Anda di halaman 1dari 9

Punarbhawa

Nilai-Nilai ajaran Punarbhawa Sebagai Wahana


Memperbaiki kualitas Diri

KELOMPOK 2
KELOMPOK 2
Nama Anggota Kelompok :

1.) I Nyoman Agung Ananda Terano (11) (Ketua)


2.) Gede Wiweka Arya Manggala (6)
3.) I Wayan Gede Arika Sanjaya (13)
4.) Ni Komang Putri Nirwana (16)
5.) Ni Putu Prita Mahayoni (21)
6.) Ni Putu Viera Gita Anjali (23)
7.) Putu Arya Krisna Murti (25)
8.) Putu Satria Pratama (32)

Sanchita Prabada Kriyamana


karmaphala
karmaphala karmahpala yaitu perbuatan
yaitu karma yang yaitu karma yang yang tidak sempat
lalu , namun baru dinikmati

dilakukan sekarang. Namun


dapat di nikmati sekarang dan akan diterima pada
buahnya pada kehidupan yang
buahnya diterima akan datang.
kelahirannya yang
sekarang juga
sekarang
Contoh Perbuatan Karma
Berdasarkan 3 Macam Karmaphala
Sancita Karmaphala Kriyamana Karmaphala
di kehidupan yang lalu, kita melakukan korupsi karena Saat kita mencubit lengan (sebab),
sedang berkuasa, uang tersebut digunakan bersenang- maka rasa sakitnya (akibat) dapat
senang. Pahalanya (karmanya) belum sempat dinikmati, dirasakan secara langsung pada saat
sehingga pada kelahiran sekaranglah dinikmati
buah/hasilnya, misalnya, hidup kita jadi sengsara, atau
itu juga.
menjadi perampok sehingga dihukum penjara.

Prarabdha Karmaphala
dalam kehidupan sekarang kita berbuat baik, saleh, santun, taat
pada keyakinan, suka menolong dan sebagainya, namun
meninggal dunia dalam kesederhanaan. Dalam kehidupan yang
akan datang, kita akan dilahirkan menjadi orang yang bahagia,
atau dilahirkan di keluarga orang terhormat dan kaya, di mana
tak ada penderitaan yang dialami.
Punarbhawa
Rahasia tentang kelahiran hanya diketahui oleh Hyang Widhi Wasa

atau Tuhan Yang Maha Esa. Manusia terlahir ke dunia secara berulang-

ulang adalah untuk memperbaiki karmanya, maka itu tampaklah ia dalam

keadaan yang berbeda-beda dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya.

Seperti diuraikan pada Swetaswaiara Upanisad, V.12 (Tim Penyusun, 2012)

berikut ini.
Sthulani suksmani bahuni caiwa, nipani dehi
swagunais wrnoti krya-

gunair Atma gunai ca tesam samyoga hetur aparo


’pidrstah.

Terjemahannya:

Atman yang berinkarnasi sesuai dengan sifat dan


Karma-nya, memilih

sebagai tubuhnya wujud yang kasar atau halus. Dia


menjadi tampak

berkeadaan berbeda dari satu inkarnasi ke inkarnasi


berikutnya.

(Swetaswatara Upanisad, V.12)


Punarbhawa
Berdasarkan isi sloka tersebut,
punarbhawa wajib dimaknai sebagai

kesempatan untuk memperbaiki karma


dengan cara berbuat baik, bukan

sebaliknya, yang dianggap sebagai


sesuatu yang negatif. Dengan demikian,

diharapkan akan terwujud kesadaran


untuk selalu berbuat baik. Karena

sudah menyadari hal tersebut sehingga


dapat memperbaiki karma buruk

pada kehidupan sebelumnya, dan selalu


berbuat baik dalam kehidupan yang
sekarang.
Punarbhawa
Hukum karma adalah hukum alam semesta yang telah ditetapkan oleh

Hyang Widhi Wasa. Hukum itu berlaku bagi siapa saja, di mana saja, dan
kapan saja. Hukum ini berlaku sejak alam ini diadakan dan akan terus

berlaku sampai alam ini pralaya (musnah, lebur).


Adapun manfaat dan nilai yang akan diperoleh dari penghayatan

terhadap hukum Karma pada ajaran punarbhawa adalah sebagai


berikut:

1. disiplin untuk selalu berpikir yang bersih dan suci (manacika


parisudha);

2. disiplin untuk selalu berkata yang baik, sopan, dan benar (wacika
parisudha);

3. disiplin untuk selalu berbuat yang jujur, baik, dan benar (kayika
parisudha);

4. melahirkan kesabaran, ketenangan, dan ketabahan;

5. keyakinan diri terhadap setiap perbuatan;

6. pengendalian diri yang ketat;

7. selalu bersyukur; dan

8. kebijaksanaan;
Punarbhawa
Semua nilai tersebut wajib disyukuri
dengan cara selalu bhakti kepada
Hyang Widhi Wasa. Karena Beliau
telah menetapkan hukum karma pahala
itu,sehingga kita selalu berusaha
berbuat baik. Hal ini agar jika terlahir
kembali, maka kita dapat menjadi
manusia yang memiliki kualitas diri yang
baik dan terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas diri untuk
mencapai kesempurnaan.
terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai