Anda di halaman 1dari 3

Karma phala atau karma pala adalah salah satu dari lima keyakinan (Panca Sradha)

dari Agama Hindu  Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti
perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karma phala berarti buah dari perbuatan yang
telah dilakukan atau yang akan dilakukan.
Karma phala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua makhluk hidup.
Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat. Apapun yang
kita perbuat, seperti itulah hasil yang akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat,
bukan orang lain. Karma Phala adalah sebuah Hukum Universal bahwa setiap perbuatan akan
mendatangkan hasil. Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas: perbuatan melalui
pikiran, perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku,Ketiganya lah
yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat.Kalau perbuatannya baik, hasilnya pasti
baik, demikian pula sebaliknya.
Hukum Karma Pala Dalam Ajaran Agama Hindu

Dalam kitab suci Bradh Aranyaka Upanisad di katakana : Hukum diartikan sama
dengan “ kebenaran “.
Hukum adalah ketentuan – ketentuan atau peraturan – peraturan yang harus diatasi oleh
sekelompok manusia, serta memberikan hukuman /ancaman terhadap seseorang yang
melanggarnya baik itu berupa hukuman denda baik itu disebut orang dursila (penghianatan)
oleh kelompok orang – orang tertentu di dalam masyarakat.
Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “Kr” yang berarti membuat atau
berbuat, maka dapat disimpulkan bahwa karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku.
Phala yang berarti buah atau hasil.
Maka dapat disimpulkan Hukum Karma Phala berarti : Suatu peraturan atau hukuman dari
hasil dalam suatu perbuatan.
Salah satu dari Panca Srada ( Lima Kepercayaan Agama Hindu) di antaranya adalah hokum
karma phala dimana hukum karma phala ini merupakan filsafat yang yang mengandung etika
yang artinya Bahwa Umat Agama Hindu percaya akan hasil dalam suatu perbuatan. Dalam
Sarasamuscaya seloka 17 disebutkan :
“Segala orang, baik golongan rendah, menengah, atau tinggi, selama kerja menjadi
kesenangan hatinya, niscaya tercapailah sgala yang diusahakan akan memperolehnya.”
Hukum Karma Phala adalah hukum sebab – akibat, Hukum aksi reaksi, hukum usahan dan
hasil atau nasib. Hukum ini berlaku untuk alam semesta, binatang, tumbuh – tumbuhan dan
manusia. Jika hukum itu ditunjukan kepada manusia maka di sebut dengan hukum karma dan
jika kepada alam semesta disebut hukum Rta . Hukum inilah yang mengatur kelangsungan
hidup, gerak serta perputaran alam semesta.
Dalam Kekawin Ramayana Sargah 1 bait nomor 4 :
“Nafsu dan lain sebagainya (Sad Ripu) adalah musuh yang terdekat, di dalam hati letaknya
tidak jauh dari badan, Hal itu tidak ada pada Bliau, hanya keberanian dan kebijaksanaan serta
pengetahuan politik yang beliau miliki”.
“Apa yang kamu tanam maka itulah yang akan kamu tuai”, Sesungguhnya tafsiran tersebut
tidak sepenuhnya betul. Didalam Agama Hindu perhitungan karma itu tidak di dasarkan pada
pisik, karena semua yang bersifat pisik merupakan bersifat Maya. Misalkan Orang sedih dia
menangis, orang tertawa juga menangis, mengeluarkan air mata yang sama dari mata yang
sama, tetapi perasaan yang terkandung di dalam hatinya berbeda. Hukum Karma mengatakan
bahwa semua pikiran, perkataan, dan perkataan yang tidak baik melahirkan penderitaan.
Ada tiga jenis karma yaitu :
 Prarabda Karma Phala yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang
dan diterima dalam hidup sekarang juga.
Prarabda Karma Phala di sebutkan dalam sloka tersebut :
“Jnanodayat purarabdham karma jnanana nasyati adattva svaphalam laksyam
uddisyotssrtabanavat”
Artinya :
Seperti anak panah yang lepas dan busurnya langsung melesat mencapai target,
karmaphala yang mulai berbuah sebelum timbulnya pengetahuan tidak akan dapat
dihilangkan oleh pengetahuan tanpa memberikan hasilnya.
 Contoh-contoh Prarabda Karma Phala:

- Bila anda mencaci seseorang tanpa alasan jelas, maka anda di pukul dan sakit.
-  Kita bekerja untuk mendapatkan hasil kerja untuk menikmati kehidupan yang lebih
baik.
-  Saat kita mencubit lengan (sebab), maka rasa sakitnya (akibat) dapat dirasakan secara
langsung pada saat itu juga.
- Seorang mencuri sepeda motor, kemudian dia dihakimi oleh warga sampai tewas.
-  Seseorang melakukan kegiatan korupsi, kemudian dia langsung dihukum penjara
seumur hidup.
-  Sekelompok orang yang melakukan kegiatan terorisme, kemudian dia ditangkap dan
diberi hukuman mati.
-  Seseorang yang menggit cabe pasti akan langsung merasa pedas.
-  Seorang siswa yang menyontek dan ketika  ketahuan  dia mendapatkan nilai jelek
serta hukuman dari gurunya .
-  Anda rajin menanam mangga, maka menikmati buah mangga, rajin membantu orang
tua, disayang orang tua, rajin menyanyi istri dan anak-anak, merekapun akan
menyayangi anda.
 Kriyamana Karma Phala yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang di dunia ini tetapi
hasilnya akan diterima setelah mati di alam baka.
karma yang sedang dibuat untuk masa depan. Dapat diumpamakan sebagai kegiatan
menabung. Hasilnya bisa dinikmati saat kehidupan ini atau pada hidup sesudah kehidupan
ini. Inilah yang memberikan optimisme bagi manusia. Kriyamana adalah harapan masa
depan, yang saat ini sedang dirangkai. Dengan bekal manah (akal, pikiran) dan budi,
manusia diberi kebebasan menentukan masa depannya. Manusia bisa menyusun sendiri
bagaimana bentuk kehidupan yang diinginkan. Inilah kelebihan manusia yang
dianugerahkan oleh Sang Pencipta.
 Sancita Karma Phala yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang hasilnya akan di
peroleh pada kelahiran yang akan dating.
sancita bisa diumpamakan sebagai tabungan masa lalu. Masa lalu dalam pengertian ini
bukan hanya berkisar kehidupan ini saja. Masa lalu yang dimaksudkan adalah masa yang
telah lewat dan melintasi berbagai kelahiran. Tabungan itu bisa berupa hasil perbuatan
baik atau sebaliknya. Tabungan itu masih ada sampai kini, dan tetap bekerja
mempengaruhi jalan hidup seseorang. Inilah terjemahan nasib atau suratan. Sancita karma
bisa menjawab dan menjelaskan berbagai perbedaan nasib seseorang saat ini.
Sifat – Sifat Hukum Karama :
 Hukum karma itu bersifat abadi : Maksudnya sudah ada sejak mulai penciptaan alam
semesta ini dan tetap berlaku sampai alam semesta ini mengalami pralaya (kiamat).
 Hukum karma bersifat universal : Artinya berlaku bukan untuk manusia tetapi juga
untuk mahluk – mahluk seisi alam semesta.
 Hukum karma berlaku sejak jaman pertama penciptaan, jaman sekarang, jaman yang
akan dating.
 Hukum karma itu sangat sempurna, adil, tidak, ada yang dapat menghindarinya.
 Hukum karma tidak ada pengecualuan terhadap suapapun, bahkan bagi Sri Rama
yang sebagai titisan Wisnu tidak mau merubah adanya keberadaan hokum karma itu.

Anda mungkin juga menyukai