PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
2) Kita bekerja untuk mendapatkan hasil kerja untuk menikmati
kehidupan yang lebih baik.
3) Saat kita mencubit lengan (sebab), maka rasa sakitnya (akibat) dapat
dirasakan secara langsung pada saat itu juga.
4) Seorang mencuri sepeda motor, kemudian dia dihakimi oleh warga
sampaitewas.
5) Seseorang melakukan kegiatan korupsi, kemudian dia langsung
dihukumpenjara seumur hidup.
6) Sekelompok orang yang melakukan kegiatan terorisme, kemudian
diaditangkap dan diberi hukuman mati.
7) Seseorang yang mengigit cabe pasti akan langsung merasa pedas.
8) Seorang siswa yang menyontek dan ketika ketahuan dia mendapatkan
nilai jelek serta hukuman dari gurunya.
2.3.1.3 Kryamana karma
Kriyamana Karmaphala adalah hasil perbuatan yang tidak sempat dinikmati
pada waktu kehidupan sekarang, namun dinikmati pada waktu kehidupan yang
akan datang. Misalnya, dalam kehidupan sekarang korupsi, tapi entah bagaimana
kejahatannya itu tidak berhasil dibuktikan karena kelicikannya, lalu meninggal
dunia. Dalam kehidupan yang akan datang pahalanya akan diterima, namun
orang tersebut akan lahir jadi orang yang hina. Sebaliknya, dalam kehidupan
sekarang kita berbuat baik, saleh, santun, taat pada keyakinan, suka menolong
dan sebagainya, namun meninggal dunia dalam kesederhanaan. Dalam
kehidupan yang akan datang, kita akan dilahirkan menjadi orang yang bahagia,
atau dilahirkan di keluarga orang terhormat dan kaya, di mana tak ada
penderitaan yang dialami.
5
Bukan karena orang lain. Bisa saja merupakan pahala atas karma kita pada
kehidupan terdahulu, atas pahala atas karma kita masa kini.
Oleh karena itu yang terbaik harus dilakukan adalah melaksanakan tugas
sebaik-baiknya, selalu berbuat kebaikan serta tetap yakin dan bhakti kepada Ida
Sang Hyang Widhi Wasa.
Laksanakan semua kewajiban sebagai yadnya dan bhakti kepada Ida sang
Hyang Widhi. Jika hal itu sudah dilakukan maka Tuhan pasti akan memberikan
yang terbaik bagi kita. Apa yang seharusnya kita butuhkan pasti akan terpenuhi,
sebagaimana wahyu Beliau dalam Kitab Bhagawad Gita Bab IX Sloka 22 :
Mereka yang memuja-Ku dan hanya bermeditasi kepada-Ku saja, kepada
mereka yang senantiasa gigih demikian itu, akan Aku bawakan segala apa yang
belum dimilikinya dan akan menjaga yang sudah dimilikinya
2.3.2 Berdasarkan unsur Triguna
Triguna terdiri atas unsur satwah, rajah, dan tamah. Ketiganya masing-masing
membentuk wikarma, sahaja karma, dan akarma.
1. Ikarma
adalah karma yang dihasilkan dari guna satwah, yang sifatnya satwik.
Satwah adalah sifat-sifat dalam diri manusia yang dipengaruhi secara kuat
oleh Dharma.
2. Sahaja karma
karma ini dihasilkan dengan guna rajah, sifatnya disebut rajasik. Sifat ini
mengarahkan dan mempengaruhi manusia sehingga penuh gairah
keinginan, terburu-buru, kurang sabar, dan sebagainya.
3. Akarma
sifat tamasik yang mempengaruhi manusia untuk menghasilkan akarma.
Tamasik bisa disejajarkan dengan kemalasan. Kadang-kadang akarma
dikatakan sebagai tidak berbuat. Arti ini tidak sepenuhnya benar.
2.3.3 Berdasarkan kesucian
Atas dasar kesucian perbuatan, karma dibagi menjadi subha karma dan asubha
karma.
1. Subha karma: subha artinya suci, jadi subha karma adalah perbuatan yang
suci, perbuatan baik.
2. Asubha karma: huruf a didepan kata subha membuat makna penyangkalan.
Dengan penyangkalan, muncul makna sebaliknya dari yang di atas.
6
2.3.4 Berdasarkan kebenaran
Dengan faktor ini, karma dibagi menjadi sat karma, dush karma, dan mirsa karma
1. Sat karma: adalah karma yang dilaksanakan dengan dasar Dharma
(kebenaran). Semua perbuatan yang berlandaskan Dharma dianggap sebagai
sat karma.
2. Dush karma: kebalikan dari sat karma disebut dush karma. Dasar
perbuatan dush karma adalah yang bertentangan dengan Dharma, seperti
yang berdasarkan kroda, moha, matsarya, kama, dan sebagainya.
3. Misra karma: campuran antara sat karma dan dush karma disebut mirsa
karma. Manusia pada saat ini, pada zaman kali yuga ini, umumnya
melakukan atau menerima hasil karma ini. Tidak ada yang 100 % jahat, atau
100 % baik. Sejahat-jahatnya perampok, selama hidupnya ia pasti pernah
berbuatbaik.
Semua hasil perbuatan ini akan kembali ke padanya. Hasil perbuatan baik
atau hasil perbuatan buruknya, hanya dial ah yang akan menerimanya,
bukan orang lain. Kalau yang lebih banyak adalah perbuatan buruknya,
maka setelah meninggal ia akan menerima hasil perbuatan baiknya terlebih
dahulu, kemudian baru menerima hasil perbuatan buruknya. Kalau
sebaliknya, lebih banyak perbuatan baiknya; justru ia akan menerima hasil
perbuatan buruknya terlebih dahulu, baru kemudian hasil perbuatan baiknya
yang dinikmatinya. Jadi tidak ada perbuatan yang sia-sia atau yang tidak
dipetik hasilnya menurut hukum karma ini. Tidak ada neraka abadi bagi
manusia, bagi manusia jahat sekalipun. Sebaliknya, tidak ada juga surga
abadi. Karena surga dan neraka hanya persinggahan sang atman, untuk
menentukan “baju” atau badan lain yang cocok dengan hasil karmanya tadi
(BG.II.22, Swargarohana Parwa).
9
menyakiti dan merugikan mahluk lain, maka akan mendapatkan karma yang sifatnya
tidak baik.
2.4.6 Ayusua Karma
Karma yang membawa kita ke alam-alam setelah kematian. Karma ini
terbentuk dari akumulasi karma kita semasih hidup yang akan menentukan kita akan
menuju bhur loka, swah / svarga loka, atau langsung terlahir kembali.
2.4.7 Nama Karma
Karma yang menentukan kita lahir dalam tubuh mahluk apa dan kondisi
badan fisik bagaimana.
2.4.8 Gotra Karma
Karma yang menentukan nasib hidup kita, seperti tempat, situasi lingkungan
dan keluarga seperti apa kita dilahirkan serta bertemu dengan siapa.
12
serta kemudian menjadi manusia utama, sehingga Sang Hyang Atma (Rokh) memperoleh
tempat yang baik. Dalam buku Sarasamuscaya Bab XI,12) disebutkan :
Kang ḉubha karma panenta sakna ring aḉubha
kharma phalaning ring wong
Artinya : Perbuatan yang baik itu adalah alat untuk menebus perbuatan yang tidak
baik (dosa), yang patut dilaksanakan oleh setiap orang.
Jadi disini dikatakan, bahwa perbuatan yang tidak baik (dosa) hanya dapat ditebus
dengan perbuatan yang baik, karena tidaklah ada suatu alasan bagi manusia untuk
menebus dosanya dengan uang (materi). Kalau toh ini mungkin ini hanya berlaku dalam
alam dunia (sekala/duniawi/kemanusiaan), ilustrasi ini dapat diambil dari Wayang Cenk-
Blonk ”Gatokaca Anggugah” tentang Cerita Atman Pranda yang ngotot supaya
mendapatkan Sorga (Percakapan Tuwalen/Penakawan vs Pak Sokir/Petani miskin yang
memperoleh Sorga), di alam sekala kesalahan/dosa kita bisa beli dengan menyogok
sehingga kita terbebas dari jeratan hukum, tetapi alam niskala tetap akan menuntut kita
berdosa dan tetap akan memperoleh pahala/hasil yang dinamakan neraka.
Selanjutnya penjelasan mengenai Karma Phala kita jumpai melalui cerita dalam kitab
Maha Brata, Ramayana, Arjuna Wiwaha, Niti Castra dan kakawin lainnya : Arjuna
Wiwaha, Wirama Dasar : Aswalalita, Kadang Wirama : Rajani/Mandamalon
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karma Phala merupakan hukum sebab akibat yang berlaku untuk semua makhluk hidup
di Dunia. Hukum ini merupakan hukum yang terorganisir jauh lebih baik dari pada
teknologi, tidak dapat dihindari dan bersifat Universal(untuk semua makhluk). Dan
punarbawa merupakan merupakan bagian dari Panca Sradha.Punarbhawa merupakan
kelahiran kembali makhluk hidup ke dunia yang di sebab kan oleh karma manusia itu
sendiri. Jika dalam kehidupan terdahulu karma seseorang baik maka dia pun akan terlahir
13
kembali/merenkarnasi dalam kehidupan yang baik dan berada pada tingkat yang lebih
tinggi pula.
3.2 Saran-Saran
Dengan adanya hukum Karma Pala ini akan memberi keyakinan kepada umat
manusila untuk mengerahkan segala tindak lakunya selalu berdasarkan etika dan cara-
cara yang baik untuk mancapai cita-cita yang baik dan selalu menghindari jalan dan tujuan
yang baik.
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan penulis. Kami berharap para
pembaca bias member kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulisnya pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kharmaphala.com
http://www.google.com
Mudana, I Nengah (2011). Widya Kusuma Pendidikan Agama Hindu.denpasar: Sri Rama
Buku Kelas VII Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Edisi Revisi 2014, Jenis-Jenis
14
2018.Kurtilashttps://hindualukta.blogspot.com/2017/03/jenis-jenis-karma-phala-dan-
contohnya.html
2018.http://inputbali.com/budaya-bali/8-macam-bentuk-karma-dan-memahami-makna-
karma-yang-sesungguhnya
15