Anda di halaman 1dari 2

Sabtu yang cerah itu, aku masih ingat bagaimana pertama kali reaksimu bertemu denganku.

Aku masih ingat bagaimana penampakan rambutmu, aku masih ingat baju apa yang kamu pakai, aku
masih ingat sepatu apa yang kamu pakai, dan bahkan aku masih ingat kata pertama apa yang kamu
ucapkan kepadaku.

Aku masih ingat restaurant apa yang kita kunjungi untuk makan siang, aku bahkan masih ingat menu apa
yang aku dan kamu pesan. Aku ingat topik apa yang kita perbincangkan waktu itu. Aku ingat saat dirimu
meledekku dengan sebutan ‘bodoh’ karena aku payah dalam permainan. Aku sama sekali tidak merasa
sakit waktu itu, karena itu terasa sangat lucu juga menyenangkan. Aku ingat pertama kali kamu
menggenggam tanganku. Dan kamu bilang ‘Tanganmu kecil sekali, ya?’ dan aku hanya bisa tersipu malu.

Aku masih ingat saat aku bertatap denganmu disebuah café kopi yang terkenal diseluruh dunia. Aku
sangat suka berbincang denganmu. Aku merasa aku sudah lama sekali mengenal dirimu. Aku merasa aku
ingin menghentikan waktu saat itu. Aku tidak mau waktu berlalu begitu cepat. Tapi aku tidak bisa
menghentikan waktu, memangnya aku siapa?

Jujur aku sangat merasa nyaman ketika aku bersamamu. Jangan tanya aku kenapa, aku pun tidak tau.
Apakah itu yang dinamakan Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama? Mungkin saja, aku merasa sepert itu.

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, bukankah begitu? Seiring jalannya waktu, kamu membuat aku
sangat – sangat nyaman ketika bersamamu. Aku merasa aku sangat jatuh cinta denganmu, saat itu kamu
menyatakan perasaanmu kepadaku. Bahkan kamu memintaku untuk menjadi pacarmu. Iya, kamu
memintaku untuk menjadi pacarmu.

Kau tau? Bagaimana reaksiku? Sangat kaget. Senang. Tapi tidak percaya juga sih, dan kamu mengatakan
semuanya, aku juga mengatakan semuanya, mengatakan apa yang aku rasakan kala itu. Aku berharap
waktu berhenti saat itu.

Tapi saat itu kamu juga menjelaskan bahwa kamu tidak siap dengan segala konseuensinya. Kamu bilang
“Jika kita Bersama, aku pasti akan sakit” aku bertanya “Sakit kenapa?” kamu menjawab “Aku pasti akan
sakit ketika aku mengatakan aku merindukanmu, tapi faktanya aku bahkan tidak bisa menemuimu
karena jarak”. Kamu tau apa yang aku rasakan? Seperti diterpa angin kencang. Aku merasa, kenapa aku
dan kamu harus terpaut jarak? Kenapa tidak adil? Namun aku sadar itu namanya takdir.

Malam itu, kamu memutuskan untuk membicarakan perbincangan ini lagi nanti. Aku mengiyakan. Dan
aku terus menunggu kapan kamu akan membahasnya lagi. Tapi, nyatanya kamu bahkan lupa dengan
perbincangan malam itu. Aku sengaja memancingmu untuk kembali mengingat perbincangan itu, dan
ketika aku sudah berhasil memancingmu untuk mengingat perbincangan malam itu, kamu bilang
kepadaku bahwa kamu ‘Mabuk’ saat itu, Dan aku merasa seperti orang yang sangat bodoh hari itu.

Bagaimana tidak bodoh? Aku merasa kalau aku sangat berharap kepadamu, lucu sekali bukan?

Saat itu aku mulai terbiasa dengan sikapmu yang sangat baik itu kepadaku. Jujur, sudah sangat terbiasa.

Dan saat itu pun tiba. Saat dimana kamu kembali lagi ke negara asalmu. Kamu bilang kamu ingin tetap
terus berhubungan denganku. Aku mengiyakan. Siapa yang tidak mau memiliki hubungan yang panjang?
Aku pikir di dunia ini semua orang ingin memiliki hubungan yang panjang. Dalam hati aku berdoa agar
kamu sampai dengan selamat, aku bahkan tidak bisa tidur saat kamu memberitauku bahwa kamu sudah
berada di Bandara!! Aku tidak bisa tidur, Demi Tuhan! Aku memikirkanmu. Aku juga sangat senang
ketika kamu menghubungiku saat kamu sudah berada di Bandara, kamu memberikanku panggilan
Video. Aku senang bisa melihatmu!! Pada saat itu kamu bilang “Aku Rindu Kamu, aku ingin bertemu
denganmu” Aku hanya mengiyakan seperti biasanya, aku juga bilang kalau aku juga merindukan dan
ingin bertemu dengan dia.

Keesokan harinya aku mendengar kalau kamu sudah sampai di Negaramu. Kamu bahkan memberitauku
bagaimana keadaanmu disana. Aku sangat senang, aku merasa seperti orang paling beruntung di Dunia!

Tapi seiringnya waktu, karena kesibukanmu juga kesibukanku kita jarang mengobrol. Kalau aku boleh
tebak, kita hanya mengobrol 3 kali atau 4 kali dalam satu bulan! Hahaha. Setelah 3 Bulan berlalu, kamu
memberitauku bahwa kamu akan kembali lagi untuk melakukan magang lagi di Negaraku, satu kata yang
terlintas dikepalaku saat itu ‘SENANG’ aku sangat senang mendengar itu. Kamu memberitauku kapan
kamu akan ke Negaraku. Waktu demi waktu aku tunggu. Aku sangat tidak sabar untuk bertemu
denganmu.

Anda mungkin juga menyukai