I. PENDAHULUAN
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Air menutupi
hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil 3) tersedia
di bumi. Fungsi air tidak dapat di gantikan oleh senyawa lain karena hampir
lainnya. Indonesia merupakan wilayah dengan luas laut 2/3 dari luas daratan dan
memiliki banyak ekosistem air tawar, danau, sungai, rawa, dan waduk yang sangat
kehidupan organisme.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Kualitas air dalam hal analisis
kualitas air mencakup keadaan fisika, kimia dan biologi yang mempegaruhi
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama adalah
pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O 2 terlarut, CO2
(Sihotang 2006).
2
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melihat dan
mengetahui kategori-kategori perairan yang masih baik atau perairan yang sudah
1.3. Manfaat
parameter fisika dan kimia kualitas air serta bagaimana cara pengukuran
meneliti perairan sehingga dapat diketahui apakah perairan tersebut masih layak
Kualitas air adalah suatu kondisi kualitatif air yang diukur atau diuji
2003).
2.1.1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur
proses kehidupan dan penyerapan organisme. Suhu air dipengaruhi oleh kondisi
Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu, dapat
peningkatan suhu sampai ekstrim (Kordi dan Andi, 2009). Dalam pengukuran
2.1.2. Kecerahan
secchi (Secchi disk). Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan dengan alat
4
tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
2.1.4. Kedalaman
aspek lainnya seperti kecerahan, suhu dan kelarutan oksigen. Kedalaman dalam
suatu ekosistem perairan dapat bervariasi dari suatu tempat ke tempat lain.
dari suatu perairan, semakin dalam suatu perairan tersebut maka insensitas cahaya
matahari yang masuk semakin berkurang. Petrasi cahaya seringkali dihalangi oleh
zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis (Kurniawan, 2013).
tali pemberat.
2.2.1. pH
mempengaruhi kehidupan jasad renik perairan asam atau kurang produktif. Malah
kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada
suasana basa.
Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai pH
netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah. Nilai pH
respirasi. Selain itu juga akan menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam
dan pH meter.
dalam air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas sehingga bila
biota akan terhambat. Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh pada fungsi
Konsentrasi oksigen yang baik dalam budidaya biota akuatik antara 5-7 ppm
(Kordi, 2012).
6
Oksigen terlarut (DO = Disolved Oxygen) adalah jumlah gas oksigen yang
terlarut dalam air yang berasal dari hasil fotosintesa oleh phytoplankton atau
bertambahnya kedalaman karena suplai oksigen dari proses fotosintesis dan difusi
organisme air, konsentrasi karbondioksia yang baik tidak lebih dari 22 ppm dan
difusi CO2 dari udara dan hasil dari respirasi organisme akuatik. Sedangkan di
dalam perairan diperoleh dari hasil dekomposisi. Kebanyakan spesies dari biota
akuatik masih dapat hidup pada perairan yang memiliki kandungan CO 2 bebasnya
60 mg/l.
7
Pratikum ini dilakukan pada tanggal 01 Maret 2018 pukul 9.30 sampai
Alat dan bahan yang digunakan untuk mengukur kualitas air antara lain :
Alat Bahan
1. Termometer raksa 1. Air sampel
2. Secchi disk 2. MnSO4
3. Botol BOD 3. H2SO4 pekat
4. Tabung Erlenmeyer 4. NaOH+KI
5. Indikator pH 5. Na- Thiosulfat (N2S2O3)
6. Kertas pH 6. Penolphtalein
7. Pipet tetes 7. Natrium Karbonat (Na2CO3.)
8. Meteran 8. Amylum
3.3.1.1. Suhu
8
pada permukaan perairan beberapa menit dan suhu dibaca setelah thermometer
3.3.1.2. Kecerahan
kedalam perairan sampai tidak kelihatan, kemudian dicatat berapa jarak dari
permukaan perairan sampai pinggan Secchi disk tidak terliht dikurang jarak mata
Secchi disk ditarik sampai Secchi disk kelihatan dan ukur jaraknya, ini dinamakan
jarak tampak. Kemudian nilai nilai dari jarak tersebut dimasukan kedalam rumus
berikut ini:
3.3.1.3. Kedalaman
ke dalam perairan hingga ujung tongkat yang dimasukan ke dalam air sampai ke
batas kedalaman perairan yang akan diamati. Setelah itu, angkat tongkat skala dari
3.3.2.1. Pengukuran pH
ambil pH peper dan celupkan kedalam perairan. Kemudian, angkat pH peper dan
cara, yaitu dengan cara titrasi (Modifikasi Winkler) dan dengan penggunaan alat
Dalam pratikum ini cara yang digunakan adalah cara titrasi, dengan
langkah awal mengambil air sampel menggunakan botol BOD dan hindari
tambahkan H2SO4 pekat 1ml sampai endapan menghilang. Lalu goncang atau
homogenkan sampai endapan benar-benar hilang dan air berubah warna menjadi
tetesi 2 larutan amilum sehingga warna air berubah menjadi biru dongker. Setelah
itu titrasikan dengan Na-thiosulfat (N2S2O3) sampai warna air berubah menjadi
putih jernih. Catat volume (ml) N2S2O3 yang digunakan dalam melakukan titrasi.
a × N ×8 ×1000
OT ¿
V
10
Keterangan:
OT : Oksigen terlarut
dan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga terhidar dari bubling. Kemudian
berwarna pink berarti tidak ada CO2, jika tidak berwarna berarti ada CO2, dan
sampai warna pink stabil. Kemudian, hitung dengan rumus berikut ini:
A × N × 22× 1000
CO2¿
V
Keterangan:
Data hasil pengukuran kualitas air di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu
analisa secara deskriptif dan selanjutnya dibahas berdasarkan literature yang ada
11
dan berkaitan dengan judul praktikum, sehingga dapat diambil kesimpulan tentang
No Kondisi Keterangan
.
1. Iklim/cuaca Cerah
2. Warna air Bening
3. Bau Tidak berbau
4. Rasa Tawar
5. Aktivitas Pengukuran Kualitas Air
4.2. Pembahasan
4.2.1.1. Suhu
termometer raksa di waduk FAPERIKA adalah berkisar 29 0C. Perairan kolam ini
4.2.1.2. Kecerahan
Saat dilokasi jarak hilang yang kami ukur adalah 75 cm, ditambah jarak
tampak 55 cm, kemudian dibagi dua. Sehingga kecerahan yang kami dapatkan
13
adalah 65 cm. Hal ini menjelaskan bahwa penetrasi cahaya matahari yang masuk
4.2.1.3. Kedalaman
90 cm atau 0,9 meter. Dari pengukuran kedalaman dapat kita simpulkan bahwa
perairan ini masih tergolong kedalam perairan dangkal sehingga penetrasi cahaya
4.2.2.1. pH
berkisar 6. Ini menyatakan bahwa perairan ini masih tergolong baik untuk
( keasaman yang tinggi ) kandungan oksigen terlarut akan berkurang. Hal yang
organisme adalah 5-9. Apabila kurang dari itu organisme perairan dapat
mengalami kematian.
terlarut yang kami peroleh adalah 10,714 Mg/l. Oksigen ini berasal dari difusi dari
udara dan hasil dari fotosintesa tumbuhan air yang ada disekitar perairan.
Saat pratikum lapangan, volume titrasi NaCO3 yang kami peroleh adalah
tumbuhan air untuk proses fotosintesa. Dimana hasil fotosintesa dari tumbuhan air
tersebut akan menghasilkan oksigen yang berguna bagi biota akuatik lainnya.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan termasuk baik diparameter fisika
dan kimianya. Hal ini dikarenakan suhu nya menunjukan temperatur yang cukup
baik untuk pertumbuhan biota akuatik, kecerahannya juga baik karena cahaya
matahari bisa tembus sedalam 65 cm, pH yang terkadung di dalam air juga tidak
15
terlalu asam, memiliki oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan biota
5.2. Saran
Sebaiknya kualitas perairan yang ada di waduk ini terus dijaga, sehingga
ekosistem perairan yang ada disekitar kolam tidak terganggu dan tetap stabil.
Penulis menyadari sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses belajar
menulis laporan, bahwa laporan sederhana ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis secara terbuka menerima
saran yang membangun yang diharapkan dapat memperbaiki laporan pratikum ini
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, 1995. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kurniawan. 2013. Analisis Kualitas Air Dilihat dari Total Suspended Solid (TSS)
di Perairan Pahawang Lampung. Jurnal Praktek Laut Universitas Sriwijaya.
16
LAMPIRAN
2) Kegiatan praktikum
18
3) Perhitungan
a.Kecerahan
75+55
=
2
= 65
b. Oksigen Terlarut
a × N ×8 ×1000
OT ¿
V −4
3× o , o 25 ×8 × 1000
OT ¿ = 10,714 Mg/l
60−4
19
A × N × 22× 1000
CO2¿
V