Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

Konjungtivitis Bakterial Akut Okuli Dextra et Sinistra

Disusun oleh:

Farizal Arief

1102014095

Pembimbing :

dr. Dicky Hilarius Kambey, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

RSUD KABUPATEN BEKASI

Periode 29 Juli – 31 Agustus 2019


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan
para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena atas rahmat dan ridha-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Laporan kasus yang berjudul “Konjungtivitis Bakteri Akut Oculi Dextra
et Sinistra”. Penulisan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam menempuh
kepanitraan klinik di bagian departemen ilmu mata di RSUD Kabupaten Bekasi.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan kasus ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan banyak pihak. Perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu, terutama kepada dr. Hilarius Kambey,
Sp.M yang telah memberikan arahan serta bimbingan ditengah kesibukan dan padatnya aktivitas
beliau.
Penulis menyadari penulisan presentasi kasus ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan ilmu yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan penulisan presentasi kasus ini. Akhir kata penulis berharap penulisan
presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Cibitung, 23 Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1

BAB II STATUS PASIEN .............................................................................................................2

2.1 Identitas ..........................................................................................................................2

2.2 Anamnesis ......................................................................................................................2


2.3 Pemeriksaan ...................................................................................................................3
2.4 Resume...........................................................................................................................5
2.5 Rencana Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................6
2.6 Diagnosa Kerja...............................................................................................................6
2.7 Rencana Penatalaksanaan ..............................................................................................6
2.8 Prognosis ........................................................................................................................7
BAB III ANALISA KASUS ..........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Permukaan anterior sklera dan permukaan posterior kelopak mata dibungkus oleh membran
mukosa transparan dan tipis yang disebut konjungtiva. Karena lokasinya, konjungtiva sering
terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor – faktor lingkungan lain yang mengganggu.
Keadaan ini dapat menyebabkan radang konjungtiva atau konjungtivitis.1

Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian
dalam kelopak mata. Peradangan pada konjungtiva juga menyebabkan perubahan warna
kemerahan pada mata, nyeri, bengkak, serta gangguan fungsi normal konjungtiva. Konjungtivitis
dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak
lensa.1,2

Konjungtivitis merupakan salah satu penyakit mata yang dapat dijumpai di seluruh dunia, pada
berbagai ras, usia, jenis kelamin, dan strata sosial serta dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan sumber infeksi. Meski tidak terdapat data akurat mengenai insidensi konjungtivitis,
penyakit ini diperkirakan sebagai salah satu penyakit mata yang paling umum dan sering dijumpai
di masyarakat. 3 Beberapa tipe konjungtivitis dan penyebabnya antara lain adalah bakteri, klamidia,
virus, alergi, jamur, penyebab yang berkaitan dengan penyakit sistemik. Paling sering ditemukan
di masyarakat adalah konjungtivitis yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis, kebanyakan strain
adenovirus manusia, herpes simplex virus tipe 1 and 2, and dua picornaviruses. Dua agen yang
ditularkan secara seksual yang dapat menyebabkan konjungtivitis adalah Chlamydia trachomatis
and Neisseria gonorrhoeae.1

Konjungtivitas akibat bakteri adalah jenis konjungtivitis yang paling sering terjadi
dibandingkan konjungtivitis akibat virus, alergi, dan penyebab lain. Sekitar 2% dari seluruh
kunjungan ke dokter adalah untuk pemeriksaan mata dengan 54% nya adalah konjungtivitis atau
abrasi kornea. Untuk konjuntivitis yang infeksius, 42% sampai 80% adalah bakterial, 3%
chlamydial, dan 13% sampai 70% adalah viral. Konjungtivitis viral menggambarkan hingga 50%
dari seluruh konjungtivitis akut di poli umum. 4

1
BAB II
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp. Kali Baru, Tambun Selatan
Tanggal pemeriksaan : 5 Agustus 2019

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 5 Agustus 2019, pukul 11.00 WIB di Poli Mata, RSUD
Cibitung Kab. Bekasi
A. Keluhan Utama
Mata kanan dan kiri merah
B. Keluhan Tambahan
Mata berair, lengket, nyeri, dan ada rasa mengganjal sejak 1 minggu SMRS
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien berobat ke poliklinik Mata RSUD Kabuaten Bekasi dengan keluhan kedua
mata merah sejak 1 minggu SMRS. Mata kiri dirasakan keluhan merah lebih dahulu
dibandingkan mata kanan. Pada mata kiri terdapat keluhan sejak 1 minggu yang lalu
kemudian pada mata kanan sejak 3 hari yang lalu. Terdapat riwayat menggosok gosok mata
dengan tangan. Keluhan disertai dengan mata berair terus menerus dengan sekret kental
bewarna kuning. Saat bangun tidur, matanya sulit dibuka karena ada cairan yang lengket
di kelopak matanya. Keluhan nyeri, gatal, kelopak mata bengkak dan terdapat rasa
mengganjal seperti terasa berpasir juga dialami pasien. Pasien sebelumnya sudah berobat
ke dokter umum dan sudah diberikan obat tetes mata namun tidak membaik. Keluhan silau
pada siang hari dan adanya benjolan pada mata disangkal oleh pasien. Tidak ada keluhan
pandangan berawan, selaput yang menutupi mata, bayangan disekitar lampu. Pasien

2
sebelumnya belum pernah menggunakan kacamata dan keluhan pada pasien tidak
menggagu penglihatan.
Tidak ada keluhan demam, rasa tidak enak badan atau kesulitan dalam
menggerakkan bola mata. Tidak ada keluhan nyeri kepala dan nyeri pada mata yang hebat,
mual muntah, atau melihat lingkaran cahaya bewarna (pelangi) saat melihat benda benda
tertentu. Tidak ada riwayat mata kering, benjolan pada kelopak mata, operasi/tindakan
pada mata, riwayat trauma benda tajam maupun tumpul sebelum timbul keluhan.

D. Riwayat Penyakit Dahulu


 Riwayat DM (-)
 Riwayat HT (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat Penyakit Kulit (-)
 Riwayat Trauma (-)

E. Riwayat Penyakit Keluarga


 Riwayat menderita penyakit yang sama dalam keluarga (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat HT (-)
 Riwayat alergi (-)

III. PEMERIKSAAN
A. Status Generalisata
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Dalam batas normal

3
IV. Status Ophtalmologi

OD OS

OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)


20/30 Visus 20/30
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Ortoforia Kedudukan Bola Mata Ortoforia
Gerak bola mata normal Bulbus okuli Gerak bola mata normal,
Enoftalmus (-) Enoftalmus (-),
Eksoftalmus (-) Eksoftalmus (-),
Strabismus (-) Strabismus (-)
Edema (+) Palpebra Edema (+)
Pseudoptosis (+) Pseudoptosis (+)
Hiperemis(-) Hiperemis(-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Blefarospasme (-) Blefarospasme (-)
Lagoftalmus (-) Lagoftalmus (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Edema (+) Konjungtiva Edema (+),
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Hiperemis (+), Folikel (-), Konjungtiva Palpebralis Hiperemis (+), Folikel (-),
Papil (-), Cobblestone (-) Papil (-), Cobblestone (-)
Merah Sklera Merah

4
Selaput segitiga dengan Kornea Selaput segitiga dengan
ujung di limbus (-) ujung di limbus (-)
Oedem (-) Oedem (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Sikatriks (-) Sikatriks (-)
Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Jernih Camera Oculi Anterior Jernih
Kedalaman cukup (COA) Kedalaman cukup
Hipopion (-) Hipopion (-)
Hifema (-) Hifema (-)
Kripta(-) Iris Kripta(-)
Edema(-) Edema(-)
Synekia (-) Synekia (-)
Bulat, diameter 3mm, Pupil Bulat, diameter 3mm,
letak sentral, refleks pupil letak sentral, refleks pupil
L/TL (+/+) L/TL (+/+)
Jernih Lensa Jernih
(-) Shadow test (-)
Tidak dilakukan Vitreous Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Retina Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Fundus Refleks Tidak dilakukan


Normal TIO (palpasi) Normal
Epifora (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-)
Lakrimasi(-) Lakrimasi(-)

V. RESUME
Subyektif
Pasien perempuan dengan usia 50 tahun datang dengan keluhan kedua mata merah sejak
1 minggu SMRS. Keluhan disertai dengan mata berair dengan sekret kental bewarna kuning
dan terdapat rasa mengganjal. Keluhan nyeri, gatal dan kelopak mata bengkak juga dialami
pasien. Saat bangun tidur, matanya sulit dibuka karena ada cairan yang lengket di kelopak
matanya.
Tidak ada keluhan pandangan berawan, selaput yang menutupi mata, bayangan disekitar
lampu. Pasien sebelumnya belum pernah menggunakan kacamata dan tiadak ada gangguan
penglihatan. Tidak ada keluhan demam, rasa tidak enak badan atau kesulitan dalam
menggerakkan bola mata. Tidak ada keluhan nyeri kepala dan nyeri pada mata yang hebat,

5
mual muntah, atau melihat lingkaran cahaya bewarna (pelangi) saat melihat benda benda
tertentu. Tidak ada riwayat mata kering, benjolan pada kelopak mata, operasi/tindakan pada
mata, riwayat trauma benda tajam maupun tumpul sebelum timbul keluhan.

Obyektif
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
2/30 Visus 2/30
Edema (+) Palpebra Edema (+)
Pseudoptosis (+) Pseudoptosis (+)
Edema (+) Konjungtiva Edema (+)
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Hiperemis (+), Folikel (-), Konjungtiva Palpebralis Hiperemis (+), Folikel (-),
Papil (-), Cobblestone (-) Papil (-), Cobblestone (-)

VI. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan pewarnaan apusan dengan sediaan sekret cairan mata

VII. DIAGNOSA KERJA


Konjungtivitis bakterial akut ODS

VIII. RENCANA PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa:

Terapi topikal :

- Antibiotik dan antiinflamasi topikal


o Tetes mata Cendo Xitrol® 4 tetes per hari
 Deksametason 1 mg/mL
 Neomisin Sulfat 3,5 mg/mL
 PolimiksinB Sulfat 10.000 IU/mL
- Kompres dingin 3 - 4 kali sehari selama 10 - 15 menit tiap kalinya. Lakukan
dengan mata tertutup.

6
2. Edukasi Pasien
- Menjelaskan cara pemakaian obat dan pentingnya menggunakan obat dengan
teratur dan sesuai petunjuk.
- Menjelaskan pentingnya menjaga higienitas kedua mata 
 Dilarang menggosok mata dengan tangan
 Segera cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan mata, terutama
sebelum dan sesudah membersihkan mata dan memakai obat.
IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Functionam : dubia Ad Bonam
Ad Sanactionam : dubia Ad Bonam

7
BAB IV
ANALISA KASUS

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki keluhan utama yaitu kedua mata merah
dan gatal. Keluhan ini dirasakan 1 minggu sebelum pasien datang ke poliklinik mata RSUD Kab.
Bekasi. Visus pasien normal dan tidak terganggu. Kedua mata pasien juga berair dengan sekret
kental bewarna kuning dan terdapat rasa mengganjal. Keluhan nyeri, gatal dan kelopak mata
bengkak juga dialami pasien. Saat bangun tidur, matanya sulit dibuka karena ada cairan yang
lengket di kelopak matanya.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tidak adanya penurunan visus, adanya edem pada palpebra
kanan-kiri, hiperemis dan udem pada konjungtiva tarsalis kanan-kiri, adanya injeksi konjungtiva
pada konjungtiva bulbi pada mata kanan-kiri. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat
dikatakan bahwa diagnosis kerja pada pasien ini adalah konjungtivitis bakterial akut ODS.

Diagnosis kerja ini dapat dibuktikan dengan gejala klinis konjungtivitis karena infeksi bakteri
yaitu mata merah, visus normal, produksi sekret bewarna kekuningan yang lebih banyak di pagi
hari saat bangun tidur, adanya injeksi konjungtivitis yang membuat mata terlihat merah dan gatal
yang tidak terlalu parah, pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya folikel atau papil pada
palpebral.2

Hiperemia konjungtiva pada konjungtivitis bakteri lebih berat. Hiperemia konjungtiva dapat
terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh darah (dilatasi arteri yang memperdarahi
konjungtiva) atau berkurangnya pengeluaran darah seperti pada pembendungan vena
konjungtiva.1,2,6

Eksudasi (sekret) pada konjungtivitis bakteri biasanya mukopurulen sampai purulen, sekret
yang berlebihan ini menyebabkan palpebra saling melengket terutama saat setelah bangun tidur.
Biasanya terdapat krusta kekuningan pada margo palbebra akibat sekret yang mengering.
Sedangkan pada konjungtivitis virus sekretnya serous (watery), konjungtivitis alergi sekretnya
serous sampai mukoid, putih, dan melengket. 2

8
Untuk menegakkan diagnosis pasti, dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
gram dan giemsa. Jika konjungtivitis ini disebabkan virus maka akan ditemukan sel MN yang
banyak pada pemeriksaan giemsa dan jika disebabkan alergi akan ditemukan sel eosinofil
sedangkan jika disebabkan oleh bakteri maka yang akan banyak dijumpai adalah sel-sel
polimorfonuklear.2

Terapi yang diberikan ke pasien ini adalah antibiotik spektrum luas dan artificial tear. Terapi
yang diberikan akan lebih tepat atau spesifik setelah dilakukan pemeriksaan penunjang seperti
kultur sekret, pewarnaan sediaan apus dan pewarnaan gram.5

Diagnosis banding dari kasus ini adalah konjungtivitis karena infeksi virus dan konjungtivitis
karena alergi. Kita dapat menyingkirkan kedua diagnosis banding ini karena pada konjungtivitis
karena virus gejalanya lebih ke arah mata berair, sekret jarang sekali ditemukan, biasanya terdapat
folikel pada palpebra bagian dalam dan umumnya sering disertai adenopati preaurikular.
Sedangkan pada konjungtivitis karena alergi pasien akan lebih mengeluh mata gatal, sekret yang
sedikit, terdapat papil yang besar (cobble stone) pada palpebra bagian dalam.6

Riwayat kontak dengan penderita yang terinfeksi konjungtivitis penting untuk ditanyakan,
karena konjungtivitis akibat infeksi (virus, bakteri) mudah menular. Penularannya dapat melalui
kontak mata-tangan (eye-hand contact), handuk, saputangan, lensa kontak dan kacamata.2,6

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, Deaniel. Ofthalmology Umum. Edisi 14 Cetakan Pertama. Widya Medika Jakarta,
2000. p.39-7.

2. Ilyas, Sidarta. Katarak Juvenil. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3. Jakarta: Balai penerbit FK
UI, 2010. p.94-6.

3. American Academy of Opthalmology. External Disease and Cornea. Section 11. San
Fransisco: MD Association, 2005-2006 [cited 19 August 2019]. Available from:
https://www.aao.org/eye-health/diseases

4. Kemenkes. 2014. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Menteri Kesehatan Indonesia [cited 19 August 2019]. Available from:
http://www.idionline.org/wp-content/uploads/2015/01/Buku-Panduan-Praktik-Klinis-Bagi-
Dokter-di-Fasilitas-Pelayanan-Kesehatan-Primer

5. James B, Chew C, Bron A, Oftalmologi, Edisi Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta


2006. P. 185-7

6. Sitorus. Rita S, dkk. Buku Ajar Oftalmologi Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
2017. pp.413-5

10

Anda mungkin juga menyukai