Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

Kanker Payudara
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Maternitas II
Dosen pengampu: Dr. Diana S, M. Kep., Sp. Mat

Disusun Oleh : Kelompok 13


Semester 4-A
1. Dewi Putri Pratiwi (173210006)
2. Prisca Kartika Y (173210032)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami nikmat sehat jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini . Dalam Makalah ini berisikan tentang “Kanker Payudara”, kami
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi  pembaca dan khususnya bagi penulis.

Jombang, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kanker Payudara ...........................................................
B. Etiologi.............................................................................................
C. Patofisiologi.................................................................................... .
D. Gejala Klinis.....................................................................................
E. Faktor Penyebab Terjadi Kanker .....................................................
F. Pengobatan Kanker............................................................................
G. Strategi Pencegahan..........................................................................
H. Pemeriksaan Payudara Sendiri..........................................................
I. Asuhan Keperawatan.........................................................................

BAB III PENUTUP


A. Simpulan.........................................................................................
B. Saran dan Kritik...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dari

mekanisme normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,cepat dan

tidak terkendali.Selain itu kanker paudara didefinisikan sebagai suatu penyakit

neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchymadan juga jenis kanker yang paling

umum diderita kaum wanita.

B.     Rumusan Masalah

1.     Pengertian Kanker Payudara

2.     Etiologi

3. Patofisiologi

4.     Gejala Klinis Kanker Payudara

5.     Faktor Penyebab Kanker Payudara

6.     Pengobatan Kanker Payudara

7.     Pencegahan Kanker Payudara


8. Penatalaksanaan

9.     Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

C.    Tujuan

 Makalah ini dibuat sebagai pedoman dalam pembelajaran  dan diharapkan

mahasisiwi mengetahui  apa itu Kanker Payudara,Patofisiologi,Gejala Klinis,Faktor

Penyebab,Pengobatan,Pencegahan,dan Pemeriksaan Payudraa Sendiri (SADARI ).


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kanker Payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dari
mekanisme normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,cepat dan
tidak terkendali.Selain itu kanker paudara didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchymadan dan juga  kanker payudara ini
yang paling umum diderita kaum wanita. Kanker merupakan buah dari perubahan sel
yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah
sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker.
Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas,
sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan
gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel
tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun
yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-
sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang
akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini
disebut metastasis.
Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak
diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian.
Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang
penderitanya. Kedanasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal
isekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker ajan tumbuh pesat sekali, sehingga
payudara penderita akan membesar tidak seprti biasanya.
Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker juga memproduksi racun
dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu
akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang
tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali
terjadi pendarahan
Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua
setelah kanker mulut rahim.
B. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :

1. Tinggi melebihi 170 cm


Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara
karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya
perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke
arah sel ganas.
2. Masa reproduksi yang relatif panjang.
a. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
b. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
3. Wanita yang belum mempunyai anak
Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen relatif lebih lama dibandingkan
wanita yang sudah punya anak.
4. Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui
5. Wanita gemuk
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula
6. Preparat hormon estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
7. Faktor genetik
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita
yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
           
C.     Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
a.       Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang memicu sel
menjadi ganas.Perubahan dalam bahan genetic sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen yang bisa berupa bahan kimia,virus,radiasi (penyinaran) atau sinar
matahari.Tetapi tidak semua sel mempunyai kepekaan yang sama terhadap suatu
karsinogen.kelainan genetic sel atau bahan lainnya yang disebut promotor yang
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik
menahun pun bisa menyebabkan sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu
keganasan.
b.      Fase promosi
Pada tahap promosi suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh
promosi.Karena itu diperlukan beberapa factor untuk tertajidanya keganasan (gabungan
dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
c.       Fase metastatis
Metastatis menuju ketulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker
payudara,beberapa diantaranya disertai komplikasi lainseperti simtoma
hiperkalsemia,patologikal fractures atau spinal cord compression.Metastatis demikian
bersifat oestiolotik yang berarti bahwa oesteoklas hasil induksi sel kanker merupakan
mediator osteolisis dan mempengaruhi diferensial dan aktifitas osteoblas serta osteoklas
lain hingga meningkatkan resorpsi tulang.
D.     Gejala Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa :
a. Benjolan pada payudara
Umumnya berapa benjolan payudara yang tidak nyeri pada payudara.Benjolan itu mula-
mula kecil,semakin lama akan semakin besar,lalu melekat pada kulit payudara atau pada
putting susu.
b.  Erosi atau eksema putting susu
Kulit atau  putting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),berwarna merah muda
atau kecoklat-coklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit
jeruk ,mengkerut,atau timbul borok (ulkus)pada payudara .Borok itu semakin lama akan
semakin besar dan mendalam  sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara ,sering
berbau busuk dan mudah berdarah.Ciri lain nya antara lain :
1. Perdarahan pada putting susu
2. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,sudah
timbul borok,atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
3. Kemudian timbul  pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,bengkak (edema) pada
lengan dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.Kanker payudara lanjut sangat mudah
dikenali dengan mengetahui criteria operbilitas heagensen sebagai berikut : terdapat
edema luas pada kulit payudara,adanya nodul pada kulit payudara,kanker payudara jenis
karsinimatosa,terdapat nodul supraklavikula,adanya edema lengan,adanya metastase
jauh,serta terdapat dua dari tanda-tanda local adcanced,yaitu ulserasi kulit edema kulit
kulit terfiksasi pada dinding toraks,kelenjar getah beningaksila berdiameter lebih 2,5cm
dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.
4. Keluarnya cairan
Keluarnya cairan (nipple discharge) adalah keluarnya cairan dari putting susu secara
spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada
wanita yang hamil,menyusui dan pemakai pil kontrasepsi.
Seorang wanita harus waspada apabila dari putting susu keluar caira berdarah cairan
encer dengan awarna merah atau coklat,keluar sendiri tanpa harus memijit putting
susu,berlangsung terus menerus,hanya pada satu payudara (unilateral) dan cairan selain
air susu.

Klasifikasi kanker payudara


1. Tumor primer (T)
a. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
b. To : Tidak terbukti adanya tumor primer
c. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
d. T1 : Tumor < 2 cm
T1a : Tumor < 0,5 cm
T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
T1c : Tumor 1 – 2 cm
e. T2 : Tumor 2 – 5 cm
f. T3 : Tumor diatas 5 cm
g. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding
thorax atau kulit.
T4a : Melekat pada dinding dada
T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
T4c : T4a dan T4b
T4d : Mastitis karsinomatosis

2. Nodus limfe regional (N)


a. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
b. N0 : Tidak teraba kelenjar axila
c. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu
sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

3. Metastas jauh (M)


a. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
b. M0 : Tidak ada metastase jauh
c. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Stadium kanker payudara :


1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN)
atau penyebaran luas.
2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada
penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor
lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN.
semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN
supraklavikular.
6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.
E.     Faktor penyebab terjadinya kanker payudara :
1.      Factor resiko
a.       Factor reproduksi
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara
adalah nuliparitas,menarche pada umur muda,menopause pada umur lebih tua dan
kehamilan pertama pada umur tua.Resiko utama kanker payudara adalah bertambanhya
umur.Diperkirakan periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan window of initation perkembangan kanker payudara.Secara
anatomi dan fungsional payudara akan mengalami autrofi dengan bertanbahanya
umur.Kurang dari 25% kanker  payudara terjadi pada masa sebelum menopause
ssehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadi perubahan klinis.
b.      Penggunaan hormone
Hormone estrogen berhubungan terjadinya kanker payudara.Suatu analisis menyatakan
bahwa walaupun tidak terdapat resiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi
oral,wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai resiko
tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.Sel –sel yang sensitive
terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau
menjadi ganas.
c.       Penyakit fibrokistik
Pada wanita dengan adenosis,fibroadenoma,dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko
terjadi kanker payudara.
Pada hiperplasis dan papiloma resikosedikit meningkat 1 sampai 2 kali.Sedangkan pada
hyperplasia atipik,resiko meningkat hingga 5 kali.
d.      Obesitas
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita paska menopause.Variasi terhadap kanker ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh diet terjadinya keganasan ini.
e.       Radiasi
Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
resiko kanker payudara.
f.       Riwayat keluarga dan factor genetic
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang
akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.Terdapat peningkata resiko
keganasan pada wanita yang keluargannya mmenderita kanker payudara.Pada studi
genetic ditemukan bahwa kanker payudara brhubungan dengan gen tertentu.Apabila
terdapat BRCA 1 yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,probalitas untuk
terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% ppada umur
70 yahun.Faktor usia sangat berpengaruh sekkitar 60% kanker payudara  terjadi di usia
60 tahun.Resiko terbesar usia  75 tahun.
2.      Factor genetic
Kanker payudara dapat terjadi karena adanya beberapa factor genetic yang diturunkan
dari orang tua ke anaknya.Faktor genetic yang diamksud adalah adanya mutasi pada
beberapa  gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor.
F.     Pengobatan kanker
Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung
pada stadium penyakit :
1.      Masektomi
Masektomi adalah operasi pengangkatan payudara.Ada 3 jenis masektomi :
a. Modified radical mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
,jaringan payudara di tulang dada,tulang selangka,tulang iga,serta benjolan
disekitar ketiak.
b. Total simple mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja
tetapi tidak kelenjar di ketiak.
c.   Radical mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara.Biasanya disebut lumpectomy yaitu pengangkatan hanya pada
jaringan yang mengandung sel kanker saja,bukan seuruh payudara.Operasi
ini direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2cm dan
letaknya di pinggir payudara.
2.      Radiasi
Penyinaran atau radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker
dengan menggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker
yang masih tersisa setelah operasi.Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah,nafsu
makan berkurang,warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam,serta HB dan leukosit
cencerung menurun sebagai akibat radiasi.
3.      Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat anti kanker atau sitokina dalam bentuk cair
atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker melalui
mekanisme kemotaksis.Tidak hanya sel kankerpada payudara tapi juga di seluruh
tubuh.Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual muntah sera rambut
rontokkarena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
G. Strategi Pencegahan
Pada prinsipnya strategi pencegahan dikelompokkan tiga kelompok besar yaitu
pencegahan pada lingkungan pada milestone dan pejamu.Hampir setiap epidiomologi
sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular
adalah promosi kesehatan dan proteksi dini.Begitu pula pada kanker payudara dan
pencegahannya yang dilakukan antara lain :
1.      Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindari diri dari
keterpaparan pada berbagai factor resiko dan melaksanakan pola hidup
sehat.Pencegahan primer juga bisa melalui pemeriksaan sadari (pemeriksaan payudara
sendiri) yang dilakukan secara rutin untuk memperkecil factor  resiko terkena kanker
payudara.

2.      Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara .Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid yang
normal merupakan at risk dari kanker payudara.Pencegahan sekunder dengancara
deteksi dini.Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan .Skrining
melalui mammografi dikalim memiliki akurasi 90 %dari semua penderita kanker
payudara tetapi keterpaparan terus menerus pada
mamografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu factor resiko terjadinya kanker
payudara. Karena itu skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan
beberapa pertimbangan antara lain :
    -Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahundianjurkan melakukan cancer risk.
    -Pada wanita dengan factor resiko mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
usia 50 tahun.
3.      Pencegahan tersier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara.Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan
stadiumnnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.Pencegahan tersier   ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita
serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan
dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan
hidup.Bila kanker telah jauh bermetastatis dialkukan tindakan kemoterapi dengan
sitostatika.Pada stadium tertentu pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik
dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative dengan obat herbal kanker
payudara.
H. Penatalaksanaan
Pengobatan ca mammae yang disepakati ahli-ahli kanker sedunia (Medicastore,
2011) adalah sebagai berikut:
Stadium 1
Pengobatan: Dilakukan operasi dan kemoterapi.
Stadium II
Pengobatan :Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi ditambah dengan hormonal.
Stadium III
Pengobatan: Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi ditambah dengan radiasi dan
hormonal.
Stadium IV
Pegobatan: Dilakukan kemoterapi dilanjutkan dengan radiasi dan hormonal.
Stadium Lanjut
Setelah diobati harapan hidup pasien paling lama adalah 4 tahun.

Dan dapat dilakukan dengan pemeriksaan penunjang :


· Foto Thorax, Bone Surve, USG Abdomen, dilakukan untuk menentukan metastasis
· Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari
payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
· Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
· CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada
organ lain
· Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
· Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor
pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
I.    Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
Kesehatan payudara tentu menjadi perhatian semua wanita.Disamping untuk
estetika kesehatan payudara juga berguna untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan
.Wanita mempunyai resiko yang besar untuk terkena tumor atau keaganaasan di organ
payudarannya .Oleh karena itu wanita disarankan agar bisa melakukan pemeriksaan
payudraa sendiri agar dapat deteksi dini.Pemeriksaan payudara sendiri (sadari)dapat
dilakukan oleh wanita siapapun setelah usia 20 tahun.Para wanita disarankan untuk
melakukannya sendiri karena mereka sendirilah yang tau struktur payudara nya secara
normal.Oleh karena itu jika ada benjolan akan langsung menyadarinya.
Saat yang paling tepat untuk melakukan pemeriksaan ini adalah pada hari ke 5-7 setelah
menstruasi dimana payudara tidak mengeras,membesara atau nyeri lagi.Untuk wanita
yang telah menopause atau tidak menstruasi lagi mereka dapat melakukannya kapan
saja dan disarankan untuk memeriksakannya sendiri setiap awal atau akhir bulan.
Langkah –langkah melakukan  sadari :
1.      Mulailah pemeriksaan dengan mengamati bentuk payudara anda di cermin.Pastikan
bahu anda lurus sejajar dan letakkan tangan anda di pinggang.Perhatikan bentuk ukuran
dan warnanya.Kelainan yang mungkin di temukan seperti kerutan ,benjolan,lekukan
,posisi putting yang tidak normal atau struktur kulit yang tidak normal (merah
,kasar,berkerut) atau bahkan nyeri
2.      Angkat kedua lengan anda untuk melihat kelainan bentuk payudara .Lihat apa kedua
payudara terangakat bersama-sama.\
3.      Dengan menggunakan ujung jari ,tekanlah perlahan permukaan payudara anda dan
rasakan apakah ada benjolan.Rabalah sesuai dengan pola berikut : melingkar,dari atas
ke bawah,dari tengan ke samping,sampai area ketiak.Lakukan langkah ini pada kedua
payudara.
4.      Peraslah putting susu anda secara perlahan.Lihat apakah ada cairan berwarna
putih,kekuningan atau bahkan darah.

5.      Selain dengan berdiri anda juga bisa memeriksa payudara dalam keadaan berbaring.
Ganjallah separuh punggung anda (sisi payudara yang hendak diperiksa)dengan
bantal.Tarulah tangan anda dibelakang kepala.Lalu gunakan ujung jari tangan anda yang
berlawanan untuk memeriksa payudara.
Jika dalam pemeriksaan kita menemukan benjolan,atau masalah lainnya pada payudara
anda pada saat melakukan sadari ,konsultasikan dengan dokter.Dan akan dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa mammografi atau ultrasonografi untuk pemeriksaan
yang lebih detail.

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas pasien : nama, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk,
tanggal pengkajian, diagnosa medik, rencana terapi
2. Identitas orang tua:

Ayah : nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat.

Ibu : nama, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat

3. Identitas sudara kandung

4.   Keluhan utama/alasan masuk RS.

5.   Riwayat Kesehatan

-Riwayat kesehatan sekarang


-Riwayat kesehatan masa lalu
-Ante natal care
-Natal
-Post natal care
-Riwayat kesehatan keluarga

6.    Riwayat imunisasi

7.    Riwayat tumbuh kembang

-Pertumbuhan fisik
-Perkembangan tiap tahap

8.   Riwayat Nutrisi

9.   Riwayat Psikososial

10.  Riwayat Spiritual

11.   Aktifitas sehari-hari

-Nutrisi
-Cairan
-Eliminasi BAB/BAK
-Istirahat tidur
-Olahraga
-Personal Hygiene
-Aktifitas/mobilitas fisik
-Rekreasi

12.      Pemeriksaan Fisik

-Keadaan umum klien


-Tanda-tanda vital
-Antropometri
-Sistem pernafasan
-Sistem Cardio Vaskuler
-Sistem Pencernaan
-Sistem Indra
-Sistem muskulo skeletal
-Sistem integument
-Sistem Endokrin
-Sistem perkemihan
-Sistem reproduksi
-Sistem imun
-Sistem saraf : Fungsi cerebral, fungsi kranial, fungsi motorik, fungsi sensorik,
fungsi cerebelum, refleks, iritasi meningen

13.     Tes Diagnostik

14.     Terapi

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3.Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4.Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5.Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6.Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
7.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

PERENCANAAN
Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan
perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional,
implementasi dan evaluasi.

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : – Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke
kanan.
DO : – Klien nampak meringis
– Klien nampak sesak
– Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik

Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh
klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif
dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar
sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak
dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.


Ditandai dengan :
DS :
-Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
-Klien mengeluh badan terasa lemah.
-Klien tidak mau banyak bergerak.
DO :
-Klien tampak takut bergerak.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
-Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
-Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.

Intervensi :
1)Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan
gerak.
2)Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3)Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan
postur.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.


Ditandai dengan :
DS :
-Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.
-Ekspresi wajah tampak murung.
-Tidak mau melihat tubuhnya.
DO :
-Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.
Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
-Klien tampak tenang
-Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :
1)Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien
dapat membuat rencana untuk masa depannya.
2)Diskusikan tanda dan gejala depresi.
Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan
diukur.

3)Diskusikan tanda dan gejala depresi


Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut
jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4)Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati
normal.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah


Ditandai dengan :
DS :
-Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
DO :
-Klien jarang bicara dengan pasien lain
-Klien nampak murung.
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
-Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
-Klien dapat menerima efek pembedahan.

Intervensi :
1)Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah
2)Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
3)Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4)Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.


Ditandai dengan :
DS :
-Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
DO :
-Adanya balutan pada luka operasi.
-Terpasang drainase
-Warna drainase merah muda
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
-Tidak ada tanda – tanda infeksi.
-Luka dapat sembuh dengan sempurna.

Intervensi :
1)Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat
segera diberikan tindakan yang tepat.
2)Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3)Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4)Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan


penyakitnya
berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
-Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
-Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.

Intervensi :
1)Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan
datang.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
2)Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan
cairan yang adekuat.
Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi
untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
3)Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan
meningkatkan perasaan sehat.
4)Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan
ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.
5)Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada.
Anjurkan untuk Mammografi.
Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan
terjadinya / berulangnya tumor baru.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak


adekuat
Ditandai dengan :
DS :
-Klien mengeluh nafsu makan menurun
-Klien mengeluh lemah.
DO :
-Setengah porsi makan tidak dihabiskan
-Klien nampak lemah.
-Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
-Hb 10,7 gr %.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
-Nafsu makan meningkat
-Klien tidak lemah
-Hb normal (12 – 14 gr/dl)

Intervensi :
1)Kaji pola makan klien
Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam
tindakan selanjutnya.
2)Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit
demi sedikit.
3)Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4)Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
5)Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan
energi.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dari

mekanisme normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,cepat dan

tidak terkendali.Selain itu kanker paudara didefinisikan sebagai suatu penyakit

neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchymadan juga jenis kanker yang paling

umum diderita kaum wanita.

B.     Saran dan Kritik

Dari Makalah diatas penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak

kesalahan dan kekurangan .Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran ataupun

kritik demi perbaikan makalah selanjutnya.


Daftar Pustaka  

 American Cancer Society. 2014. Cancer Facts and Figures 2014. Atlanta:


American Cancer Society.
 Price S & Lorraine M. 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
 Wiknjosastro H. 2007. Kanker Payudara. Dalam : Ilmu Kandungan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai