Anda di halaman 1dari 4

Tugas Agama Buddha

Putri Vavensy
115190238 / A

1. Jelaskan dengan kata-kata / bahasa sendiri hubungan antara karma dan kelahiran
kembali / punarbhava !
Karma dan punarbhava mempunyai sifat sebab-akibat. Suatu kehidupan mahluk adalah
karena akibat dari karma yang telah dilakukan. Suatu kehidupan adalah suatu rangkaian
karma. Pada suatu kelahiran kembali (punarbhava), setiap orang akan melakukan suatu
perbuatan (karma). Ketika seseorang berpikir dan bertindak, pikirannya secara spontan
berubah melalui dorongan keinginan dan ketergantungan yang menuju kepada keberadaan
dan kelahiran sesuai dengan hukum ketergantungan (paticcasamuppada) (Buddhadasa, 2005:
20). Kelahiran kembali merupakan bagian dari kehidupan, dan kehidupan adalah suatu arus
kesadaran (vinnana) yang berlangsung terus berdasarkan kekuatan karma (Cornelis Wowor,
2004: 68). Bila seseorang belum bisa menghentikan proses karma maka ia akan mengalami
kelahiran kembali. Seorang arahat dan Buddha tidak akan mengalami kelahiran kembali
karena telah menghentikan karma. Karma menyebabkan kelahiran dan kematian suatu
mahluk. Suatu mahluk terlahir karena karma yang telah dilakukannya dan suatu mahluk mati
karena kekuatan karma pada kehidupan itu telah habis. Karma dan punarbhava merupakan
ajaran pokok dari sang Buddha yang mempunyai keterkaitan dan memiliki sifat sebab-akibat.
2. Mengapa dalam dunia ini terdapat keanekaragaman kehidupan manusia, misalnya ada
manusia yang memiliki wajah yang buruk/jelek, sakit-sakitan, berumur pendek, tetapi
ia kaya raya dan memiliki kedudukan sosial yang tinggi dalam masyarakat ? Jelaskan
secara analitis tentang peristiwa tesebut menurut pandangan agama Buddha !
Karma mempengaruhi kelahiran kita yang akan datang dan mempengaruhi apa yang kita
alami selama hidup ini, bagaimana orang lain memperlakukan kita, kekayaan kita, status
sosial kita, dan sebagainya. Karma juga mempengaruhi kepribadian dan watak kita, bakat
kita, perilaku kita, dan kebiasaan kita. Jenis lingkungan tempat kita dilahirkan juga
dipengaruhi oleh Karma.Kita yang sekarang ini sesuai dengan apa yang telah kita lakukan.
Kita yang akan datang sesuai dengan apa yang tengah kita lakukan.
Jika suatu perbuatan membawa derita dan sengsara dalam jangka panjang bagi diri
sendiri dan makhluk lain, itu adalah Karma yang buruk atau negatif. Sebaliknya, jika suatu
perbuatan membawa kebahagiaan, itu adalah Karma yang baik atau positif.
Perbuatan pada hakikatnya bukanlah baik atau buruk mereka hanya sedemikian
tergantung pada motivasi dan konsekuensi yang dihasilkannya. Kebahagiaan dan
keberuntungan apa pun yang kita alami dalam hidup kita berasal dari tindakan-tindakan
positif kita sendiri, sementara masalah-masalah kita datang dari tindakan-tindakan negatif kita
sendiri.
3. Dalam kehidupan ini ada orang yang sering berbuat jahat tetapi ia hidupnya
berhasil/sukses, sedangkan orang yang baik, sering berbuat kebajikan tetapi hidupnya
menderita dan selalu mendapatkan kemalangan. Jelaskan peristiwa tersebut sesuai
dengan prinsip-prinsip Hukum Karma !
Ketika kita melihat orang yang tidak jujur hidup kaya, atau orang kejam yang penuh
kuasa, atau orang baik yang sakit-sakitan / mati muda, kita mungkin jadi meragukan hukum
Karma. Namun, banyak sekali akibat yang kita alami pada kehidupan ini merupakan akibat
dari tindakan-tindakan kita pada kehidupan lampau kita dan banyak tindakan-tindakan yang
kita lakukan dalam kehidupan sekarang ini hanya akan masak dalam kelahiran yang akan
datang, inilah yang disebut Karma jangka panjang (Karma jangka pendek adalah Karma yang
berbuah dalam waktu yang relatif singkat).
Kekayaan orang yang tidak jujur mungkin saja akibat kedermawanan orang itu dalam
kehidupan lampaunya. Bagaimanapun juga, ketidakjujuran orang itu saat ini, meninggalkan
benih-benih Karma bagi mereka untuk mengalami kemiskinan dalam kehidupan mendatang.
Demikian pula, penghargaan dan kewenangan yang dimiliki oleh orang-orang yang
kejam merupakan hasil perbuatan positif yang mereka lakukan pada kehidupan lampau. Pada
kehidupan sekarang, mereka menyalahgunakan kekuasaan untuk hal-hal yang tidak baik, hal
ini menciptakan sebab bagi penderitaan masa depan. Mereka yang mati muda sedang
mengalami akibat perbuatan-perbuatan negatif seperti pembunuhan yang dilakukannya pada
kehidupan lampau. Bagaimanapun, kebaikan mereka pada kehidupan saat ini akan
menanamkan benih-benih atau jejak-jejak dalam arus kesadaran mereka untuk mengalami
kebahagiaan pada masa yang akan datang.

4. Uraikan pembagian karma menurut kekuatannya dan berikan masing-masing


contohnya !
Empat Jenis Kamma berdasarkan Kekuatannya :
1. Garuka Kamma yaitu Karma Berat, yang memiliki kualitas kekuatan yang besar yang
mampu menimbulkan hasil dalam waktu satu kehidupan atau kehidupan kedua, dan kekuatan
karma lain tidak mampu mencegahnya. Garuka Kamma terdiri dari 2 jenis yaitu:
a). Akusala Garuka Kamma adalah Perbuatan Buruk/Jahat yang berat. Yang disebut Akusala
Garuka Kamma (Perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kamma (Perbuatan
pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma (Lima perbuatan durhaka, yaitu
membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai seorang Buddha dan memecah-
belah Sangha). Apabila seseorang melakukan salah satu atau lebih dari kelima perbuatan
buruk tersebut, maka setelah meninggal dunia, orang tersebut langsung terlahir di Alam
Neraka Avici. (Alam yang menyedihkan, yaitu alam neraka, alam setan, alam binatang dan
alam asura). Akusala Garuka Kamma juga disebut dengan Anantariya Kamma karena
dampaknya masih dapat di rasakan dikehidupan selanjutnya. Hal ini dijelaskan oleh Guru
Buddha dalam Parikuppa Sutta; Anguttara Nikaya 5.129.
Contoh: Devadatta yang telah melukai kaki Guru Buddha dan memecah-belah Sangha,
dilahirkan kembali di alam neraka avici. Dan Raja Ajatasattu yang telah membunuh ayahnya
(Raja Bimbisara) tidak dapat meraih kesucian Sotapana (tingkat kesucian pertama) karena
kekuatan besar dari Akusala Garuka Kamma.

b). Kusala Garuka Kamma adalah Perbuatan Baik yang berat. Yang disebut Kusala Garuka
Kamma adalah hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana (meditasi ketenangan batin)
sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8, akibatnyapun lebih
cepat daripada tingkatan batin yang lainnya. Akibat dari melakukan Kusala Garuka Kamma
adalah tumimbal-lahir di alam Brahma.
Kamma jenis ini juga bisa terjadi untuk mereka yang telah melatih meditasi
pengembangan kesadaran sehingga mencapai kebijaksanaan atau mencapai Nibbana. Dengan
tercapainya Nibbana, maka ia sudah tidak akan terlahir kembali di alam manapun juga setelah
ia meninggal di kehidupan ini.
Akusala Garuka Kamma, bila tidak ada waktu menimbulkan hasil, tetapi mempunyai
kesempatan untuk menjadi Upatthambhaka Kamma (Karma membantu). Sebaliknya, Kusala
Garuka Kamma , bila tidak ada waktu menimbulkan hasil, akan menjadi Ahosi Kamma dan
tidak mempunyai kesempatan untuk menjadi Upatthambhaka Kamma (Karma membantu).

2. Asanna Kamma (Karma yang berkesan yang muncul pada saat kematian) Pada saat
seseorang akan meninggal dunia, maka pikirannya akan mengingat perbuatan kusala kamma
(perbuatan baik) dan akusala kamma (perbuatan buruk/jahat) yang dilakukannya. Apabila
tidak ada perbuatan berat ( karma berat ) yang pernah dilakukan selama hidupnya, maka
pikirannya akan mengingat salah satu perbuatan yang paling berkesan dalam hidupnya.
Karma inilah yang akan menentukan keadaan kelahiran seseorang yang akan datang jika tidak
ada kekuatan karma lain yang lebih besar lagi yang menentukan.
Misalnya: Ia teringat kesan baik ketika ia mendengarkan Dhamma atau sering bertemu dengan
para bhikkhu. Apabila ia meninggal pada saat mengingat kesan baik tersebut, ia akan terlahir
di alam bahagia. Sebaliknya kalau ia teringat kesan perbuatan yang tidak baik, maka ia dapat
saja terlahir di alam menderita.
Contoh: Seorang algojo pada saat menjelang ajalnya, ia mengingat pernah memberi sedekah
kepada Y.A. Sariputta. Dengan mengingat hal ini ia terlahir di alam yang bahagia. Namun,
meskipun terlahir di alam bahagia, ia tetap memperoleh dampak buruk dari apa perbuatan
buruk yang pernah ia lakukan.
Ini pula sebabnya seseorang yang akan meninggal dunia dilakukan upacara pembacaan
paritta. Salah satu tujuan upacara ritual ini adalah untuk membantu orang yang akan
meninggal tersebut mengingat berbagai kesan kebajikan yang telah dilakukannya selama
hidup. Dengan demikian, ia akan mempunyai kondisi untuk terlahir di alam bahagia.
3. Acinna Kamma atau Bahula Kamma adalah Karma Kebiasaan, yaitu perbuatan baik dan
jahat yang merupakan kebiasaan bagi seseorang karena sering dilakukan. Kalau di dalam
proses kematian itu tidak ada perbuatan yang berkesan atau tidak sempat berpikir, misalnya
karena ia meninggal dalam keadaan koma atau kecelakaan fatal, maka hal yang menentukan
kelahiran kembalinya adalah perbuatan yang menjadi kebiasaan dalam hidupnya.
Misalnya, orang yang mempunyai kebiasaan bermain musik, apabila pada saat meninggal
dunia ia teringat dengan kebiasaannya itu, maka ia dapat saja terlahir kembali sebagai orang
yang memiliki bakat bermain musik sejak kecil.
Contoh: Cunda seorang penjagal babi, yang hidup disekitar vihara tempat Guru Buddha
berdiam, ia meninggal dengan mendengking seperti babi karena kebiasaannya memotong
babi.

4. Kattata Kamma adalah Karma yang tidak terlalu berat dirasakan akibatnya. Karma ini yang
paling lemah di antara semua karma. Karma ini merupakan perbuatan baik (kusala kamma)
dan perbuatan jahat (akusala kamma) yang pemah dibuat dalam kehidupan lampau dan
kehidupan sekarang ini yang hampir tidak didorong oleh kehendak. Karma ini berproses
apabila ketiga kamma diatas tidak pernah dilakukan.
Misalnya: Pada satu saat, seseorang pernah melihat dan menyingkirkan paku agar tidak
ada orang lain yang terluka karenanya, apabila kamma sederhana yang membahagiakan ini
timbul di saat kematian, ia dapat pula terlahir di alam bahagia.
5. Mengapa umat Buddha meyakini adanya Hukum Kelahiran Kembali / Tumimbal Lahir
dan apa sesungguhnya yang dilahirkan kembali ?
Ajaran Kelahiran Kembali dalam agama Budhha membuktikan adanya kehidupan
makhluk yang berulang-ulang. Bukti adanya kelahiran ulang dalam banyak kasus didasarkan
pada ingatan spontan seseorang akan kehidupan masa lampaunya, baik masa kecil maupun
dewasa, yang terus-terusan bermunculan. Baik di alam sadar maupun bawah sadarnya. Dalam
kelahiran kembali juga terdapat ajaran karma baik dan karma buruk, yang bisa menciptakan
perubahan perilaku manusia, baik yang atheis maupun yang beragama untuk tetap selalu
mengingat sesudah reinkarnasi terdapat karma baik dan karma buruk yang akan dijalani di
kehidupan selanjutnya. Yang sesungguhnya dilahirkan kembali adalah jasmani dan batin yang
lama mengalami pelapukan, kehancuran (cuticitta) dan kemudian muncul jasmani dan batin
baru yang timbul akibat adanya kekuatan kamma (perbuatan). Jadi disini jasmani dan batin /
”jiwa” tidak kekal.

Anda mungkin juga menyukai