Anda di halaman 1dari 6

A.

Iffah

1. Pengertian Iffah

Secara etimologis, iffah adalah bentuk masdar dari affa-ya’iffu-‘iffah yang berarti
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Secara terminologis, iffah adalah
memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Iffah juga dapat dimaknai sebagai usaha untuk memelihara kesucian
diri dari segala tuduhan, ftnah, dan memelihara kehormatan.

Untuk mengembangkan sikap ‘iffah ini, maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dilakukan oleh seorang muslim untuk menjaga kehormatan diri, di
antaranya:

1) Selalu mengendalikan dan membawa diri agar tetap menegakan sunnah Rasulullah
Saw

2) Senantiasa mempertimbangkan teman bergaul dengan teman yang jelas akhlaknya

3) Selalau mengontrol diri dalam urusan makan, minum dan berpakaian secara Islami

4) Selalu menjaga kehalalan makanan, minuman dan rizki yang diperolehnya

5) Tidak khalwat (berduaan) dengan lelaki atau perempuan yang bukan mahramnya

6) Senantiasa menjauh diri dari hal-hal yang dapat mengundang fitnah

Iffah merupakan akhlak paling tinggi dan dicintai Allah Swt. Oleh sebab itulah
sifat ini perlu dilatih sejak anak-anak masih kecil, sehingga memiliki kemampuan dan
daya tahan terhadap keinginan-keinginan yang tidak semua harus dituruti karena akan
membahayakan saat telah dewasa. Dari sifat ’iffahakan lahir sifat-sifat mulia seperti:
sabar, qana’ah, jujur, santun, dan akhlak terpuji lainnya.Ketika sifat ’iffahini sudah
hilang dari dalam diri seseorang, akan membawa pengaruh buruk dalam diri
seseorang, akal sehat akan tertutup oleh nafsu syahwatnya, ia sudah tidak mampu lagi
membedakan mana yang benar dan salah, mana baik dan buruk, yang halal dan
haram.

2. Keutamaan Iffah

a. Dapat menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat merendahkan


martabat

1
b. Memiliki keinginan yang sederhana (qana’ah)
c. Dapat menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah
nafsu
d. Mewujudkan rasa persamaan martabat dan sederajat kemanusiaan
e. Dapat membawa pada tingkat ketakwaan yang tinggi
f. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan
kelemahan

B. Syaja’ah

1. Pengertian Syaja’ah

C. A'dalah

1. Pengertian A'dalah

A’dalah (adil) adalah dimana semua orang mendapat hak menurut kewajibannya.
Pengertian adil menurut bahasa adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Adil juga
berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, atau menyamakan yang satu dengan yang lain.
Berlaku adil adalah memperlakukan hak dan kewajiban secara seimbang, tidak memihak,
dan tidak merugikan pihak mana pun. Adil dapat berarti tidak berat sebelah serta berarti
sepatutnya, tidak sewenang-wenang. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nahl : 90

‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ِبا ْلَع ْد ِل َو ا ِاْل ْح َس ا ِن َو ِا ْيَتۤا ِٕى ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ٓاِء َو ا ْلُم ْنَك ِر َو ا‬
‫ْلَبْغ ِي ۚ  َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو ن‬
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran,
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran."(QS. An-Nahl 16: Ayat 90)

2
Konsep keadilan dalam Islam tidak hanya terbatas antar sesama muslim, tetapi juga
terhadap siapa saja. Dalam kaitan ini Allah berfirman dalam QS. An-Nisa’ : 58
‫ٰۤل‬
 ۗ ‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّد وا اَاْل ٰم ٰن ِت ِا ى َاْهِلَهاۙ  َو ِا َذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّنا ِس َاْن َتْح ُك ُم ْو ا ِبا ْلَع ْد ِل‬
‫ِاَّن َهّٰللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ  ِاَّن َهّٰللا َك ا َن َسِم ْيًع ۢا َبِص ْيًرا‬
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran
kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 58)1

2. Bentuk-Bentuk A’dalah (adil)

a. Adil terhadap Allah, artinya menempatkan Allah pada tempatnya yang benar, yakni
sebagai makhluk Allah dengan teguh melaksanakan apa yang diwajibkan kepada kita,
Sehingga benar-benar Allah sebagai Tuhan kita.

b. Adil terhadap diri sendiri, yaitu menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan
benar. Untuk itu kita harus teguh, kukuh menempatkan diri kita agar tetap terjaga dan
terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan. Untuk mewujudkan hal tersebut kita harus
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta menghindari segala perbuatan yang dapat
mencelakakan diri.

c. Adil terhadap orang lain, yakni menempatkan orang lain pada tempatnya yang sesuai,
layak, dan benar. Kita harus memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar tidak
mengurangi sedikitpun hak yang harus diterimanya.

d. Adil terhadap makhluk lain, artinya dapat menempatkan makhluk lain pada tempatnya
yang sesuai, misalnya adil kepada binatang, harus menempatkannya pada tempat yang
layak menurut kebiasaan binatang tersebut.

3. Keutamaan A’dalah

a. Terciptanya rasa aman dan tentram karena semua telah merasa diperlakukan dengan
adil.

b. Membentuk pribadi yang melaksanakan kewajiban dengan baik

c. Menciptakan kerukunan dan kedamaian

1
Dr. Tgk. H. Syabuddin Gade, M.Ag, Pendidikan Akhlak Mulia Anak Usia Dini, PT. Naskah Aceh Nusantara, cet. 1.
Desember 2018, hal. 74

3
d. Keadilan adalah dambaan setiap orang. Alangkah bahagianya apabila keadilan bisa
ditegakkan demi masyarakat, bangsa dan negara, agar masyarakat merasa tentram dan
damai lahir dan batin.

Segala ketentuan Allah SWT itu tujuan dan sasaran akhirnya adalah terwujudnya
keadilan (keseimbangan), sehingga tidak ada di dalamnya pelanggaran, karena
pelanggaran adalah sebuah kezaliman, ketidak aturan dan melampaui yang hak.
Sementara yang hak itulah keadilan (keseimbangan).2

D. Hikmah

1. Pengertian Hikmah

Hikmah berasal dari bahasa Arab. Hikmah banyak diartikan sebagai kebijaksanaan. Di
dalam kitab Al-Mu’jam Al-Wasith, kata hikmah berasal dari kata Hakam yang artinya
adalah menghalangi atau melarang. Maksudnya adalah menghalangi seseorang dalam
berbuat zalim.

Hikmah juga diartikan oleh para ulama sebagai adil dalam memutuskan suatu perkara
sebab hikmah pada dasarnya yaitu mengetahui hakikat sesuatu (perkara atau kejadian)
dan kemudian mengamalkan makna atau pelajaran yang terkandung di dalamnya.

2. Keutamaan Hikmah

3. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melaksanakan dan membela
kebenaran ataupun keadilan
4. Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan
5. Mampu berkomunikasi denga orang lain dengan beragam pendekatan dan
bahasan
6. Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan
beramar makruf nahi munkar
7. Senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua persoalan yang
dihadapi
8. orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan
sunnah Rasulullah

2
Muhammad Ali Quthb, 30 Amal Shaleh Pembuka Pintu Surga, Dar al- Latha’if Kairo, cet. Pertama, 2004, hal. 70

4
5
6

Anda mungkin juga menyukai