Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN

ACARA IV : VERTEBRATA I

PHYULUM CHORDATA (PISCES, AMPHBI, REPTIL)

Disusun Oleh :

Farida Amalia Shofiaty (18106080023)

Kelompok 3

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

2020
1. Tujuan
a. Mahasiswa dapat mengenal ciri-ciri penting pisces untuk identifikasi
b. Mahasiswa dapat menentukan kedudukannya dalam klasifikasi
2. Bahan
a. Kelas Pisces
1. Chiloscyllium punctatum
2. Psettodes erumei
3. Himantura sp
4. Rostrelliger canagurta
5. Clarias batrachus
6. Osphronemus goramy
7. Oreochromis niloticus
b. Kelas Amphibi
1. Hylarana calconota
2. Bufo melanostictus
c. Kelas Reptil
1. Chelonia sp 4. Eutropis multifasciata
2. Ptyas korros
3. Gekko gecko
No Gambar Deskripsi Klasifikasi
A. PISCES
1. Chiloscyllium punctatum  Chiloscyllium punctatum , adalah hiu bambu Kingdom : Animalia
di keluarga Hemiscylliidae yang ditemukan
Filum : Chordata
di Pasifik Barat-Indo  dari  Jepang  ke  Australia
utara, antara garis lintang 34 ° N dan 26 ° S , Kelas : Chondrichthyes
hingga kedalaman 85 meter (279
Ordo :Orectolobiformes
kaki). Panjangnya mencapai 1,04 meter. Hiu-hiu
ini dapat dibedakan dengan sirip punggungnya Famili : Hemyscylliidae
yang cekung di bagian belakang. Tidak ada pola
Genus : Chiloscyllium
warna untuk orang dewasa tetapi remaja memiliki
pita melintang gelap dengan beberapa bintik Spesies : Chiloscyllium
hitam. Hiu ini adalah hewan nokturnal dan dapat
punctatum
bertahan hidup di luar air hingga 12 jam. Hiu ini
memiliki barel , yang merupakan organ indera (Sumandinata,1981)
Keterangan : yang terlihat seperti kumis. Oleh karena itu nama
1. Nostril 8. Sirip ekor umum untuk hiu ini adalah "Hiu
Kucing". Meskipun memiliki nama moniker,
2. Mata 9. Sirip punggung mereka bukan anggota keluarga katshark yang
3. Mulut sebenarnya , dan lebih dekat hubungannya
dengan hiu perawat , wobbegong dan hiu paus ,
4. Sirip punggung yang termasuk dalam keluarga Orectolobiformes.
5. Sirip dada Hiu ini hidup di sekitar terumbu karang dan kolam
pasang surut .
6. Sirip perut (Brotowidjoyo, 1995).
7. Sirip anal

2. Psettodas erumei Secara morfologi ikan ini mempunyai bentuk Kingdom : Animalia
badan pipih, kedua mata berada pada salah satu Filum : Chordata
sisi, sedang sisi yang lain tidak ada mata (karena Kelas : Actinopterygii
itulah disebut ikan sebelah) dan sedikit pigmen. Ordo :
Ikan berbadan pipih ini mempunyai kemampuan Pleuronectiformes
untuk menyamarkan tubuhnya dengan lingkungan Family : Psettodidae
sekitar sebagai penyamaran sehingga mangsanya Genus : Psettodas
mudah dikelabui dan ditangkap. Spesies : Psettodas
Psettodes erumei mempunyai panjang maksimum erumei
Keterangan : sekitar 64cm, umumnya panjang ikan ini sekitar (Sumandinata,1981)
1. Mulut 50cm. Beratnya rata-rata 9 gram, pada saat
2. Mata panjang tubuhnya mencapai 37-39 cm ikan ini
3. Sirip punggung memasuki tahap dewasa. Ikan sebelah ini biasanya
4. Linea lateralis memakan hewan-hewan yang hidup di dasar
5. Sirip ekor perairan (demersal) . Habitatnya di daerah yang
6. Sirip anal berpasir atau berlumpur. Biasanya ikan ini hidup
7. Sirip perut di kedalaman 100 meter pada kolom perairan
8. Sirip dada demersal.
(Brotowidjoyo, 1995).

3. Himantura sp Bentuknya pipih, seperti depressed, berwarna Kingdom : Animalia


coklat, memiliki 2 nostril,lateral linenya earna- Filum : Chordata
warni, serta ekor belang-belang. Tidak memiliki Kelas : Chondrichthyes
sisik , terdiri atas tulang rawan, sepaasang sirip Ordo : Rajiformes
dada (pectoral fins) nya melebar dan menyatu Family : Myliobatidae
dengan sisi kiri dan kanan kepalanya, sehingga Genus : Himantura
tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar Spesies : Himantura sp
atau oval. Ikan pari umumnya memiliki ekor yang (Sumandinata,1981)
sangat berkembang (memanjang) menyerupai
cemeti. Ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat
sehingga disebut ‘string rays’. Mata ikan pari
umumnya terletak di kepala bagian samping .
Keterangan : Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal
1. Mulut 6. Sirip perut (terminal mouth).
2. Mata 7. Ekor (Sumandinata, 1981)
3. Celah insang 8. Mata
4. Sirip dada
5. Clasper
4. Rostrelliger canagurta Secara umum ikan kembung lelaki (Rastrelliger Kingdom : Animalia
canagurta) memiliki tubuh seperti cerutu dan Filum : Chordata
ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil dan tidak Kelas : Pisces
lepas. Bentuk tubuh pipih dengan bagian dada Ordo : Percomorphi
lebih besar daripada bagian tubuh yang lain. Ikan Famili : Scombridae
kembung lelaki tidak punya gigi pada bagian Genus : Rastrelliger
tulang langit-langit. Ikan kembung lelaki memiliki Spesies : Rastrelliger
dua buah sirip punggung. Sirip punggung kedua canagurta
dan sirip dubur terdapat 5-6 sirip tambahan yang (Saanin,1968)
disebut finlet. Sirip ekor bercagak dalam, sirip
dada lebar, dan meruncing sedangkan sirip perut
terdiri dari 1 jari-jari lemah. Ikan kembung lelaki
memiliki warna keperakan dan titik gelap
Keterangan : sepanjang punggung. Warna punggung biru
1. Mata kehijau-hijauan. Sirip dorsal berwarna kekuning-
2. Sirip punggung kuningan dengan ujung berwarna hitam. Ikan
3. Sirip punggung bagian belakang kembung jantan memiliki satu noda hitam di
4. Linea lateralis belakang sirip dada. Ikan kembung jantan memilki
5. Sirip ekor 2 baris bulatan hitam di bawah sirip punggung dan
6. Gerigi garis hitam membujur sepanjang badan. Panjang
7. Sirip oral tubuh mencapai 35 cm. (Saanin 1968)
8. Sirip dada
9. Sirip perut
10. Sirip mulut

5. Clarias batrachus Pembahasan Ikan lele (C. batrachus) adalah Kingdom : Animalia
sejenis ikan yang hidup di air tawar.Lele mudah Phyllum : Chordata
dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih Kelas : Pisces
memanjang, serta memiliki "kumis" panjang, yang Ordo : Ostariophysi
mencuat dari sekitar bagian mulutnya.Morfologi Familia : Clariidae
ikan ini adalah tengah badanya mempunyai Genus : Clarias
potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah Species : Clarias
(depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya batrachus
berbentuk pipih kesamping (compressed). (Cambell,2003)
Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu
Keterangan : sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad,
1. Nostril 6. Sirip dada hati, lambung dan anus (Cambell, 2003)
2. Mata 7. Sirip perut
3. Mulut 8. Sirip ekor
4. Sungut 9. Sirip anal
5. Barbel/patil

6. Osphronemus goramy Osphronemus goramy atau disebut ikan gurami Kingdom : Animalia
termasuk dalam ordo Labyrinthici yaitu kelompok Filum : Chordata
ikan yang mampu menghirup oksigen langsung Kelas   : Pisces
dari udara dengan bantuan Labirin. Sub ordo Ordo    : Labyrinthici
Anabantoidei yang berarti pada rongga di atas Famili  : Anabantidae
rongga insang terdapat labirin. Famili Anabantidae Genus   : Osphronemus 
memiliki ciri tubuh gepeng, agak panjang, hidung Spesies : Osphronemus
pendek, mulut kecil, memiliki sirip punggung Goramy
yang berbeda dengan sirip dubur dan sirip dubur (Sumantadinata, 1981).
lebih panjang. Genus Osphronemus yakni
bercirikan garis rusuk lengkap dan tidak putus,
memiliki sirip perut dengan satu jari keras dan
lima jari lemah, permulaan sirip punggung berada
di belakang sirip dada dan sirip punggung lebih
pendek daripada sirip dubur.
Pengamatan pertumbuhan pada ikan gurami
selama ini terdapat indikasi perbedaan
Keterangan :
pertumbuhan antara jantan dan betina . Ciri khas
1. Mulut
morfometri gurami dewasa yaitu memiliki lebar
2. Mata
badan hampir 2 kali panjang kepala atau ¾ kali
3. Sirip punggung
panjang tubuhnya. Bentuk kepalanya tumpul,
4. Linnea lateral
dengan dahi yang agak menonjol. Ikan gurami
5. Sirip ekor
yang sudah dewasa diatas punggungnya terdapat
6. Sirip anal
sirip punggung yang keras dan tajam serta
7. Sirip pelipis
dibawah sirip punggungnya terdapat tulang rusuk
8. Sirip perut
yang bergaris menyilang .
9. Sirip dada
(Sarwono dan Sitanggang, 2007).
Ikan gurami jantan yang sudah dewasa
mempunyai semacam tonjolan pada kepalanya
yang berada diantara bibir atas dan mata,
sedangkan ikan gurami betina tidak memilikinya.
Dasar sirip dada ikan gurami jantan berwarna
keputih-putihan sedangkan pada betinanya
berwarna hitam. Operkulum berwarna kekuning –
kuningan pada ikan gurami jantan dan berwarna
putih kecoklatan pada betina. Ujung sirip ekor
ikan gurami jantan relatif rata sedangkan pada
sirip ekor ikan gurami betina melengkung. Ikan
betina yang sudah matang telurnya dicirikan
dengan perutnya yang membundar dan agak lunak
jika diraba (Sumantadinata, 1981).
7. Oreochromis niloticus Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) Kingdom : Animalia
menurut Saanin (1968), mempunyai ciri-ciri Filum : Chordata
bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, Kelas : Osteichtyes
pada badan dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan Ordo : Percomorphi
garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung Famili : Cichlidae
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila dapat Genus : Oreochromis
hidup diperairan tawar dan mereka menggunakan Spesies : Oreochromis
ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip dada dan niloticus
penutup insang yang keras untuk mendukung (Saanin,1968)
badannya. Nila memiliki lima buah Sirip, yaitu
sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral
fin) sirip perut (ventral fin), sirip 3 anal (anal fin),
dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya
memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai
bagian atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip
dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan sirip
anus yang hanya satu buah berbentuk agak
panjang. Sementara itu, jumlah sirip ekornya
hanya satu buah dengan bentuk bulat. Ikan nila
Keterangan : mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk
1. Mulut 5. Sirip ekor saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan
2. Mata 6. Sirip anal danau.
3. Sirip punggung 7. Sirip dada (Saanin,1968)
4. Linea lateralis 8. Sirip perut
B. AMPHIBI
1. Hylarana calconota Hylarana calconota merupakan kodok yang Kingdom : Animalia
berukuran kecil sampai agak besar, panjang Phylum : Chordata
tubuhnya antara 30-70 mm SVL (snout-to-vent, Class : Amphibia
dari ujung moncong hingga ke anus). Kodok Ordo : Anura
jantan lebih kecil dari yang betinanya. Moncong Familia : Ranidae
meruncing, mata besar menonjol dan tubuh Genus : Rana
umumnya ramping. Kaki panjang dan ramping, Species : Hylarana
dengan selaput renang penuh hingga ke ujung, calconota
kecuali pada ujung jari keempat (jari terpanjang). (Iskandar,1998)
Jari-jari tangan dan kaki dengan ujung yang
melebar serupa cakram. Warna tubuh berubah-
ubah. Dorsal (fase terang) sering berwarna krem
kekuningan, atau kehijauan. Sisi tubuh (lateral)
keputihan, kekuningan atau hijau kekuningan
terang. Pada fase gelap, kebanyakan berwarna
coklat atau coklat gelap berbintik-bintik hitam
bulat, 1-2 mm diameter, dengan letak tak
beraturan. Terdapat sepasang lipatan dorsolateral
Keterangan
yang agak samar di punggung. Ventral (sisi bawah
1. Mata 10. Kaki depan
tubuh) putih telur berbintik atau bernoda
2. Nostril 11. Kaki belakang
kecoklatan, terutama di sekitar dagu. Kulit ventral
3. Membran timpani
halus licin, sedangkan kulit dorsal berbintil-bintil
4. Digiti/jari
halus.
5. Radius – ulna
Bibir atas perak kekuningan, dilanjutkan dengan
6. Humerus
satu atau beberapa bintik perak hingga di atas
7. Fibula-fibula
lengan. Pipi dengan warna coklat gelap, yang
8. Kloaka
makin muda ke belakang; timpanum coklat muda.
9. Femur
Kaki sering dengan warna kemerahan pada sisi
bawah, sekitar persendian, dan pada selaput
renang. Aktif terutama di malam hari, kodok ini
sering didapati di sekitar kolam, selokan, saluran
air atau sungai kecil

(Iskandar,1998)

2. Bufo melanostictus Bufo melanostictus mempunyai bagian-bagian Kingdom : Animalia


kepala yaitu: rostral, preorbital, supraorbital, Phylum : Chordata
postorbital dan orbito-timpani yang pendek. Ruang Class : Amphibia
interorbital lebih luas dari bagian atas kelopak Ordo : Anura
mata, tympanum sangat berbeda, setidaknya dua Familia : Bufonidae
pertiga diameter mata.Kodok berukuran sedang, Genus : Bufo
yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil Species : Bufo
kasar. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol melanostictus
yang bersambungan, mulai dari atas moncong; (Djuhanda, 1980)
11 melewati atas, depan dan belakang mata; hingga di
atas timpanum (gendang telinga). Gigir ini
biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar
parotoid (kelenjar racun) yang besar panjang
Keterangan : terdapat di atas tengkuk. Jari kaki dengan
1. Mulut 11. Digiti/jari tuberkulum subarticular tunggal, elipticle parotis
2. Mata dengan coklat gelap concretions branching
3. Nostril tersebar; kulit sangat tuberculated pada panggul,
4. Timpani tuberkel biasanya berujung dengan duri coklat
5. Kelenjar parotid gelap, tuberkel metakarpal dan metatarsal yang
6. Bintil tuberkel cornified dengan coklat tua. Punggung berwarna
7. Femur cokelat muda. Habitatnya didaerah sekitar hunian
8. Kloaka manusia.
9. Humerus (Djuhanda, 1980)
10. Radius-ulna
C. REPTIL
1. Chelonia sp Chelonia sp atau sering disebut penyu Kingdom : Animalia
merupakan binatang carnivora (pemakan daging), Phylum  : Chordata
di habitat aslinya (laut) penyu suka makan ubur- Class       : Reptilia
ubur dan ikan kecil, Beberapa penyu makan Ordo        : Testudinata
rumput laut. Family     : Cheloniidae
Penyu ini terdiri atas kepala, leher, Spesies    : Chelonia Sp.
cangkang, kaki yang digunakan untuk melakukan (Mukayat,1989)
renang didalam air.penyu dikatakan binatang
purbakala karena penyu dari jutaan tahun yang
lalu hingga sampai sekarang penyu masih
hidup.penyu ini sangat unik sekali yang menjaga
keseimbangan ekosistem yang berada didalam
laut.diperkirakan sekitar 260 spesies kura dari 12 –
14 suku yang masih hidup di bagian dunia. Penyu
bernafas dengan paru – paru. Mereka hidup dilaut
lepas dan kepermukaan air untuk bernafas dan
mencari makanan, selain itu penyu betina menuju
kedarat untuk melepaskan telurnya didarat.
Habitat penyu yaitu di air dan di darat,
kebanyakan berada di air karena selalu
menghabiskan waktunya di air laut baik mencari
makanan dan lain – lain,penyu sewaktu – waktu
muncul kepermukaan darat yaitu untuk melakukan
Keterangan :
pernafasan dan bertelur. Penyu telah mengalami
1. Plastron
beberapa adaptasi untuk dapat hidup di air laut
2. Kaki depan
diantaranya yaitu dengan adanya tangan dan kaki
3. Mulut
yang berbentuk seperti sirip dan bentuk tubuh
4. Nostril
yang lebih ramping untuk memudahkan mereka
5. Mata
berenang di air. Penyu laut juga mempunyai
6. Carapace
kemampuan untuk mengeluarkan garam-garam air
7. Ekor
laut yang ikut tertelan bersama makanan yang ikut
8. Kaki belakang
ditelan. (Mukayat,1989)
9.
g = Gular
h = Humelar
p = Pektoral
ab = Abdominal
f = Femoral
an = Anal
V = Vertebral
Co = Costal
m = Marginal
N = Nukhal
s = Supracaudal

2. Ptyas korros Ptyas korros atau sering disebut ular jali memiliki Kingdom : Animalia
panjang tubuh ular jali mencapai 2.5 meter. Tubuh Filum : Chordata
bagian atas berwarna abu-abu, perak, atau Kelas : Reptilia
kecokelatan, sedangkan sisi badan bagian bawah Ordo : Squamata
berwarna kekuningan. Bagian ekornya berwarna Famili : Colubridae
zaitun dengan tepian sisik berwarna kehitaman. Genus : Ptyas
Bagian bawah tubuhnya berwarna kuning pucat. Spesies : Ptyas
Pada ular yang masih muda, terdapat belang- korros
belang atau bintik-bintik berwarna keputihan di (Schlegel, 1837)
tubuhnya. Belang atau bintik putih tersebut
memudar seiring dengan bertambahnya usianya.
Habitat ular jali adalah hutan dan daerah pertanian
dataran rendah hingga ketinggian 3000 meter
DPL. Aktif pada siang hari dan biasanya berkelana
di tanah, tetapi juga mampu memanjat pohon. Ular
jali juga sering ditemukan berkeliaran di
pemukiman penduduk, dimanapun ular ini dapat
menemukan tikus sebagai makanan utamanya.
Keterangan :
Selain tikus, ular ini diketahui juga memangsa
1. Kulit
kadal, katak, dan burung. Ular jali juga merupakan
2. Mulut
mangsa kesukaan ular lain, biawak, dan burung
3. Kepala
pemangsa. Ular ini dapat bersikap agresif apabila
4. Badan
diprovokasi. Walaupun begitu, ular ini biasanya
5. Nostril
lebih memilih menghindari kontak dengan
6. Mata
manusia. Ular jali berkembangbiak dengan
bertelur. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 4
sampai 12 butir. Anak ular yang baru menetas
berukuran panjang sekitar 36 sampai 38 cm.
(Jasin,1989)

3. Gekko gecko Tokek (Gekko gecko) atau biasanya di sebut Kingdom :    Animalia


sebagai cicak besar merupakan bagian dari kelas Filum      :    Chordata
reptilia yang dari struktur morfologinya terbagi Kelas       :    Reptilia
atas bagian kepala (Chepal), badan (Truncus) dan Ordo        : Squamata
ekor (Caudal). Dari pengamatan secara morfologi Famili       : Gekkonidae
yang dilakukan pada tokek terdapat bagian mulut. Genus      :    Gekko
Mata pada tokek sudah berkelopak sehingga, Spesies     :    Gekko
terdapat membran tymphani yang dapat digunakan gecko
untuk pendengaran yang sangat akurat. Brancium,
(Mukayat, 1989)
antebrancium dan digity yang merupakan anggota
gerak bagian anterior. Femur, crus dan digity yang
merupakan organ bagian posterior juga memiliki
Keterangan :
fungsi yang sama yaitu sebagai alat pergerakan
1. Nostril 10. Mulut
pada tokek dan dari bagian alat gerak ini terdapat
2. Mata
alat perekat yang di sebut scansor. Scansor ini
3. Bintil tuberkel
yang membuat tokek dapat menempel pada segala
4. Femur
bidang baik kasar maupun halus. Kuku pada
5. Crus
bagian digiti atau kaki tokek dapat juga digunakan
6. Ekor
ketika sedang menaiki pepohonan.
7. Tarsal
(Jasin,1989)
8. Antebrachium
9. Branchium
4. Eutropis multifasciata Kadal jenis ini sering ditemukan di daerah terbuka Kingdom : Animalia
dari sinar matahari dan habitatnya juga meluas Phylum : Chordata
sampai pemukiman manusia (Ibrahim et al., 2012). Class : Reptilia
Morfologi tubuh kadal dibagi menjadi tiga bagian, Ordo : Squamata
yaitu caput (kepala), truncus (badan), cauda Famili : Scincidae
(ekor), dan mempunyai kaki depan (extremitas Genus : Eutropis
anterior) serta kaki belakang (extremitas Spesies: Eutropis
posterior). Mata, rongga mulut, lubang hidung, multifasciata
telinga terdapat pada kepala, mata pada kadal (Radiopoetro,1977)
1. Mulut
mempunyai kelopak mata serta mempunyai
2. Nostril
selaput nictitans (selaput tidur). Badan kadal
3. Mata
bentuknya bulat memanjang, pada daerah perut
4. Branchium
berwarna putih kekuning-kuningan dan daerah
5. Digiti/jari
punggung berwarna coklat. Warna ini tergantung
6. Antebranchium
dari umur, jenis kelamin, keadaan lingkungan dan
7. Crus
keadaan fisiologis tubuhnya. Ekor kadal
8. Femur
bentuknya bulat panjang meruncing keujungnya
9. Ekor
dan mudah putus (Radiopoetro, 1977).
Sistem pencernaan kadal dibangun oleh kelenjar
racun dari kelenjar saliva. Modifikasi racun saliva
terdapat 2 perbedaan racun, tergantung pada jenis
kadal (Moment, 1967). Sistem pencernaan kadal
meliputi cavum oris, pharynx, oesophagus,
gastrum, intestine, dan cloaca. Cavum oris
dilanjutkan ke pharynx, oesophagus, dan lambung
(gastrum). Lambung kemudian dilanjutkan menuju
usus (intestine), rectum, dan cloaca. Cloaca
merupakan muara tiga saluranyaitu tempat
mengeluarkan sisa pencernaan, sekret, dan untuk
reproduksi (Brotowidjoyo, 1995).
Paru-paru sudah berkembang baik dan ukurannya
cukup besar. Bagian sirkulasi berupa jantung yang
dibungkus membrane transparan (pericardium)
dan dibatasi oleh endocardium. Sistem respirasi
terdiri dari struktur yang terletak diantara nostril
dan paru-paru yaitu glottis danlaring
(Storer&Usinger, 1957).
Sistem urogenitalia kadal terdiri dari sepasang
ginjal, dari ginjal keluar ureter yang bermuara di
cloaca. Pada pangkal ureter terdapat vesica
urinaria. Organ urogenitalia jantan terdiri atas
sepasang testis, epididymis, vas defferens, dan
sepasang hemipenis. (Jasin, 1989).
Warna sisik pada tubuhnya tergantung dari umur,
jenis kelamin, dan keadaan fisiologis tubuhnya.
Kadal jantan memiliki kepala yang besar dari
kepala betina. (Brotowidjoyo, 1995)
DAFTAR PUSTAKA

Baskoro. M. S, Ronny. I.W, dan Arief Effendy. 2004. Migrasi dan Distribusi Ikan. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Brotowidjoyo, M. D. 1995. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.


Campbell Neil, B. Reece Jane, G. Mitchell Lawrence. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta: Erlangga

Djuhanda, T. 1980. Anatomi dari Empat Species Hewan Vertebrata. Bandung: Armico.

Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI, Bogor.

Jasin, Maskoeri. Zoologi Dasar. Jakarta: Sinar Wijaya, 1999.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas. Jakarta: Sinar Wijaya.

Mukayat,Djarubito . 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Radiopoetro. 1977. Zoology. Jakarta: Erlangga.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bandung : Binacipta.

Sitanggang, M., dan Sarwono, B. 2007. Budidaya Gurami. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Peliharaan Indonesia. PT Sastra Hudaya. IPB. Bogor.

Schlegel, H. 1837. Essai sur la physionomie des serpens. Partie Général . Schonekat. Amsterdam.

Anda mungkin juga menyukai