Pengertian
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam
pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan, dari bentuk penyalahgunaan
kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak,
sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam
hukum pidana. (Wikipedia)
Hukum adalah peraturan yang dibuat untuk
mencegah manusia melakukan hal-hal yang
melanggar nilai-nilai moral.
Jadi hukum mengkondisikan manusia untuk selalu
melatih perilaku dan batinnya ke arah yang baik.
Pengertian
Hukum alam/universal (hukum
kesunyataan) adalah hukum abadi yang
berlaku dimana saja, mengatasi waktu,
tempat dan keadaan.
Ketertiban alam semesta dan segala
isinya tunduk oleh hukum ini.
Apakah Tathagata (Buddha) muncul di
dunia ini atau tidak, Dharma (hukum
kesunyataan) tetap ada
(Dhammaniyama sutta)
Perbedaan
Hukum Buatan
Manusia dan Hukum
Kesunyataan
Hukum buatan manusia
Hukum kesunyataan
1. Berlaku diwilayah
1. Berlaku di semua alam
tertentu
kehidupan (31 alam)
2. Dapat berubah sesuai
2. Berlaku melintasi
dg perkembangan
ruang dan waktu
jaman
3. Berlaku bagi semua
3. Mengikat orang sesuai
orang tanpa kecuali
dg domisilinya
4. Sanksinya alamiah,
sebagai konsekuensi
4. Sanksinya buatan
dari perbuatan
manusia yg dapat
sesorang
berubah-ubah
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Hukum
Perdata
Pidana
Tata negara
Internasional
adat
Agraria
Islam, dll
Hukum Kesunyataan
Yang diajarkan Buddha
Empat Kebenaran Mulia (Cattari
Ariya Saccani)
Karma dan Kelahiran Kembali
(Kamma dan Punabbhava)
Tiga Corak Universal (Tilakkhana)
Sebab Akibat Yang Saling
Bergantungan (Paticcasamuppada)
Hukum dan
Keadilan
Setiap orang akan menerima hasil dari
perbuatannya. Tidak seorang pun dapat
menyembunyikan diri atau menghindar dari
segala akibat perbuatan jahat (Dhp. 127)
Dalam buddhisme, tidak menempatkan hukum
sebagai pembalasan demi keadilan.
Hukum yang baik memiliki dasar moral yang
dapat diterima secara universal dan
mengandung unsur pendidikan.
Berdasarkan kemanfaatan, penggunaan caracara menyakitkan kadang tak terelakkan.
(Percakapan Buddha dengan Pangeran Abhaya,
mengenai anak yang tersedak. M. I, 395)
Fungsi Profetik
Agama dalam Hukum
Negara
Membekali para pelaku
hukum dengan moralitas, dan
kebijaksanaan, dalam
merumuskan dan
menjalankan hukum negara.
o Kesedihan (Soka)
o Ratapan (Parideva)
Penuaan (Jara)
o Rasa sakit jasmani (Dukkha)
Penyakit (Vyadhi)
o Ketidaksenangan batin
Kematian (Marana) (Domanassa)
o Keputus-asaan (Upayasa)
Berkumpul dengan yang tidak disukai (Appiyehisampayoga)
= NIRWANA (NIBBANA)
Ni + vana = padam + nafsu
Pikiran Benar
Samadhi
(Meditasi)
Perkataan Benar
Penyadaran Benar
Pengupayaan Benar
Perbuatan Benar
Penghidupan Benar
Sila
(Moralitas)
Kesalah Pahaman
mengenai hukum karma
a. Penggunaan kata karma ini pada
umumnya ditujukan utk
menggambarkan hal-hal yg tidak baik.
b. Kepercayaan bahwa segala sesuatu
merupakan hasil dari perbuatan di
kehidupan sebelumnya
c. Kepercayaan bahwa segala sesuatu
merupakan hasil penciptaan oleh
sesuatu pencipta tertinggi
d. Kepercayaan bahwa segala sesuatu
timbul tanpa alasan atau sebab.
HUKUM KAMMA-VIPAKA
Kamma = perbuatan/tindakan. Vipaka = akibat/hasil/buah
Hukum sebab-akibat moral (ada implikasi moralnya).
Hukum sebab-akibat umum: Hukum Hetu-Phala
Bersifat universal, tak pandang-bulu, tak pilih-kasih,
tak peduli percaya atau tidak, beragama atau tidak.
Hukum yang tidak memiliki penegak hukum (impersonal).
Akibat tidak muncul sebagai imbalan atau hukuman.
Kamma tidak ditakdirkan sebelumnya. Kamma bukan
kartu mati!
KAIDAH SEMESTA
Tidak semua yang kita alami merupakan karma kita.
Apa yang kita alami merupakan kombinasi aksi-reaksi yang
tunduk pada berbagai jenis hukum/kaidah semesta (Niyama)
yang bekerja dalam dunia fisik dan mental:
1. Hukum Musim (Utu-niyama)
berkaitan dengan asas fisik anorganik: fenomena musim
2. Hukum Benih (Bija-niyama)
berkaitan dengan asas benih/organik
3. Hukum Karma (Kamma-niyama)
berkaitan dengan kausal moral atau asas sebab-akibat
4. Hukum Pikiran (Citta-niyama)
berkaitan dengan proses kesadaran, kekuatan pikiran
5. Hukum Alam (Dhamma-niyama)
berkaitan dengan gravitasi, magnetis, gerakan
gelombang
= gelas
= air
= garam
Saat mati
Saat lahir
Jaga PIKIRAN,
Pikiran jadi PERKATAAN.
Jaga PERKATAAN,
Perkataan jadi PERBUATAN.
Jaga PERBUATAN,
Perbuatan jadi KEBIASAAN.
Jaga KEBIASAAN,
Kebiasaan jadi WATAK.
Jaga WATAK,
Watak jadi NASIB.
Nasib = apa yang kita alami dan apa yang terjadi dalam diri kita.
Kelahiran Kembali
(Punabbhava)
MENGAPA KITA LAHIR
BERULANG-ULANG?
KELAHIRAN BERULANG
YANG KASAT MATA!
Ulat
Kepompong
Apakah
Ulat = Kupu?
Kupu = Ulat?
Kupu
ALAM-ALAM KEHIDUPAN
PATICCA SAMUPPADA
Bergantung pada ketidaktahuan (avijja), muncul tindakan berkehendak
(sankhara).
Bergantung pada tindakan berkehendak, muncul kesadaran (vinnana).
Bergantung pada kesadaran, muncul batin-jasmani (nama-rupa).
Bergantung pada batin-jasmani, muncul enam landasan indra
(salayatana).
Bergantung pada enam landasan indra, muncul kontak (phassa).
Bergantung pada kontak, muncul perasaan (vedana).
Bergantung pada perasaan, muncul nafsu keinginan (tanha).
Bergantung pada nafsu keinginan, muncul kemelekatan (upadana).
Bergantung pada kemelekatan, muncul proses dumadi (bhava).
Bergantung pada proses dumadi, muncul kelahiran (jati).
Bergantung pada kelahiran, muncul penuaan dan kematian (jara-marana).
Be Happy