Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai
susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut
harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf
berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai
alasan ataupun bukti tertentu.
Menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus
jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama
mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan
kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif
(kalimat disusun dengan menggunakan kalimat efektif sesuai ide bisa
disampaikan dengan tepat).
Oleh karena itu, untuk lebih memahami bagaimana menyusun sebuah
paragraf yang benar dan mengetahui berbagai macam jenis paragraf, maka
makalah ini disusun agar bisa menambah pengetahuan para pembaca tentang
penggunaan paragraf yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan paragraf ?
2. Apa saja fungsi paragraf dari sudut penulis dan pembaca ?
3. Apa saja syarat-syarat terbentuknya sebuah paragraf yang baik dan benar?
4. Berapakah jenis-jenis paragraf ?
5. Bagaimana struktur dalam pembentukan paragraf ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui mengenai konsep paragraf secara umum.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf itu sendiri, mulai
dari fungsi paragraf, syarat sebuah paragraf, jenis-jenis paragraf dan struktur
dalam pembentukan paragraf.
BAB II
LANDASAN TORI

2.1 Konsep dan Hakikat Paragraf


Paragraf disebut juga alinea. Kata paragraf diserap dalam bahasa indonesia
dari bahasa inggris paragraph, sedangkan alinea diserap dari bahasa latin alenia
yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Pada mulanya paragraf atau alinea tidak
dituliskan terpisa dengan mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi
dituliskan menyatu dalam sebuah teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri-
ciri awal paragraf (Sakri, 1992:1).
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang utuh dan koheren yang berisi ide,
gagasan, konsep atau pokok pikiran yang mendukung atau berkaitan dengan topik
yang sedang dibahas. Secara ortografis paragraf ditandai oleh adanya kalimat
yang menjorok ke kanan atau ke dalam. Jenis paragraf terbagi atas tiga bagian :1).
Paragraf pembuka; 2) Paragraf penjelas; dan 3) paragraf penutup (Keraf, 1980:63-
66). Paragraf menurut Arifin dan Amran (2000: 113) adalah seperangkat kalimat
yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kestuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk
gagasan atau topik tersebut. Sama halnya dengan pendapat Pateda (2008: 138),
bahwa paragraf adalah rangkaian kalimat yang utuh dan koeren, berisi ide,
gagasan, konsep atau pokok pikiran yang mendukung atau berkaitan dengan topik
yang sedang dibahas. Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru atau
biasa kita sebut alinea. Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang
biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menghimpun beberapa kalimat menjadi
alinea, menurut Finoza (2005: 165) adanya kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam alinea membicarakan satu gagasan (gagasan
tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam alinea itu kompak, saling
berkaitan mendukung gagasan tunggal alinea.
Paragraf merupakan komposisi kalimat yang mengeksperikan satu ide
pokok. Sebuah paragraf merupakan wacana yang komplit dan bisa berdiri sendiri.
Namun juga bisa menjadi bagian dari tulisan yang lebih panjang-lebar , misalnya
sebuah bab dari suatu buku. Paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Paragraf disebut juga alinea.
Paragraf / Alinea adalah karangan yang pendek / singkat yang berisi
sebuah pikiran da didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk
membentuk satu gagasan. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf itu membentuk
suatu pikiran sebagai bagian dari pesn yang disampaikan penulis dalam
karangannya. Jadi, dengan kata lain paragraf adalah satuan terkecil dari karangan
yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian
tentang sebuah ide pokok. Paragraf ditulis menjorok ke dalam (indentation) yang
menandai awal suatu paragraf. Suatu tulisan yang terdiri atas beberapa halaman
akan memiliki banyak indentitasi. Indentitasi ini membuat pembaca mudah
mengenali dari mana masing-masing paragraf atau ide berawal. Dalam satu
paragraf hanya ada satu indentitas karena sebuah paragraf hanya mengandung
sebuah titik awal ide. Contoh : Korban kecelakaan dan bencana alam
memerlukan pertolongan yang cepat dan tepat. Dalam kadaaan demikian
petugas petugas kesehatan harus tanggap. Kenyataannya, jumlah petugas
kesehatan jauh lebih sedikit dibanding dengan kebutuhan. Oleh karena itu, perlu
ada kader yang dapat membantu petugas dengan cepat.

2.2 Fungsi Paragraf


Penulisan paragraf mempunyai beberapa fungsi.Menurut Wiyanto (2011:16-
18), fungsi paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan pembaca.
 Sudut Pandang Penulis :
1) Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan sebuah pikiran
penulis.Pikiran peenulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok
pikiran ditulis dalam sebuah paragraf.Bila berpindah ke pokok pikira lain,
penulis menyampaikan melalui paragraf baru.
2) Penulis dapat menyampaikan buah pikiran secara teratur dan
runtut.Dengan ‘wadah’ berupa paragraf-paragraf itu, penulis dapat
memisahkan tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur aduk dengan
unit pikirannya yang lain.Dengan demikian,alur jalan pikirannya akan
semakin jelas.
3) Penulis dapat berhenti sejenak pada akhir paragraf, lalu dapat melanjutkan
menulis pokok pikiran selanjutnya.
4) Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai
pengantar, paragraf dapat mengantar pikiran pembaca ke masalah lainnya.
Selanjutnya, paragraf juga sering digunakan untuk menyimpulkan pokok-
pokok pikiran yang telah diuraikan.

 Sudut Pandang Pembaca


1) Pembaca dapat menangkap pokok pikiran penulis dengan mudah.
2) Memudahkan Pembaca ‘Menikmati’ tulisan. Lambat laun pembaca dapat
menghabiskan tulisan dalam satu buku.
3) Pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis.

2.3 Syarat Paragraf yang Baik dan Benar


Paragraf yang baik hedaklah memenuhi persyaratan: kesatuan, kepaduan,
kelengkapan, dan urutan.
Paragraf hendaknya hanya memuat satu kalimat topik dan setiap paragraf
hendaknya memiliki unsur kelengkapan, yaitu memiliki beberapa kalimat pnjelas
yang bisa berupa fakta-fakta atau contoh-contoh. Selain itu kalimat-kalimat yang
me mbangun paragraf tersebut hendaknya benar-benar saling berhubungan. Secara
lengkap, syarat paragraf yang baik dan benar adalah sebagasi berikut ini :

1) Kesatuan (Unity)
Setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan
dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakan di awal paragraf bisa
disebut paragraf dedukatif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir
paragraf, disebut paragraf induktif.
2) Kepaduan (Coherence)
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis
dan melalui kata-kata penghubung antarkalimat. Uutan yang logis akan terlihan
dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Kata-kata penghubung antar
kalimat maupun antarparagraf yaitu: 1) ungkapan penghubung transisi, 2) kata
ganti, dan 3) kata kunci (pegulangan kata yang dipentingkan).
Selanjutnya, bagaiman menciptakan kepaduan antarkalimat dalam sebuah
paragraf? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, masih ingatkah anda ketika
anda masih kecil menyanyikan lagu bangun tidur? Secara lengkap, apabila
ditulis dalam sebuah paragraf akan berbunyi sebagai berikut :
Bangun tidur kuterus mandi (1) Tidak lupa menggosok gigi (2) Habis mandi
kutolong ibu (3) Membersihkan tempat tidurku (4).
Paragraf diatas dibangun atas empat kalimat. Kalimat pertama sampai keempat
saling berhunbungan karena adanya urut-urutan waktu dan tempat. Waktu
menggosok gigi dilakukan sebelum mandi, dan setelah mandi membantu ibu di
kamar tidur untuk membersihkan tempat tidur.
3) Kelengkapan (Comleteness)
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf
dikatakan tidak lengkap apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan
pengulangan-pengulangan, atau kurang memiliki kalimat penjelas yang
menandai. Dengan demikian, paragraf yang mengandung unsur kelengkapan
selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu atau dua kalimat. Paragraf
yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat membuat pembaca merasa
kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.
4) Urutan (Orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimat-kalimat yang membangun paragraf
hendaknya memiliki urut-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan
kepaduan. Hanya saja untuk urutan, kalimatyang membangun paragraf
hendaknya memiliki keruntunan.

2.4 Jenis-jenis paragraf


Alinea banyak ragamnya. Menurut Finoza (2005: 174) untuk membedakan
alinea yang satu dari alinea yang lain,dapat diklasifikasikan berdasarkan
kelompoknya.
1) Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik.
Keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting, karena berisi gagasan utama. Posisi kalimat topik di dalam alinea
akan memberi warna tersendiri bagi sebuah paragraf. Hal ini tak ubahnya
seperti penekanan dalam sebuah kalimat yang dilakukan dengan cara
menempatkan bagian yang dipentingkan pada posisi tertentu.
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas empat
macam, yaitu :

1. Paragraf Deduktif
Bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal pargraf akan terbentuk
paragraf deduuktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai
permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh :
Ada beberapa penyebab kemacetan di jakarta. Pertama, jumlah
armada yang banyak tidak seimbang dengan ruas jalan. Kedua,
kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat
yang memunculkan gangguan lalu lintas. Misalnya pasar, rel kereta api,
pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir dan sebagainya.
Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur
lalu lintas serta menidak para pelanggar lalu lintas.

2. Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih
dahulu barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-
umum).
Contoh :
Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti sat
ini. Seseorang yang menguasai bahasa asing (bahasa inggris) otomatis
akan memiliki peluang yang lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya orang
yang tidak menguasai bahasa inggris peluangnya akan semakin
sempituntuk memasuki dunia kerja, khususnya untuk dapat diterima
sebagai kariyawan diperusahaan asing atau di kantor-kantor
pemerintahan yang membutuhkan bahasa inggris. Oleh karena itu,
penguasaan bahasa inggris sangat diperlukan untuk berkompetensi di
dunia kerja.

3. Paragraf induktif-Deduktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir
paragraf u umnya menegaskan kembali gagasn utama yang terdapat pada
awal paragraf.
Contoh :
Hasil penelitian mengungkaapkan bahwa tingginya kolesterol
merupakan faktor resiko yang paling besar seseorang untuk menderita
penyakit jantung koroner. Sebenarnya banyak faktor yang dapat
mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol, tetapi yang di anggap paling
besar perannya dalam masalah tersebut adalaah tingginya konsumsi
lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal ini, minyak
goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan
demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung
koroner .

4. Paragraf Penuh Kalimat Topik


Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga
tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi
demikian itu bisa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena
kalimat satu dan yang lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini
sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fisi.
Contoh :
Matahari akan menampakan cahanya. Embun masih tampak
berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah. Tampak kupu-kupu
dengan berbagai warna terbang dari bunga satu ke bunga yang lain.
Anginpun semilih terasa menyejukan hati.

2) Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya


Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud
penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan
disampaikan. Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya
cukup beralasan karena sudah dinyatakan bahwa pekerjaan menyusun
paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Walaupun karangan yang
berbentuk satu paragraf merupakan karangan sederhana, prinsip penulisannya
sama dengan karangan kompleks, yaitu mempunyai topik, tema, bahkan
sama-sama mempunyai kerangka (outline).
Berdasarkan sifat isinya, paragraf digolongkan atas lima macam,
yaitu:
1. Paragraf Persuasif, adalah paragraf yang isinya mempromosikan sesuatu
dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh :
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka
waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama.
Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah
lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh
sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

2. Paragraf argumentatif, adalah paragraf yang isinya membahas satu


masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh :
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh indonesia,
terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara
pada kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan
limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur,
dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah
sembarangan. Pencemaran tersebut dapat menyebabkan kerugian yang
cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat ,
menyebabkan berbagai virus dan bakteri atau menjangkitnya wadah
penyakit, serta bencana banjir karena saluran-saluran air tersumbat oleh
sampah.

3. Paragraf Naratif, adalah paragraf yang isinya menunturkan peristiwa atau


keadaan dalam bentuk cerita.
Contoh :
Hari-hariku sebagai peekerja perempuan di perusahaan industri
makanan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku
harus bangun dan menyiapkan sarapa anak-anakku. Sebelumnya, aku
tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil
aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anak-anakku yang paling
kecil. Setelah selesai urusan rumah, segera aku berlarii untuk mengejar
angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus

4. Paragraf deskiptif, deskriptif adalah paragraf yang isinya melukiskan atau


menggambarkan sesuatu dengan bahasa verbal.
Contoh :
Pantai Olele Gorontalo memiliki tata keindahan alam yang menarik,
khsusunya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang,
jauh dari kebisikan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentang lautnya luas.
Bagi penyelam, Pantai Olele juga menawarkan kehidupan ikan laut yang
sedang berenang. Pemerintah Provinsi Gorontalo harus menata dan
mengelola Pantai Olele sebagai tujuan wisata.

5. Paragraf Ekspositoris, adalah paragraf yang isinya memaparkan sesuatu


fakta atau kejadian tertentu.
Contoh :
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara
memasukan oksigen murni dan ozone berenergi tinggi ke dalam tubuh
melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan, baik untuk menyembunyikan penyakit yang kita derita
maupun sebagai pencega penyakit.

Paragraf persuasif banyak digunakan dalam penulisan iklan, terutama


advetorial yang belakangan ini mark mengisi lembaran koran dan majalah.
Paragraf argumentatif, deskriptif, dan ekspositoris umumnya digunakan
dalam karangan ilmia seperti buku, skirpsi, desertasi, makalah, dan
laporan. Dalam tulisan ilmiah, ketiga paragraf itu bahu membahu
membangun karangan. Paragraf ekspositoris, biasanya dalam berita surat
kabar, dan paragraf naratif sering digunakan dalam karangan fiksi atau
nonilmiah seperti novel dan cerpen.

3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan


Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas
tiga macam, yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf
penghubung/pengembang, dan (3) paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf itu
memiliki fungsi tersendiri yang membedakannya satu sama lain.

1. Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah membuka atau mengantar tulisan itu atau
merupakan pengantar dari pokok-pokok pikiran dalam bgian-bagian
tulisan itu. Bagian pemuka ini sifatnya harus menarik minat dan pehatian
pembaca dan mempersiapkan pikiran pembaca untuk uraian selanjutnya.
Paragraf pembuka yang pendek atau jauh lebih baik dari pada yang
panjang, karen yang panjang dapat menimbulkan kebosanan pembaca.
Alat untuk menarik minat para pembaca, yang dapat digunakan dalam
pargraf pembuka sebgai berikut :
1) dimulai dengan sebuah kutipan, pribahasa atau anekdok;
2) membatasi arti dari pokok subjek yang dibahas;
3) menunjukan mengapa subjek itu sangat penting;
4) membuat tantangan atas suatu parnyataan atau pendapat;
5) menciptakan suatu kontras yang menarik;
6) mengungkapkan pengalaman pribadi baik yang menyenangkan
maupun yang pahit;
7) menyatakan maksud dan tujuan dari tulisan itu; dan
8) dapat pula dengan cara mengajukan pernyataan-pernyataan.

Isi paragraf prmbuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok


pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian yang mengalami sebuah
karangan, paragraf pembuka harus dapat difungsikan untuk :
1) mengantar pokok pembicaraan;
2) menarik minat dan perharhatian pembaca; dan
3) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi
seluruh karangan.

Setelah memiliki ketiga fungsi tersebut di atas dikatakan paragraf


perbuka memegang peranan yang sangat penting di dalam sebuah
karangan. Paragraf pembuka haus disajikan dalam bentuk menawan
pembaca. Oleh sebaab itu, terdapat bentuk-bentuk yang dapat
dimanfaatkan sebahgai menulis paragraf pembuka, yaitu :
a) Kutipan, bahasa, anekdot;
b) Uraian mengenai pentingnya pokok pembicaraan;
c) Suatu tantangan atas pendapat atau pernyataan seseorang;
d) Uraian teentang pengalaman pribadi
e) Uraian mengenai maksud dan tujuan penulis;
f) Sebuah pernyataan.

2. Paragraf Penghubug/Pengembang
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang yang terdapat
antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Membentuk paragraf
penghubung harus diperhatikan pnyusunnya teratur sesuai aturan yang
mengandung logika. Sifat paragraf penghubung tergantuk pula dari jenis
tulisannya. Misalnya, deskriptif, naratif, atau eksposisi. Paragraf ni
disusun secara logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat.,
maka beberapa paragraf disiapkan atau landasan untuk kemudian
melangkah ke paragraf-paragraf yang menekankan pendapat penulis.
Paragraf penghubung atau pengembang ini bertujuan mengembangkan
pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan da
dalam paragraf pembuka. Contoh-contoh dalam ilustrasi, inti
permasalahn, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf
pengembang. Paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan
untuk : 1) penguraian isi persoalan; 2) memberi ilustrasi atau contoh
menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf yang berikutnya; 3)
menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf yang berikutnya; 4)
meringkas paragraf berikutnya; dan 5) mempersiapkan dasar atau
landasan bagi simpulan. (dalam Ntelu, dkk. 2013: 110).

3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup merupakan akhir uraian atau simpulan dari sebuah
wacana atau karangan yang ditulis. Paragraf ini sering merupakan
pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf
penutup dimaksudkan untuk mengakhiri wacana atau karangan atau
bagian karangan, penyajian harus memperhatikan sebagai berikut : 1)
sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang; 2) isi
paragraf harus berisis simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian; 3) sebagai bagian yang paling akhir dibaca,
hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi
pembacanya. (dalam Nteluk, dkk. 2013: 110). Lebih jelasnya gambaran
tentang paragraf pembuka, paragraf pengembang dan paragraf penutup.
Berikut ini di sajikan petikan kaarangan singkat.

Contoh Paragraf Pembuka :


Pesantren adalah lembaga ideal untuk mencetak generasi
mudah yang berkualitas. Ini didasarkan pada fakta bahwa pesantren
memiliki kurikulum berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dipadukan dengan iman dan takwa. Pengembangan pndidikan di
pesantren didesain dengan perpauan kurikulum Kementrian Agama
serta kurikulum pondok pesantren. Dengan harapan mutu pendidikan
pesantren jauh lebuh berkualitas dibandingkan dengan sekolah umum
lainnya.

Contoh Paragraf Penghubung atau Pengembang :


Di era globalisasi dengan persaingan yang terlalu ketat
dewasa ini, membangu SDM tidaklah cukup dengan membentuk budi
pekerti saja, melainkan d perlukan juga berbagai ilmu pengetahuan
dan keterampilan (skill) agar para lulusan pondok pesantren dapat
bersaing dalam kehidupan yang semakin kompetitif. Keterampilan
(skill) merupakan tuntutan dan kebutuhan pasar. Keterampilan atau
skill yaang diprogramkan seperti pelatihan kewirausahaan, pelatihan
sistim informasi, dan teknologi (IT), terampil berbahasa arab dan
inggris melalui praktek penekanan, pelatihan menulis fiksi,
pendayagunaan pengolahan pertanian dan budidaya perikanan, serta
keterampilan lainnya.

Contoh Paragraf Peutup :


Pengembangan pesantren dengan konsep yang jelas mutlak
dilakukan. Pesantren tidak hanya di jadikan tempat menimbah ilmu
saja, tetapi pesantren dapat menjadi lumbung yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan
hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa
kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan
kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu
gagasan(gagasan tunggal). Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang
lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya
ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana
boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun
paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

3.2 Saran
Jadi, untuk membuat karangan, cerita, maupun informasi-informasi yang
penting menggunakan paragraf yang baik dan disampaikan secara runtun, yaitu
dengan menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan. Sehingga apa
yang ingin kita sampaaikan sampaikan bisa dimengerti oleh pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Lantowa, Ja’far. dkk. 2019. “Menyusun paragraf”. Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai