PEMELIHARAAN TRAFO
TENAGA
2
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 5. Pemeliharaan Trafo Tenaga
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................i
DAFTAR TABEL............................................................................................................ii
5. TRANSFORMATOR TENAGA..................................................................................1
5.1 FUNGSI DAN PRINSIP KERJA TRAFO TENAGA.............................................1
5.1.1 Teori Dasar................................................................................................1
5.1.2 Pembebanan Trafo....................................................................................3
5.1.3 Konstruksi Bagian-bagian Transformator.................................................4
5.1.3.1 Peralatan/Bagian Utama..............................................................4
5.1.3.2 Peralatan/Bagian Bantu...............................................................7
5.1.3.3 Peralatan Proteksi Internal.........................................................12
5.1.4 Sistem Pentanahan.................................................................................15
5.1.4.1 Pentanahan Peralatan...............................................................15
5.1.4.2 Pentanahan Sistem Tenaga Listrik............................................16
5.1.4.3 Peralatan Tambahan untuk Pengaman Transformator.............17
5.1.4.4 Proteksi Eksternal Transformator..............................................18
5.2 PEMELIHARAAN TRAFO TENAGA.................................................................26
5.2.1 Pengertian Pemeliharaan........................................................................26
5.2.2 Jenis Pemeliharaan.................................................................................27
5.2.3 Pemeliharaan Trafo Tenaga...................................................................28
5.3 PENGUJIAN TRAFO.........................................................................................32
5.3.1 Pengukuran Tahanan Isolasi Trafo.........................................................32
5.3.2 Pengukuran Tahanan Pentanahan.........................................................35
5.3.3 Pengukuran Tangen .............................................................................36
5.3.4 Pengujian Kekuatan Dielektrika dan Kualitas Minyak Standar...............38
5.3.5 Pengujian Tegangan Tembus (Breakdown Voltage)..............................40
5.3.6 Pengukuran DGA....................................................................................41
5.4 PENGENALAN CONDITION BASED MAINTENANCE (CBM)........................46
5.4.1 Definisi CBM............................................................................................46
5.4.2 Tujuan CBM.............................................................................................46
5.4.3 Fakta CBM...............................................................................................46
5.4.4 Langkah-langkah Implementasi CBM.....................................................47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5-1. Arus magnetisasi secara grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi besi. 1
Gambar 5-2. Arus magnetisasi secara grafis dengan memperhitungkan rugi-rugi
besi..........................................................................................................1
Gambar 5-3. Hukum Lorenz..........................................................................................2
Gambar 5-4. Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu menjadi magnet....2
Gambar 5-5. Suatu lilitan mengelilingi magnet maka akan timbul gaya gerak listrik
(GGL).......................................................................................................2
DAFTAR TABEL
5. TRANSFORMATOR TENAGA
Gambar 5-1. Arus magnetisasi secara Gambar 5-2. Arus magnetisasi secara
grafis tanpa memperhitungkan rugi-rugi grafis dengan memperhitungkan rugi-rugi
besi. besi.
Selain hukum Faraday, transformator menggunakan hukum Lorenz atau
lebih dikenal dengan kaidah tangan kanan seperti terlihat pada berikut ini:
Arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu inti besi maka inti
besi itu akan berubah menjadi magnet (seperti Gambar 5 -4 dan Gambar
5 -5) dan apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda tegangan.
Gambar 5-4. Suatu arus listrik Gambar 5-5. Suatu lilitan mengelilingi
mengelilingi inti besi maka besi itu magnet maka akan timbul gaya
menjadi magnet. gerak listrik (GGL)
Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu transformator seperti Gambar 5
-6 di bawah ini,
E = 4,44 N f x 10 -8
E2 = (N2 / N1) x E1
Keterangan:
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
N1 = belitan primer
N2 = belitan sekunder
VA primer = VA sekunder
I1 x E1 = I2 x E2
E1/ E2 = I2 / I1
I1 = I2 ( E2/ E1)
Keterangan:
I1 = Arus primer
I2 = Arus sekunder
E1 = tegangan primer
E2 = tegangan sekunder
Rumus umum menjadi :
E1 N1 I2
= =
E2 N2 I1
Load % Over-load
Factor 10 20 30 40 50
0.5 3 1,5 1 30 15
0.75 2 1 0,5 15 8
1. Inti Besi
Gambar 5-7. Inti Besi dan Laminasi yang diikat Fiber Glass
2. Kumparan Transformator
1. Sistem Pendingin
Sebagai instalasi tenaga listrik yang dialiri arus maka trafo akan terjadi
panas yang sebanding dengan arus yang mengalir serta temperatur
udara disekeliling trafo tersebut. Jika temperatur luar cukup tinggi dan
beban trafo juga tinggi maka trafo akan beroperasi denagn temperatur
yang tinggi pula. Untuk mengatasi hal tersebut trafo perlu dilengkapi
dengan sistim pendingin yang bisa memanfaatkan sifat alamiah dari
cairan pendingin dan dengan cara mensirkulasikan secara teknis baik
yang menggunakan sistem radiator, sirip-sirip yang tipis berisi minyak
dan dibantu dengan hembusan angin dari kipas-kipas sebagai pendingin
yang dapat beroperasi secara otomstis berdasar pada setting relai
temperatur dan sirkulasi air yang bersinggungan dengan pipa minyak
isolasi panas. Dari sistem pendingin tersebut maka trafo dapat dibagi
berdasarkan sistem pendinginnya seperti ONAN, ONAF, OFAN, OFAF
dan OFWF.
Saklar pengubah
(driverter switch)
Tap pemilih
(selector switch)
Indikator-indikator :
1. Thermometer,
Adalah alat pengukur tingkat panas dari trafo baik panasnya
kumparan primer dan sekunder juga minyak. Thermometer ini bekerja
atas dasar air raksa (mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung
pemuaian dan tersambung dengan jarum indikator derajat panas.
Beberapa thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
khusus yang tersambung dengan CT yang terpasang pada salah satu
fasa (fasa tengah) dengan demikian penunjukan yang diperoleh
adalah relatif terhadap kebenaran dari panas yang terjadi.
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
\ 3. Heater
4. Thermometer
Winding
5. Thermometer oil
2. Permukaan minyak
adalah alat penunjukan tinggi permukaan minyak yang pada
konservator. Ada beberapa jenis seperti penunjukan lansung yaitu
dengan cara memasang gelas penduga pada salah satu sisi
konservator sehingga akan mudah mengetahui level minyak.
Sedangkan jenis lain jika konservator dirancang sedemikian rupa
dengan melengkapi semacam balon dari bahan elastis dan diisi
dengan udara biasa dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti
pada sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan minyak
udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi kering dan aman.
1. Relai Bucholz
Relai deteksi gas juga terdiri dari suatu peralatan yang tanggap terhadap
ketidaknormalan aliran minyak yang tinggi yang timbul pada waktu
transformator terjadi gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakkan
kontak trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip
Pemutus Arus dari instalasi transformator tersebut. Ada beberapa jenis
relai bucholz yang terpasang pada trafo.
beberapa jenis antara lain sema seperti relai bucholz tetapi tidak ada
kontrol gas, jenis tekanan ada yang menggunakan membran/selaput
timah yang lentur sehingga bila terjadi perubahan tekanan kerena
gangguan akan berkerja, disini tidak alarm langsung trip dan dengan
prinsip yang sama hanya menggunakan pengaman tekanan atau saklar
tekanan.
Adalah relai yang bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan didalam
trafo, karena tekanan ini melebihi kemampuan membran yang terpasang
maka membran akan pecah dan minyak yang karena tekanan akan
keluar dari dalam trafo.
Pipa penghubung
Konservator
Tutup tangki
V1
Tangki
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu
tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh
decomposisi dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah
pelepasan tekanan pada trafo maka tekanan lebih yang membahayakan
tangki trafo dapat dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat
dieliminasi dalam waktu beberapa millidetik, tangki trafo akan meledak
dan terjadi panas lebih pada cairan, konsekuensinya pada dasarnya
harus memberikan suatu peralatan pengaman. Peralatan pengaman
harus cepat bekerja mengevakuasi tekanan tersebut.
Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir tangki akibat
gangguan fasa ke tangki atau dari instalasi bantu seperti motor kipas,
sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain, pemanas dan lain-lain. Arus
ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistem relai pengaman
tangki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus
disisi primer dan biasanya pada trafo dengan kapasitas kecil. Trafo
dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian
dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo
arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung
pada relai tangki tanah dengan ratio CT antara 300 s.d. 500 dengan sisi
sekunder hanya 1 Ampere.
Pentanahan peralatan
Pentanahan sistem tenaga listrik
R r
S s
T t
Pentanahan
Pentanahan
Solid (Langsung)
melalui NGR
JENIS NGR
2. Resistance Logam
Bahannya terbuat dari logam nekelin dan dibuat dalam panel dengan
nilai resistance yang sudah ditentukan.
Keterangan :
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4. Thermometer Winding
5. Thermometer oil
G
E
GE GE
GE
GE
GB GB
GE GE
GE P
PI
G GB
E P
GB
GE
Peralatan instalasi
GE =Grounding Eletrode
GB
GB = Grounding Bus
GE
PI = Peralatan Instalasi. GE
GB
GE
GE GE
GE
GE
INDIKASI KETERANGAN
Oil level transformer Indikasi ini menunjukkan bahwa minyak transformator
low alarm yang ada di dalam tangki trafo berkurang, sehingga
alat ukur permukaan minyak (level) mengerjakan
kontak dan mengirim alarm ke panel kontrol. Di panel
kontrol muncul sinyal oil level transformer low alarm
serta membunyikan bel (kontak penggerak untuk
memberikan sinyal dan alarm bekerja).
Oil level OLTC low alarm Indikasi ini menunjukan bahwa minyak yang ada di
dalam tangki tap changer berkurang, sehingga alat
ukur permukaan minyak (level) mengerjakan kontak
dan mengirim alarm ke panel kontral. Di panel kontrol
muncul sinyal oil level OLTC low alarm serta
membunyikan bel (kontak penggerak untuk
memberikan sinyal dan alarm bekerja).
Bucholz Alarm Indikasi ini menunjukan bahwa kontak relai Bucholz
untuk Alarm bekerja (kontak relai bucholz ada dua,
satu alarm dan yang satunya trip). Bekerjanya
disebabkan beberapa kejadian yaitu:
1. Jika didalam trafo ada gas yang disebabkan oleh
adanya panas lebih sehingga terjadi gelembung-
gelembung gas yang terakumulasi sampai nilai
tertentu (300-350 Cm3). Gas tersebut menekan
pelampung untuk kontak alarm, dan mengirim
sinyal ke panel kontrol dan di panel muncul sinyal
Bucholz alarm dan bel berbunyi.
2. Jika didalam trafo terjadi partial discharge pada
isolasi, maka akan terjadi gelembung gas (seperti
diatas) maka timbul Bucholz alarm dan bel
berbunyi.
3. Jika minyak didalam trafo bocor sehingga sampai
tingkat permukaan relai bucholz, maka apabila
pelampung atas sudah tidak terendam minyak,
berbunyi.
Auto reclose in progress Indikasi menunjukan relai recloser bekerja pada waktu
ada gangguan, kontak relai memberikan indikasi ke
panel kontrol Auto reclose in progress dan bel/klakson
berbunyi.
d. Menigkatkan safety;
tanpa konservator)
14 Spark gap, bushing primer Periksa baut dan jarak spark gap.
dan sekunder Bila kendor kencangkan, bila jarak
tidak sesuai perbaiki.
Pelaksanaan Pengukuran
A
a N B
b
c C
n
n
Chek list
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan
Serahserta nilai-nilai
terima perusahaan 32
Tanda & Rambu K3
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 5. Pemeliharaan Trafo Tenaga
A
a N
b B
c C
n
n
A
a N
b B
c C
n
n
IP = M (10) / M (1)
Chek list
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan
Serahserta nilai-nilai
terima perusahaan 33
Tanda & Rambu K3
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 5. Pemeliharaan Trafo Tenaga
1 <1,00 Berbahaya
FLUKE
NGR
40
mungkin. Tahanan tanah ditentukan oleh kondisi tanah itu sendiri. Tanah
kering, berbatu nilai tahanan tanhnya akan lebih besar dibanding tanah basah.
Langkah Pengukuran Tahanan Pentanahan (alat ukur Kyoritsu)
1. Peralatan yang akan diukur Tahanan pentanahannya harus
bebas tegangan, yaitu jika kita akan mengukur Tahanan Pentanahan titik
Neutral Trafo / Solid Grounding, NGR, CT , LA dan CVT
2. Lepaskan terminal pentanhan dengan peralatan
3. Bersihkan ujung pentanahannya dan terminalnya
4. Lakukan pengukuran nilai tahanan peralatan dengan langkah
sbb:
a. Hubungkan kabel alat ukur (Terminal E) ke terminal pentanahan
b. Hubungkan kabel alat ukur (Terminal C) ketanah dengan jarak 5 – 10
meter dari alat ukur dengan nggunakan road yang ditancapkan
c. Hubungkan kabel alat ukur (Terminal P) ketanah dengan jarak 5 –10
meter antara ujung kabel kuning dengan ujung kabel merah dengan
memakai road yang ditancapkan ketanah.
5. Nilai pentanahan peralatan yang diukur dan kedua elektroda
tersebut harus berada pada suatu garis lurus (segaris).
6. Operasikan alat ukur dengan memeriksa batere dari alat
tersebut
7. Putar selector tahanan untuk melihat nilai tahanan peralatan
dengan menjaga jarum pada galvanometer tetap ditengah.
8. Amati hasil pengujian masukkan dalam test report sebanyak 3
kali kearah lain hasil akhir adalah rata-rata dari total pengukuran tersebut.
9. Pengukuran selesai,lanjutkan dengan penyambungan kembali
pentanahan keterminal yang kita lepas.
10. Kembalikan alat-alat yang telah dipakai seperti semula.
Ic = ώ C V.
Oleh karena kehilangan daya dielektrik, sudut arus mendahului tegangan tidak
lagi 90 derajat. Faktor daya dari kapasitor adalah cos . Dan adalah sudut
fasa dari kapasitor.
PD = V I cos = V I sin .
PD = V2 ώ C tan
Rangkaian Pengukuran
UST A CHL
UST B CHL
UST A+ B CHL
GSTg A CHG
GSTg A + B CHG
1.0 % Jelek
Tegangan tembus
Kandungan air
Tegangan permukaan
Spesific resistance
Keasaman
Viscosity
Flash point
Pour point
Density
Sludge
Ash content
Beberapa pengujian harus dilakukan di laboratorium, satu mata uji yang bisa
dan biasa dilakukan di lapangan adalah pengujian tegangan tembus.
Pengujian yang lain biasa disebut dengan Standard Quality Oil Test.
Un ≤ 36 2,5 30
36 < Un ≤ 70 2,5 35
Standard yang biasa digunakan di lapangan adalah untuk trafo yang sudah
dipakai adalah 40 kV / 2,5 mm dan minyak baru adalah 50 kV / 2,5 mm.
OIL TREATMENT
1. Filtering
Menggunakan filter yang berfungsi untuk menyaring material asing yang
ada dalam minyak, misalkan sobekan kertas selulosa, rontokan cat,
bangkai ular, bangkai burung, bangkai biawak, tusuk gigi, bungkus nasi,
buku manual dan lain-lain.
2. Pemanasan
Menggunakan heater dengan tujuan untuk membuang air yang
terkandung dalam minyak trafo. Minyak trafo dipanaskan sehingga
mencapai suhu 70o – 80oC. Diharapkan air yang terkandung pada minyak
trafo dapat menguap dan terpisah dari minyak trafo. Tetapi secara teori
dan kenyataan lapangan, air baru akan menguap pada suhu 100 oC pada
tekanan 1 atm. Menaikkan suhu sampai suhu mencapai 100 oC atau lebih
berkemungkinan dapat menyebabkan minyak atau peralatan oil
purification rusak. Untuk itu diperlukan satu proses lagi yaitu vacuum.
3. Vacuum
Pada tekanan kurang 1 atm, dengan suhu dibawah 100 oC, air sdh bisa
berubah menjadi uap dan terpisah dengan minyak trafo.
4. Sentrifugal
Proses ini dilakukan dengan cara memutar minyak trafo dalam satu
wadah. Diharapkan material yang berat jenisnya lebih berat dari minyak
trafo, misalkan beram tembaga, lumpur, karat dan lain-lain, bisa
terkumpul di tengah wadah sehingga mudah dipisahkan dari minyak trafo.
5. Fuller Earth
Suatu analisa secara kualitatif maupun kuantitatif gas terlarut pada minyak
isolasi trafo, untuk mengetahui dan menganalisa ketidaknormalan yang terjadi
pada bagian dalam/internal trafo. Analisa ini dilakukan dengan peralatan yang
bernama Gas Chromatograph.
Ambil sampel minyak trafo untuk diuji di laboratorium (cara dan peralatan
untuk pengambilan sampel mempunyai prosedure tertentu).
Langkah pertama yang dilakukan di laboratorium adalah ekstrasi atau
memisahkan gas dari contoh minyak. Pemisahan gas dari minyak
menggunakan peralatan pompa vacum yang berada dalam peralatan gas
chromatographi.
Dari hasil akstrasi ini, gas – gas terlarut akan terpisahkan dari minyak
selanjutnya akan dianalisa jenisnya.
Gas Chromatographi dapat diartikan “ memisahkan “ dan mendeteksi
jenis- jenis gas yang telah diekstrak dari contoh minyak.
Jenis gas yang dapat dedeteksi dengan peralatan gas chromatographi
hanya ada 9 jenis gas, terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar
(combustible gases) dan uncombustible gases (gas tidak mudah terbakar,
CO2 , N2, O2)
Gas yang di deteksi volumenya sangat kecil, hanya part per mllion (ppm)
atau seper sejuta liter.
Tabel 5-11. Jenis Gas Terlarut pada Minyak Isolasi Trafo dan Daya Larut Gas
pada Minyak
JENIS SYMBO
DAYA SIFAT
Combustible
GAS L H2
Hydrogen N2 LARUT
7,0 %
Nitrogen 8,6 % Combustible
CO
Carbon Monoxide 9,0 %
O2
Oxygen 16,0 % Combustible
Methane CH4 30,0 %
Carbon Dioxide CO2 120,0 % Combustible
Etahane 280,0 % Combustible
C2H6
Ethylene 280,0 % Combustible
C2H4
Acetylene 400,0 %
C2H2
INTERPRESTASI DATA
Setelah diperoleh data jenis gas yang diproduksi didalam tangki trafo, maka
untuk mengetahui jenis ketidaknormalan atau gangguan yang terjadi,
dilakukan interprestasi atas data-data tersebut.
Nitrogen dan lebih 5 % Oksigen Periksa kebocoran pada seal dan kran-
kran
Nitrogen dan Carbon Dioksida, atau Trafo beroperasi dengan beban lebih atau
Karbon Monoksida atau beroperasi dengan suhu tinggi, yang
keduanya mengakibatkan isolasi kertas mengalami
kerusakan
Nitrogen, Hidrogen, Methan dan Terjadi loncatan bunga api kecil (sparking)
sedikit Ethane dan Ethelene atau ada sebagian kecil minyak isolasi
yang breakdown
Nitrogen, Hidrogen, Methan dan Terjadi loncatan bunga api kecil (sparking)
Karbon Dioksida, Karbon atau ada sebagian kecil isolasi kertas yang
Monoksida, dan sedikit Hidrokarbon rusak
(sedikit acythlene tidak terdeteksi)
Sama dengan diatas, ditambah Sama dengan diatas, arcing juga terjadi
dengan Carbon Dioksida dan pada isolasi kertas
Carbon Monoksida
Total combustible gas > 2500 ppm : Terjadi dekomposisi sangat tinggi
Suatu strategi pemeliharaan yang didasarkan pada kondisi suatu asset fisik
dengan menggunakan parameter-parameter yang bisa dianggap mampu
merepresentasikan kondisi dari asset fisik tersebut.
Kelebihan :
deterministic intervention
pemeliharaan dilakukan jika benar-benar dibutuhkan
memperkecil maintenance costs
mengurangi outage akibat pemeliharaan
Tantangan :
- Investasi ekstra untuk peralatan monitoring
dibutuhkan parameter yg menggambarkan penurunan kondisi peralatan.
Cost/value
Complementary
costs
Product value
Failure Risk
Infant
RandomFailure Ageing
Failure Time
(New) RandomFailure (New) Ageing
CRITICAL HV COMPONENT:
1. Biaya pemeliharaan per switchgear peralatan HV saat ini.
2. Outage time yang dibutuhkan untuk pemeliharaan.
3. Resiko maintenance induced failure. Kompleksitas peralatan dan
technical impact dari preventive maintenance.
4. Jumlah populasi peralatan.
5. Usia peralatan dan lifetime yang diharapkan.
6. Kecenderungan failure behaviour dan failure frequency saat ini.
Proses data mining diperlukan untuk melakukan analisa data-data yang tidak
dapat diimpretasikan secara langsung dengan standart yang ada atau hasil
Regresi, artificial neural network, fuzzy logic, case base reasoning, condition
base reasoning.