Om Swastyastu,
Om Anobadrah kertavo yantu visvatah.
Adapun bagia-bagian dari pada ajaran tri kaya parisudha tersebut yaitu:
1. manacika yaitu pikiran yang bersih dan suci
2. wacika yaitu berkata yang benar dan jujur
3. kayika yaitu perbuatan yang benar dan jujur
Dari tri kaya parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu tiga macam
berdasarkan pikiran, empat macam berdasarkan perkataan ada tiga macam lagi berdasarkan
perbuatan. Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah tidak menginginkan sesuatu yang tidak
halal, tidak berfikiran buruk terhadap mahluk lain dan tidak mengingkari adanya karmaphala.
Sedangkan empat macam yang berdasarkan perkataan adalah; tidak suka mecaci maki, tidak
berkata kasar kepada mahluk lain, tidak memfiknah dan tidak ingkar kepada janji atau ucapan
dan selanjutnya tiga macam pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah tidak
menyiksa atau membunuh mahluk lain, tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan
tidak berzina.
Ketiganyalah dari tri kaya parisudha yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuatan.
Kalau perbuatannya baik, hasilnya pasti baik, demikian pula sebaliknya.
Phala dari karma itu ada tiga macam yaitu:
1. Sancita Karmaphala ; Phala dari perbuatan dalam kehidupan terdahulu yang belum habis
dinikmati dan masih merupakan benih yang menentukan kehidupan kita sekarang/Phala/Hasil
yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya.
2. Prarabda Karmaphala ; Phala dari perbuatan kita pada kehidupan ini tanpa ada sisanya
lagi/Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehikupan saat ini dan Phalanya akan diterima pada
kehidupan saat ini juga.
3. Kriyamana Karmaphala ; Phala perbuatan yang tidak dapat dinikmati pada saat berbuat
sehingga harus diterima pada kehidupan yang akan datang/Karma/Perbuatan yang dilakukan
pada kehidupan saat ini, namun Phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang.
Umat sedharma, dengan pengertian tiga macam Karmaphala itu maka jelaslah, cepat atau
lambat, dalam kehidupan sekarang atau nanti, segala pahala dari perbuatan itu pasti diterima
karena sudah merupakan hukum. Karmaphala mengantarkan roh (atma) masuk Surga atau masuk
neraka. Bila dalam hidupnya selalu berkarma baik maka pahala yang didapat adalah Surga,
sebaliknya bila hidupnya itu selalu berkarma buruk maka hukuman nerakalah yang diterimanya.
Dalam pustaka-pustaka dan cerita- cerita keagamaan dijelaskan bahwa Surga artinya alam atas,
alam suksma, alam kebahagiaan, alam yang serba indah dan serba mengenakkan. Neraka adalah
alam hukuman, tempat roh atau atma mendapat siksaan sebagai hasil dan perbuatan buruk
selama masa hidupnya. Selesai menikmati Surga atau neraka, roh atau atma akan mendapatkan
kesempatan mengalami penjelmaan kembali sebagai karya penebusan dalam usaha menuju
Moksa.