TILAKHANA

KELOMPOK 8 :
- ADHIPA JAYANANDA REGAN (20220500033)
- DICKY VALENTINO FEBRIAN (20220500043)
- LEGIANTO (20220500046)
- VINCENT WIJAYA (20220500011)
 1. PENGERTIAN TILAKKHANA

TI = TIGA
LAKKHANA = CORAK UNIVERSAL
CORAK = SIFAT BAWAAN
UNIVERSAL = BERLAKU DI SELURUH ALAM SEMESTA

TILAKKHANA TERBAGI MENJADI 3 :

• ANICCA (KETIDAK KEKALAN)
• DUKKHA (KETIDAK PUASAN)
• ANATTA ( KETIDAK ADA INTIAN)
2. BUNYI DAN PENJELASAN
RUMUSAN TILAKKHANA

a. SABBE SANKHARA ANICCA. SEGALA SESUATU YANG

BERKONDISI ADALAH TIDAK KEKAL.
b. SABBE SANKHARA DUKKHA. SEGALA SESUATU YANG
BERKONDISI ADALAH TIDAK MEMUASKAN.
c. SABBE DHAMMA ANATTA. SEGALA SESUATU YANG
BERKONDISI DAN YANG TIDAK BERKONDISI TANPA INTI
YANG KEKAL.
3. ANICCA LAKKHANA
ARTINYA CORAK
KETIDAKKEKALAN,
CONTOH:
PROSES SETANGKAI BUNGA.
o PROSES GELOMBANG.
o PROSES BERLANGSUNGNYA
MATAHARI.
o PROSES DIRI KITA SENDIRI.
 CONTOH

• PROSES SETANGKAI BUNGA

Paling
kuncup mekar
indah

kering busuk layu

 PROSES GELOMBANG
• SEBUAH GELOMBANG TERBENTUK NAIK, KEMUDIAN
TURUN DAN TENGGELAM, MENIMBULKAN GELOMBANG
LAIN YANG MENYUSUL TIMBUL. KEMUDIAN
TENGGELAM PULA, DEMIKIANLAH SETERUSNYA TIDAK
HENTI-HENTINYA.
• TIMBULNYA SEBUAH GELOMBANG BERGANTUNG
KEPADA TENGGELAMNYA GELOMBANG YANG
MENDAHULUINYA, DAN TENGGELAMNYA SEBUAH
GELOMBANG MENIMBULKAN GELOMBANG LAIN PULA
YANG MENYUSULNYA.
• DEMIKIANLAH ARUS INI MENGALIR TERUS TIDAK
PUTUS-PUTUSNYA.
 PROSES MATAHARI

• FAJAR MENYINGSING DAN BUMI MULAI TERANG, PADA JAM 12.00

TENGAH HARI MATAHARI MENCAPAI PUNCAKNYA, SETELAH
LEWAT JAM 12.00 MATAHARI MULAI CONDONG KE BARAT DAN
BUMI MULAI TEDUH, DISUSUL OLEH SENJA YANG BERUBAH
MENJADI MALAM
Proses diri kita sendiri
KITA TIDAK SELALU MENYADARI
ADANYA ANICCA KARENA:
1) PERHATIAN KITA TIDAK DITUJUKAN
KEPADA
PROSES PERUBAHAN TERSEBUT.
2) PROSES TERSEBUT BERLANGSUNG CEPAT.
3) PROSES TERSEBUT BERLANGSUNG
LAMBAT
 DUKKHA LAKKHANA

a. ARTI DUKKHA SECARA KATA-KATA

DU = SUKAR, KHA = MENANGGUNG
AKHIRNYA DITERJEMAHKAN SEBAGAI DERITA.
TETAPI, ARTI SEBENARNYA ADALAH
KETIDAKPUASAAN.
b. DENGAN MENUNJUKKAN ADANYA DUKKHA, AGAMA BUDDHA
ADALAH REALISTIS, BUKAN PESIMISTIS DAN BUKAN
OPTIMISTIS KARENA SELAIN ADA DUKKHA, ADA JUGA JALAN
UNTUK TERHENTINYA DUKKHA.
1) DUKKHAJATI-DUKKHA (DERITA) DIRASAKAN BATIN &
JASMANI
o PENYAKIT
o MELEMAHNYA TUBUH
o SUSAH HATI
o KESEDIHAN
2) Dukkha karena perubahan
o Sanak keluarga
o Sahabat
o Harta benda
o Semua akan ditinggalkan setelah
tubuh ini hancur, sedangkan
kehidupan akan berlangsung terus
menerus sesuai dengan karma-
karmanya.
3) Tidak lengkap atau tidak memuaskan karena diperbudak oleh
hawa nafsu. Oleh sebab itu, kebahagiaan duniawi tak pernah lengkap
dan hawa nafsu tak pernah terpuaskan.
AKIBATNYA, TIMBULLAH:

o KEKECEWAAN
o KESEDIHAN
o PUTUS ASA
o KEBENCIAN
o PERMUSUHAN
o PEPERANGAN
SEMUA INI DISEBABKAN OLEH HAWA NAFSU
YANG TAK PERNAH MEREDA.
12 MACAM DUKKHA
- JATI-DUKKHA
- JARA-DUKKHA
- BYADHI-DUKKHA
- MARANA-DUKKHA
- SOKA-DUKKHA
- PARIDEVA-DUKKHA
- KAYIKA-DUKKHA
- DOMANASSA-DUKKHA
- UPAYASA-DUKKHA
- APPIYEHISAMPAYOGA-DUKKHA
- PIYEHIVIPPAYOGA-DUKKHA
- YAMPICCHANNALADHI-DUKKHA
 6. ANATTA LAKKHANA
a. NETAM MAMA
BUKAN MILIK KU, TUBUH, PERASAAN, TIDAK
BISA KITA KUASAI.
B. NESO HAMASMI
BUKAN AKU , AKU HANYALAH SEBUTAN
UNTUK PANCAKKHANDHA DAN HANYA
PROSES DARI PANCAKKHANDHA.
C. NA MESO ATTA”TI.
BUKAN DIRI KU, TIDAK ADA JIWA ATAU ROH
YANG KEKAL DI DALAM DIRI KITA, YANG ADA
HANYA BATIN YANG BERPROSES.
 A. NETAM MAMA (BUKAN MILIKKU)
Rupa Maha bhuta Perpaduan & Lahir, tua &
(Jasmani) 4 berproses mati

Senang, Perpaduan &

Vedana
netral & berproses Tanpa milik
(Perasaan)
tidak senang

Sanna Mendata & Perpaduan &

(Persepsi) ingatan berproses Lupa … pikun

Sankhara 50 Cetasika Perpaduan & Tanpa milik

(Faktor mental) berproses

Vinnana Perpaduan &

89 / 121 Citta Tanpa milik
(Kesadaran) berproses
  
b. Neso Hamasmi (Bukan Aku )
Manusia terdiri dari :
  Materi  (Rupa) Batin  (Nama)  
                           
Elemen Padat (Tanah) Perasaan
Pathavi Vedana
Elemen Kohesi (Air) Persepsi
Apo Sanna
Elemen Panas (Api) Bentuk bentuk batin
Tejo Sankhara
Elemen Gerak (Angin) Kesadaran
Vayo   Vinnana

Buddha mengatakan bahwa mahluk hidup terdiri dari 5 Kelompok

Kehidupan (Panca Khandha) - Nama (perasaan; persepsi; bentuk-
bentuk batin; kesadaran) dan Rupa (materi).
 Panca Khandha
4 fenomena batin dikombinasi
dengan fenomena fisik,
membentuk Panca Khandha.
Perpaduan yang komplek inilah
yang disebut mahluk hidup.
Setiap individu adalah gabungan
dari 5 kelompok kehidupan ini
( Panca Khandha).
Saat 5 kelompok kehidupan ini
tidak ada, tidak ada lagi yang
disebut mahluk hidup
C. NA MESO ATTA’TI ( BUKAN DIRIKU)
TUMIMBAL LAHIR (PUNABBHAVA ATAU PATISANDHI) BUKAN BERARTI
PEMINDAHAN ATAU PENJELMAAN (REINKARNASI). DALAM AGAMA
BUDDHA TIDAK DIKENAL ADANYA PEMINDAHAN ATAU PENJELMAAN
DARI JIWA ATAU ROH SETELAH SESEORANG MENINGGAL DUNIA. YANG
TERJADI ADALAH PENERUSAN PROSES DARI PATISANDHI VINNANA YANG
DISEBUT TUMIMBAL LAHIR (PUNABBHAVA ATAU PATISANDHI).

Reinkarnasi Ada atta ( A ) yang pindah

A A A
Kehidupan sekarang Kehidupan yad

Tumimbal Lahir Induksi

Tidak ada atta ( A ) yang pindah

A A+P A+P1

Cuti Citta Patisandhi Citta

d. Attavada dan Ucchevada
Attavada ialah pandangan ada ‘Aku’ yang kekal
Kelahiran hanya berganti baju, apakah dari monyet, kerbau,
manusia, dewa tetap “roh” yang sama

Ucchedavada ialah pandangan Nihilisme, di mana setelah

kelahiran ini, tidak ada lagi kehidupan (hanya sekali hidup,
setelah selesai/mati, tidak ada-apa apa lagi)
 Berbagai pandangan mengenai jiwa
Dari 6 guru sesat di jaman Sang Buddha
1. Pandangan mubazirnya perbuatan (Akiriya-ditthi)
- Puranakassapa: tiada jiwa yang berbuat kebaikan atau
kejahatan, hanya aksi tubuh belaka.
- Pakudha Kaccayana: hidup hanyalah gugusan unsur-unsur,
tiada moral.
2. Pandangan tanpa-musabab (Ahetuka-ditthi)
- Makkhaligosala: jiwa akan berangsur suci sendiri;
tidak bisa dipercepat/diperlambat, percaya takdir.
3. Pandangan nihilistik (Natthika-ditthi)
- Ajita Kesakambala: setelah kematian tidak ada kelangsungan
hidup.
4. Pandangan ketidak-jelasan (Vikkhepala-ditthi)
- Sanjaya Velatthaputta: segala sesuatu tidaklah jelas/belum
tentu.
5. Pandangan eternalisme (Sassata-ditthi)
- Niganthanataputta: berbuat baik untuk mencapai keabadian.
E. DOKTRIN YANG SANGAT
PENTING
KITA INI APA ? ANATTA.
KITA ADALAH PROSES,
MANUSIA HIDUP SEPERTI
SUNGAI YANG BERPROSES
(BUDDHAGHOSA)
TIDAK ADA SIPENGGERAK
DI BELAKANG PERGERAKAN,
YANG ADA HANYALAH
PERGERAKAN ITU SENDIRI
(BUDDHAGHOSA)
f. Proses menuju bersihnya batin,
ungkapan Udana VIII : 3 yaitu :

AJATANG (TIDAK DILAHIRKAN).

ABHUTANG (TIDAK
MENJELMA).
AKATANG (TIDAK TERCIPTA).
ASANKHATAM(TIDAK
BERKONDISI).
 HAL INI DAPAT DIREALISASI
DENGAN BATIN (MANOVINEYYAM)
 RANGKUMAN TILAKKHANA
ANICCA, DUKKHA DAN ANATTA ADALAH 3 CORAK YANG SALING
MENDUKUNG, TIDAK BISA DIPISAH- PISAHKAN.

1. Sankhara pada Paticca

Samuppada -> bentuk-bentuk
Tilakkhana kamma.
2. Sankhara pada Empat
Kebenaran Mulia -> makhluk
3. Sankhara pada Tilakkhana
EKM PS
* -> semua yang berkondisi ->
corak tidak memuaskan
* -> Materi -> corak ketidak
sempurnaan