Anda di halaman 1dari 15

HUKUM

Syamsul Hadi Untung

University of Darussalam Gontor


1
HUKUM

Ø      Tujuan: untuk mencegah manusia melakukan hal-hal yang


melanggar nilai-nilai moral
Ø      Jenis: hukum negara, hukum adat, maupun hukum
kebiasaan dalam kehidupan pergaulan berbangsa dan
bernegara, dll dan hukum alam yang bersifat universal
Ø      Fungsi: melindungi orang-orang yang berkelakuan baik;
mengendalikan dan memperbaiki mereka yang berkelakukan
buruk, serta mencegah terjadinya pelanggaran atau kejahatan secara
efektif.
Hukum yang baik, yang melindungi kebenaran dan keadilan,
memiliki dasar moral yang dapat diterima secara universal dan
mengandung unsur pendidikan

2
Hukum adalah undang-undang yang dibuat dan ditegakkan melalui
lembaga sosial atau pemerintah untuk mengatur perilaku masyarakat.
Hukum juga berarti sebagai peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang
menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat
oleh badan-badan resmi yang berwajib.

Hukum dibuat dengan tujuan mengatur dan menjaga ketertiban, keadilan


sehingga kekacauan bisa terkendali atau dicegah.

Serta untuk mengatur tingkah laku manusia; menentukan mana yang dapat
dilakukan dan mana yang dilarang.
Ø      Fungsi profetik agama dalam hukum adalah bahwa
agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat
peraturan-peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin
manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu manusia yang
bermoral

3
Arti profetik dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki
makna sebagai “Ramalan”.

Fungsi-fungsi profetik agama:


oMengatasi Krisis Kebudayaan dan Kemanusiaan
oMengatasi Keberagaman Dalam Menjalankan Agama Dengan semua
masalah dikembalikan ke Al - Qur’an dan Sunnah.

FUNGSI profetik agama dalam hukum:


•Mendorong seorang manusia untuk apat berperilaku dan berbuat sesuai
dengan aturan hukm dan perundang-undangan yang sah serta dan tetap
sesui dengan ajaran kitab suci masing-masing agama.
•Mendorong seseorang untk berperilaku yang bak dengan meneladani
ajaran agamanya masing-masing.
•Mengeluarkan manusia dari cara pandang yang sempit.
HUKUM AGAMA BUDDHA
O Hukum dalam agama Buddha disebut Hukum
Kebenaran Mutlak yang bersifat abadi dan
mengatasi KETUPAT (keadaan, waktu,
tempat)

4
PENGERTIAN

OPengertian hukum dalam agama


Buddha adalah Hukum Kesunyataan yang
berlaku secara Universal bekerja dengan
sendirinya, berlaku untuk semua manusia dan
makhluk serta benda-benda yang merupakan
paduan unsur. Tidak terbatas oleh waktu dan
tempat.
      Macam Hukum Kebenaran yang diajarkan oleh Buddha:
1.Empat Kebenaran Mulia (Cattari Ariya Saccani)
2.Hukum Sebab–Akibat Perbuatan (Kamma) dan Kelahiran Kembali
(Punarbhava)
3.Hukum Tiga Corak Universal (Tilakkhana)
4.Hukum Sebab Akibat yang Saling Bergantungan
(Paticcasamuppada)

5
      Empat Kebenaran Mulia:
a. Kebenaran Mulia tentang Dukkha
b. Kebenaran Mulia tentang Sebab dukkha
c. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha
d. Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya
Dukkha:

1). Pandangan Benar (Samma Ditthi)


2). Pikiran Benar (Samma Sankappa)
3). Ucapan Benar (SammaVaca)
4). Perbuatan Benar (Samma Kammanta)
5). Penghidupan Benar (Samma Ajiva)
6). Usaha Benar (Samma Vayama)
7). Perhatian Benar (Samma Sati)
8). Konsentrasi Benar (Samma Samadhi)

6
a. Kebenaran Mulia tentang Dukkha

Berbagai masalah atau penderitaan yang dialami manusia di dunia bisa


dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu penderitaan biasa atau Dukkha-
Dukkha, penderitaan yang terjadi karena adanya perubahan atau
Viparinama Dukkha, dan penderitaan yang terjadi karena jasmani atau
Sankhara Dukkha. 
Penderitaan biasa contohnya adalah sakit perut, sakit flu, sakit gigi, atau jenis
sakit lain yang bisa terjadi.

b. Kebenaran Mulia tentang Sebab dukkha

Munculnya dukkha yaitu karena manusia diselimuti oleh rasa benci, sifat
serakah, hingga batin yang gelap sehingga berujung pada kelahiran
berulang dari waktu ke waktu, dari satu alam menuju alam berikutnya.
c. Kebenaran Mulia tentang Terhentinya Dukkha
Penderitaan yang dialami seseorang bisa berakhir saat orang tersebut melakukan
cara-cara yang benar. Kebahagiaan bisa dicapai saat seseorang telah terbebas
dari penderitaan yang dialaminya, yang disebut dengan kebahagiaan
Nirwana. Nirwana bukan sebuah tempat, melainkan kondisi saat seorang
Buddhis telah memiliki pemikiran yang jernih, terbebas dari segala sifat buruk
dan kegelapan batin.
d. Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Terhentinya Dukkha:
1). Pandangan Benar (Samma Ditthi)
Dengan demikian penganut agama Buddha harus senantiasa menjaga pikiran-
pikiran mereka terhadap fenomena yang memengaruhi tubuh dan pikiran.

2). Pikiran Benar (Samma Sankappa)


•melenyapkan pikiran-pikiran jahat, dan ;
•mengembangkan pikiran-pikiran baik. Pikiran baik terdiri dari tiga bagian,
yaitu:
1. Nekkhamma; melepaskan diri dari kesenangan dunia dan sifat
mementingkan diri sendiri yang berlawanan dengan kemelekatan, sifat
mau menang sendiri.
2. Abyapada; cinta kasih, itikad baik, atau kelemah-lembutan yang
berlawanan dengan kebencian, itikad jahat, atau kemarahan.
3. Avihimsa; tidak kejam atau kasih sayang, yang berlawanan dengan
kekejaman atau kebengisan

3). Ucapan Benar (SammaVaca)


Berusaha menahan diri dari berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã),
berucap kasar / caci-maki (pharusavãcã), dan percakapan yang tidak
bermanfaat.

4). Perbuatan Benar (Samma Kammanta)


Bertindak benar secara moral, tidak melakukan perbuatan yang dapat
mencelakakan diri sendiri maupun orang lain.
5). Penghidupan Benar (Samma Ajiva)

6). Usaha Benar (Samma Vayama)


Meninggalkan seluruh pikiran yang salah dan dapat merugikan, perkataan,
dan perbuatan.

7). Perhatian Benar (Samma Sati)


Senantiasa menjaga pikiran-pikiran mereka terhadap fenomena yang
memengaruhi tubuh dan pikira

8). Konsentrasi Benar (Samma Samadhi)


Memusatkan pikiran kepada suatu objek pikiran hingga mencapai konsentrasi
penuh dan masuk kedalam kondisi meditatif (Jhana).
Referensi:
O Mukti, Krishanda W. 2003. Wacana Buddha
Dharma. Jakarta: Yayasan Dharma Pembangunan

O Narada. 1996. Sang Buddha dan Ajaran-


AjaranNya II. Jakarta: Yayasan Dhammadipa
Arama

O http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl
.php?id=1043&multi=T&hal=0
KUIS:
1. Jelaskan pengertian dan fungsi hukum!
2. Jelaskan peran agama dalam perumusan dan
penegakkan hukum yang adil!
3. Uraikan perbedaan antara hukum yang dibuat
oleh manusia dengan hukum alam!
4. Jelaskan Hukum Empat Kebenaran Mulia!
5. Bagaimana pandangan agama tentang euthanasia
jika dikaitkan dengan Hukum Empat Kebenaran
Mulia?

Anda mungkin juga menyukai