Naoh PDF
Naoh PDF
Abstrak
Biodiesel adalah nama untuk jenis fatty ester, umumnya merupakan monoalkyl ester yang terbuat dari
minyak tumbuh-tumbuhan (minyak nabati). Biodiesel merupakan bahan bakar diesel alternatif yang
menjanjikan sebagai solusi untuk mengatasi kelangkaan BBM. Metil ester ini diperoleh dari reaksi
transesterifikasi antara minyak nabati dan alcohol dengan bantuan katalis basa. Proses pembuatan
biodiesel pada penelitian ini menggunakan minyak jagung, methanol dan katalis basa NaOH. Katalis
NaOH dipilih karena memiliki keuntungan tidak dibutuhkannya suhu dan tekanan yang tinggi dalam
reaksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh rasio perbandingan reaktan, jumlah katalis dan
waktu reaksi terhadap konversi minyak jagung menjadi metil ester dan untuk mengetahui konstanta
kecepatan reaksi (k). Variabel proses yang digunakan adalah rasio minyak jagung dan metanol (R = 1:6,
1:8 dan 1:10), jumlah katalis 1% dan 2%, dan waktu reaksi 30, 60, 90 dan 120 menit. Hasil penelitian
menunjukan bahwa konversi minyak nabati menjadi metil ester terbaik sebesar 96,411% dan konstanta
kecepatan reaksi terbaik sebesar 2,55 . 10-2 menit-1diperoleh pada rasio reaktan 1 :8 , jumlah katalis 2 %
dan waktu reaksi 120 menit.
Abstract
Biodiesel is the name for a type of fatty esters, commonly known as mono alkyl esters and was made
from plants (vegetable oil). Biodiesel is an alternative diesel fuel as a promising solution to overcome the
scarcity of fuel. Methyl ester is produced from trans-esterification reaction between vegetable oil and
alcohol in the presence of base catalyst. Process of biodiesel reaction using corn oil, methanol and NaOH
(base catalyst). NaOH catalyst was chosen because it has the advantage of no need for high temperature
and pressure in the reaction. This research was conducted to see the effect of the ratio of reactants,
amount of catalyst and reaction time on the conversion of corn oil into methyl ester and to determine the
reaction rate constant (k). Process variable used is the ratio of corn oil and methanol (R = 1:6, 1:8 and
1:10), the amount of catalyst 1% and 2%, and reaction time 30, 60, 90 and 120 minutes. The results
showed that the best conversion of vegetable oils into methyl esters is 96.411% and the best reaction rate
constant is 2.55. 10-2 min-1 obtained in the ratio of reactants 1: 8, 2% of the amount of catalyst and the
reaction time of 120 minutes.
padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, Dengan mengintegralkan persamaan (8)
butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat diperoleh persamaan :
lembap cair dan secara spontan menyerap karbon
dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam - ln (1 - x) = k’. t (9)
air dan akan melepaskan panas ketikadilarutkan.
Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun Dimana :
kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih k = konstanta kinetika reaksi (menit-1)
kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut k diperoleh dari slope –ln (1-x) Vs t.
dalam dietil eter dan pelarut non-polar x = konversi minyak kelapa sawit
lainnya.Larutan natrium hidroksida akan t = waktu reaksi (menit)
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi
Proses Produksi Biodiesel alkoholisis antara lain waktu reaksi, temperatur,
Secara umum reaksi transesterifikasi katalisator, kecepatan pengadukan, rasio reaktan
antara minyak nabati (trigliserida) dan alkohol dan konsentrasi (Raharja , dkk tahun2000).
(metanol) dapat digambarkan sebagai berikut : a) Waktu
Makin lama waktu reaksi, makin besar
konversi reaksi, ini disebabkan kesempatan zat-
zat pereaksi untuk saling bertumbukan makin
besar. Tetapi apabila konversi tidak berubah,
penambahan waktu reaksi tidak menguntungkan.
b) Temperatur
Semakin tinggi temperatur (sampai pada
batas tertentu), makin cepat jalannya reaksi.
Pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi
dipengaruhi oleh katalisator yang digunakan.
c) Katalisator
A + 3B 3C + D (1) Makin kecil tenaga aktivasi, konstanta
kecepatan reaksi makin besar. Tenaga aktivasi
-rA = k w CA CB3 (2) dapat diperkecil dengan mengaktifkan reaktan,
yaitu dengan cara menambah katalisator,
Karena reaksi ini menggunakan metanol sehingga menyebabkan tumbukan antara zat-zat
yang berlebihan, maka reaksi dapatdianggap pereaksi makin besar. Katalisator yang
searah dan berorde satu terhadap minyak, digunakan bisa berupa asam, atau basa.
sehingga reaksinya menjadi: d) Pengadukan
Agar reaksi dapat berjalan dengan baik,
A + 3B 3C+D (3) diperlukan pencampuran sebaik- baiknya, yakni
dengan cara pengadukan agar menaikkan
frekuensi tumbukan sehingga kecepatan reaksi
Persamaan reaksinya menjadi: akan bertambah besar. Frekuensi tumbukan yang
semakin besar menyebabkan konstanta kecepatan
dC A reaksi makin besar pula .
-rA = - = k’ . CA (4)
dt e) Rasio Reaktan
Reaksi alkoholisis pada umumnya
Dimana, k’ = k. w . CB3 (5) menggunakan alkohol yang berlebihan agar
reaksi dapat berjalan sempurna, karena
7
E-2
lapisan atas.
P-3
E-3
8
E-1
% Konversi
1…
% Konversi
Waktu (menit)
1…
Rasio Persen katalis( % ) k, ( menit-1 ) Farris, Rp.D. 1979. Methyl Ester in the Fatty
Acid Industry. Journal of American Oil
1:6 1 1,41.10-2 Chemistry Society. P. 70-77
2 1,53.10-2
1:8 1 1,59.10-2 Fessen & Fessenden. 1982. Kimia Organik, ed.
2 2,55 .10-2 Ke-3. Jakarta:Erlangga
1 : 10 1 2,14.10-2
2 2,32.10-2 Griffins, R.C. 1955. Technical Methods of
Analysis, 2 ed. M.C. Graw-Hill Book
Company, Inc., New York. P. 97,107-110,
309-311