH pada setiap lapisan tanah
berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan air, hal ini sesuai pendapat
Harjowigeno (1987), menyatakan bahwa pemberian air yang berbeda-beda pada
suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemasan tanah yaitu pencucian
basa, kejenuhan basa, sifat misel dan kation yang terserap.
V.PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Based on the practicum, it can be concluded that
1. On each soil layer has different acidity.
2. The deeper the soil layer, the higher the acidity.
3. Acidity or pH is influenced by several factors
5.2 Saran
Sebaiknya setiap praktikan harus memperhatikan penjelasan yang dipaparkan oleh
asisten, agar semua praktikan dapat mengerti dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Buckman dan Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bharata Karya Aksara

Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: Gadja Mada University
Press

Hakim,dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya

Hanafiah. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hanafiah, Kemas Ali.2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah.

Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003.Ilmu Tanah. Jakarta:Mediyatama Sarana


Perkasa

Pairunan,A. K. J. L.Nanere,Arifin.Solo,S.R.Samosir,Romadulus.Teingkaisari,J.R.
1985. Ilmu Tanah. Jakarta. Pusaka Jaya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai