Anda di halaman 1dari 32

KURSUS DASAR BUDDHA DHAMMA

Empat
Kesunyataan
Mulia dan
Jalan Mulia
Berunsur 8
Putu Eka Jaya Wirawan
Hukum
Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8

Alam/Universal
HUKUM KESUNYATAAN

adalah hukum yang berlaku dimana saja


dan kapan saja, mengatasi waktu, tempat
dan keadaan. Ketertiban alam semesta
dan segala isinya tunduk oleh hukum ini.
“Apakah Tathagata (Buddha) muncul di
dunia ini atau tidak, Dhamma (hukum
kesunyataan) tetap ada” (Dhammaniyama
sutta) Pengertian Hukum Alam
Perbedaan
HUKUM MANUSIA DAN HUKUM ALAM

HUKUM MANUSIA
Berlaku diwilayah tertentu. Dapat berubah
sesuai dg perkembangan jaman. Mengikat orang
sesuai dg domisilinya Sanksinya buatan manusia
yg dapat berubah-ubah

HUKUM ALAM
Hukum kesunyataan Berlaku di semua alam
kehidupan (31 alam) Berlaku melintasi ruang dan
waktu Berlaku bagi semua orang tanpa kecuali
Sanksinya alamiah

@reallygreatsite #UnderstandingHappiness
Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8
Hukum
Kesunyataan Yang
Diajarkan Sang
Buddha
Empat Kebenaran Mulia(CATUR ARIYA SACCANI)
Tiga Corak Universal (TRI LAKKHANA) •
Karma dan Kelahiran Kembali (KARMA DAN
PUNABBHAVA) •
Sebab Akibat Yang Saling Bergantungan
(PATICCASAMUPPADA)
KURSU DASAR BUDDHA DHAMMA

Empat
Kebenaran
Mulia
Cattari Ariya Saccani
Kenapa disebut

Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8


”Kebenaran”?
karena merupakan realita dan fakta
kehidupan yang tak terbantahkan

Kenapa disebut ”Mulia”?


karena dijalani dan ditemukan oleh
para suciwan (Ariya), yang telah
terbebas dari nafsu
Apa itu empat kebenaran mulia?

KEBENARAN MULIA KEBENARAN MULIA KEBENARAN MULIA


TENTANG DUKKHA TENTANG SEBAB TENTANG LENYAPNYA
Dukkha Sacca DUKKHA DUKKHA
Dukkha Samudaya Dukkha Niroda

Untuk dipahami Untuk diakhiri Untuk dicapai


Kebenaran Mulia
Tentang Jalan Menuju
Lenyapnya Dukkha
Dukkha Nirodha
Gamini Patipada Magga

Untuk dijalani

Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8


Dukkha
Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8

”DUKKHA” = DU + KHA
SULIT + DITANGGUNG

 TIDAK MEMUASKAN 

PENDERITAAN
Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8
1. Kelahiran (Jati)
2. Penuaan (Jara)
3. Penyakit (Vyadhi)
4. Kematian (Marana)
5. Berkumpul dengan yang tidak
disukai (Appiyehisampayoga)
6. Berpisah dengan yang disukai
(Piyehisampayoga)
7. Tidak memperoleh sesuatu
yang diinginkan
(Yampiccam nalabhati tampi
dukkham)
Konsep dukkha dapat ditinjau
dari tiga segi
PENDERITAAN PENDERITAAN PENDERITAAN
BIASA/INTRINSIK KARENA KARENA KONDISI
Dukkha Dukkha PERUBAHAN Sankhara Dukkha
Viparinama Dukkha
Penderitaan badan & Penderitaan karena apa yang kita anggap
batin, misalnya: ”Anicca” misalnya: sebagai “makhluk”,
dilahirkan, berusia tua, sedih, senang, berpisah sebagai “orang” atau
sakit, mati dengan yang dicintai, sebagai “aku”
berkumpul dengan yang
lima gugus kemelekatan
dibenci,
Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8
Lima Gugus Kemelekatan (Panca Kandha)

“kegemaran kepada bentuk” (rupakkhandha). Dalam


kelompok ini termasuk empat Mahabhuta, yaitu empat
unsur yang terdiri dari benda padat, cair, panas dan
gerak.
“kegemaran kepada perasaan” (vedanakkhanda).
Dalam kelompok ini termasuk semua perasaan
(perasaan bahagia, perasaan tidak bahagia dan
perasaan netral) yang timbul karena adanya kontak
dari indria
“kegemaran kepada pencerapan” (saññakkhandha).
Sebagaimana halnya dengan perasaan, pencerapan ini
pun terdiri dari enam jenis yang berhubungan dengan
keenam indria kita dengan obyek sasaran masing-
masing
“kegemaran akan bentuk-bentuk pikiran”
(sankharakkhandha). Dalam kelompok ini termasuk
semua kegiatan “kehendak” kita, yang baik maupun
yang buruk. Yang dikenal oleh masyarakat umum
sebagai “kamma” termasuk dalam kelompok ini

“kegemaran akan kesadaran” (viññana-kkhanda ).


Kesadaran adalah reaksi atau respon yang mempunyai
dasar salah satu dari keenam indria kita dengan obyek-
sasaran dari indria yang bersangkutan.

Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8


Kebenaran Mulia Tentang
Dukkha
Ajaran agama Buddha bersifat..???

- +
Pesimis Optimis Realistis
Kebenaran SEBAB DUKKHA
Mulia nafsu keinginan (Tanha =
kehausan)
Tentang
Sebab Tanha menghasilkan
Dukkha kemelekatan (upadana).
Akar Dukkha 3 jenis Tanha

Keserakahan (Lobha) Kama-tanha (nafsu terhadap


•Kebencian (Dosa) kesenangan indrawi)
•Bhava-tanha (nafsu terhadap
•Kekelirutahuan
keabadian hidup)
(Moha) •Vibhava-tanha (nafsu terhadap
pemusnahan hidup)
Kebenaran Mulia Tentang
Lenyapnya Dukkha
Sebagaimana kesakitan akan sembuh manakala sebabnya telah
diketahui dan diberikan obat yang tepat, demikian pula
penderitaan seseorang juga dapat ditransformasikan dengan
mempraktikkan cara-cara yang benar dan berlaku secara
universal

NIRWANA (NIBBANA)
Ni + vana = padam + nafsu

”Nibbanam Paramam Sukham”


Nirwana Adalah Kebahagiaan Tertinggi

Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8


Kebenaran Mulia
Tentang Jalan
Menuju
Lenyapnya
Dukkha
Jalan Mulia Berfaktor
Delapan
(Ariya Atthangika Magga)

Empat Kesunyataan Mulia & Jalan Mulia Berunsur 8


Jalan Mulia Berfaktor Delapan
Ariya Atthangika Magga
1. Pandangan Benar (Samma Ditthi)

2. Pikiran Benar (Samma Sankappa)

3. Perkataan Benar (Samma Vaca)

4. Perbuatan Benar (Samma Kammanta)

5. Penghidupan Benar (Samma Ajiva)

6. Pengupayaan Benar (Samma Vayama)

7. Penyadaran Benar (Samma Sati)

8. Pemusatan Benar (Samma Samadhi)


Jalan Menuju Dari sudut latihan, Jalan Mulia

Lenyapnya
Berfaktor Delapan dibagi 3 gugus
untuk dikembangkan serempak

Dukkha
1. Pandangan Benar
Pandangan Benar adalah
pengetahuan yang disertai dengan
penembusan (realisasi) tentang
Empat Kebenaran Arya

Y.A. Sariputta dalam Sammaditthi


Sutta : selain Empat Kebenaran
Arya, ada tambah penembusan
tentang:
Hukum Sebab Musabab yang
Saling Bergantungan (Pali:
paṭiccasamuppāda;), termasuk di
dalamnya tentang Hukum Kamma
& punabbhava
Tiga Akar Kejahatan atau
ketidakbermanfaatan (Dosa Lobha
Moha) dan Tiga Akar Kebaikan
atau Kebermanfaatan (Adosa
Alobha Amoha).
Tiga Karakteristik Keberadaan/Tiga
Corak Umum (Tilakkhaṇa)
Tiga Kekotoran/Noda Batin (āsava).
2. Pikiran Benar
Untuk meninggalkan
nafsu keinginan
(nekkhama)
Untuk tidak merugikan
(avihimsa)
Untuk berniat baik
(avyapada)
3. Perkataan Benar
Menghindarkan diri
dari berdusta
Menghindarkan diri
dari memfitnah
Menghindarkan diri
dari berkata kasar
Menghindarkan diri
dari omong kosong
4. Perbuatan Benar
Menghindarkan diri
dari membunuh
Menghindarkan diri
dari mencuri
Menghindarkan diri
dari berperilaku asusila
5. Penghidupan Benar
Meninggalkan pencaharian
yang merugikan makhluk lain,
seperti berdagang:
senjata
makhluk hidup
daging
racun
minuman keras
6. Pengupayaan Benar
Upaya menghindari hal buruk
yang belum muncul
Upaya menanggulangi hal
buruk yang sudah muncul
Upaya mengembangkan hal
baik yang belum muncul
Upaya mempertahankan hal
baik yang sudah muncul
7. Penyadaran Benar
Penyadaran terhadap tubuh
(Kayanupassana)
Penyadaran terhadap
perasaan (Vedananupassana)
Penyadaran terhadap pikiran
(Cittanupassana)
Penyadaran terhadap
fenomena
(Dhammanupassana)
8. Pemusatan Benar
1. KONSENTRASI 2. KONSENTRASI 3. KONSENTRASI
PERSIAPAN MENDEKATI PENCAPAIAN
(PARIKAMMA (UPACARA SAMADHI) (APPANA SAMADHI)
SAMADHI)
Konsentrasi umum ketika Konsentrasi yang mapan Konsentrasi terserap penuh
seseorang memberi dan cukup mendalam pada suatu objek. Dalam
perhatian pada suatu objek pada suatu objek. = konsentrasi ini, berbagai
Konsentrasi Sementara tataran jhana tercapai.
(Khanika Samadhi) pada
Meditasi Vipassana.
Mereka yang telah berhasil melaksanakan Jalan
Arya Berunsur Delapan atau Jalan Mulia Beruas
Delapan memperoleh:

Kesucian kemoralan Kesucian batin (citta- Kesucian pandangan


(sīla-visuddhi) sebagai visuddhi) sebagai (diṭṭhi-visuddhi)
hasil dari hasil dari sebagai hasil dari
pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan
kemoralan dan konsentrasi dan kebijaksanaan dan
terkikis habisnya terkikis habisnya terkikis habisnya
kekotoran batin rintangan batin kecenderungan
(kilesa). (nīvaraṇa) tersembunyi
(anusayā)
Sabbe satta
bhavantu
sukhitatta

Anda mungkin juga menyukai